APARTEMEN HANA
"Segarnya udara pagi ini." Menghirup udara alam-dalam .
Hana sedang berjemur di balkon apartemennya, sembari mengerjakan pekerjaan rahasianya.
"Baik aku habiskan hari ini dengan bermalas-malasan saja." Berguman sendiri sambil menikmati secangkir kopi.
Hampir satu bulan perjodohan dirinya dan Robert Liu. Hana sama sekali tidak berniat untuk membahasnya. Dia bahkan menganggap perjodohan ini tidak ada. Robert hanya menggunakan perjodohan ini untuk menguasai perusahaaan milik papanya.
Bel apartemen berbunyi saat Hana sedang sibuk berbicara lewat telepon. Ia bergegas masuk dan menuju pintu utama . Tanpa melihat lewat kamera dulu , Hana langsung membuka pintu.
Mata Hana membulat sempurna manakala melihat siapa yang datang.
"Oh my God." Hana mematung di depan pintu , sementara tamu itu dengan senyum liciknya langsung masuk tanpa memperdulikan Hana.
"Maaf nanti aku telepon lagi ." Hana memutus sambungan dan menutup pintu. Dan bergegas menuju ruang tamu , dimana dia sedang berbaring dengan santainya di sofa. Menatap Hana dengan lembut .
Pandangan Hana tertuju kepada tangannya yang dibalut perban.
Hana mendekat dan menggenggam tangan itu. Namun tangannya ditarik secara tiba-tiba menyebabkan Hana kehilangan keseimbangan.
"Aaaaa...Benji." Hana jatuh tepat diatasnya dan Ben menggulingkan badannya hingga mereka dalam posisi berhadapan. Langsung menyerangnya dengan ciuman.
"Mmmmmm." Hana membuka mulutnya yang memudahkan Ben bermain lidah dengannya. Sementara tangannya menyusup ke dalam kaos longgarnya .
Badan Hana bergetar karena desakan di bawah sana. Celana pendeknya sudah terlepas dan berganti dengan sebuah kenikmatan yang Hana rasakan. Ben terus memainkannya dengan sangat lembut yang membuat Hana terhanyut kedalamnya.
"Ohhhhhh."
"Ben."
"Hmmmmmm."
Masih dalam penyatuannya saat Hana bertanya.
"Apa yang terjadi ? kenapa melukai diri sendiri. " Ada sebersit kekhawatiran di wajahnya, membelai wajah Ben yang sangat tampan.
"Tidak apa-apa hanya luka kecil." Jawabnya asal dengan terus memainkannya.
"Jangan cuba-cuba berbohong padaku." Dengan suara terpatah-patah.
"Ada apa , kenapa kemari?" Hana bertanya lagi.
"Aku tidak bisa menahan rindu ini, lama-lama bisa gila jika seperti ini Han ." Membenamkan wajahnya pada leher Hana.Bagai tersengat listrik saat deru nafasnya terdengar jelas di telinganya. Memeluk Hana dengan sangat erat.
"Kenapa jadi cengeng seperti ini?" Hana menggodanya.
"Kamu benar-benar membuat aku tergila-gila." Menatap Hana lekat-lekat .
Hana tersenyum dan hampir tidak percaya jika orang sebengis dan arogan seperti dia , bisa berubah seperti anak ayam kehilangan induknya.
"Beristirahatlah dulu! aku buatkan minum." Hana ingin beranjak pergi namun ditahannya.
"Nanti. Kita tuntaskan ini dulu!" Mempercepat ritmemya sampai terjadilah pelepasan.
"Terimakasih sayang." Hana tersenyum mendengarnya.
Dengan perhatian Ben membantu memakai celananya kembali.
"Apa ada meeting di kota ini? " Dia menggeleng .
"Lalu?"
"Aku ingin membunuh papamu yang telah menjodohkan dirimu dengan lelaki brengsek itu." Jawabnya asal yang sontak buat Hana ketakutan.
"Apa ?"
"Jangan becanda, dan aku benci itu." Mencubit perut kotak-kotaknya dengan sangat kuat. Namun yang dicubit malah tertawa renyah.
Hana terpana melihatnya. Senyum itu membuat wajahnya semakin tampan. Tak sadar Hanapun tersenyum dengan indahnya, membuat pria itu terpukau.
Tiba-tiba bunyi handphonenya membuyarkan tatapan mereka.
"Ya."
"Tolong buka pintu ,aku sudah membawakan baju ganti untukmu!"
"Ok." Sambil mengenakan celananya tergesa-gesa.
TIT
Ia langsung mematikan sambungan telepon. Bersamaan bel berbunyi.
"Stop, biar aku yang buka!" Beranjak bangun dan membuka pintu.
"Siapa?" Hana bertanya .
"Takuya." Menjawab sambil berlalu.
"Kemana orangnya?"
"Pergi." Singkat dan padat menjawabnya sambil meletakan paper bag di meja.
"Kosongkan jadwalmu ,aku ingin menghabiskan waktu bersamamu." Pintanya dan tak ingin dibantah.
