Hari di lalui begitu-begitu saja oleh pasangan suami istri beda profesi itu.
Puspa yang sibuk dengan kewajibanya, memberi pembekalan materi tambahan untuk para siswa karena ujian sudah hampir di depan mata.
Sang suami yang tengah wara wiri keluar kota untuk melakukan perjalanan bisnis dalam membantu memajukan perusahaan milik sang ayah
Lima hari sudah Mas Anjar bertugas di luar kota, tadi pagi mas Anjar memberi tahu kalau malam ini mas Anjar akan pulang.
Tidak ada persiapan apa apa untuk menyambutnya, karena hubungan kami masih jalan di tempat, mas Anjar juga berpesan agar tidak perlu menyisakan makan malam untuknya.
Kini sudah pukul 11 malam, tapi belum ada tanda-tanda mas Anjar pulang, aku tetap menunggunya walaupun Dia menyuruhku untuk tidak usah menunggu
Sambil mengoreksi hasil try out anak-anak, sesekali ku lirik jam yang bertengger di dinding
kemudian aku berdiri berjalan menuju jendela membuka sedikit korden berwarna ungu muda,
sepi sangat sunyi, masih belum tampak mobil mas Anjar. Mebuatku kembali ke tempat duduk, saat baru saja duduk, samar kudengar deru suara mobil, seketika aku berdiri, sejenak merapikan rambut yang sedikit berantakan, lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu.
Saat pintu terbuka, kulihat mas Anjar sedang duduk melepas tali sepatu, bersamaan dengan itu, sekilas mas Anjar mengalihkan pandangannya ke arahku, lalu menunduk kembali, disini aku masih menatapnya dalam terlihat wajah suamiku yang tampak lelah. hingga mas Anjar berdiri, ku ulurkan tanganku mencium punggung tanganya takzim.
"Sini mas biar tasnya aku bawa?"
"Ngga usah ini berat"
"Kenapa belum tidur?" Aku yang sedari tadi memandanginya tersentak dengan pertanyaanya
"Aa-aku?"
"Memangnya ada orang lain di rumah ini selain kau?"
"Aku sedang mengoreksi lembar jawaban hasil tes anak-anak"
Sepintas mas Anjar melirik tumpukan kertas di atas meja.
"Bukanya besok libur?"
"Iya" jawabku singkat
"Tidurlah ini sudah malam"
Lagi-lagi kujawab iya.
...@@@...
Pagi harinya, saat aku tengah sibuk memasak, sedangkan mas Anjar membersihkan halaman dan menyiram tanaman, yang sudah menjadi rutinitasnya jika tidak berangkat kerja.
Oseng cumi pedas, telor mata sapi dan sayap ayam goreng menjadi menu yang akan kami nikmati untuk sarapan pagi ini.
Ku hampiri suamiku yang mengenakan kaos putih dan celana pendek selutut menambah aura ketampanannya.
"Mas sarapan sudah siap"
"Iya sebentar lagi"
Akupun berbalik memasuki rumah...
Selesai sarapan, dan pekerjaan rumah pun sudah rampung aku kerjakan, kini aku mau membersihkan diri.
saat di kamar, ku raih ponselku ada banyak pesan masuk. ku baca pesan dari Anggun terlebih dahulu
Anggun
"Kak hari ini kita jadi shoping kan?
"Nanti ketemu di lokasi aja ya"
"Kalau sudah di lokasi, nanti kabarin, Oke 😘"
Tiga pesan beruntun dari Anggun.
^^^"Oke"^^^
Ku ketuk pintu kamar mas Anjar
Tok..tok"
"Masuk" jawaban dari dalam
Mas Anjar menautkan alisnya menatapku tajam
"Mau kemana?"
"Aku mau ketemu Anggun mas, kita sudah janjian mau belanja kebutuhan bulanan"
Mas Anjar tampak duduk berselonjor di ranjang dengan laptop di atas pangkuanya, kemudian memindai laptopnya ke samping kirinya
"Biar ku antar, seraya beranjak dari tempat tidur tunggulah di bawah aku akan bersiap siap"
Dan aku tidak berani menggugatnya.
Sambil menuruni anak tangga, aku ketik sebuah pesan
^^^"Anggun suamiku akan mengantarku, ngga apa apa kan?"^^^
Anggun
"Ngga apa dong, nanti jadi bisa kenalan 😄"
Setelah lebih dari 15 menit menunggu, ahirnya mas Anjar turun juga
"Ayo"
Aku berjalan mengekor di belakangnya.
Di dalam mobil kami sama-sama sedang mengaitkan sabuk pengaman
"Mau ketemu di mana?"
"Supermarket deket taman kota mas"
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, tak ada obrolan di antara kami hingga sampai ke tempat tujuan
"hallo ka, kakak di mana?"
"Aku di tempat parkiran, kamu dimana"
Aku yang sedang berbicara via telfon dengan Anggun
"Ada di sebelah mana kak, aku juga di tempat parkir,,,,, oh ya, aku melihatnya, aku kesitu kak
Tak lama Anggun pun sudah di hadapanku, kami pun cipika cipiki
"Oh iya Anggun, ini suami ku, mas Anjar, mas ini Anggun, teman mengajar di sekolah.
