Part 2: Ulah Ipar

" Sal, gak salah kamu yang masak?" Maria menyindir Faisal seraya melirik ke arah Raisa.

Dia berjalan ke arah kamar ibunya, sambil membawa anak-anak nya.

" Raisa belum bisa masak, Kak!" kata Faisal menjawab pertanyaan Maria.

" Memang gak pernah di ajarin di rumahnya?" Maria masih menyindir Raisa seraya menyandarkan tubuhnya di depan kamar ibunya.

Raisa hanya terdiam, dia tidak meladeni sindiran kakak iparnya. Dia masih sibuk melihat Faisal menggoyangkan sodet ke atas wajan yang berisi nasi goreng.

" Sreng, sreng ...."

Suaranya terdengar nyaring, sepertinya Faisal sedikit kesal dengan sindiran kakaknya. Dia merasa tak enak hati pada Raisa.

Namun hatinya lega, karena sepertinya Raisa tidak menghiraukan sindiran kakaknya.

" Wah, jadi cewek kok gak bisa masak." Maria meninggikan suaranya, karena dia mulai kesal sindiran nya tak di hiraukan oleh Raisa.

Raisa mulai merasa kesal, dan akhirnya dia menimpali.

" Eh, maksudnya apa sih ?" Raisa teramat kesal, mendengar celotehan kakak iparnya.

" Emang gak pernah diajarin di rumah, ya?" Maria terus mengejek dengan nada sindiran.

" Sudah Kak, sebaiknya kamu ke kamar ibu sana. Jangan gangguin kami." Faisal mencoba menengahi.

Maria langsung menuju kamar ibunya, dengan membawa anak yang di gendong dan di tuntun.

" Maafkan kak Maria, ya!" pinta Faisal.

Raisa hanya mendengus kesal, sambil memalingkan wajahnya. Lalu Raisa langsung pergi menuju kamarnya.

Faisal mulai menaruh nasi goreng di piring, lalu membawanya ke kamar.

" Widih, masak gak nawar-nawarin?" teriak Maria dari arah kamar ibunya.

" Masih banyak tuh, di penggorengan." Sahut Faisal dengan suara jengkel dari arah kamarnya.

" Sebaiknya, kita ngontrak aja." Raisa merengek dengan wajahnya yang cemberut.

" Maaf, Sa! Aku belum bisa," jawab Faisal menolak.

" Kenapa?" tanya Raisa  dengan wajah nya yang kesal.

" Karena aku anak laki satu-satunya, sedangkan ibuku sudah tidak adalagi yang mencarikan nafkah." Faisal memberikan alasan.

" Tapi kakakmu banyak, mereka bisa patungan memberikan uang pada ibumu tiap bulan," ucap Raisa sambil memandang Faisal.

" Maafkan aku, Sa! Aku harap kamu bisa bersabar, ya!" ucap Faisal seraya mengelus lengan Raisa.

" Baiklah, aku akan mencoba bertahan. Tapi lain kali, aku akan melawan kalau mereka bertindak semena-mena," ancam Raisa dalam hatinya.

" Aku boleh kerja?" pinta Raisa dengan wajah yang mengiba.

" Sebaiknya kamu di rumah saja, temani ibu dan bantu dia mengerjakan pekerjaan rumah."

" Oh iya, sebaiknya kamu sehabis sholat subuh, jangan tidur lagi. Kamu bisa belajar masak, untuk menghidangkan menu sarapan untuk ku, " sambung Faisal yang baru saja di beri saran oleh ibunya.

Raisa hanya melirik kesal, rupanya kehidupan rumah tangga tak seindah dalam bayangan nya.

Siang harinya, Faisal mulai menyalakan aplikasi ojek online. Raisa baru saja selesai mencuci baju, dan mandi. Ketika akan menuju kamarnya, dia melihat lantai dengan makanan ringan yang berserakan. Di tambah mainan yang berantakan, dan ada tumpahan air.

Sepertinya ulah anak dari Maria, memang sudah kebiasaan dia dengan kehidupan joroknya.

Raisa tak memperdulikan rumah yang berantakan, toh bukan dia yang membuat ulah.

Raisa masuk hanya memakai handuk, yang membalut tubuhnya.

" Wah, seger banget lihatnya." Faisal memuji Raisa yang baru saja selesai mandi. Dia menyandarkan badannya di headboard tempat tidur.

" Ih apaan sih, tuh ruang tamu berantakan. Aku capek habis nyuci." Raisa kesal sambil mencari pakaian dalamnya di dalam lemari.

" Nanti juga di bersihkan sama kak Maria," kata Faisal dengan santai nya. 

Selesai memakai baju, Raisa langsung keluar kamar dan hendak menjemur baju yang sudah di cucinya.

Tiba-tiba ada kakak yang paling tua, datang, dengan seenaknya memakai sendal masuk ke dalam rumah.

