Sepulangnya sekolah, Angela masih dalam suasana hati yang bercampur aduk. Sehingga dia memutuskan untuk hanya berdiam diri di kamarnya dan membuka satu per satu lembaran buku matematikanya.
"Catatan matematikaku saja gak lengkap kayak gini, astaga. Pantesan...!" gumam Angela saat duduk di kursi belajarnya.
Dengan setelan kaos oblong dan celana pendek sepaha, Angela mungurai rambutnya sambil memijat-mijat keningnya.
"kreeek..." suara buka pintu kamar Angela yang memecahkan kepenatan Angela saat itu.
"ayah..." ucap si Angela sambil menegapkan posisi duduknya.
"wah, mantap. anakku sekarang sudah kelas IX dan sedikit lagi mau lulus" ujar pak Ridwan yang tak lain adalah ayah si Angela dengan senyum yang sumringah.
"lagi belajar to ndok, belajar opo sih?" lanjut pak Ridwan sambil mendekatkan kepalanya ke buku yang berada di atas meja Angela.
"anu... yah, matematika" jawab Angela yang saat itu juga langsung menggaruk-geruk rambutnya yang tidak gatal itu.
"yang kayak gini nih ayah suka, belajar. Iya, biar kamu jadi anak pintar dan juara di sekolah. Iyo to ndok..?" pinta Ayah sambil mengusap-usap rambut Angela.
"hehehe... iya yah, ini nih saya lagi belajar matematika" sahut Angela.
"Ayah minta, nanti kalau kamu lulus SMP bisa jadi juara 1 ya ndok!" pinta Ayah yang saat itu langsung merangkul pundak anaknya.
"... terus kalau sudah masuk SMA, nanti ambil jurusan IPA ya. Biar cari kerjanya gampang." lanjut pak Ridwan.
Angela hanya dapat menghelakan nafasnya pelas sambil menelan ludahnya "ii-iya yah, tentu saja. Angela pasti bisa jadi kebanggaan ayah dan ibu" jawab Angela.
Betapa ayahnya tidak menaruh harapan besar padanya, sebab dia hanya memiliki dua orang anak. Yang satu merupakan abang dari Angela saat itu sudah menjadi polisi, sehingga tinggal Angela lah harapan terakhir ayahnya supaya menjadi anak yang sukses juga.
Pak Ridwan segera keluar dari kamar Angela sambil memberikan pesan "jangan lupa maem dulu ndok, biar semangat lagi belajarnya!" kata ayah.
Memang begitulah si ayah yang selalu perhatian dan memanjakan anak keduanya itu si Angela.
"iya yah, nanti Enjel makan. Ayah duluan aja" jawab Angela sambil menutup buku matematikanya.
"Astaga, gini amat jadi orang yang gak suka dengan matematika. Apa karena saya gak pernah belajar ya, atau karena memang otakku yang dodol... ihhh" sambil memukuli kepala, Angela pun duduk di meja untuk makan siang.
Angela memang kurang mahir dalam pelajaran matematika sejak kecil, dia lebih senang belajar ekstra kulikuler yang selalu membuat badannya bergerak. Seperti senam, zumba, olah raga, silat, pramuka, dan kegiatan sosial di sekitar sekolah dan rumahnya.
Sekalipun dia suka berbagai kegiatan yang menguras tenaga, Angela juga suka dengan kegiatan masak memasak yang ditiru dari ibunya.
Seperti membuat kue-kue, makanan berat sampai dengan cemilan-cemilan ringan yang sering mereka jajakan di pasar tradisional perkampungan itu.
____________
"Pengumuman, pengumuman! Panggilan kepada seluruh pengurus OSIS agar segera berkumpul di ruangan kepala sekolah sekarang. Terima kasih"
Suara spiker besar yang terpampang di pinggir atap sekolah itu membuat beberapa siswa-siswi mulai berlarian dari segala arah.
Begitu juga dengan komplotan geng si Angela yang tentu saja langsung bergegas meninggalkan kelasnya saat jam pelajaran IPS segera berakhir.
"Selamat siang, bapak ibu..." ucap salam dari semua pengurus OSIS yang sudah berdiri di depan pintu kepala sekolah.
"Siang, ayo silahkan masuk!" jawab kepala sekolah sembari menujuk dengan telapak tangan yang di arahkan ke depan mejanya.