"What?"
"So ini dari Korea langsung kesini dan tidak pulang dulu menemui kakekku . Begitu?"
"Hmmmmm."
"Benar-benar gila."
"Kamu yang membuatku gila." Tertawa dengan renyahnya yang membuat Hana meradang. Dengan manyun Hana berlalu menuju balkon .
Dia langsung memeluk Hana dari belakang dan membenamkan wajahnya dalam-dalam di ceruk leher Hana.
"Maaf, tapi aku mau kamu membatalkan perjodohan itu. Kalau tidak aku bisa nekad dan membunuh mereka Han ."Lalu mulai menciumi leher Hana.
"Siapa juga yang mau dengannya." Jawab Hana dengan nafas terputus-putus karena kenakalan tangannya.
Hana berbalik badan dan menatapnya dengan sendu.
"Tolong jangan sakiti papaku dan kontrol emosimu, please!" Hana menatapnya penuh harap.
" Lalu ?" Semakin mempererat pelukannya.
"Aku berencana membatalkannya secepat mungkin."
"Hmmmm." Lalu berlalu ke sofa lagi.
Hana mengikutinya dan syok mendengar apa yang dia katakan. Meski hal semacam itu sudah biasa ia lihat. Tapi entah kenapa Hana tidak mau jika orang yang sangat ingin dia benci itu terluka.
"Segera lakukan, kalau tidak aku dengan senang hati akan melenyapkan siapa saja yang mendekatimu.Ingat baik-baik itu." Lalu mencium Hana dengan membabi buta.
"Kamu sengaja menggodaku kan?"
"Apa maksudmu? Dasar pria tua mesum."
"Lihatlah dirimu!" Menunjuk kepada apa yang tengah Hana pakai.
Hana reflek menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. Wajahnya merah menahan malu menyadari bahwa Hana hanya memakai kaos longgar tanpa dalaman dan celana super pendek ,khas model rumahan. Namun justru dia sangat menyukainya.
"Mau kemana?"
"Pergi , hariku jadi rosak karenamu." Sambil menuju kamar mandi .sedangkan dia tertawa dengan bahagianya melihat ekspresi Hana seperti itu.
KEESOKAN HARINYA
"Oke bersabarlah Hana , sebentar lagi kamu akan bebas darinya."Bermonolog sendiri.
Hari ini Hana mau mengunjungi salon HAN untuk sebentar.
"Upppppppsss dah sampai." Lalu memarkirkan mobilnya dengan hati hati.Sebelum masuk ia menarik nafas dalam-dalam, dan mendapatkan kalau salon tengah ramai. Terlihat ada beberapa yang menunggu. Ketika pintu dibuka, mereka semua memandang kearahnya, dan itu membuat Hana sangat antusias.
"Hallo semuanya."Hana menyapa.
"Akhirnya kamu datang juga Bos . "Kata Jessica
"Apa kamu tahu sejak tadi salon ramai, dan mereka menanyakan keberadaanmu. " Aiyin mengedipkan matanya, lalu melihat kepada pelanggan yang tersenyum.
Hana berjalan melewati mereka dan menghampiri ruangan kerjanya. Ia berlalu sambil tersenyum ramah pada para pelanggan. Meletakkan tas slempangnya lalu bergegas keluar untuk membantu para pegawainya yang kewalahan.
"OKayyyyyyy apa yang dapat saya bantu jagoan kecil???" Kata Hana kepada pelanggan kecilnya.
"Mau seperti ini saja , tante? "Dengan memperlihatkan model photo yang ada di layar ponselnya
"Allright 👌👌👌." Hana menjawab.
Satu persatu pelanggan dah meninggalkan salon. Setelah itu pintu pun tertutup. Suasana kembali sepi dan hening. Hana melihat dengan serius jika para pegawainya nampak kelelahan.
"Oh ya besok lusa aku akan pulang ,jadi Aling kamu yang memimpin disini, bekerjalah dengan baik dan layani pelanggan dengan ramah tamah ya. Yang rajin, jangan malas-malasan ya! " Kata Hana kepada para pegawainya.
"OK Bos. " Mereka menjawab serentak.
Di HAN salon ini, Hana mempunyai beberapa karyawan tetap, dan Aling merangkap menjadi asistennya. Mereka berbagi kerja dengan baik. Ada juga karyawan freelance, biasa dipanggil jika terdapat kerjaan yang banyak.
Ting tong (Bel berbunyi).
"Maaf mbk, ini pesanan untuk mbak Hana."
Aling, " Oh iya dek."
Aling, "Apa sudah di "
"Makasih banyak dek, hati-hati di jalan. " Kata Hana kepada adek tersebut.
"Dah beristirahatlah dan makanlah ,mumpung masih hangat!"
Kata Hana untuk para pegawainya.
"Terima kasih Bos. " Mereka serentak menjawab.
Hana membelikan makanan untuk mereka, sementara dirinya masuk ke dalam ruangannya untuk beristirahat sebentar. Ia tidak membedakan mereka dan juga tidak pelit. Meski terlihat cuek, tapi merupakan seorang Bos yang perhatian.