" Bu, rumah jember banget sih. Gak ada orang apa?" sindirnya saat berpapasan dengan Raisa, lalu dia masuk ke dalam kamar ibunya.

Raisa hanya mendengus kesal, mendengar perkataan dari kakak iparnya yang bernama Ratih.

" Hadeh, uda tua tapi gak punya otak. Masuk rumah pake sendal."  Raisa menggerutu sambil mengambil cucian di kamar mandi.

Raisa menjemur cuciannya, dan Faisal sudah berdiri di depan pintu.

" Sa, aku dapat order," ucap Faisal yang sudah memakai jaket ojek online.

" Ya sudah, kamu jalan aja, " kata Raisa sambil memeras baju yang masih basah.

" Kamu, gak apa-apakan? Gak usah di ambil hati ya!" kata Faisal sambil memperhatikan wajah istrinya. Kemudian dia langsung mengulur kan tangannya.

Lalu Raisa pun mencium punggung tangan Faisal.

" Hati-hati." Raisa mengiringi kepergian Faisal dengan wajah tersenyum.

Lalu Faisal melajukan motornya, menuju rumah customer nya.

Raisa melanjutkan lagi menjemur cuciannya, setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia membawa ember kosong menuju kamar mandi.

" Maria, rapikan ruang tamu!" perintah ibu Faisal yang bernama Soleha, dan biasanya di panggil dengan Bu Leha. Maria berada di dalam kamarnya, dan memerintahkan nya untuk membersihkan ruang tamu.

" Ah, kan sekarang udah ada yang ngerapihin," balasnya langsung keluar kamar, dan membawa anak-anak nya pergi dari rumah ibunya. 

Raisa kesal mendengar jawaban dari Maria, segera dia langsung masuk ke dalam kamarnya. 

***

Raisa mendengar ada suara, yang sedang membersihkan ruang tamu. 

" Ah, sepertinya si comel itu sedang membersihkan ruang tamu," gumam Raisa dalam hatinya, lalu dia melanjutkan pekerjaannya di dalam kamar. Merapikan baju-baju yang masih ada di dalam tasnya.

Tiba-tiba terdengar ada suara celetukan dari Ratih, kakak tertua dari Faisal.

" Bu, mantu baru ngapain aja di rumah?" Ratih berteriak hingga terdengar jelas di telinga Raisa.

" Ini ulah anak Maria, biasanya mereka habis bermain langsung di tinggal." bu Leha berucap dengan suara yang parau.

" Tapi Ibu sudah tua, masa iya dia gak mau bantuin?" Ratih terus memojokkan Raisa.

" Sudah Ratih, ibu masih bisa mengerjakan nya sendiri," sahut bu Leha.

Raisa mendengus kesal, mendengar perkataan kakak tertua Faisal. Ingin rasanya dia melawan, namun dia tidak ingin mencari keributan. Sementara ini dia akan tahan, kalau sudah benar-benar menyakiti hatinya baru Raisa akan melawan.

Raisa kembali melanjutkan pekerjaannya, merapikan baju. 

" Kenapa sikap mereka berubah seratus delapan puluh derajat, ya?"  Raisa menggerutu dalam hatinya. " Padahal dulu, mereka baik-baik saja memperlakukan ku. Kenapa sekarang mereka memperlakukan seperti seolah-olah aku pembantunya?" gumamnya begitu kesal.

Selesai merapikan baju, Raisa pun keluar dari kamarnya. Dia melihat ruang tamu, yang sudah tertata rapi dan bersih. Kemudian dia langsung menuju dapur, perutnya terasa sangat lapar.

Dilihatnya tidak ada lauk, ataupun nasi yang sudah masak. Namun piring kotor, sudah berserakan di wastafel. Padahal tadi pagi, Faisal sudah membersihkan nya.

Geram sekali Raisa melihat dapur, yang berantakan. Ingin rasanya dia berteriak, dan marah-marah. Namun lagi-lagi Faisal mengingatkan, untuk tidak membuat keributan.

Akhirnya dia mencuci piring, yang tertumpuk di wastafel.

Selesai mencuci piring, dia melihat ke arah tempat penyimpanan beras. Tak ada sedikitpun sisa beras di sana. 

Raisa lupa untuk meminta uang pada Faisal, sedangkan dia tidak memegang uang sepeser pun. Perutnya sangat lapar, tak ada makanan yang tersaji di dapur.

Akhirnya dia berbaring di tempat tidur, menunggu suaminya pulang ke rumah.

Silakan like dan yang banyak ya, biar terus update.

Terpopuler

Comments

Mila

Mila

Kaka ipar adalah musuh paling nyata. ...

