Petugas keamanan yang waktu itu menerima dan menyambut keempat gadis itu datang mencegah mereka mendekati kerumunan wartawan di depan lobi.
"Eh tunggu Nay." Tarikan tangan Azmita pada Kanaya. Tapi, yang menoleh Bulan dan Ghina.
"Itu Bapak kemaren manggilin kita deh, kayaknya," ucap Azmita menunjuk kearah petugas keamanan berdiri. Semua menoleh.
"Kemari kalian." Suara itu membuat mereka berempat melangkah cepat.
Keempat gadis itu saling menoleh. Bingung mereka.
"Udah ayo kesana aja," ucap Kanaya.
Menarik tangan Ghina.
Teman-temannya pun mengikuti langkah Kanaya dan Azmita.
"Kalian bisa lewat pintu samping. Hari ini atasan saya sendiri yang akan interview kalian langsung."
"Iya pak." Sahut mereka berempat bersamaan.
Seketika rasa gugup datang.
Azmita, Kanaya, Ghina dan Bulan mengikuti petugas keamanan itu memasuki pintu basment belakang dan ternyata disana ada lift. Masuk kedalam lift lalu bergerak naik.
"Kalian jangan gugup Atasan saya baik." Keempat gadis itu menoleh ke asal suara petugas keamanan itu. Mengangguk dengan tersenyum tipis.
"Ah.. iya pak terimakasih semangatnya," sahut Azmita.
"Kalian udah sarapan?" Tanya petugas keamanan itu. Serempak mengangguk bersamaan.
"Eh.. iya pak kami udah kok udah sarapan," ucap Ghina. Menjelaskannya kembali. Sepertinya hanya tersenyum dan mengangguk sedikit kurang baik.
Sampai di lantai sepuluh mereka keluar dari lift lalu berpindah lift. Awalnya mereka akan keluar dan berjalan tapi Petugas keamanan itu mencegahnya dan mempersilahkan mereka untuk masuk lift selanjutnya.
"Ini lifnya bagus banget beda dari yang tadi," gumam Azmita. Lift bergerak naik dan terasa seperti tidak bergerak.
"Iya.. liat deh gue bisa ngaca," ucap Ghina.
Seketika Petugas keamanan itu tersenyum.
Ghina dan Azmita yang sadar jika tingkahnya aneh segera bersikap normal kembali.
Kanaya dan Bulan hanya bisa menggelengkan kepala tidak percaya dengan tingkah Ghina dan Azmita yang terlihat sedikit memalukan.
Ting!
"Silakan kalian berjalan saja lurus nanti tanya pada petugas yang memakai pakaian rapi," jelas pertugas keamanan tersebut.
Azmita dan Ghina juga Kanaya dan Bulan keluar dari dalam lift, melangkah terus.
Melangkah mengikuti arahan tadi, benar saja di ujung lorong ada seorang pria yang tinggi dan pakaiannya juga rapi.
"Kalian yang melamar pekerjaan disini bukan?"
"Iya pak." Sahuta keempatnya bersamaan.
"Sebentar. Azmita." Seperti mengabsen.
"Saya Azmita," ucapnya.
"Kanaya." Absen keduanya.
"Saya Kanaya pak."
"Bulan dan Ghina." Ketiganya.
"Saya Bulan dan ini Ghina," jelas Bulan.
Jo mengangguk mempersilahkan keempatnya masuk kedalam ruangan yang nyonya besar sudah menunggu.
"Waah.. bagus banget. Acnya juga enggak terlalu dingin. Harum," ucap Azmita. Ketiganya juga mengangguki ucapan Azmita.
"Kalian datang." Suara wanita yang seketika membuat ke empat gadis yang masih menikmati suasana ruangan pertemuan. Seketika langsung terdiam kaku. Membalik badanya menatap asal suara.
"Silakan kalian duduk." Carla mempersilakan Keempatnya untuk duduk dan juga pelayannya membawakan air mineral.
