Part 4: Teman baru Raisa

Lalu Raisa keluar rumah, mencari warung yang sudah buka. Dia akan membeli beras dan juga sayuran. 

Raisa belum paham, dengan situasi daerah tempat tinggal Faisal. 

Sehingga dia harus berputar-putar, mencari warung dan tukang sayur yang sudah buka.

" Neng, " sapa pemuda yang berada di atas motor yang memakai baju berwarna kuning berbalut jaket kulit berwarna coklat.

Raisa hanya tersenyum, mendengar sapaan laki-laki itu.

Laki-laki itu pun terkesima, dengan senyuman Raisa. 

Raisa pun berhenti, sejenak dia berpikir untuk bertanya pada pemuda yang sedang duduk di atas motor nya.

Lalu Raisa menghampiri nya, " Maaf Bang, mau tanya?"  Raisa mendekati pemuda itu.

" Iya Neng, mau nanya apa?" Pemuda itu menjawab dengan ramah.

" Warung yang sudah buka di mana, ya?" Raisa bertanya sambil menoleh ke arah kiri dan kanan.

" Oh warung, tuh warung pak Kodir di ujung jalan. Biasanya udah buka, Neng, " kata pemuda itu sambil menunjukkan jari telunjuknya.

" Oh, makasih ya, Bang, " jawab Raisa sambil menundukkan kepalanya lalu berbelok arah ke warung pak Kodir.

' Cantik, kayaknya bukan orang sini. Kok aku gak pernah liat, ya?' ucap pemuda itu dalam hatinya, saat melihat kepergian Raisa.

Raisa terus berjalan menuju warung pak Kodir, ternyata memang hanya warungnya yang sudah buka.

" Permisi, Pak. " Raisa menyapa pak Kodir yang sedang berjaga.

" Iya, mau beli apa?" tanya Pak Kodir yang telah berdiri di sudut warungnya.

" Mau beli beras seliter, sama minyak goreng seperapat, " jawab Raisa.

Lalu pak Kodir mengambilkan pesanan Raisa, kemudian memperhatikan wajah Raisa yang masih asing di matanya.

" Orang baru, ya?" Pak Kodir memperhatikan Raisa seraya memberikan bungkusan di tangan nya.

" Iya, Pak!" jawab Raisa sambil memberikan uang lima puluh ribuan pemberian Faisal.

" Tinggal di mana?" tanyanya yang merogoh uang di kantong untuk kembalian.

" Saya, istri Faisal." Raisa menjawab dengan tersipu malu.

" Oh istri Faisal, yang anaknya bu Leha? " Pak Kodir bertanya.

" Iya, Pak! " jawab Raisa.

" Kok anak itu uda nikah, gak bilang-bilang?" Pak Kodir meledek seraya menyerahkan uang kembalian pada Raisa. Pak Kodir sudah mengenal Faisal sejak kecil. Dia terkejut dengan penuturan Raisa, kalau Faisal sudah menikah. 

Karena setahu dia, Faisal memang banyak pacarnya. Tetapi gadis yang sering di bonceng Faisal, tidak secantik gadis yang baru saja berbelanja ke warungnya.

" Terima kasih ya, Pak! " kata Raisa, lalu dia beranjak pergi meninggalkan warung pak Kodir.

"Faisal bisa aja sih nyari istri, cantik banget, " gumam pak Kodir sambil melihat kepergian Raisa.

Kaki Raisa kembali berjalan, menyusuri jalan untuk mencari keberadaan tukang sayur.

Melihat setiap gang, apakah ada tukang sayur yang mangkal atau gerobaknya sedang berhenti.

" Eh, itu dia tukang sayur." Raisa melihat tukang sayur, di depan rumah berpagar hitam dan tembok bercat kuning keemasan.

Raisa menghampiri tukang sayur, dan melihat sayuran apa yang akan dia masak.

Tiba-tiba pintu pagar terbuka,  terlihat pemuda berbaju kuning tadi pagi yang menyapa Raisa. Pemuda itu ingin memanaskan mesin mobilnya.

Dia melihat Raisa di depan pagar, sepertinya sedang memilah sayur.

Lalu pemuda tadi menghampiri Raisa, yang terlihat membawa bungkusan plastik berwarna hitam.

" Eh Neng, ketemu lagi, " sapa pemuda itu sambil memilah-milah sayuran Padahal dia hanya berpura-pura, ingin menyapa Raisa 

" Eh, si Abang." Raisa menjawab sembari tersenyum ke arahnya.

" Neng, tadi abang mau nanya siapa namanya?" ucap pemuda itu sambil mengibaskan daun kangkung yang di ambil dari gerobak sayur.

" Den Aldo, kamu mau makan kangkung?" tanya wanita paruh baya menghampiri pemuda yang bernama Aldo.