➡️➡️➡️ DI DALAM RUANG KERJA HANA.
Drrrrrt
Drrrrrt
Drrrrrt
Ada panggilan masuk dari seseorang.
"Ya hallo." Hana menjawab.
"Ternyata benar, dia belum resmi bercerai ,bahkan saat ini ada hubungan dengan putri Tuan Soekoco dan Sekretaris papamu.
"Dan dia juga tergabung dalam organisasi uncle Smith."Lanjutnya.
"Proyek itu kamu harus segera kuasai."
"Apa lagi?"Hana bertanya lgi.
"Lihatlah pesanku, dan bukalah emailmu, semua data-data tentangnya ada disana."
"Ok terima kasih banyak By." Hana mengakhiri percakapan.
TIT
"Moga ini dapat membuka mata hati papa dan mama." Ucapnya dengan sedih.
Sejak awal Hana menentang hubungan ini karena sudah tahu jika Robert bukanlah orang baik. Dia orang yang pandai bermuka dua. Banyak sekali sisi negatif yang sengaja disembunyikan olehnya.Dia sangat terobsesi akan perusahaan papanya.
Untuk saat ini Hana belum mengumpulkan bukti yang cukup untuk melemahkannya.
"Huuuuuuuuffft sabar sabar sedikit lagi. " Hana menyemangati dirinya sendiri.
Hari-hari menyibukkan diri dengan bekerja dan bekerja.Dan juga sibuk dengan pekerjaan rahasia lainnya.Minggu ini benar-benar sangat sibuk.
Rencana besok lusa akan mengunjungi kakeknya di negara Jepang. Sudah hampir 2 bulan dia tidak pulang kerumah kakeknya. Waktu itu hanya tinggal 2 hari saja, karena harus mengantar mommy ke suatu tempat.
Sampai sore, salon penuh dengan pelanggan. Hari yang melelahkan sekaligus hari yang menyenangkan. Setidaknya hidupnya lebih berwarna dengan hadirnya orang-orang terkasih.Teman dan pegawai yang baik juga.
Dalam duduk santainya,Hana mencoba memejamkan mata sebentar. Hati dan pikirannya begitu lelah.Ia mendengarkan musik dengan headsetnya,sembari rebahan di sofa.Merdunya suara membuat nyaman sekali hati dan jiwa.
FLASHBACK ON.
"Seperti apa sih yang kamu cari Han? "Carmen bertanya.
"Rahasia." Hana menjawab.
"Dia kan kaya, ganteng dan sangat mencintaimu " Carmen menambahkan.
"Dan kalian juga sudah sering habiskan waktu berdua, kakek juga tidak mempermasalahkan."
"Itu terlarang love. " Hana menjawab asal.
"Terus , bagaimana bisa kamu menjalaninya sampai sejauh itu."
"Jangan diteruskan !" Hana protes.
"Dasar kampret kamu Han." Carmen mulai marah hehe.
"Okey kamu sendiri ngapain milih dia? "Hana balik bertanya
"Gak tahu." Carmen nyengir.
"Hehehee kamu sendiri saja, gak bisa jawab kan? kan?" Hana meledeknya.
Wkwkwkwkkkkkk mereka tertawa bersama. Meski sering bertengkar, beda pendapat. Tapi Hana dan Carmen adalah sahabat dekat,dan Hana menganggap Carmen sudah seperti seorang kakak. Selalu terbuka dan menguatkan satu sama lain. Tempat curhat yang paling setia meski mereka hidup di belahan bumi yang berbeda.Seburuk apapun perangai dan masa lalu Carmen, tetapi Hana sangat menghormatinya. Begitupun juga dirinya.
FLASHBACK OFF.
Tidak mampu untuk tidur karena dibangunkan oleh nyaringnya bunyi panggilan yang masuk. Matanya nyaris melotot melihat nama yang ada di benda pipih tersebut. Seseorang yang pernah mengisi relung hatinya dulu.
"Kali ini aku harus beracting dengan bagus ,berperan sebaik mungkin. Menjadi terbaik ." Gumannya dalam hati.
"Ya hallo."Hana menjawab dengan senang hati.
"Hallo." Dia menjawab sambil terkekeh melihat wajah Hana.
"How are you sweetheart? " Katanya lagi.
"I am good . "Hana menambahkan, memasang wajah lembut padanya.
"Bagaimana bisnismu sayang? " Tambahnya dengan terus menggodanya.
"Amin lancar ." Kata Hana kepadanya.
Dan VC pun berlangsung sampai lama.
"Aku tidak akan tertipu lagi olehmu.Tersenyumlah selagi kamu masih mampu, dan berbahagialah selagi kamu masih bisa mengecapinya,karena sebentar lagi akan ku sapu semua itu. Karena menyesal pun tidak berarti lagi bagiku. " Gumannya.
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
Kalian pasti paham kan bagaimana rasanya LDR an. Berat guys🤭🤭🤫 harus kuat iman dan mental 😁.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments