" Sal, gak salah kamu yang masak?" Maria menyindir Faisal seraya melirik ke arah Raisa.
Dia berjalan ke arah kamar ibunya, sambil membawa anak-anak nya.
" Raisa belum bisa masak, Kak!" kata Faisal menjawab pertanyaan Maria.
" Memang gak pernah di ajarin di rumahnya?" Maria masih menyindir Raisa seraya menyandarkan tubuhnya di depan kamar ibunya.
Raisa hanya terdiam, dia tidak meladeni sindiran kakak iparnya. Dia masih sibuk melihat Faisal menggoyangkan sodet ke atas wajan yang berisi nasi goreng.
" Sreng, sreng ...."
Suaranya terdengar nyaring, sepertinya Faisal sedikit kesal dengan sindiran kakaknya. Dia merasa tak enak hati pada Raisa.
Namun hatinya lega, karena sepertinya Raisa tidak menghiraukan sindiran kakaknya.
" Wah, jadi cewek kok gak bisa masak." Maria meninggikan suaranya, karena dia mulai kesal sindiran nya tak di hiraukan oleh Raisa.
Raisa mulai merasa kesal, dan akhirnya dia menimpali.
" Eh, maksudnya apa sih ?" Raisa teramat kesal, mendengar celotehan kakak iparnya.
" Emang gak pernah diajarin di rumah, ya?" Maria terus mengejek dengan nada sindiran.
" Sudah Kak, sebaiknya kamu ke kamar ibu sana. Jangan gangguin kami." Faisal mencoba menengahi.
Maria langsung menuju kamar ibunya, dengan membawa anak yang di gendong dan di tuntun.
" Maafkan kak Maria, ya!" pinta Faisal.
Raisa hanya mendengus kesal, sambil memalingkan wajahnya. Lalu Raisa langsung pergi menuju kamarnya.
Faisal mulai menaruh nasi goreng di piring, lalu membawanya ke kamar.
" Widih, masak gak nawar-nawarin?" teriak Maria dari arah kamar ibunya.
" Masih banyak tuh, di penggorengan." Sahut Faisal dengan suara jengkel dari arah kamarnya.
" Sebaiknya, kita ngontrak aja." Raisa merengek dengan wajahnya yang cemberut.
" Maaf, Sa! Aku belum bisa," jawab Faisal menolak.
" Kenapa?" tanya Raisa dengan wajah nya yang kesal.
" Karena aku anak laki satu-satunya, sedangkan ibuku sudah tidak adalagi yang mencarikan nafkah." Faisal memberikan alasan.
" Tapi kakakmu banyak, mereka bisa patungan memberikan uang pada ibumu tiap bulan," ucap Raisa sambil memandang Faisal.
" Maafkan aku, Sa! Aku harap kamu bisa bersabar, ya!" ucap Faisal seraya mengelus lengan Raisa.
" Baiklah, aku akan mencoba bertahan. Tapi lain kali, aku akan melawan kalau mereka bertindak semena-mena," ancam Raisa dalam hatinya.
" Aku boleh kerja?" pinta Raisa dengan wajah yang mengiba.
" Sebaiknya kamu di rumah saja, temani ibu dan bantu dia mengerjakan pekerjaan rumah."
" Oh iya, sebaiknya kamu sehabis sholat subuh, jangan tidur lagi. Kamu bisa belajar masak, untuk menghidangkan menu sarapan untuk ku, " sambung Faisal yang baru saja di beri saran oleh ibunya.
Raisa hanya melirik kesal, rupanya kehidupan rumah tangga tak seindah dalam bayangan nya.
Siang harinya, Faisal mulai menyalakan aplikasi ojek online. Raisa baru saja selesai mencuci baju, dan mandi. Ketika akan menuju kamarnya, dia melihat lantai dengan makanan ringan yang berserakan. Di tambah mainan yang berantakan, dan ada tumpahan air.
Sepertinya ulah anak dari Maria, memang sudah kebiasaan dia dengan kehidupan joroknya.
Raisa tak memperdulikan rumah yang berantakan, toh bukan dia yang membuat ulah.
Raisa masuk hanya memakai handuk, yang membalut tubuhnya.
" Wah, seger banget lihatnya." Faisal memuji Raisa yang baru saja selesai mandi. Dia menyandarkan badannya di headboard tempat tidur.
" Ih apaan sih, tuh ruang tamu berantakan. Aku capek habis nyuci." Raisa kesal sambil mencari pakaian dalamnya di dalam lemari.
" Nanti juga di bersihkan sama kak Maria," kata Faisal dengan santai nya.
Selesai memakai baju, Raisa langsung keluar kamar dan hendak menjemur baju yang sudah di cucinya.
Tiba-tiba ada kakak yang paling tua, datang, dengan seenaknya memakai sendal masuk ke dalam rumah.
" Bu, rumah jember banget sih. Gak ada orang apa?" sindirnya saat berpapasan dengan Raisa, lalu dia masuk ke dalam kamar ibunya.
