Faisal mencari keberadaan Raisa, di setiap sudut gang. Dia ingat kalau Raisa telah di beri uang olehnya, untuk membeli beras. Motor nya melaju ke arah warung pak Kodir.
Setelah Faisal menghentikan motornya, dia pun turun dan bertanya pada si pemilik warung.
" Pak, tadi ada perempuan kulit nya putih, dengan rambut panjang belanja di sini?" Wajah Faisal terlihat cemas saat bertanya pada pak Kodir.
" Oh, gadis cantik yang ngaku-ngaku istri kamu?" Pak Kodir meledek Faisal sambil mesem-mesem.
" Memang dia istri saya, Pak! " jawab Faisal yang terlihat kesal.
" Si cantik, sudah pulang dari tadi. Memang belum pulang ke rumah?" tanya Pak Kodir.
" Ini saya lagi nyari, " jawab Faisal dengan raut wajahnya yang kesal, karena pak Kodir memuji kecantikan Raisa.
" Hati-hati Sal, istri cantik jangan di suruh keluar sendiri an, " ledeknya seraya melihat kepergian Faisal dengan tergesa-gesa.
Faisal kembali melajukan motornya, kali ini dia masuk ke komplek yang tak jauh dari gang rumah nya.
Dia melihat Raisa sedang duduk-duduk, memijat kedua kakinya di trotoar komplek.
Raisa salah memilih jalan, seharusnya dia berjalan belok ke kanan. Tetapi dia malah belok ke kiri, menuju perumahan elit.
" Sa, kamu ngapain di sini?" tanya Faisal yang sudah memarkirkan motornya di hadapan Raisa.
" Aku lelah, karena bingung mencari jalan pulang." Raisa menjawab sambil memijat satu kakinya.
" Ya ampun, kamu ke sasar?" Faisal cemas sambil berjongkok dan mengelus kaki mulus Raisa.
" Iya, dan kaki ku jadi pegal semua." Raisa merengek sambil mengerucutkan bibirnya.
" Ya sudah kita pulang, ayo cepat matahari sudah mulai panas." Faisal memapah Raisa naik ke atas motor.
Raisa naik ke motor Faisal, dan mereka meninggalkan komplek. Saat telah keluar dari komplek, motor mereka berpapasan dengan mobil mewah berwarna hitam milik Aldo.
Dan Aldo melihat Raisa, yang sedang di bonceng oleh laki-laki, yang sepertinya tidak asing baginya.
' Raisa, nama yang cantik sama seperti orang nya.' Aldo membatin, sambil melihat ke arah Raisa.
Padahal banyak teman-teman nya yang cantik, namun saat melihat senyum Raisa yang manis, dia pun langsung jatuh hati.
Faisal sudah memarkirkan motornya di depan halaman rumah nya. Di ruang tamu sudah tidak ada lagi ibunya dan juga Maria.
" Sa, kamu bisa masak?" Faisal bertanya sambil mengikuti Raisa di belakangnya.
" Aku coba, tapi sepertinya langsung masak lauknya saja. Kalau nasi goreng, kayaknya sudah kesiangan, " tutur Raisa sambil membuka bungkusan kresek di tangan nya.
" Ya sudah, kamu cuci berasnya. Nanti tinggal masukkan ke magic com, " kata Faisal mengajari Raisa.
Raisa menuangkan beras ke bahan stainless, lalu mencucinya. Lalu dia bertanya pada Faisal tentang ukuran air untuk memasak.
Dan setelah di rasa cukup, Raisa menaruh bahan stainless itu ke magic com.
" Kamu tolong petikin sayur bayam dan di taruh di baskom. Biar aku yang memasak tempe, " kata Faisal yang akan mengambil sepotong tempe.
Raisa membuka ikatan sayur bayam, lalu memetiknya satu persatu.
Faisal memotong tempe dengan melintang, lalu kemudian memberi bumbu dengan air garam.
Setelah di rasa cukup, Faisal langsung menggoreng tempe yang telah di bumbui.
" Ya elah, hari gini perempuan gak bisa masak?" Lagi-lagi Maria menyindir Raisa yang ingin masuk ke dalam kamar ibunya.