Carla tersenyum menatap ke empatnya.
"Perkenalkan saya Carla. Kalian bisa memanggil saya Nyonya atau ibu. Saya akan memberikan kalian tugas." Tanpa menunda dan menjelaskan ataupun berucap apun Carla langsung memberikan mereka berempat tugas.
Cukup terkejut keempatnya, seketika Azmita memberanikan diri untuk bertanya.
"Ehm.. Maaf Bu sebelum saya menyela ucapan ibu." Ucapan Azmita tiba-tiba. Seketika Kanaya menginjak kakinya. Meringis kesakitan. Carla juga melihat hal itu.
"Tidak masalah. Katakan saja." Carla berucap santai.
"Maaf Bu. Kami tidak di tanyai dulu seperti awal di terima kerja lainnya atau tes atau apapun itu. Kami langsung Ibu berikan tugas. Apa ibu yakin dengan kami," ucap Azmita.
Seketika ketiga gadis lainnya juga menoleh pelan menatap Carla. Carla tersenyum. Melepas kaca matanya.
"Iya. Saya yakin jika kalian akan bekerja dengan baik. Kalian juga akan langsung mulai bekerja hari ini."
"APA!" Keempat gadis itu seketika terkejut dengan penerimaan kerja tanpa tes.
Mereka melamar kerja atau melamar seorang untuk menikah.
Sedangkan melamar seseorang untuk menikah saja harus ada perosesnya tapi, kenapa ini mudah sekali dan lebih mudah.
"Ini beneran kita di terima. Ibu enggak bohongkan," ucap Kanaya masih dengan keterkejutannya.
Carla mengangguk mengedipkan matanya pelan tersenyum. Mereka saling menatap saling menoleh satu sama lain lalu kembali menatap Carla.
"Hemm.... Tapi, Kalian tidak akan bekerja di perusahan. Kalian akan bekerja sebagai asisten putra saya. Keempat putra saya yang sangat tampan ini." Memberikan wajah keempat putranya di layar laptopnya.
"APA.. " Terkejut lagi keempat gadis itu. Carla tersenyum.
"Iya." Carla bangkit dari duduknya. Menekan remot kecil proyektor menyala dan memperlihatkan beberapa foto putra pertamanya. Davendra.
"Putra saya yang bernama Davendra dia anak pertama dan tertua diantara empat bersaudara. Bagian asisten Davendra saya berikan pada kamu. Azmita."
"Sa-saya.." Azmita menunjuk dirinya.
Asisten Jo masuk kedalam ruangan dan memberikan masing-masing gadis itu dokumen tentang biodata Tuan mudanya.
Azmita langsung membuka dokumennya.
"Yang kedua Farel dia adik dari Davendra. Bagian ini saya berikan pada Ghina."
"Sa-saya..." Ghina menunjuk dirinya sendiri dan menoleh menatap ketiga temannya.
"Silakan kamu buka berkas kamu Ghina. Ketiga dan keempat. Zacky dan Rio. Zacky adalah putra ketiga dan Rio putra keempat. Tugas ini saya berikan pada Bulan dan Kanaya."
Mereka membaca dengan seksama dokumen biodata yang ada di hadapan mereka.
"Maaf sebelumnya Bu. Saya boleh mengajukan pertanyaan?" tanya Bulan
"Ya silakan tanyakan sekarang. Semuanya juga bisa bertanya sekarang. Tapi, ketika sudah bekerja. Kalian tidak bisa bertanya lagi pada saya." Carla menatap keempat gadis itu dengan lembut.
"Kami melamar pekerjaan tidak sesuai dengan apa yang kami cantumkan di berkas lamaran. Dan pekerjaan menjadi asisten putra anda kami masih tidak mengerti," jelas Bulan.
"Ke empat putraku sebenarnya sudah memiliki asisten tapi, aku ingin keempat putraku menjadi lebih baik dengan bantuan kalian."
"Maksudnya bagaiamana bantuan kami bisa membuat putra ibu menjadi lebih baik," ucap Kanaya.
