Erick menikmati secangkir teh dan cake buatan Mama Mira untuk merayakan Ulang Tahun Ayunda.
"Tante, cakenya enak" puji Erick pada cake buatan Mama Mira.
"Kalau kakak suka, kakak bisa pesan sama mama. Mama biasa buat kue untuk pesanan" Ayunda mempromosikan usaha kecil-kecilan mamanya selama ini.
"Kenapa tidak buka toko saja tante?" tanya Alex, menurutnya pasti banyak pembeli karena rasa cake buatan Mama Mira berbeda dari biasanya.
"Papanya Ayunda tidak mengijinkan waktu itu, tapi mungkin sekarang tante harus mencoba untuk mencukupi kehidupan kami yang biasa di cukupi oleh almarhum" jawab Mama Mira.
"Kalau tante mau saya bisa membantu mencarikan tempat untuk tante buka usaha" sahut Erick kata-kata Mama Mira.
"Terima kasih nak Erick, nanti tante pikirkan lagi" Mama Mira menjawab sambil berdiri meninggalkan Ayunda dan Erick di teras rumahnya.
Ayunda hanya diam, dia memikirkan kata-kata Mama Mira kalau mereka sekarang harus mencari nafkah sendiri yang selama ini selalu di cukupi Papa Richad.
"Ada apa?" Tanya Erick yang melihat Ayunda hanya diam termenung.
"Tidak ada" jawab Ayunda yang tidak mungkin menceritakan masalahnya dengan orang yang baru dikenalnya, wakaupun Erick terlihat sangat baik.
"Besok kita mulai belajar mengendarai mobil, gimana?" Erick mengalihkan pembicaraan.
"Besok aku sekolah kak, weekend aja yaa" jawab Ayunda dengan semangat, dia berpikir setelah bisa membawa kendaraan dia akan membantu Mama Mira dengan menjadi sopir taxi online.
Erick masih belum ingin beranjak dari kediaman Ayunda, dia masih ingin bicara banyak. Ayunda ternyata gadis yang periang dan pintar membuat Erick ingin mengenalnya lebih jauh, namun dia harus menemui papanya.
"Baiklah kalau begitu, saya pulang dulu" pamit Erick.
"Terima kasih suguhannya" ucapnya sambil tersenyum dan berjalan meninggalkan Ayunda.
"Erick sudah pulang?" tanya Mama Mira saat Ayunda masuk membawa cangkir teh milik Erick.
Ayunda hanya mengangguk menjawab pertanyaan Mama Mira dan berlalu ke dapur untuk meletakkan yang dia bawa.
Ayunda melihat Mama Mira sedang duduk di sofa tempat biasa Papa Richad duduk, dia ikut duduk disamping mamanya.
"Mama merindukan papa?" tanyanya dan mendapatkan anggukan dari sang mama.
"Mengapa tidak ada yang memberitahu kita dimana papa? apa sebegitu bencinya kakek padaku dan mama, sehingga tidak mengijinkan kita untuk tahu dimana tempat pemakaman papa?" Ayunda merasa ketidak adilan untuk dia dan mamanya.
Mama Mira mengelus rambut panjang Ayunda, dia merasa bersalah pada putrinya. Orang tua Papa Richad tidak pernah menerima kehadirannya dan Ayunda walau mereka tahu kehidupan rumah tangga putranya dengan istri pilihan mereka tidak berjalan dengan baik.
Papa Richad hanya mencintai Mama Mira, istri pertamanya yang terpaksa dia nikahi juga tidak mencintai papa Richad bahkan dia sering pergi dengan laki-laki lain. Karena itu Papa Richad tetap menikahi Mama Mira walau tanpa restu orang tuanya. Dia dapat membina rumah tangga yang seutuhnya, hidup normal hubungan suami istri yang tidak dia dapatkan dari istri pilihan keluarganya. Papa Richad merasa bahagia dengan pernikahannya bersama Mama Mira terlebih lagi setelah kehadiran Ayunda Tiara buah kasih mereka.
"Doakan saja yang terbaik untuk papa" hanya itu yang Mama Mira bisa katakan pada putrinya.
"Ma, ceritakan padaku tentang papa?" pinta Ayunda pada Mama Mira.
"Apa yang ingin Yunda ketahui tentang papa?" tanya Mama Mira sambil merapikan rambut putrinya.
"Mobil, bagaimana papa bisa punya uang untuk membelikan Yunda mobil ma?" tanyanya yang sangat ingin tahu.
Selama ini Papa Richad mengajarkannya untuk membeli sesuatu yang dibutuhkan bukan keinginan, karena itu dia tidak mengerti mengapa papanya memberikan hadiah semewah ini.
