Raisa mencoba mengetuk pintu bu Leha, barangkali mertuanya bisa meminjamkan uang untuk nya membeli nasi padang.
" Tok, tok, tok ...."
Raisa mengetuk pintu kamar mertuanya, namun tak ada jawaban. Lalu dia melihat ada gembok, yang melingkari kunci pintu kamarnya.
Rupanya mertuanya sedang pergi, dan dia tidak pamit kepada Raisa kalau mau pergi.
Seperti tak di anggap saja di rumah itu, Raisa semakin kesal. Dia tidak tahu apa yang akan di perbuat nya di rumah itu.
Akhirnya dia masuk ke dalam kamarnya, dan merebahkan tubuhnya di kasur. Menunggu kepulangan Faisal yang sedang mencari nafkah. Dengan perut yang kosong keroncongan, berharap ada yang mengirimkan makanan.
"Brrm, brrm ..." Terdengar suara motor Faisal, yang berhenti di depan rumah.
" Assalamualaikum." Faisal memberikan salam.
Karena tidak ada yang menjawab salam nya, akhirnya Faisal masuk ke dalam rumah.
" Raisa ..., " panggil Faisal dari arah depan pintu kamar.
Lalu Faisal masuk ke dalam kamarnya, melihat Raisa yang tertidur, Faisal pun mendekat.
Faisal melihat keringat dingin, mengucur di kening Raisa.
" Raisa ...," Panggil Faisal seraya mengusap keringat yang membasahi kening Raisa, " kamu sakit?" tanyanya yang melihat kedua mata Raisa sudah terbuka.
" Kamu sudah pulang?" Raisa bangun dengan suara yang lemas
" Kamu sakit?" Faisal mengulang pertanyaan nya.
" Aku lapar," ucapnya sambil memegang perutnya yang sudah sakit.
" Memang ibu tidak masak?" tanya Faisal.
" Enggak tahu, ibu kamu pergi sejak tadi, " ucap Raisa dengan tubuh nya yang lemas, " aku memeriksa dapur, tidak ada makanan dan juga beras."
" Ya sudah, kamu mau makan apa?" Faisal langsung membangunkan Raisa.
" Perutku sudah sakit, sebaiknya beli bubur ayam saja," kata Raisa yang sudah bersandar, di headboard tempat tidur.
Kemudian Faisal langsung bergegas pergi, untuk membelikan bubur ayam.
Raisa yang sudah terkulai lemas, dia langsung menuju dapur untuk membuat teh manis panas.
Ternyata tidak ada air di termos, lalu Raisa pun memasak sedikit air di ketel uap. Sembari menunggu air yang di masak, Raisa menuangkan gula dan menaruh teh di gelas.
Tiba-tiba ada suara berisik, dari arah pintu depan. Suara anak kecil dan bu Leha, yang sudah masuk ke dalam rumah.
" Eh Sal, kamu sudah pulang?" Maria menegur Faisal yang sedang memarkirkan motornya.
" Sudah," jawab Faisal yang sudah mematikan mesin motor nya.
" Bawa apaan tuh?" Maria melihat ada bungkusan sterofom di motor Faisal.
" Bubur ayam," jawab Faisal yang akan masuk ke dalam rumah.
" Bubur ayam, buat siapa?" tanyanya sembari mengekori Faisal masuk ke dalam rumah.
" Buat Raisa," jawab Faisal.
" Ya elah buang-buang duit aja, bukannya dia masak malah jajan mulu kerjaannya," celetuk Maria yang sudah masuk ke dalam kamar ibunya.
Raisa mendengar sindiran dari Maria, dia sudah sangat geram dengan sindiran nya.
Setelah air matang, Raisa langsung menuangkannya air panas ke dalam gelas. Dan membawa dua gelas teh manis panas, ke dalam kamarnya.
" Kakakmu pintar sekali, memancing di air keruh." Raisa terlihat kesal sambil menaruh gelas ke atas meja.
" Kamu yang sabar, ya. Nanti aku akan menegurnya," ucap Faisal sambil menaruh bungkusan berisi bubur ayam ke atas meja.
" Aku capek, dengerin semua sindiran kakak-kakak mu. Aku mau pulang aja." Raisa merengek sambil menangis, tak tahan mendengar semua sindiran kakaknya Faisal.
Faisal pun mendekati Raisa, dia memeluk erat tubuh Raisa. Mencoba menenangkan istrinya yang sedang sensitif.
" Maafkan aku, ibuku sangat membutuhkan ku. Karena aku adalah anak laki satu-satunya, aku mohon kau bisa mengerti, " ucapnya menenangkan sambil mengelus punggung Raisa.
Raisa hanya bisa meneteskan air matanya, dia mencoba menegarkan dirinya.
Selesai menuangkan isi hatinya, Raisa pun berhenti menangis. Faisal langsung membuka sterofom yang berisi bubur ayam. Lalu Faisal menyuapi Raisa, mereka pun makan bersama.
" Sal, kalau beli makanan bagi-bagi dong! Jangan makan sendiri aja," teriak Maria yang suaranya terdengar dari arah ruang tamu.
" Beli aja sendiri, kan punya duit." Faisal membalas teriakan nya.
" Oh gitu ya, lebih sayang istri daripada sodara sendiri. Inget dulu kamu siapa yang ngurusin?" Maria membalas dengan mengungkit kehidupan masa lalunya.
" Yang dulu, jangan di ungkit-ungkit, " jawab Faisal.
Karena sudah tidak di landeni oleh Faisal, akhirnya diapun pulang ke rumah nya.
" Tuh kan, kalau gak di ladeni dia pulang sendiri, " ucap Faisal menghibur Raisa.
Raisa pun tersenyum, lalu meneruskan lagi makan bubur ayam nya.
Sudah larut malam, para penghuni rumah semua sudah tertidur lelap.
☀️☀️☀️
Waktu menunjukkan pukul setengah lima pagi, Faisal terbangun dari tidurnya. Dia membangun kan Raisa untuk mandi wajib, karena semalam mereka habis melakukan hubungan intim suami istri.
" Bisa, masakan aku air panas?" Raisa merajuk, masih terbaring di tempat tidur.
Faisal keluar dari kamarnya dan menuju dapur, lalu menadahkan air di panci untuk memasak air panas untuk mandi Raisa.
Selesai menyalakan kompor dan menaruh panci, Faisal langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Faisal pun keluar dari kamar mandi dan mengambil air wudhu, untuk melaksanakan solat subuh.
" Sa, airnya sudah aku masak," lapor Faisal." Coba kamu cek, sudah panas belum?" tanya Faisal.
Raisa pun keluar dari kamarnya, dan melihat air yang sudah di masak oleh Faisal.
Ternyata sudah mendidih, dan Raisa mematikan kompor lalu menuju kamar mandi. Dia menuangkan ke ember yang kosong, lalu sisanya langsung mengisi dengan air dingin. Setelah air sudah siap, Raisa pun mandi.
Selesai mandi, Raisa langsung menuju kamarnya. Namun saat ingin menuju pintu, dia mendengar percakapan antara Faisal dan bu Leha.
" Bu, kemarin Faisal sudah memberikan uang untuk membeli beras. Tapi kok berasnya gak ada?" Faisal bertanya pada ibunya.
" Memangnya, kamu sudah cek?" balas bu Leha menjawab pertanyaan anaknya.
" Kemarin Raisa ingin masak nasi, tapi tidak ada beras untuk di masak, " sahut Faisal.
" Dia mengadu apalagi, sama kamu?" tanyanya dengan nada ketus.
" Dia tidak mengadu Bu, hanya bertanya soal beras. Karena aku sudah memberi Ibu uang untuk beli beras, sedang Raisa tidak aku berikan uang. Kemarin dia kelaparan, karena di rumah tidak ada makanan." Faisal menjelaskan.
" Ya sudah, biar dia aja yang masak."
" Ya sudah, nanti biar Faisal suruh Raisa saja yang masak. Ibu gak usah kerja lagi, ya." Faisal menegaskan.
Karena mendengar Faisal ingin keluar dari kamar, Raisa langsung masuk ke dalam kamarnya.
Lalu dia mengenakan baju, dan mukenanya untuk melaksanakan solat subuh.
Faisal pun masuk ke dalam kamar, dan merapikan dirinya karena ingin berangkat mengantarkan koran.
Faisal pun pamit pada Raisa, usai dia melaksanakan solat subuh.
" Sa, aku jalan dulu. Ini ada sedikit uang buat kamu masak, pulang nanti aku ingin makan nasi goreng, ya! " Faisal berpesan seraya memberikan uang lima puluh ribu pada Raisa.
" Iya, " jawab Raisa sambil mencium tangan suaminya.
Raisa berdiri di depan pintu, dia mengawal kepergian Faisal yang akan mencari nafkah.
Setelah Faisal pergi, dia langsung ke dapur melihat stok bahan makanan.
"Sepertinya memang tidak ada apa-apa, selama ini Faisal memberikan ibunya uang, kenapa tidak di belikan stok dapur ya?" Raisa miris melihat tidak ada stok apapun di dapur.
Lalu Raisa keluar rumah, mencari warung yang sudah buka.
-
Silakan Like cerita ku ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Tri Wahyuni
kmu hrs setok sabar yg banyak dn kmu yuk pengalaman hidup mu dn kmu berpikir terlalu polos .klo sdh nikah hidup dgn bebas g tertekan lagi dgn aturan klga .malah lebih parang kita hrs patuh pada suami dn klga mertua ...
2022-12-02
1