"Sebenarnya Ke empat putra saya memiliki kekurangannya masing-masing mereka terlihat sempurna jika orang memandangnya dari segi keahlian dan rupa. Tidak dengan fisik dan mental putraku.
Mereka tampan, ya.
Mereka pintar dan cerdas lulusan terbaik, ya.
Tapi mereka sudah tidak muda lagi dan saya dan suami saya juga tidak akan lama lagi bersama mereka.
Saya harus bisa membuat keempat putra saya membuka dirinya untuk perempuan untuk masa depan mereka."
Ghina, Bulan, Azmita, Kanaya terdiam mereka menunduk ketika melihat Carla mengeluarkan airmatanya.
"Maaf saya emosional. Bagaimana apa kalian bisa membantu saya. Saya akan bayar sesuai kerja keras kalian dan juga memberikan kalian bonus setiap bulannya."
Kanaya menggeleng dan teman-temannya juga menggeleng.
"Baiklah maaf karena saya bersikap aneh. Kalian akan bekerja di perusahan ini untuk sekarang masa percobaan 6 bulan dimulai besok." Carla berucap dalam hatinya jika aktingnya cukuplah baik.
"Ehm... Maaf Bu sebelumnya." Kanaya bersuara menghentikan langkah Carla.
"Saya dan teman-teman saya akan membantu ibu tapi, jujur kami memang tidak mengerti maksud ibu apa. Kami akan membantu ibu dan juga akan bekerja dengan baik," jelas Kanaya.
"Kami juga mohon bimbingan ibu jangan berhenti di pertemuan ini tapi, ketika kami butuhkan kami bisa bertanya," ucap Ghina.
"Jujur sekali saya juga belum faham dan mengerti. Tapi, saya akan bekerja dengan baik. Saya menerima tugas sebagai asisten putra anda yang ketiga," ucap Bulan.
"Saya juga sama seperti mereka penjelasan yang ingin saya dapatkan dari ibu juga ingin di dengar ketiga teman saya," ucap Azmita.
"Terimakasih karena Kalian mau menerima tugas ini. Jo." Ucapan Carla dengan menatap lembut keempatnya dan memanggil Jo.
Asisten Jo mengangguk. Memberikan dokumen kontrak pada masing-masing gadis tersebut. Seketika mereka membaca. Menanda tangani diatas materai.
"Saya akan jelaskan tentang para putra saya yang akan menjadi atasan kalian. Tapi, hari ini kalian bisa bereskan barang yang ingin kalian bawa tidak perlu terlalu banyak sesuai permintaan tidak hanya hari ini tapi, nanti atau jika ingin kalian bisa menyampaikan pertanyaan atau beberapa masalah bukan keluahan yang ringan, bisa denganku langsung atau Dewi atau Jaka atau asisten Jo."
"Apa kami akan tinggal untuk bekerja maksud saya..."
"Iya." Jawab Carla dengan wajah ramahnya. Mengerti maksud Kanaya.
"Kalian akan di temani Jo. Pertama kali yang ingin Jo datangi bisa kalian atur sendiri. Dan Kalian juga bisa memaketkan barang-barang kalian pulang kerumah orang tua kalian. Saya tau kalian bertiga ada yang tinggal di kostan dan rumah nenek kalian bukan."
"Ah iyaa. Bagimana?" ucap Bulan.
"Tidak perlu sekarang penjelasannya aku akan menunggu kalian dirumah dan Jo akan ikut kalian."
Carla pergi meninggalkan keempat gadis itu di ruangan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
⍢⃝𝄞🧚♀𝕞𝕪 ꃳꏂꃳꌦ ꍌ꒐ꋪ꒒ ⍣⃝﷽❤️💚
asik dapet jodoh orang kaya
2021-11-29
0
zenara
wow mudahnya dapat jodoh ga usah nyari malah di cari ga tanggung tanggung, horang kayah
2021-11-01
0