Kesya menggandeng tangan Ara sedangkan Ari berjalan didepan, ia memang selalu mendahului.
Mereka telah sampai di acara pameran lukisan.
Kesya pun mengajak Anak anaknya memberikan lukisan Ara untuk dipajang.
"Ari, jalannya pelan pelan aja dong. Nanti kamu malah ngilang." Pinta Kesya.
"Tapi Ali udah pelan Ma." Jawab Ari.
"Sini biar Mama gandeng kamu. disini itu ramai, nanti kalau kamu kepisah gimana?" Kesya berkata tegas.
akhirnya Ari berjalan dengan digandeng oleh Kesya. Fillia hanya tersenyum melihat putra Kesya yang ia anggap ponakan.
Mereka pun pergi menemui pemilik acara tersebut.
"Selamat pagi pak." Sapa Kesya.
"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu." jawabnya.
"Begini, saya ingin menyerahkan ini. Karena kemarin kami dihubungi dan ditawari untuk lukisan ini bisa dipajang disini." terang Kesya menyerahkan lukisan milik Ara.
"Oh benar sekali, biar saya pajang ya." ucap pemilik acara tersebut.
Kemudian pemilik acara tersebut membawa lukisan milik Ara.
"Yaudah kita jalan jalan yuk!" ajak Kesya pada kedua anaknya.
Raka tiba di acara pameran lukisan tersebut, ia dikawal oleh asisten pribadinya,Toni.
Ia adalah tamu undangan di acara ini. Raka menemui pemilik acara yang tengah mengarahkan bawahannya untuk memasang sebuah lukisan.
"Selamat pagi Mr Oyami." Sapa Raka.
"Selamat pagi Mr Raka, senang anda bisa hadir di acara pameran ini." sapa Mr Oyami.
"Wah Boss lihat lukisan itu seperti wajah Bos versi kecil." Toni membisikkan kepada Raka.
Raka langsung melihat ke lukisan tersebut dan menghampirinya.
Benar saja wajah anak kecil itu sangat mirip dengannya dan wanita itu, sangat mirip dengan wanita yang menghabiskan malam dengannya.
"Apa Mr suka dengan lukisan itu?" tanya Mr Oyami.
"Siapa pelukisnya?" Tanya Raka singkat.
"Bapak pasti akan sangat terkejut, karena pelukisnya adalah anak kecil. namanya Ara."jawab Mr Oyami.
"Apa mereka disini?" Tanya Raka.
"Ya, sepertinya mereka ada disini." jawab Mr Oyami.
"Saya beli ini 10 juta, bungkus untuk Saya. Toni ayo kita cari anak pemilik lukisan ini. Mr Oyami saya permisi melihat lihat lainnya." pamit Raka kemudian Toni mengikuti langkah bosnya Raka.
Di tempat lain Kesya tengah melihat lihat lukisan yang terpajang indah disana. kemudian Ari meminta izin untuk pergi ke toilet.
"Ma, Ali mau ke toilet." ucap Ari.
"Yaudah mama anterin ya." ucap Kesya.
"Gausah Ma, Ali kan udah gede." tolaknya.
"Jangan dong sayang, nanti kalau kamu hilang gimana?" protes Kesya.
"Sebental aja ma, mama gak percaya sama aku? kalau gitu gak jadi deh, bial aja aku tahan." jawab Ari.
"Udahlah Key, biarin aja aku yakin kok Ari pasti gak akan nyasar. dia inikan cerdas dan ahli beladiri." Ucap Fillia.
"tuh benel kata Tante Lia." ucap Ari.
"Yaudah kamu hati hati ya, dan inget cepet balik. " Kesya mencubit pipi Ari.
kemudian Ari bergegas melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Setelah selesai dari kamar mandi Ari hendak kembali ke tempatnya semula tetapi Ia melihat seorang laki-laki tengah mencoba mengambil dompet dari tas ibu ibu yang tengah fokus melihat lukisan.
tak berpikir lama Ari yang jago dalam beladiri langsung menendang copet tersebut dari samping. Pria tersebut terjatuh karena kerasnya tendangan dari Ari.
Dari kejauhan Raka melihat Ari sangat ahli menghajar copet tersebut.
"Heh anak kecil, ngapain kamu tendang saya." Protes pria tersebut.
"Bapak mau ambil dompet ibu inikan?" protes Ari.