"Itu cita-cita papa untuk membahagiakan Yunda, jadi papa menabung untuk itu" ucap Mama Mira. Ayunda hanya diam mendengar ucapan Mama Mira, begitu sayangnya Papa Richad padanya sehingga ingin memberikan yang terbaik untuknya.
Sementara itu di tempat lain, Kevin baru saja pulang dari pemakaman papanya bersama kakeknya. Selama ini dia hanya tinggal bersama kakeknya, sedangkan papanya akan mengunjunginya setiap akhir bulan di bulan kedua karena kesibukannya bekerja. Mereka akan menghabiskan waktu bersama, melakukan banyak hal hanya berdua dan benar-benar menikmati kebersamaan mereka. Itulah yang membuat Kevin sangat dekat dengan papanya dan merasa sangat kehilangan papanya.
Untuk sang mama, sampai saat ini Kevin tidak tahu dimana mamanya tinggal, mamanya akan datang dan pergi sesuka hatinya tidak peduli padanya dan papanya.
Kevin menuruti permintaan terakhir papanya untuk pindah dimana papanya di mahkamkan, dia akan di jaga asisten pribadi kepercayaan papanya.
...###...
Keesokan harinya, seperti biasa Ayunda akan bangun saat adzan subuh berkumandang, dia membersihkan diri lalu menjalankan kewajibannya sholat subuh. Tidak lupa doa buat sang papa dipanjatkan olehnya.
Ayunda sudah siap untuk berangkat sekolah, dia membawa tas menuju meja makan. Mama Mira sudah menunggunya dan sungguh membuatnya terkejut, Erick sudah duduk manis di hadapan Mama Mira.
"Kenapa kakak disini?" tanya Ayunda pada Erick.
"Aku akan mengantarmu sekolah" jawab Erick dengan santai tanpa peduli wajah Ayunda yang sudah berubah.
"Untuk apa? aku biasa berangkat sendiri, aku bawa motor kak" ucap Ayunda yang menolak keinginan Erick.
"Kamu sudah punya mobil, jangan bawa motor lagi. Itu yang Om Richad ingin kan"
"Karena kamu belum bisa mengendarainya maka saya yang akan mengendarainya" Erick berusaha menjelaskan pada Ayunda.
"Sudah jangan ribut pagi-pagi, kita sarapan saja" ajak Mama Mira membuat Ayunda dan Erick diam.
"Ma, Yunda berangkat" ucap Ayunda yang pamit berangkat sekolah sambil mencium tangan dan pipi mamanya.
Erick ikut pamit dan mengejar Ayunda yang meningalkannya, dia menarik tangan Ayunda saat melihat Ayunda yang akan menghidupkan mesin motor.
Mobil milik Ayunda yang di kendarai Erick sudah membelah jalanan, dia melihat kearah Ayunda yang hanya diam. Ada sedikit rasa bersalah telah memaksa Ayunda masuk dalam mobilnya.
"Maafkan aku" ucap Erick yang melhat Ayunda tidak mau bicara dengannya. Ayunda tidak menghiraukan perkataan Erick, dia masih betah dengan aksi mogok bicara.
"Tiara" Erick yang memanggil tiara membuat Ayunda melihat padanya. Sudah lama tidak ada yang memanggilnya Tiara. Erick tersenyum, dia berhasil membuat Ayunda bereaksi dengan panggilan Tiara.
"Aku lebih suka memanggilmu dengan Tiara" ucap Erick.
"Kenapa?" Ayunda yang lupa dengan aksi mogok bicaranya spontan bertanya.
"Karena kamu seperti mutiara yang selalu ada di hatiku" Ucap Erick sambil tertawa.
"Gombal" jawab Ayunda.
"Senyum dong, kamu terlihat lebih cantik kalau tersenyum" goda Erick lagi.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah Ayunda. Mobil yang di tumpangi Ayunda sontak menjadi perhatian siswa siswi yang lain.
"Turun!" Erick memberi perintah agar Ayunda turun dan masuk kesekolah sambil membantu Ayunda membuka sabuk pengamannya.
"Tiara, maafkan aku tadi memaksamu, kita berteman kan?" Erick mengulurkan jari kelingkingnya pada Ayunda.
"Baiklah kak, aku maafkan, kita berteman" jawab Ayunda dan menautkan jari kelinkingnya di jari Erick. Mereka berdua tersenyum bersama.
"Ayundaaa" panggil seseorang saat Ayunda turun dari mobilnya.
...*******...
Terima kasih sudah mampir di karya author yang kedua, karya pertama author berjudul
...AKHIR CINTA NAYLA...
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan koment 🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments