Mia memicingkan matanya, matahari di tepi pantai sangat silau. Belum lagi dengan hembusan angin kencang membuat matanya perih. Lio berdiri di depannya, menghalaunya dari terik matahari. Tersenyum manis hingga
matanya ikut menyipit. Kemudian mendekap Mia ke dalam pelukannya.
“Mia” Lio membelai kepalanya sayang “semuanya akan baik-baik saja”
Kepalanya tenggelam di dada Lio. Mia menghirup aroma parfumnya dalam-dalam. Betapa dia merindukan momen seperti ini. Ya, semuanya akan baik-baik saja. Hanya ini yang aku butuhkan.
“ma.. mama?” Mia merasa bahunya diguncang tapi dia belum mau membuka mata.
“mama” suara itu lagi, Mia membuka matanya pelan. Nadia berdiri didepannya, sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.
“loh.. Nadia udah siap? Kok ga bangunin mama dulu sih?’ ucap Mia sambil mengikat rambutnya.
“Nadia bisa siap-siap sendiri kok”
Mia tersenyum, memperbaiki kerah seragam Nadia kemudian bangkit menuju dapur “bentar ya, mama buatin sarapan dulu. Cepet kok” tangannya membuka pintu kulkas, sedikit membungkus karena ukuran kulkasnya yang mini. Mencari-cari bahan masakan apa yang bisa selesai dalam waktu 10 menit.
“ga usah ma, Nadia udah sarapan kok”
“sarapan apa?” Mia menengok ke arah Nadia.
“kan roti semalam masih ada yang sisa” Nadia menunjuk piring di atas meja makan, diatasnya ada beberapa keeping roti yang masih hangat. “tadi Nadia udah panasin di microwave.” Lanjutnya kemudian menunjuk microwave
berwarna pink disamping kulkas. “Tuh masih ada sisanya buat mama sarapan sebelum berangkat kerja” tangannya kembali menunjuk ke arah meja makan.
Mia tertawa melihat tingkah anaknya “emang tangannya ga panas pegang microwavenya?”
Gantian Nadia yang tertawa “kan ada sarung tangannya ma” jawabnya menunjuk sarung tangan oven disamping microwave.
Mia harus berterima kasih kepada Gita, anak pemilik restoran tempatnya bekerja karena telah memberinya microwave itu. Benda itu dihadiahkan untuk Nadia sebagai ucapan selamat masuk sekolah.
Nadia memang sudah naksir sama microwave itu sejak lama. Pertama tentu saja karena warnanya yang lucu dan yang kedua karena Mia takjub, benda itu seperti barang ajaib untuknya. Hanya perlu tekan tombol dan menunggu
beberapa saat, makanan bisa menjadi panas tanpa perlu api yang membara.
Apalagi saat Gita memasukkan brondong jagung kedalamnya, dengan ajaibnya jumlah yang jagung yang hanya semangkuk kecil tiba-tiba bisa menjadi sangat banyak bahkan saking penuhnya sampai tumpah kelantai saat
microwavenya dibuka.
“mama kayaknya capek banget deh, hari ini ga usah kerja ya. Nanti Nadia singgah ke restoran, Tanya ke tante Gita kalau hari ini mama izin ga masuk”
“gapapa sayang, mama emang agak capek tapi kan udah banyak tidur tadi”
“ya udah kalau gitu, mama hati-hati ya kerjanya. Nadia berangkat dulu” Mia merentangkan tangannya, mengundang Nadia masuk ke dalam pelukannya.
“Hati-hati ya sayang”
Mia mengantar Nadia sampai depan pintu, memandangnya hingga menghilang diujung jalan.
Delapan tahun sudah berlalu. Mia tidak bilang ini mudah. Banyak hal yang telah dia lepaskan meskipun tidak rela. Mia sempat berfikir tidak apa-apa kalau dia harus hidup dibawah bayangan Ratna. Selama dia bisa
menikmati perhatian dari Lio, Mia tidak keberatan. Tapi ternyata pria itu juga memilih pergi.
Ketika dia menyadari sedang mangandung Nadia, dia takut. Panik. Pengalaman Mia soal hidup masih sedikit, selama ini dia selalu dimanja kedua orang tuanya. Kemudian mereka pergi, yang Mia tau hanya tempat hiburan
malam itu dan juga Lio. Dia masih belajar mengenal dunia yang sebenarnya, mana mungkin dia bisa bertanggung jawab atas hidup makhluk hidup lain?
Yang Mia tau, kalalu mami Tita sadar akan kehamilannya, dia akan diaborsikan paksa. Mia tidak mau. Dia mungkin salah, dia mungkin ceroboh dalam menjalani hidupnya. Tapi anaknya tidak salah. Hari itu juga, Mia memutuskan
untuk pergi.
Dengan uang yang sudah terkumpul, Mia menebus dirinya sendiri. Membebaskannya dari rumah kotor itu. Uang tabungannya yang berasal dari pemberian Lio yang lemparkannya setiap pertemuan mereka. Sisa tabungannya
masih lebih dari cukup untuk berangkat jauh-jauh dan membangun kehidupan yang baru di suatu tempat. Yang terlintas dibenak Mia saat itu adalah pulau kecil yang pernah diceritakan Lio.
Katanya pulau itu sangat indah tapi mayoritas warga disana adalah orang tua sepuh, tempat itu menjadi terlalu sunyi, lambat, mengingatkan Lio akan kakeknya yang sudah susah jalan namun masih jago menggerutu. Selama di sana Lio frustasi dan berjanji tidak mau menginjakkan kakinya lagi di pulau itu.
Di lingkungannya yang baru, Mia membeli sebuah rumah kecil seadanya. Juga membuat usaha kelontong yang hanya bertahan 3,5 tahun sebelum kemudian ditutup karena Mia merasa jenuh. Kemudian berkerja di restoran tepi
pantai milik nenek Sisil, mama Gita hingga sekarang.
***
Twinkle twinkle little star
How I wonder what you are
Nadia mengakhiri konser kecilnya ditengah kerumunan para nenek dan kakek. Merapikan rambutnya yang tertiup angin sepoi-sepoi dibawah pohon depan rumah sakit kecil dimana setiap minggunya diadakan pemeriksaan
kesehatan gratis untuk warga setempat.
Nadia tersenyum puas, berhasil memenuhi permintaan kakek Surya yang merindukan cucunya untuk menyanyikan lagu twinkle-twinkle. Sebagai bayarannya, Nadia diberikan beberapa bungkus permen cokelat. Seperti tersadar,
dia melirik ke arah Mia yang setia menonton dari awal.
“enaknya kalau punya cucu seperti Nadia, ga usah takut dimarahi mamanya kalau dikasih permen”
Mia tersenyum “gapapa kek, aku ga perlu marahin Nadia karena dia sudah tau” Mia berbalik menatap Nadia “apa sayang?”
“kalau makan permen ga boleh banyak-banyak dan harus rajin sikat gigi” Mia hanya tersenyum bangga.
“pintarnyaa.. nenek juga mau ikut kasih hadiah deh” nenek Maya merogoh sakunya, memberi Nadia sebungkus cokelat. Disusul beberapa nenek-nenek lainnya. Nadia menerimanya satu per satu, sambil terus mengucapkan
terima kasih kepada setiap hadiah yang dia terima.
“jadi banyak banget” Nadia tertawa bahagia. “kalau aku bagi sama teman-teman sekolah boleh ya?”
“kamu mau bagi-bagiin? udah kayak ibu Dewi aja” Ibu Dewi adalah wali kelas Mia. Suka membagikan hadiah apapun kepada muridnya. Entah itu cemilan, atau hiasan hasil prakaryanya sendiri atau sekedar sticker kecil yang
bisa ditempel dimana pun anak muridnya mau.
“iya ma, boleh ya?”
“mama sih ga keberatan. Coba Tanya sama kakek nenek yang kasih Mia hadiah”
Para kakek nenek hanya tersenyum gemas. Memperlihatkan kerutan di ujung mata. Beberapa dari mereka bahkan tersenyum lebar, tidak terganggu dengan gigi mereka yang sudah banyak tanggal.
“nenek Sintia” seorang suster keluar dari area resepsionis.
Mia bangkit. Memembantu nenek Sintia berdiri. Dengan sabar menuntunnya hingga menuju ruang periksa. Membuka pintu lebar lebar dan mempersilahkan nenek Sintia masuk duluan.
Didalam sudah ada seorang suster menunggu, membantu Mia menuntun nenek Sintia menuju kursinya. Mia menyusul dibelakang, menutup pintu ruangan terlebih dahulu sebelum berbalik menuju meja dokter. Langkahnya
terhenti, tidak percaya dengan pandangannya sendiri.
“silahkan duduk” dokter itu mengundang Mia yang masih berdiri di depan pintu. Mia baru ingin berbalik keluar tapi dokter itu kembali memanggilnya “ayo, silahkan duduk”
“ga usah kaget mba Mia, dokter Lio ini dokter baru yang gantiin dokter Aan yang lagi cuti nikah. Udah pernah kesini dulu waktu masih koas. Nenek Sintia juga udah kenal”
“iya, nenek ingat. Soalnya dokternya ganteng. Dokter Aan juga ganteng sih, tapi gantengnya mereka beda” nenek Sintia tertawa malu “ayo Mia, duduk. Bantuin dengar omongan dokter. Nenek suka ga ngerti kalau udah
bahas rumah sakit rumah sakit gini”
***
“Mia”
Mia mempercepat jalannya. Dia sengaja memilih jalan memutar setelah dari kamar mandi agar tidak bertemu dengan Lio lagi. Kenapa pria ini masih bisa menemukannya?
“tunggu” Lio mencegat Mia. Menarik tangannya. “aku mau ngomong” lanjutnya.
“AAAAA!!!” Nadia berteriak. Menarik tangan Mia yang sedang dipegang Lio. Keningnya berkerut, bibirnya mengerucut marah. “om ini penjahat ya? Kok tarik-tarik tangan mama aku?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Trie Vanny
Semangat kak,
Fighting!!!
2021-08-20
1
erma _roviko
semangat ngerjain pr kak😘😘
2021-08-19
1