DUA PREMAN SERAM

“Beraninya kauu” pria tersebut masih berusaha menarik lengan ara, namun ara tetap berusaha menahan dan terus berteriak, hingga dua ibu-ibu tersebut memanggil orang lain dan perlahan mulai berkerumun

Ini saatnya beraksi ucap batin ara

“Pak bu tolonngggg … aku mau diculik sama om ini huaaaaaaaa” Tuduh ara sambil berpura pura nangis

Salah satu ibu-ibu memukul tangan pria tersebut hingga cengkramannya pada ara terlepas, membuatnya bergerak sedikit bebas.

“Kurang ajar, beraninya sama anak remaja” Ucap salah satu ibu

“Dasar pedofil” Sambung lainnya

“Ayo bu kita hajar aja ni penculiknya”

Kumpulan orang semakin banyak dan mengelilingi pria tersebut.

Ara tersenyum senang, karna inilah kesempatan untuknya kabur.

Diantara kerumunan orang tersebut ia berusaha untuk keluar, walaupun butuh sedikit tenaga tapi akhirnya berhasillah ara keluar.

Ara langsung mengambil sepedanya dan secepatnya pergi dari sana, sedangkan pria itu habis dihajar oleh kumpulan ibu-ibu.

“Stop stopppp saya bukan penculik, saya cuma minta tanggung jawab dia karna sudah menabrak mobil saya” Ucap pria tersebut sambil terus menutup wajahnya dengan tangannya.

Seketika semua warga menghentikan aksinya saat mendengar ucapannya.

“Lihatt mobil saya tergores banyak” Tunjuk pria tersebut pada mobilnya yang rusak.

Semua melihat kearah yang pria itu tunjuk, dan benar saja sangat banyak goresan dimobilnya.

“Dan kalian semua akan ku tuntut” Ancam pria itu sambil menunjuk semua warga yang ada.

Terkejut dengan ucapannya, warga pun segera meminta maaf atas tindakannya yang menghakimi pria tersebut. Satu persatu dari mereka pun langsung pergi setelah minta maaf

“Sialannn dia kabur” Pria tersebut memandang sekitarnya saat semua orang sudah pergi.

Karna kesal ia menendang ban mobilnya. Lalu ia mengambil ponsel dari sakunya dan menelpon seseorang.

“Cari wanita yang menabrak mobilku sampai ketemu, bawa dia dihadapanku”

Pip

Pria tersebut memutuskan panggilannya. Dengan rasa kesal dia masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya.

Ara yang merasa sudah bebas segera melanjutkan perjalannya menuju kampus nya, kali ini ia mengayuh sepedanya dengan kecepatan standar.

Sebagai ganti remnya ia akan menurunkan kakinya. Bagaimanapun keselamatannya haruslah tetap yang utama dan ia tidak mau kejadian tadi terulang kembali.

Baru juga merasa tenang, kini ara dibuat panik kembali oleh mobil yang tiba-tiba ada disampingnya, dengan dua orang berwajah seram yang ada didalamnya menyuruhnya untuk menepi dan berhenti.

“Hey kau nona berhenti” Ucap salah satu pria yang serupa dengan preman

“Tolong menepilah” Ucap preman itu lagi

Siapa lagi preman ini, seram sekali wajahnya, ya Tuhan berapa banyak kesalahan ku, aku harus melakukan apa Ucap batin ara.

Ara mencoba bersikap biasa saat preman itu terus menerus menyuruhnya untuk berhenti. Ia terus mengabaikannya dan tetap focus pada perjalanannya.

Sambil terus memikirkan cara untuk bisa menghindari dua orang seram itu.

Sepertinya Tuhan mendengar perkataan ara, beberapa meter didepannya ada sebuah gang, tanpa pikir panjang ia langsung membelokkan stang nya ke gang tersebut, sehingga mobil tersebut lurus mengikuti jalan raya.

Ara tidak tau apakah gang yang ia masuki ini dapat menuju ke kampusnya atau tidak, yang pasti ia terus tetap mengayuh secepat mungkin agar terhindar dari preman itu.

Dirasa mereka sudah tak mengikutinya, ara mencoba berhenti dan bertanya kepada beberapa warga sekitar sana dan akhirnya salah satu warga menunjukkan jalan pada ara.

Setelah mengucapkan terima kasih sehingga ia segera mengayuh kembali sepedanya menuju kampus.