Di dalam ruangan itu, pak Toni pun sudah duduk sambil menyatukan kepalan kedua tangannya di atas paha. Sambil melirik satu demi per satu para pengurus OSIS yang saat itu berjejer di depan meja kepala sekolah.
"Iya, baik. Ada yang ingin ibu sampaikan kepada kalian semua termasuk juga kepada bapak Toni selaku pembina OSIS. Mengingat sekolah kita akan bertambah usia, maka ibu ingin OSIS dapat membuat perlombaan dan acara kecil-kecilan dalam menyambut HUT sekolah kita.." tutur ibu kepala sekolah.
"... namun sebelum itu, ibu harapkan kalian dapat menambah kas keuangan dengan melakukan bazar ataupun penjualan-penjualan kecil yang bisa di kembangkan dalam koperasi sekolah" lanjut ibu kepala sekolah.
"Baik bu, akan saya arahkan anak-anak nanti untuk merencanakan perayaan ulang tahun sekolah kita" sahut pak Toni yang sedari tadi mendengarkan dengan seksama perintah kepala sekolah.
"Saya serahkan tanggung jawab ini kepada bapak, semoga kita bisa sukses memeriahkannya. Kalau begitu nanti akan saya perintahkan bendahara sekolah untuk memberikan dana HUT sekolah melalui bendahara OSIS ya..." kata ibu kepala sekolah itu sambil memanggut-manggutkan kepalanya.
"Baik bu, terima kasih arahannya. Kami boleh permisi bu?" tanya Angela sambil menggenggam pergelangan tangan kirinya.
"Iya, silahkan. Nanti dibicarakan lagi sama pembina OSIS yaa!" pesan kepala sekolah seraya menutup pembahasan di ruangannya itu.
"Mari bapak ibu, selamat siang..." ucap salam dari siswa-siswi yang dilontarkan sebelum keluar dari ruangan kepala sekolah.
Dengan sigap pak Toni pun berdiri dan berkata "langsung ke ruangan saya ya, sekarang!".
Sesampainya di ruangan pak Toni, Angela pun membuka pembicaraan. "Pak, kita mau buat lomba apa nih bagusnya?".
"Ah... lomba menghias kelas, cerdas cermat dan senam pramuka aja..." jawab Widi yang saat itu adalah ketua bidang pengembangan sumber daya manusia.
"Boleh juga tuh, tapi tadi saya sudah bertemu ibu bendahara sekolah. Dan kita dikasih modal untuk hadiah perlombaan hanya lima juta lho. Kita musti kerja rodi nih untuk mengembangkannya!" ujar Ningsih yang merupakan bendahara OSIS.
"... tenang gaes, kita bisa usaha jualan apa kek gitu biar makin nambah kas kita juga hihihi..." ucap Desi selalu ketua bidang kewirausahaan.
"Baik, anak-anakku sekalian para pengurus OSIS yang saya banggakan. Dalam momentum seperti ini kita musti kompak dan tetap semangat, jadi bapak harapkan kita bisa memeriahkan HUT sekolah yang sedikit lagi terhitung tiga minggu dari sekarang" ujar pak Toni sambil menyandarkan badannya ke meja kerjanya.
"Gimana kalau besok kita mulai bazar, nanti kumpulnya di rumahku aja. Hem, gimana gaes?" tanya ketua OSIS yang langsung menyahut perkataan pembina OSIS nya itu.
"Memangnya kalian nanti mau ngapain nanti, maaf saya masih baru disini jadi belum terlalu paham dengan kondisi perkampungan ini" celutu pak Toni sambil menyilangkan kedua sikunya.
"Nah, kan Enjel jago masak tuh. Gimana kalau kita bazar makanan dulu terus dijual ke guru-guru dan masyarakat setempat. Gimana?" seru Yanti yang memang mengetahui sifat teman karibnya itu yang pandai membuat berbagai kuliner.
"Dan kita siap pengantarannya kok, iya kan temen-temen...?" semangat Dimas yang tidak lain untuk menyuport ketua OSIS nya itu.
Senyum tipis pun merekah di bibir Angela seketika itu, "okey temen-temen hari sabtu sore kumpul di rumahku yah..." ucap Angela.
"Siap ibu ketua!" jawab lantang dari teman-teman pengurus OSIS itu sebelum meninggalkan pak Toni dan Angela berdua di dalam kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝
♥️♥️♥️♥️
2021-09-05
0