" Aku bilang, jangan campuri urusan ku," bentak Faisal dengan suara meninggi, sepertinya dia sudah kehilangan kesabaran.
" Sudah, kalian gak usah bertengkar, " sahut bu Leha yang telah keluar dari kamar mandi.
Mencoba memisahkan pertengkaran, antara kakak dan adik.
" Kalau dia terus saja mengejek istriku, sebaiknya aku pindah dari sini." Faisal mengancam dan langsung menarik tangan Raisa menuju kamar.
Bu Leha sangat takut, kehilangan anak laki satu-satunya. Kemudian dia langsung menuju kamarnya, untuk menasehati Maria.
" Maafkan atas perkataan, Maria," ucap Faisal sambil menggenggam tangan Raisa.
Raisa hanya bisa menatap Faisal dengan kesal, entah kenapa dia harus berada di posisi seperti ini.
" Apa sebaiknya, kita mengontrak saja?" Raisa memberi pilihan.
" Aku hanya mengancamnya, dan aku masih tidak bisa meninggalkan ibuku sendiri," lirih Faisal
" Baiklah, kalau memang itu maumu, " jawab Raisa sambil menundukkan kepalanya lalu bangkit dari duduknya menuju dapur.
' Sepertinya, penderitaan ku akan semakin panjang.' Raisa menggerutu dalam hatinya sambil melangkah malas menuju ke arah dapur.
Untuk sekadar memasak nasi, Raisa masih bisa. Karena hanya mencuci berasnya lalu kabel magic comnya di colok ke steaker.
Kemudian dia melihat tempe yang telah di goreng oleh Faisal. Dan membaliknya, setelah itu mengangkat nya.
Faisal mendekati Raisa, dia melihat gurat kesedihan di wajah Raisa. Dia tahu, kalau keluarga nya tidak menyukainya. Namun dia tidak ingin meninggalkan ibunya, yang sudah tua renta dan adiknya yang masih bersekolah SMA.
Faisal membantu Raisa memasak, walau hanya menggoreng tempe dan sayur bayam. Hal itu belum di mengerti oleh Raisa, karena dulu tugasnya hanya menjaga warung selepas pulang sekolah.
" Kesian banget sih, punya istri gak bisa masak." Datang Ratih yang tiba-tiba menyindir Raisa, dan dia langsung masuk ke dalam kamar dengan membawa bungkusan.
Faisal enggan menjawab celetukan dari kakaknya, dia tahu itu hanya memperpanjang masalah.
Faisal melirik Raisa, yang masih fokus mencuci perabotan bekas memasak. Tak ada protes yang di layangkan oleh Raisa, atas sindiran kakaknya.
Dalam hati Raisa, sebenarnya dia ingin sekali menjawab sindiran kakaknya. Namun lagi-lagi dia teringat dengan ucapan Faisal, yang nyatanya tak bisa membawa dia pergi dari neraka itu.
Selesai mengerjakan masak-memasak, mereka pun membersihkan diri. Faisal mandi terlebih dahulu, kemudian di susul oleh Raisa saat Faisal sudah keluar dari kamar mandi.
Mereka memulai sarapan yang kesiangan, dengan lauk tempe dan sayur bayam buatan Faisal.
" Kak, aku makan ya!" ucap Reni adik dari Faisal yang meminta ijin padanya untuk makan bersama.
" Gak usah ijin, kau makan saja seperti biasa." Faisal mengajak Reni untuk makan bersama.
" Kak Raisa, maafkan kakak-kakak ku ya. Mulut mereka memang pedas dan tajam, setajam silet," canda Reni sambil berbisik di hadapan Raisa.
Raisa hanya tersenyum melihat tingkah adik iparnya. Semenjak mereka menikah, Reni jarang terlihat. Karena memang dia sibuk dengan sekolah dan ekskulnya.
Seperti nya Reni akan menjadi sahabat Raisa, karena mereka hampir sepantaran. Kini Reni duduk di bangku SMA kelas 12.
-
-
Silakan beri tanda like pada karyaku, lalu kamu kasih komentar ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Neti Jalia
aku mampir kk, mampir jg dikaryaku ya🤗🙏
*Suamiku ceo ganas
.*SARLINCE
2021-09-11
3