Setelah lima belas menit perjalanan, sampailah ia dikampusnya lalu memarkirkan sepedanya.

Ia mengedarkan pandangan nya keseluruh tempat disekitarnya, untuk memastikan apakah mobil preman itu masih mengejarnya, setelah dipastikan aman ara menepuk dadanya pelan dan menghela nafas

“Huh …. aman”

Mengingat kejadian tadi, ara melihat sepeda dengan lekat, ia memutari seluruh sepedanya hingga pada bagian kabel rem sepedanya untuk mencari tau letak kerusakan pada sepedanya yang membuat dia sial pagi ini.

Tatapan nya jatuh pada kabel rem sepedanya yang putus.

“Yahh putus ternyata”

Bayang-bayang dua orang yang mengejarnya beberapa menit lalu terlintas dalam pikirannya, membuatnya gelisah

“Gimana ini haduhhhhhhh, preman itu siapa lagi”

“Gimana nanti kalo mereka menemukan aku trus aku diapa-apain, lalu di pen…” belum sempat menyelesaikan kata-katanya, sedetik kemudian hp nya bergetar

drrrtt.. drrttt ...drrttt

Diambil nya hp dari saku celana nya dengan gemetar, dengan sedikit takut ia melihat layar ponselnya, takut kalau orang itu yang menelpon.

Madelline calling ….

Ara pun bernafas lega saat tau sahabatnya yang menelpon, namun tetap ia masih sedikit gelisah

“H-haalo lin”

“Kau itu ya ra telat mulu, untung aja hari ini gak jadi ada kelas, kau dimana ra? Di rumah?” Tanya deline

“Hehehe aku kesiangan lin, tapi sekarang udah diparkiran kok, ini mau jalan ke kelas” Jawab Ara

“Kita tidak dikelas, sini ke taman ra”

“Tunggu disana”

“Okeee”

PIP

Telepon dimatikan secara bersamaan, ara kembali memasukan kembali hp nya disaku celana, kemudian berjalan menuju taman belakang kampus.

Ia berjalan dengan sangat cepat sesekali berlari kecil dan menengok kebelakang.

Karna ketidak fokusannya terhadap jalan didepannya ia sampai menabrak beberapa orang didepannya.

Brukk

“Maaf…maaf aku gak sengaja” Ucap ara sambil menepuk pundak orang yang ditabraknya kemudian pergi

Bukan hanya menabrak orang ia juga menabrak tiang. Lihatlah dia sedang mempermalukan dirinya sendiri akibat dari kepanikannya.

Tanpa sadar ia menjadi pusat perhatian orang sekitarnya.

“Aduhhh” Ucapnya sambil mengelus dahinya yang telah menabrak tiang

Ara melihat sekitarnya, ada beberapa orang yang mentertawakannya, ada juga yang cuek, ada juga yang meledeknya seperti orang dua ini

“Uhhh sakit pasti tuu … dikejar sama siapa sih? Buru-buru banget jalannya” Ucap Karin

“Malu banget tuh…hahaha” Sambung Fanny yang membuat Karin pun ikut tertawa

Jengah melihat mereka yang tidak pernah berhenti meledek, ara pun tidak tinggal diam.

“Pantas saja hari ini aku sial, ternyata ini

penyebabnya” Ucap ara

“O iya kah? Kalau sudah sial ya sial aja. Udah miskin banyak tingkah, kau ini sangat tidak layak disini” Ucap Karin membalas

“Yang tidak layak disini itu kau. Kau hanya benalu bagi kampus ini, apa yang bisa kau banggakan dari dirimu? Tidak ada bukan. Setidaknya gunakan otakmu sebelum berbicara agar kau tidak malu sendiri” Tidak mau terus menerus berbicara, ara segera berlalu mengingat ia harus menemui kedua sahabatnya

Ara membalikkan badannya kembali, berlalu begitu saja sambil mengelus dahinya yang masih terasa nyeri.

Ia tidak mau membuang-buang waktunya hanya untuk hal tidak berguna.

“Kurang ajar, awas kau akan ku balas” Teriak Karin pada ara

Sementara itu terdapat dua orang yang bersembunyi disebuah pohon besar yang, salah satu dari mereka terlihat sedang menelpon dan satunya lagi sedang memantau seseorang.

.........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!