Namanya Revaldo Junior Putra, pemuda yang baru lulus sekolah sama seperti Raisa. Dia terpesona dengan senyum Raisa, yang terlihat begitu manis. 

" Neng, siapa namanya?" Aldo menggoda Raisa.

" Memangnya penting?" jawab Raisa seraya mengambil sayur bayam dan sepotong tempe.

" Ya enggak, soalnya abang baru liat Eneng di mari, " katanya dengan logat Betawinya.

" Aku Raisa, " jawab Raisa sembari tangannya memberikan sayur dan tempe kepada tukang sayur. Dan matanya melirik ke arah Aldo.

" Jadi berapa, Mbak?" Raisa mengalihkan pandangan nya ke arah tukang sayur.

" Semua jadi tujuh ribu," jawab tukang sayur yang sudah menghitung belanjaan Raisa.

" Ini ya, Mbak!" kata Raisa sambil memberikan uang sepuluh ribu.

" Kamu tinggal dimana?" tanya Aldo yang masih sangat penasaran dengan Raisa.

" Mau tahu aja, apa pake banget?" Raisa yang menggoda, karena mereka memang terlihat seumuran.

" Kalau mau tahu banget mah jangan deh. Nanti kamu akan kecewa, " tutur Raisa, dia sudah menerima belanjaan dari tukang sayur.

Lalu Raisa langsung pergi, meninggalkan tukang sayur dan juga Aldo.

Aldo terlihat penasaran akan sikap Raisa, dengan parasnya yang cantik namun penuh misteri.

Raisa menuju arah rumah Faisal, ternyata dia sudah cukup jauh melangkah. Hingga bingung dengan arah balik menuju rumah Faisal.

Dalam batinnya, dia ingin akrab dengan mertua dan juga ipar-iparnya. Namun apalah daya, sepertinya mereka lebih suka mengolok-olok Raisa, daripada membimbing nya. Dia berharap ibu mertuanya mengantarkan nya pergi ke warung, karena dia tidak tahu sama sekali daerah tempat tinggal Faisal.

Tapi tidak ada kata basa-basi, ataupun perhatian yang dia dengar selama ini. Nyatanya mereka begitu cuek, dan tak memperdulikan kehadiran Raisa di rumah itu.

Raisa hanya meratapi keadaan nya saat ini, begitu menyesal menikah di usia dini. Yang dia pikir akan hidup bahagia, dan terbebas dari semua aturan keluarga. 

Ibarat pepatah mengatakan, keluar dari kandang singa masuk ke kandang buaya.

Faisal cemas, ketika tidak menemui keberadaan Raisa di rumah nya.

" Bu, Raisa kemana?" tanya Faisal pada ibunya yang sedang berada di ruang tamu.

" Gak tahu, dia juga pergi gak pamit, " jawab bu Leha dengan nada ketus.

" Sal ... coba aja dulu kamu mau sama Ita, anak bu haji Merry. Pasti kamu udah hidup enak. Di taksir sama orang kaya, kok mauan sama orang susah." Maria mengejek Faisal sambil menemani ibunya di ruang tamu bersama anak-anak nya.

" Gak usah mencampuri kehidupan ku, urusi saja rumah tangga mu. Kesian suami di omelin mulu tiap kali gak bawa duit." Faisal balik menyindir Maria.

" Eh, kok jadi nyolot kamu, Sal?" Maria geram dan tidak terima dengan perlawanan Faisal.

Faisal langsung menyalakan mesin motor nya, dan mencari keberadaan Raisa.

"Oh, ternyata mereka tidak suka dengan Raisa. Karena aku menolak perjodohan, dengan Ita? " batin Faisal yang kesal dengan celotehan Maria.

Faisal semakin bingung, jika keluarganya membenci Raisa hanya karena masalah status sosial. Memang keluarga nya terkenal matre, kakak-kakaknya semua memang di jodohkan oleh anak orang kaya. 

Namun yang kaya itu orang tuanya, tetapi anaknya tidak di bekali dengan usaha dan kerja keras. Di saat usaha dan harta orang tuanya habis, mereka kebingungan. Dan akhirnya Maria hidup berdampingan dengan orang tuanya, karena terusir oleh mertua yang sudah menjual rumah nya.

Faisal mencari keberadaan Raisa, di setiap sudut gang. Dia ingat kalau Raisa meminta uang untuk membeli beras. Motor nya melaju, ke arah warung pak Kodir.

Silakan beri tanda cinta untuk karya ku, dan jangan lupa like setiap cerita ku.

Terpopuler

Comments

Ratna Waellah

Ratna Waellah

yg bikin tuh iklan nya lho. bolak blik munculnya

2023-03-08

2

mamayot

mamayot

4 like mendarat thor, semangat

2021-09-07

1

Felice∆

Felice∆

klo hub mertua dan menantu pas d awl udh ga enak mw d akrabpin kex gmn uga canggung

2021-07-31

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1: Di lamar
2 Part 2: Ulah Ipar
3 Part 3: Curhat
4 Part 4: Teman baru Raisa
5 Part 5: Mengalah
6 Part 6: Reaksi Aldo
7 Part 7: Raisa mau kerja
8 Part 8: Menyiapkan berkas
9 Part 9: Mulai kerja
10 Part 10: Tawaran Aldo
11 Part 11: Lina mengiba
12 Part 12: Tawaran kuliah
13 Bab 13: Gaji istri
14 Bab 14: Faisal ke kantor
15 Bab 15: Bukti kejantanan
16 Bab 16: CEO
17 Bab 17: Hubungan terlarang
18 Bab 18: Menjauhi Aldo
19 Bab 19: Semakin membenci Aldo
20 Bab 20: Mengundurkan diri
21 Bab 21: Masa lalu
22 Bab 22: Tawaran menari
23 Bab 23: Hamil?
24 Bab 24: Kenyataan Pahit
25 Bab 25 : Keraguan Faisal
26 Bab 26: Kejujuran Raisa
27 Bab 27: Bunuh diri
28 Bab 28: Pertolongan Arifin
29 Bab 29: Belanja perlengkapan bayi
30 Bab 30: Melahirkan
31 Bab 31: Raisa di goda.
32 Bab 32: Raisa incaran Fay
33 Bab 33: Arifin vs Aldo
34 Bab 34: Rindu Aldo
35 Bab 35: Aldo bertemu Ale
36 Bab 36: Ada apa dengan Ale?
37 Bab 37: Pertemuan keluarga Raisa
38 Bab 38: Pertemuan Raisa dan Aldo
39 Bab 39: Aldo dan Ale
40 Bab 40: Kekeh Raisa
41 Bab 41: Ikatan batin
42 Bab 42: Pengakuan Wisnu
43 Bab 43: Tawaran untuk Alesha
44 Bab 44: Wawancara
45 Bab 45: Kehadiran Johnson
46 Bab 46: Aldo, Raisa dan Alesha
47 Bab 47: Kebersamaan
48 Bab 48: Raisa tenggelam
49 Bab 49: Perhatian Aldo
50 Bab 50: Aldo vs Fay
51 Bab 51: Raisa cemburu
52 Bab 52: Modus
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Pengumuman
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Part 1: Di lamar
2
Part 2: Ulah Ipar
3
Part 3: Curhat
4
Part 4: Teman baru Raisa
5
Part 5: Mengalah
6
Part 6: Reaksi Aldo
7
Part 7: Raisa mau kerja
8
Part 8: Menyiapkan berkas
9
Part 9: Mulai kerja
10
Part 10: Tawaran Aldo
11
Part 11: Lina mengiba
12
Part 12: Tawaran kuliah
13
Bab 13: Gaji istri
14
Bab 14: Faisal ke kantor
15
Bab 15: Bukti kejantanan
16
Bab 16: CEO
17
Bab 17: Hubungan terlarang
18
Bab 18: Menjauhi Aldo
19
Bab 19: Semakin membenci Aldo
20
Bab 20: Mengundurkan diri
21
Bab 21: Masa lalu
22
Bab 22: Tawaran menari
23
Bab 23: Hamil?
24
Bab 24: Kenyataan Pahit
25
Bab 25 : Keraguan Faisal
26
Bab 26: Kejujuran Raisa
27
Bab 27: Bunuh diri
28
Bab 28: Pertolongan Arifin
29
Bab 29: Belanja perlengkapan bayi
30
Bab 30: Melahirkan
31
Bab 31: Raisa di goda.
32
Bab 32: Raisa incaran Fay
33
Bab 33: Arifin vs Aldo
34
Bab 34: Rindu Aldo
35
Bab 35: Aldo bertemu Ale
36
Bab 36: Ada apa dengan Ale?
37
Bab 37: Pertemuan keluarga Raisa
38
Bab 38: Pertemuan Raisa dan Aldo
39
Bab 39: Aldo dan Ale
40
Bab 40: Kekeh Raisa
41
Bab 41: Ikatan batin
42
Bab 42: Pengakuan Wisnu
43
Bab 43: Tawaran untuk Alesha
44
Bab 44: Wawancara
45
Bab 45: Kehadiran Johnson
46
Bab 46: Aldo, Raisa dan Alesha
47
Bab 47: Kebersamaan
48
Bab 48: Raisa tenggelam
49
Bab 49: Perhatian Aldo
50
Bab 50: Aldo vs Fay
51
Bab 51: Raisa cemburu
52
Bab 52: Modus
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!