Part 3: Curhat

Raisa mencoba mengetuk pintu bu Leha, barangkali mertuanya bisa meminjamkan uang untuk nya membeli nasi padang.

" Tok, tok, tok ...."

Raisa mengetuk pintu kamar mertuanya, namun tak ada jawaban. Lalu dia melihat ada gembok, yang melingkari kunci pintu kamarnya. 

Rupanya mertuanya sedang pergi, dan dia tidak pamit kepada Raisa kalau mau pergi.

Seperti tak di anggap saja di rumah itu, Raisa semakin kesal. Dia tidak tahu apa yang akan di perbuat nya di rumah itu. 

Akhirnya dia masuk ke dalam kamarnya, dan merebahkan tubuhnya di kasur. Menunggu kepulangan Faisal yang sedang mencari nafkah. Dengan perut yang kosong keroncongan, berharap ada yang mengirimkan makanan.

"Brrm, brrm ..." Terdengar suara motor Faisal, yang berhenti di depan rumah.

" Assalamualaikum." Faisal memberikan salam.

Karena tidak ada yang menjawab salam nya, akhirnya Faisal masuk ke dalam rumah.

" Raisa ..., " panggil Faisal dari arah depan pintu kamar.

Lalu Faisal masuk ke dalam kamarnya, melihat Raisa yang tertidur, Faisal pun mendekat.

Faisal melihat keringat dingin, mengucur di kening Raisa.

" Raisa ...," Panggil Faisal seraya mengusap keringat yang membasahi kening Raisa, " kamu sakit?" tanyanya yang melihat kedua mata Raisa sudah terbuka.

" Kamu sudah pulang?" Raisa bangun dengan suara yang lemas 

" Kamu sakit?" Faisal mengulang pertanyaan nya.

" Aku lapar," ucapnya sambil memegang perutnya yang sudah sakit.

" Memang ibu tidak masak?" tanya Faisal.

" Enggak tahu, ibu kamu pergi sejak tadi, " ucap Raisa dengan tubuh nya yang lemas, " aku memeriksa dapur, tidak ada makanan dan juga beras."

" Ya sudah, kamu mau makan apa?" Faisal langsung membangunkan Raisa.

" Perutku sudah sakit, sebaiknya beli bubur ayam saja," kata Raisa yang sudah bersandar, di headboard tempat tidur.

Kemudian Faisal langsung bergegas pergi, untuk membelikan bubur ayam.

Raisa yang sudah terkulai lemas, dia langsung menuju dapur untuk membuat teh manis panas.

Ternyata tidak ada air di termos, lalu Raisa pun memasak sedikit air di ketel uap. Sembari menunggu air yang di masak, Raisa menuangkan gula dan menaruh teh di gelas.

Tiba-tiba ada suara berisik, dari arah pintu depan. Suara anak kecil dan bu Leha, yang sudah masuk ke dalam rumah.

" Eh Sal, kamu sudah pulang?" Maria menegur Faisal yang sedang memarkirkan motornya.

" Sudah," jawab Faisal yang sudah mematikan mesin motor nya.

" Bawa apaan tuh?" Maria melihat ada bungkusan sterofom di motor Faisal.

" Bubur ayam," jawab Faisal yang akan masuk ke dalam rumah.

" Bubur ayam, buat siapa?" tanyanya sembari mengekori Faisal masuk ke dalam rumah.

" Buat Raisa," jawab Faisal.

" Ya elah buang-buang duit aja, bukannya dia masak malah jajan mulu kerjaannya," celetuk Maria yang sudah masuk ke dalam kamar ibunya.

Raisa mendengar sindiran dari Maria, dia sudah sangat geram dengan sindiran nya.

Setelah air matang, Raisa langsung menuangkannya air panas ke dalam gelas. Dan membawa dua gelas teh manis panas, ke dalam kamarnya.

" Kakakmu pintar sekali, memancing di air keruh." Raisa terlihat kesal sambil menaruh gelas ke atas meja.

" Kamu yang sabar, ya. Nanti aku akan menegurnya," ucap Faisal sambil menaruh bungkusan berisi bubur ayam ke atas meja.

" Aku capek, dengerin semua sindiran kakak-kakak mu. Aku mau pulang aja." Raisa merengek sambil menangis, tak tahan mendengar semua sindiran kakaknya Faisal.

Faisal pun mendekati Raisa, dia memeluk erat tubuh Raisa. Mencoba menenangkan istrinya yang sedang sensitif. 

" Maafkan aku, ibuku sangat membutuhkan ku. Karena aku adalah anak laki satu-satunya, aku mohon kau bisa mengerti, " ucapnya menenangkan sambil mengelus punggung Raisa.

Raisa hanya bisa meneteskan air matanya, dia mencoba menegarkan dirinya. 

