Pagi ini Erick kembali mengantarkan Ayunda ke sekolah. Sejak pertama melihat gadis itu, Erick sudah terpesona dengan kecantikan alami yang dimilikinya. Kedekatannya beberapa hari ini dengan Ayunda menumbuhkan rasa sayangnya.
"Terima kasih kak" ucap Ayunda saat mereka sampai di gerbang sekolah, dia pamit pada Erick dan berjalan masuk ke halaman sekolah.
"Tiara, kakak akan menjemput lebih awal" teriak Erick dan mendapat senyum dan anggukan dari Ayunda.
Ayunda sedang berjalan kearah kelasnya dengan satai, dia terkejut saat seseorang tiba-tiba mengusap rambutnya. Ayunda melihat Kevin yang melakukan itu dan tersenyum tanpa merasa bersalah.
Ayunda menarik tangan Kevin dengan kasar dan berlari meninggalkannya. Kevin yang melihat sikap Ayunda seperti itu ikut berlari mengejarnya. Kevin mencoba menyapa Ayunda namun tidak mendapat jawaban. Selama jam pelajaran Ayunda tetap mendiamkan Kevin, dia pura-pura tidak mendengar setiap laki-laki itu bertanya dan menyapanya.
Tidak menunggu lama saat Ayunda sudah meninggalkan kelas, Alisa langsung bertanya pada Kevin.
"Kevin apa yang kamu lakukan sampai Ayunda tidak mau bicara denganmu" Tanya Alisa melihat ada yang tidak beres dengan sahabatnya sejak pertama masuk kelas.
"Tidak ada, aku hanya megagetkannya dengan mengusap rambutnya" jawab Kevin jujur.
"Kevin kau dalam masalah" ucap Alisa sambil memijat kepalanya. Dia meninggalkan Kevin dan segera menyusul Ayunda.
"Lisa.... tunggu" panggil Kevin lalu megejar Alisa.
Kevin meminta Alisa untuk menjelaskan apa maksud ucapannya. Alisa menjelaskan mengapa Ayunda tidak suka orang mengusap rambutnya, karena hanya papanya yang boleh melakukan itu.
"Ayunda saat ini pasti sangat sedih, Kev. Dia pasti merindukan papanya" Alisa berucap dengan lirih.
"Papanya baru saja meninggal empat hari yang lalu" lanjut Alisa kata-katanya.
Kevin berlari ke taman belakang sekolah, seperti yang dikatakan Alisa kalau Ayunda akan duduk disana bila sedang sedih. Kevin melihat Ayunda duduk di sudut taman, dia ikut duduk di hadapan Ayunda. Dilihatnya mata Ayunda yang berkaca-kaca membuat dia benar-benar menyesal dan bersalah.
"Aku minta maaf, aku tidak tahu kalau apa yang aku lakukan tadi membuatmu sedih seperti ini" ucap Kevin yang merasa bersalah sambil memegang tangan Ayunda.
Ayunda menarik tangannya yang di pegang Kevin, namun di tahan oleh Kevin sehingga Ayunda tidak bisa menariknya.
"Aku turut berduka atas kepergian papamu, aku sangat tahu bagaimana rasanya kehilangan" ucap Kevin.
"Kau tahu aku pindah ke kota ini karena apa?" Kevin menjeda ucapannya, dia nenatap Ayunda yang hanya menunduk.
"Karena papa ku di mahkamkan disini empat hari yang lalu" lanjut Kevin ucapannya dengan suara yang pelan.
Ayunda menatap Kevin, dia bisa melihat wajah sedih Kevin dan matanya yang berkaca.
"Kau beruntung bisa tahu dimana tempat peristirahatan terakhir papamu, tidak seperti aku dan mama yang tidak tahu dimana papa di mahkamkan" Ayunda meneteskan air matanya, seketika dia merindukan papanya.
Kevin berdiri dan duduk di samping Ayunda lalu merangkul temannya, dia mencoba menenangkan Ayunda yang bernasib sama dengannya. Cerita Ayunda lebih menyedihkan dari pada yang di alaminya.
Mereka saling berpelukkan dan sama-sama menangis mengenang papa mereka masing-masing. Kevin merasa bersyukur dia masih bisa melihat tempat peristirahatan terakhir sang papa dan melihat papanya untuk yang terakhir kali. Beda dengan Ayunda yang hanya mendengar suara papanya dan tidak bisa bertemu dengan papanya saat terakhir.
Kevin merenggangkan pelukannya menghapus air matanya dan air mata Ayunda. Kevin mengajak Ayunda masuk ke dalam kelas saat mendengar bel sekolah berbunyi.