Raisa hanya mendengus kesal, mendengar perkataan dari kakak iparnya yang bernama Ratih.
" Hadeh, uda tua tapi gak punya otak. Masuk rumah pake sendal." Raisa menggerutu sambil mengambil cucian di kamar mandi.
Raisa menjemur cuciannya, dan Faisal sudah berdiri di depan pintu.
" Sa, aku dapat order," ucap Faisal yang sudah memakai jaket ojek online.
" Ya sudah, kamu jalan aja, " kata Raisa sambil memeras baju yang masih basah.
" Kamu, gak apa-apakan? Gak usah di ambil hati ya!" kata Faisal sambil memperhatikan wajah istrinya. Kemudian dia langsung mengulur kan tangannya.
Lalu Raisa pun mencium punggung tangan Faisal.
" Hati-hati." Raisa mengiringi kepergian Faisal dengan wajah tersenyum.
Lalu Faisal melajukan motornya, menuju rumah customer nya.
Raisa melanjutkan lagi menjemur cuciannya, setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia membawa ember kosong menuju kamar mandi.
" Maria, rapikan ruang tamu!" perintah ibu Faisal yang bernama Soleha, dan biasanya di panggil dengan Bu Leha. Maria berada di dalam kamarnya, dan memerintahkan nya untuk membersihkan ruang tamu.
" Ah, kan sekarang udah ada yang ngerapihin," balasnya langsung keluar kamar, dan membawa anak-anak nya pergi dari rumah ibunya.
Raisa kesal mendengar jawaban dari Maria, segera dia langsung masuk ke dalam kamarnya.
***
Raisa mendengar ada suara, yang sedang membersihkan ruang tamu.
" Ah, sepertinya si comel itu sedang membersihkan ruang tamu," gumam Raisa dalam hatinya, lalu dia melanjutkan pekerjaannya di dalam kamar. Merapikan baju-baju yang masih ada di dalam tasnya.
Tiba-tiba terdengar ada suara celetukan dari Ratih, kakak tertua dari Faisal.
" Bu, mantu baru ngapain aja di rumah?" Ratih berteriak hingga terdengar jelas di telinga Raisa.
" Ini ulah anak Maria, biasanya mereka habis bermain langsung di tinggal." bu Leha berucap dengan suara yang parau.
" Tapi Ibu sudah tua, masa iya dia gak mau bantuin?" Ratih terus memojokkan Raisa.
" Sudah Ratih, ibu masih bisa mengerjakan nya sendiri," sahut bu Leha.
Raisa mendengus kesal, mendengar perkataan kakak tertua Faisal. Ingin rasanya dia melawan, namun dia tidak ingin mencari keributan. Sementara ini dia akan tahan, kalau sudah benar-benar menyakiti hatinya baru Raisa akan melawan.
Raisa kembali melanjutkan pekerjaannya, merapikan baju.
" Kenapa sikap mereka berubah seratus delapan puluh derajat, ya?" Raisa menggerutu dalam hatinya. " Padahal dulu, mereka baik-baik saja memperlakukan ku. Kenapa sekarang mereka memperlakukan seperti seolah-olah aku pembantunya?" gumamnya begitu kesal.
Selesai merapikan baju, Raisa pun keluar dari kamarnya. Dia melihat ruang tamu, yang sudah tertata rapi dan bersih. Kemudian dia langsung menuju dapur, perutnya terasa sangat lapar.
Dilihatnya tidak ada lauk, ataupun nasi yang sudah masak. Namun piring kotor, sudah berserakan di wastafel. Padahal tadi pagi, Faisal sudah membersihkan nya.
Geram sekali Raisa melihat dapur, yang berantakan. Ingin rasanya dia berteriak, dan marah-marah. Namun lagi-lagi Faisal mengingatkan, untuk tidak membuat keributan.
Akhirnya dia mencuci piring, yang tertumpuk di wastafel.
Selesai mencuci piring, dia melihat ke arah tempat penyimpanan beras. Tak ada sedikitpun sisa beras di sana.
Raisa lupa untuk meminta uang pada Faisal, sedangkan dia tidak memegang uang sepeser pun. Perutnya sangat lapar, tak ada makanan yang tersaji di dapur.
Akhirnya dia berbaring di tempat tidur, menunggu suaminya pulang ke rumah.
Silakan like dan yang banyak ya, biar terus update.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mila
Kaka ipar adalah musuh paling nyata. ...
2023-03-30
1
Nanik Lestari
kah kamunya doyan tidur dan tidak bisa ngapa ngapain
2023-02-05
0
Tri Wahyuni
coba kmu rayu lagi sama Faisal tuk cari kerja .tuk ngebantu ke uangan klga Faisal ..dn juga Faisal terlalu kolot istri hrs d rmh ngebantuin ibu nya ngurus rmh dn masak ...
2022-12-02
0