Ibu ibu tersebut terkejut kemudian mengecek tasnya telah terbuka resletingnya.
"Iya bener, Makasih ya dek. Dompet ibu gak jadi hilang." ucap ibu tersebut. kemudian karena aksi dari sikecil Ari orangpun mulai berkerumun.
Raka menghampiri tempat kejadian tersebut, ia tertarik dengan keahlian si kecil.
Mr Oyami juga datang menghampiri Ari.
"Makasih ya Nak, sudah menangkap copetnya " ucap Mr Oyami.
"Sama sama. " jawab Ari singkat.
"plok plok plok." Rak datang dengan bertepuk tangan.
"Saya melihat aksi kamu dari jauh, kamu sangat berani bocil." puji Raka.
"Saya memang anak kecil tapi om jangan panggil saya bocil." ucap Ari tidak terima.
"Ya menurutku itu sama saja, jadi siapa nama kamu? " tanya Raka.
"Maaf aku tidak boleh Mama belbicala dengan sembalang Olang." ucap Ari angkuh.
"Bos lihat, anak kecil ini benar benar mirip sama Bos. wajahnya benar-benar fotokopian dari Bos ' ucap Toni.
"Diem kamu." ucap Ari dan Raka bersamaan.
"Dimana Mama kamu, kenapa kamu sendirian disini bocah? " tanya Raka angkuh.
"Dimana Mama aku itu bukan urusan Om, dan jangan panggil aku bocah." Ari tidak terima dengan panggilan yang diberikan Raka padanya. Ia menjawab dengan lebih angkuh.
Toni terpaku melihat itu. ia benar benar seperti melihat Raka versi kecil.
"Wah Bos.aku yakin ini pasti anak kamu. yang kamu bilang dulu kamu buang benih kamu. dan kamu selalu mimpi dipanggil Papa." ledek Toni sambil berbisik yang membuat Raka teringat akan kejadian tersebut.
"Heh Om ngapain bisik bisik. jangan jangan kalian juga penjahat ya." terka Ari mulai curiga.
"Oke siapa nama kamu biar gak aku panggil bocil lagi." tanya Raka yang akhirnya mengalah.
"namaku Ali, bukan bocah. Jadi jangan panggil aku bocah." protes Ari.
"OOO namanya Ali Bosss." kata Toni.
"Bukan Ali , bukan pake l tapi lllll." jelas Ari yang masih belum bisa mengucap huruf R.
"Bukan l tapi l gimana sih bos maksudnya?" Toni bertanya kepada Raka.
"Om ini gak pahaman ya. " protes Ari.
"Nama kamu Ari? bener?" tanya Raka.
"Nah itu, Om judes aja langsung tau." jawab Ari yang membuat Raka terbelalak karena dipanggil judes. Ari sering mendengar kata kata itu keluar dari mulut Fillia ketika melihat Client yang menyebalkan.
"Wah bener banget, Bos saya memang judes dan susah ditebak. kayak Ari. jangan jangan dia Papa kamu Ari." ledek Toni.
Ari langsung menendang kaki Toni. yang membuat Toni merasa kesakitan.
"Aduhhh kenapa kamu tendang om." protes Toni.
"Ali gak punya Papa." bentak Ari pada Toni.
Raka semakin yakin bahwa Ari kemungkinan adalah putranya.
"Oke Ari om minta maaf atas kesalahan asisten om ya. kalo om boleh tahu memang ayah kamu kemana?" Tanya Raka.
"Ali gak tau. Jangan tanya ini sama Ali. " Jawab Ari marah.
"Bos, fiks ini mah perlu dicurigai." bisik Toni pada Raka.
"Oke Ari maaf, kalo gitu kamu kenapa sekarang sendirian kamu kesini sama siapa?" tanya Raka.
"Sama Adek dan Mama juga Tante ." jawab Ari akhirnya menjawab.
"Mereka sekarang pasti cariin kamu. Om anterin kamu susul mereka." ajak Raka.
"Gak usah, Ali udah gede Ali bisa sendiri. " Tolak Ari.
bersambung
akankah Raka bertemu dengan Kesya? dan terbongkar bahwa Ara dan Ari adalah anak dari Raka?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Tiara septiani Tiara septiani
up...tiap hari thor....aku sukaaaaaaa ma crta nya.....
2021-07-31
4