"Hai bang, sapa anggun,
"Panggil abang boleh kan?"
"Yang penting jangan ijo" timpal mas Anjar seraya mengulurkan tangan " Anjar"
"ihh abang bisa aja"
"Ya sudah ayo jalan" ajaku
Aku yang berjalan bersisian dengan Anggun, di ikuti mas Anjar yang mengekor di belakang kami
Saat sedang memilih barang yang akan kami beli, dan mas Anjar mendorong troly nya, ku dengar seorang wanita cantik, memanggil nama suamiku
"Anjar"
"Eh stella" Mereka saling berjabat tangan
seketika aku ingat obrolanku dengan mba Siska istri bang rafa, yang katanya mas anjar ngajak nikah wanita bernama Stella, tapi di tolak, membuat mas Anjar ahirnya menyetujui perjodohan kami. Entah alasan apa Stella menolak ajakan suamiku. Aku tidak mau tahu!!
"Apa kabar" tanyanya
Dan kulihat wajah mas Anjar tampak biasa saja
"Baik"
"Oh ya, kenalin ini suamiku"
"Ari" kata pria itu santai
"Anjar" Suamiku menjawab tak kalah santai
"Oooo jadi ini yang namanya Stella sudah menikah ternyata" Batinku
Giliran mas Anjar memperkenalkanku pada mereka
"Ini Istriku Puspa"
"Halo" sapaku seraya bersalaman
"Stella"
Oh iya,waktu itu kok ngga datang ke pernikahanku, padahal aku sudah mengundangnya lho"
Aku yang langsung teringat ketika melihat sebuah undangan tergeletak di meja kamar mas Anjar
"Maaf saat itu nenek kami masuk rumah sakit, jadi kami tidak sempat hadir"
Setelah ngobrol ngobrol sedikit, mereka pun pamit hendak menuju kasir. Dan Anggun yang tengah pergi ke toilet belum juga kembali, Kamipun melanjutkan aktivitas memilah milah barang.
Aku dan Anggun berpisah di parkiran usai berbelanja dan makan siang.
Kini kami dalam perjalanan pulang, eh kok ambil kiri
"Mas kita mau kemana?"
"Ke rumah bang Rafa, tadi Aurel kirim pesan, katanya kangen sama Aunty nya"
"OOhh"
"Pantas saja tadi mas Anjar membeli berbagai macam cemilan anak-anak, ternyata untuk Aurell, aku kira untuk dia sendiri" Batinku
"Aunty udah makan siang?" tanya mba siska yang sedang memotong dadu aneka buah untuk membuat sop buah, saat kami sedang berada di dapur
Mba Siska dan bang Rafa memang memanggilku Aunty dan uncle ke mas Anjar untuk mengajari Aurell yang masih berusia 4 tahun.
"Sudah" mba
"Nanti makan malam di sini ya aunty"
"Aku terserah mas Anjar mba"
"Iya tadi uncle udah bilang ok katanya"
"Teh ema tolong bawa ke depan buat bapak sama uncle nya Aurell ya, yang ini buat Aurell"
Sambil menunjuk mangkok berisi potongan buah Naga
Mba Siska menyerahkan nampan ke ART nya.
"Gimana Aunty, sudah ada tanda tanda hamil?"
"Belum mba" jawabku seraya menyendok sop buah
"Tentu saja belum, kami saja ngga pernah usaha"
ngga mungkin juga kan aku bilang ke mba siska bahwa kami memang belum pernah tidur bareng"
"Ngga apa-apa harus sabar, Semangatnya di naikin terus" sambil menyunggingkan senyuman
"Iya mba"
...@@@...
"Kami permisi dulu ya mba, abang, Daa Aurell
"Dadaa Aunty, dadaa Uncle ati ati ya" sambil melambaikan tangan ke arah kami yang sudah berada di dalam mobil.
Membelah jalanan menyusuri kota, pemandangan malam hari yang begitu gemerlap berasal dari pancaran cahaya lampu, memberikan kesan indah. Mobil melaju hingga sampailah ke rumah tempat kita berteduh
Dengan kondisi badan yang lelah serta berkeringat membuatku dan mas Anjar langsung tertidur usai mandi dan sholat isya.
Tentu saja tidur di kamar terpisah
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
komalia komalia
gimana awal mula nya
2024-01-27
0
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
lahjalah kehidupan rumah macam opo iki setahun pisah kamar.... hidup bersama apa teman hidup
2023-11-04
0
Sri Iswantuti
aku baca semua tulisan kak Anne sampai yg on going sekarang, ini malah cerita yg terakhir aku baca....
sungguh beda dg tulisan kak ane yg sekarang.....semakin, baik , semakin baik dan bikin nagih.....perkembangan yg sangat pesat kak anee....
terus terang cerita yg ini, tulisannya belum greget, maklum waktu itu kan masih awal nulis....
kalau sekarang...beeuuhhh bahasanya natural sekali, enak di baca ....Luv u kak ane
2022-12-28
0