2023-03-30

1

Nanik Lestari

Nanik Lestari

kah kamunya doyan tidur dan tidak bisa ngapa ngapain

2023-02-05

0

Tri Wahyuni

Tri Wahyuni

coba kmu rayu lagi sama Faisal tuk cari kerja .tuk ngebantu ke uangan klga Faisal ..dn juga Faisal terlalu kolot istri hrs d rmh ngebantuin ibu nya ngurus rmh dn masak ...

2022-12-02

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Di lamar
2 Part 2: Ulah Ipar
3 Part 3: Curhat
4 Part 4: Teman baru Raisa
5 Part 5: Mengalah
6 Part 6: Reaksi Aldo
7 Part 7: Raisa mau kerja
8 Part 8: Menyiapkan berkas
9 Part 9: Mulai kerja
10 Part 10: Tawaran Aldo
11 Part 11: Lina mengiba
12 Part 12: Tawaran kuliah
13 Bab 13: Gaji istri
14 Bab 14: Faisal ke kantor
15 Bab 15: Bukti kejantanan
16 Bab 16: CEO
17 Bab 17: Hubungan terlarang
18 Bab 18: Menjauhi Aldo
19 Bab 19: Semakin membenci Aldo
20 Bab 20: Mengundurkan diri
21 Bab 21: Masa lalu
22 Bab 22: Tawaran menari
23 Bab 23: Hamil?
24 Bab 24: Kenyataan Pahit
25 Bab 25 : Keraguan Faisal
26 Bab 26: Kejujuran Raisa
27 Bab 27: Bunuh diri
28 Bab 28: Pertolongan Arifin
29 Bab 29: Belanja perlengkapan bayi
30 Bab 30: Melahirkan
31 Bab 31: Raisa di goda.
32 Bab 32: Raisa incaran Fay
33 Bab 33: Arifin vs Aldo
34 Bab 34: Rindu Aldo
35 Bab 35: Aldo bertemu Ale
36 Bab 36: Ada apa dengan Ale?
37 Bab 37: Pertemuan keluarga Raisa
38 Bab 38: Pertemuan Raisa dan Aldo
39 Bab 39: Aldo dan Ale
40 Bab 40: Kekeh Raisa
41 Bab 41: Ikatan batin
42 Bab 42: Pengakuan Wisnu
43 Bab 43: Tawaran untuk Alesha
44 Bab 44: Wawancara
45 Bab 45: Kehadiran Johnson
46 Bab 46: Aldo, Raisa dan Alesha
47 Bab 47: Kebersamaan
48 Bab 48: Raisa tenggelam
49 Bab 49: Perhatian Aldo
50 Bab 50: Aldo vs Fay
51 Bab 51: Raisa cemburu
52 Bab 52: Modus
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Pengumuman
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Part 1: Di lamar
2
Part 2: Ulah Ipar
3
Part 3: Curhat
4
Part 4: Teman baru Raisa
5
Part 5: Mengalah
6
Part 6: Reaksi Aldo
7
Part 7: Raisa mau kerja
8
Part 8: Menyiapkan berkas
9
Part 9: Mulai kerja
10
Part 10: Tawaran Aldo
11
Part 11: Lina mengiba
12
Part 12: Tawaran kuliah
13
Bab 13: Gaji istri
14
Bab 14: Faisal ke kantor
15
Bab 15: Bukti kejantanan
16
Bab 16: CEO
17
Bab 17: Hubungan terlarang
18
Bab 18: Menjauhi Aldo
19
Bab 19: Semakin membenci Aldo
20
Bab 20: Mengundurkan diri
21
Bab 21: Masa lalu
22
Bab 22: Tawaran menari
23
Bab 23: Hamil?
24
Bab 24: Kenyataan Pahit
25
Bab 25 : Keraguan Faisal
26
Bab 26: Kejujuran Raisa
27
Bab 27: Bunuh diri
28
Bab 28: Pertolongan Arifin
29
Bab 29: Belanja perlengkapan bayi
30
Bab 30: Melahirkan
31
Bab 31: Raisa di goda.
32
Bab 32: Raisa incaran Fay
33
Bab 33: Arifin vs Aldo
34
Bab 34: Rindu Aldo
35
Bab 35: Aldo bertemu Ale
36
Bab 36: Ada apa dengan Ale?
37
Bab 37: Pertemuan keluarga Raisa
38
Bab 38: Pertemuan Raisa dan Aldo
39
Bab 39: Aldo dan Ale
40
Bab 40: Kekeh Raisa
41
Bab 41: Ikatan batin
42
Bab 42: Pengakuan Wisnu
43
Bab 43: Tawaran untuk Alesha
44
Bab 44: Wawancara
45
Bab 45: Kehadiran Johnson
46
Bab 46: Aldo, Raisa dan Alesha
47
Bab 47: Kebersamaan
48
Bab 48: Raisa tenggelam
49
Bab 49: Perhatian Aldo
50
Bab 50: Aldo vs Fay
51
Bab 51: Raisa cemburu
52
Bab 52: Modus
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!