Selesai menuangkan isi hatinya, Raisa pun berhenti menangis. Faisal langsung membuka sterofom yang berisi bubur ayam. Lalu Faisal menyuapi Raisa, mereka pun makan bersama.

" Sal, kalau beli makanan bagi-bagi dong! Jangan makan sendiri aja," teriak Maria yang suaranya terdengar dari arah ruang tamu.

" Beli aja sendiri, kan punya duit." Faisal membalas teriakan nya.

" Oh gitu ya, lebih sayang istri daripada sodara sendiri. Inget dulu kamu siapa yang ngurusin?" Maria membalas dengan mengungkit kehidupan masa lalunya.

" Yang dulu, jangan di ungkit-ungkit, " jawab Faisal.

Karena sudah tidak di landeni oleh Faisal, akhirnya diapun pulang ke rumah nya.

" Tuh kan, kalau gak di ladeni dia pulang sendiri, " ucap Faisal menghibur Raisa.

Raisa pun tersenyum, lalu meneruskan lagi makan bubur ayam nya.

Sudah larut malam, para penghuni rumah semua sudah tertidur lelap.

☀️☀️☀️

Waktu menunjukkan pukul setengah lima pagi, Faisal terbangun dari tidurnya. Dia membangun kan Raisa untuk mandi wajib, karena semalam mereka habis melakukan hubungan intim suami istri.

" Bisa, masakan aku air panas?" Raisa merajuk, masih terbaring di tempat tidur.

Faisal keluar dari kamarnya dan menuju dapur, lalu menadahkan air di panci untuk memasak air panas untuk mandi Raisa.

Selesai menyalakan kompor dan menaruh panci, Faisal langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Faisal pun keluar dari kamar mandi dan mengambil air wudhu, untuk melaksanakan solat subuh.

" Sa, airnya sudah aku masak," lapor Faisal." Coba kamu cek, sudah panas belum?" tanya Faisal.

Raisa pun keluar dari kamarnya, dan melihat air yang sudah di masak oleh Faisal.

Ternyata sudah mendidih, dan Raisa mematikan kompor lalu menuju kamar mandi. Dia menuangkan ke ember yang kosong, lalu sisanya langsung mengisi dengan air dingin. Setelah air sudah siap, Raisa pun mandi.

Selesai mandi, Raisa langsung menuju kamarnya. Namun saat ingin menuju pintu, dia mendengar percakapan antara Faisal dan bu Leha.

" Bu, kemarin Faisal sudah memberikan uang untuk membeli beras. Tapi kok berasnya gak ada?" Faisal bertanya pada ibunya.

" Memangnya, kamu sudah cek?" balas bu Leha menjawab pertanyaan anaknya.

" Kemarin Raisa ingin masak nasi, tapi tidak ada beras untuk di masak, " sahut Faisal.

" Dia mengadu apalagi, sama kamu?" tanyanya dengan nada ketus.

" Dia tidak mengadu Bu, hanya bertanya soal beras. Karena aku sudah memberi Ibu uang untuk beli beras, sedang Raisa tidak aku berikan uang. Kemarin dia kelaparan, karena di rumah tidak ada makanan." Faisal menjelaskan.

" Ya sudah, biar dia aja yang masak." 

" Ya sudah, nanti biar Faisal suruh Raisa saja yang masak. Ibu gak usah kerja lagi, ya." Faisal menegaskan.

Karena mendengar Faisal ingin keluar dari kamar, Raisa langsung masuk ke dalam kamarnya. 

Lalu dia mengenakan baju, dan mukenanya untuk melaksanakan solat subuh.

Faisal pun masuk ke dalam kamar, dan merapikan dirinya karena ingin berangkat mengantarkan koran.

Faisal pun pamit pada Raisa, usai dia melaksanakan solat subuh.

" Sa, aku jalan dulu. Ini ada sedikit uang buat kamu masak, pulang nanti aku ingin makan nasi goreng, ya! " Faisal berpesan seraya memberikan uang lima puluh ribu pada Raisa.

" Iya, " jawab Raisa sambil mencium tangan suaminya.

Raisa berdiri di depan pintu, dia mengawal kepergian Faisal yang akan mencari nafkah.

Setelah Faisal pergi, dia langsung ke dapur melihat stok bahan makanan.

"Sepertinya memang tidak ada apa-apa, selama ini Faisal memberikan ibunya uang, kenapa tidak di belikan stok dapur ya?"  Raisa miris melihat tidak ada stok apapun di dapur.

Lalu Raisa keluar rumah, mencari warung yang sudah buka.

-

Silakan Like cerita ku ya.

Terpopuler

Comments

Tri Wahyuni

Tri Wahyuni

kmu hrs setok sabar yg banyak dn kmu yuk pengalaman hidup mu dn kmu berpikir terlalu polos .klo sdh nikah hidup dgn bebas g tertekan lagi dgn aturan klga .malah lebih parang kita hrs patuh pada suami dn klga mertua ...

2022-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Di lamar
2 Part 2: Ulah Ipar
3 Part 3: Curhat
4 Part 4: Teman baru Raisa
5 Part 5: Mengalah
6 Part 6: Reaksi Aldo
7 Part 7: Raisa mau kerja
8 Part 8: Menyiapkan berkas
9 Part 9: Mulai kerja
10 Part 10: Tawaran Aldo
11 Part 11: Lina mengiba
12 Part 12: Tawaran kuliah
13 Bab 13: Gaji istri
14 Bab 14: Faisal ke kantor
15 Bab 15: Bukti kejantanan
16 Bab 16: CEO
17 Bab 17: Hubungan terlarang
18 Bab 18: Menjauhi Aldo
19 Bab 19: Semakin membenci Aldo
20 Bab 20: Mengundurkan diri
21 Bab 21: Masa lalu
22 Bab 22: Tawaran menari
23 Bab 23: Hamil?
24 Bab 24: Kenyataan Pahit
25 Bab 25 : Keraguan Faisal
26 Bab 26: Kejujuran Raisa
27 Bab 27: Bunuh diri
28 Bab 28: Pertolongan Arifin
29 Bab 29: Belanja perlengkapan bayi
30 Bab 30: Melahirkan
31 Bab 31: Raisa di goda.
32 Bab 32: Raisa incaran Fay
33 Bab 33: Arifin vs Aldo
34 Bab 34: Rindu Aldo
35 Bab 35: Aldo bertemu Ale
36 Bab 36: Ada apa dengan Ale?
37 Bab 37: Pertemuan keluarga Raisa
38 Bab 38: Pertemuan Raisa dan Aldo
39 Bab 39: Aldo dan Ale
40 Bab 40: Kekeh Raisa
41 Bab 41: Ikatan batin
42 Bab 42: Pengakuan Wisnu
43 Bab 43: Tawaran untuk Alesha
44 Bab 44: Wawancara
45 Bab 45: Kehadiran Johnson
46 Bab 46: Aldo, Raisa dan Alesha
47 Bab 47: Kebersamaan
48 Bab 48: Raisa tenggelam
49 Bab 49: Perhatian Aldo
50 Bab 50: Aldo vs Fay
51 Bab 51: Raisa cemburu
52 Bab 52: Modus
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Pengumuman
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Part 1: Di lamar
2
Part 2: Ulah Ipar
3
Part 3: Curhat
4
Part 4: Teman baru Raisa
5
Part 5: Mengalah
6
Part 6: Reaksi Aldo
7
Part 7: Raisa mau kerja
8
Part 8: Menyiapkan berkas
9
Part 9: Mulai kerja
10
Part 10: Tawaran Aldo
11
Part 11: Lina mengiba
12
Part 12: Tawaran kuliah
13
Bab 13: Gaji istri
14
Bab 14: Faisal ke kantor
15
Bab 15: Bukti kejantanan
16
Bab 16: CEO
17
Bab 17: Hubungan terlarang
18
Bab 18: Menjauhi Aldo
19
Bab 19: Semakin membenci Aldo
20
Bab 20: Mengundurkan diri
21
Bab 21: Masa lalu
22
Bab 22: Tawaran menari
23
Bab 23: Hamil?
24
Bab 24: Kenyataan Pahit
25
Bab 25 : Keraguan Faisal
26
Bab 26: Kejujuran Raisa
27
Bab 27: Bunuh diri
28
Bab 28: Pertolongan Arifin
29
Bab 29: Belanja perlengkapan bayi
30
Bab 30: Melahirkan
31
Bab 31: Raisa di goda.
32
Bab 32: Raisa incaran Fay
33
Bab 33: Arifin vs Aldo
34
Bab 34: Rindu Aldo
35
Bab 35: Aldo bertemu Ale
36
Bab 36: Ada apa dengan Ale?
37
Bab 37: Pertemuan keluarga Raisa
38
Bab 38: Pertemuan Raisa dan Aldo
39
Bab 39: Aldo dan Ale
40
Bab 40: Kekeh Raisa
41
Bab 41: Ikatan batin
42
Bab 42: Pengakuan Wisnu
43
Bab 43: Tawaran untuk Alesha
44
Bab 44: Wawancara
45
Bab 45: Kehadiran Johnson
46
Bab 46: Aldo, Raisa dan Alesha
47
Bab 47: Kebersamaan
48
Bab 48: Raisa tenggelam
49
Bab 49: Perhatian Aldo
50
Bab 50: Aldo vs Fay
51
Bab 51: Raisa cemburu
52
Bab 52: Modus
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!