LUKA CAKARAN

“Kami sudah menemukan nya tuan, dia mahasiswi tuan, untuk saat ini kami tidak bisa menangkapnya tuan karna disini sangat ramai, baik tuan kami akan selalu pantau” Ucap pria yang sedang menelpon

“Baik tuan” Jawabnya

“Ayo kita pergi” Ucap pria yang menelpon kepada temannya

Setelah sampai ditaman ara pun melihat sekelilingnya untuk mencari seseorang yang dikenalnya.

Saat melihat lambaian tangan seseorang dari arah sebelah kanannnya, ia langsung menghampirinya. Dengan setengah berlari menghampiri mereka dan sedikit berteriak.

“Deline, shasa” Teriak ara

Begitu sampai ara langsung duduk didepan mereka sambil terengah-engah.

“Kau kenapa lari ra? kan ga jauh” Tanya deline

“I-yah hhh biar ce-pat” Dengan nafas terengah-engah ara menjawab sambil menaruh tasnya dimeja

“Oke oke atur nafas dulu, tarik nafas lalu tahan dan buang” Suruh myesha, dan langsung diikuti oleh ara, setelah dirasa nafasnya sudah teratur ara buka suara

“Gawat sumpah gawat!” Ucap ara panik

“Gawat kenapa?” Tanya myesha

“Aku nabrak mobil orang sha, lin” Ucapnya sambil menutup wajahnya

“Apaaa?” Ucap deline dan myesha bersamaan

“Jelasin pelan pelan oke, kau tenang dulu” Pinta myesha

Ara menarik nafas yang panjangg lalu dikeluarkan secara pelan pelan, kemudian dia mulai menjelaskan kejadiannya.

“Apakah goresan dimobilnya sangat parah ra?” Tanya myesha saat ara sudah selesai bercerita

“Menurut ku sih tidak, goresan biasa saja, tapi …. Mobil yang ku tabrak itu loh mahal hehe” Ucap ara sambil nyengir.

Deline yang mendengar itu langsung menepuk jidatnya sedangkan myesha memijit pelipisnya. Kali ini kesalahan yang ara lakukan benar benar membuat mereka pusing.

Deline melihat myesha sedang berpikir. Selagi myesha berpikir deline berbicara dengan ara untuk membuat situasi sedikit lebih santai.

“Dan kau beneran tidakk tau, siapa dua preman itu?” Tanya deline sambil memakan snack

Ara menganggukkan kepalanya “Iya, aku bener-bener gak tau mereka itu siapa, seinget ku, aku hanya menabrak mobil orang itu doang, tidak menabrak orang lain” Jelas ara

“Tapi dipikir-pikir keren juga cara kau kabur dari itu orang ra hahaha” Tawa deline

“Aku tidak punya pilihan lagi, daripada dibawa kepenjara lebih baik kabur bukan, kau mau emang aku masuk penjara?” ucap ara

“Ya tidaklah ra, lagi pula sepertinya polisi tidak tahan punya tahanan sepertimu” Asumsi Deline sambil menyengir

“Kurang ajar kau ya lin, sini kau biar ku hajar” Ara langsung sigap berdiri dan menggulung lengan baju siap ribut dengan deline.

Deline yang terpancing meletakkan snack nya dan ikut berdiri.

“Sepertinya preman itu anak buah pria yang kau tabrak mobilnya ra” Ucapan myesha membuat mereka mengurungkan niat untuk bertengkar.

Ara dan deline pun kembali duduk

“Secepat itu mereka menemukanku sha?” Tanya ara

“Teknologi sekarang kan sudah pada canggih ra” Ucap myesha

“Setuju dengan shasha” Ucap deline disertai anggukan

“Trus apa yang harus ku lakukan?” Tanya ara lagi

“Ya kau harus bertemu kembali dengannya, dan membahas masalah ini sampai selesai” Jawab deline dengan pikirannya

“Ya, daripada kau terus dipantau. Kalau memang nanti pada akhirnya kau harus bayar perawatan mobilnya, tenang kita akan membantumu” Myesha memberikan solusi diakhir ucapannya

“Tapi sebelum itu kau harus pandai bernegosiasi ra, barangkali dia memberi pilihan” Sambung deline

“Iya pilihannya sudah pasti tidak jauh dari bayar perawatan mobilnya atau masuk penjara” Sedih ara

“Pikiranmu sangat jelek” Ucap deline

“Ya trus aku harus berpikiran seperti apa lagi lin? tidak mungkin bukan dia membebasiku begitu saja tanpa syarat” Ara sudah tidak bisa berpikir positif karna hidupnya kini penuh dengan masalah

“Ya sudah, nanti kalau kau bertemu anak buahnya, kau ikut saja sama mereka, tapi pastikan dulu kalo preman itu benar anak buah pria itu, nanti kau ambil waktu untuk ke toilet sebentar trus telpon atau chat kita, setelahnya kita langsung meluncur ketempat itu” Ucap myesha

“Tidak…tidak aku tidak mau, kalau ternyata preman itu penculik bagaimana?” Ara menolak karna ia takut bahwa preman itu adalah penculik

“Iya juga ya” Pikir myesha

Ara hanya bisa pasrah untuk hal yang akan terjadi kedepannya, yang pasti dia sangat berharap ada cara lain yang dapat membuatnya tidak mengeluarkan uang ataupun harus masuk kedalam penjara.

Ara membenarkan tasnya kemudian ia menenggelamkan wajahnya ditasnya.

...🍁🍁🍁...

Seorang pria yang sedang menyetir tak henti hentinya memaki, karna kejadian beberapa menit lalu membuat mobil kesayangannya lecet dengan goresan.

Bukan hanya dimobil, pipi dan lengan tangan nya pun terdapat beberapa goresan akibat cakaran dari warga yang menuduh bahwa ia adalah penculik.

Dia menurunkan sedikit spion yang berada diatas, kemudian bercermin untuk melihat goresan yang berada diwajahnya.

Ashhh Lirihnya saat menyentuh goresan yang berada di pipi yang terasa perih

“Sialaan, kau tidak akan ku lepaskan” Ucap pria tersebut sambil memukul stir kemudi.

Kemudian dia mengambil ponsel dari dashboard lalu mencari kontak seseorang yang akan dihubungi setelah itu dia menekan tombol hijau, dan juga tombol loudspeaker.

“Tuan kau dimana? 30 menit lagi meeting akan segera dimulai” Ucap pria yang juga sekretarisnya dari seberang sana

“Ya, aku tau, tadi ada sedikit masalah, undur meetingnya, ada yang harus ku lakukan sekarang”

Pip

Vano memutuskan sambungan teleponnya, dimasukkannya kembali ponsel ke saku celananya. Lalu ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sedangkan lawan bicara yang berada diseberang sana sudah menggerutu, lantaran telepon yang sudah terlebih dahulu dimatikan.

Chaselvano Axelio, ya dialah pria itu. Pria dengan sejuta pesona, ketampanan serta tubuhya yang atletis mampu membuat paara wanita berkhayal hingga liar.

Bahkan tak sedikit wanita yang menawarkan diri untuk menjadi teman penghangat ranjangnya. Cih menjijikan Itulah kata yang selalu keluar dari bibirnya. Bukan hanya wanita, kehebatannya dalam berbisnis pun membuat banyak laki-laki diluar sana merasa iri.

Di usianya yang baru menginjak 25 tahun vano sudah memimpin Axelio Corp, pusat dari semua cabang perusahannya.

Keahliannya dalam memimpin sudah pasti diturunkan dari Fransisco Axelio yaitu sang daddy.

Meskipun awalnya vano menolak untuk terjun ke dunia bisnis tersebut, namun saat melihat salah satu map berupa data keuangan perusahaan yang sedang menurun dimeja kerja daddynya, membuat hati vano tergerak untuk membantunya.

Vano mempelajarinya siang dan malam tanpa sepengetahuan dari orangtuanya dan juga terkadang dibantu oleh asisten daddynya.

Hanya dalam rentang waktu 6 bulan vano berhasil meningkatkan pendapatan perusahaan diluar perkiraan.

Hingga dimana saat ini Axelio Corp telah menjadi perusahaan besar dan terkenal hingga ke beberapa negara luar lainnya.

Vano memarkirkan mobilnya didepan gedung yang bertuliskan ‘Winsley Hospital’. Dia diam sejenak sambil melihat kondisi luar dari dalam mobilnya.

Vano mengehela nafas, dia sangat membenci tempat yang penuh dengan aroma obat-obatan. Dilihatnya lagi wajahnya lewat spion kaca yang berada diatasnya.

Vano mematikan mesin mobilnya, tak lupa ia memakai masker untuk menjaga hidungnya dari aroma-aroma yang ia tidak sukai.

.........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!