Seperti sepasang kekasih mereka berjalan bergandengan tangan masuk kedalam kelas. Alisa yang melihatnya tidak percaya, Kevin sudah berhasil membujuk Ayunda secepat ini.
Selama jam pelajaran Kevin terus memperhatikan Ayunda, walau hanya menatap punggung gadis itu tapi membuat Kevin merasa bahagia. "Aku menyayangimu Ayunda Tiara" batin Kevin.
Bel berbunyi lebih panjang yang menandakan waktunya pulang sekolah. Ayunda meraih tasnya, namun terlambat Kevin sudah mengambil tas Ayunda dan meletakkan di pundaknyanya.
"Biar aku yang bawa" ucap Kevin sambil berjalan keluar tidak peduli Ayunda menyukainya atau tidak.
Ayunda dan Alisa mengikuti Kevin yang ada di depan Mereka. Ayunda memperhatikan cara berjalan Kevin sangat mirip dengan Papa Richad, gagah dan tegap.
"Kevin mengapa kamu seperti papa" batin Ayunda.
"Ada apa?" Alisa bertanya sambil menepuk lengan Ayunda, karena dia melihat temannya seperti orang yang melamun.
Ayunda menggelengkan kepalanya dan berjalan cepat menggambil tasnya yang di bawakan Kevin.
"Aku bisa bawa sendiri Kev" ucap Ayunda lalu berjalan neninggalkan Kevin dan Alisa.
Kevin mengejar Ayunda dan meraih tangannya.
"Jangan tinggalkan aku" bisik Kevin di telinga Ayunda dan mengandeng tangan Ayunda berjalan bersamanya.
Lisa yang melihat kelakuan Kevin hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Selama ini tidak ada yang berani melakukan itu pada Ayunda.
"Kalian pasangan yang serasi" gumam Alisa.
"Tiara" suara Erick yang memanggil Ayunda mengejutkan keduanya. Ayunda melepaskan tangannya dari Kevin dan berjalan mendekati Erick.
"Kak Erick" sapa Ayunda setelah mendekati Erick yang diikuti Kevin dan Alisa.
Alisa menyenggol tangan Ayunda, dia tidak pernah tahu kalau Ayunda punya kakak yang tampan seperti Erick. Ayunda yang mengerti maksud Alisa segera mengenalkannya.
"Kak kenalkan ini temanku, Alisa" Ucap Ayunda dan mendapat senyuman senang dari Alisa.
"Ayo pulang" ajak Erick setelah melepaskan jabatan tangannya dengan Alisa dan menggandeng tangan Ayunda berjalan ke mobil yang di parkir di luar sekolah.
"Dia kakaknya Ayunda?" tanya Kevin pada Alisa dan dijawab Alisa dengan menaikan bahunya.
"Aku baru kenalan, bagaimana aku tahu dia siapanya Ayunda" jawab Alisa dan meninggalkan Kevin.
Erick dan Ayunda sama-sama tanpa suara di dalam mobil, mereka berperang dengan pikiran masing-masing.
"Mengapa anak laki-laki itu menggandeng tangan Tiara" batin Erick. "apa dia kekasihnya?"
"Apa dia kekasihmu?" Erick tidak bisa menahan untuk tidak bertanya pada Ayunda dan dijawab "Bukan" oleh Ayunda.
Erick tersenyum, wajahnya memancarkan seberkas kebahagiaan mendengar jawaban Ayunda.
Ayunda dapat melihat senyum di wajah Erick yang bahagia
"Ada apa kak?" tanya Ayunda yang curiga.
Erick hanya menggelengkan kepalanya, dia lebih memilih fokus pada kemudinya. Satu yang dia inginkan selalu berada disisi Ayunda dan mendapatkan hati gadis itu.
"Kak, Kevin sama sepertiku, kami sama-sama kehilangan sosok papa" ucap Ayunda.
"Kakak jangan salah paham, dia menggandeng tangan ku untuk memberi kekuatan agar aku tidak lemah dan siap melangkah walau tanpa papa" jelas Ayunda
"Aku merasa dia seperti papa yang menjagaku kak" Ayunda menatap Erick.
Erick yang melihat Ayunda menatapnya meraih tangan Ayunda, mengusap lembut tangan putih mulus itu lalu menyatukan jari-jarinya.
"Kakak juga akan menjagamu" ucapnya.
Ayunda tersenyum, Erick selalu saja baik dengannya. Sejak pertama sampai hari ini sudah banyak waktu dan perhatian yang diberikan Erick untuknya.
"Kak terima kasih, kakak sudah sangat baik sama Yunda" ucap Ayunda tulus. Erick mengeratkan genggaman tangannya dan tangan Ayunda, dia tersenyum sambil menatap jalanan.
"Aku menyayangimu Tiara" ucap Erick dalam hati
...*******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments