Lalu Raisa keluar rumah, mencari warung yang sudah buka. Dia akan membeli beras dan juga sayuran.
Raisa belum paham, dengan situasi daerah tempat tinggal Faisal.
Sehingga dia harus berputar-putar, mencari warung dan tukang sayur yang sudah buka.
" Neng, " sapa pemuda yang berada di atas motor yang memakai baju berwarna kuning berbalut jaket kulit berwarna coklat.
Raisa hanya tersenyum, mendengar sapaan laki-laki itu.
Laki-laki itu pun terkesima, dengan senyuman Raisa.
Raisa pun berhenti, sejenak dia berpikir untuk bertanya pada pemuda yang sedang duduk di atas motor nya.
Lalu Raisa menghampiri nya, " Maaf Bang, mau tanya?" Raisa mendekati pemuda itu.
" Iya Neng, mau nanya apa?" Pemuda itu menjawab dengan ramah.
" Warung yang sudah buka di mana, ya?" Raisa bertanya sambil menoleh ke arah kiri dan kanan.
" Oh warung, tuh warung pak Kodir di ujung jalan. Biasanya udah buka, Neng, " kata pemuda itu sambil menunjukkan jari telunjuknya.
" Oh, makasih ya, Bang, " jawab Raisa sambil menundukkan kepalanya lalu berbelok arah ke warung pak Kodir.
' Cantik, kayaknya bukan orang sini. Kok aku gak pernah liat, ya?' ucap pemuda itu dalam hatinya, saat melihat kepergian Raisa.
Raisa terus berjalan menuju warung pak Kodir, ternyata memang hanya warungnya yang sudah buka.
" Permisi, Pak. " Raisa menyapa pak Kodir yang sedang berjaga.
" Iya, mau beli apa?" tanya Pak Kodir yang telah berdiri di sudut warungnya.
" Mau beli beras seliter, sama minyak goreng seperapat, " jawab Raisa.
Lalu pak Kodir mengambilkan pesanan Raisa, kemudian memperhatikan wajah Raisa yang masih asing di matanya.
" Orang baru, ya?" Pak Kodir memperhatikan Raisa seraya memberikan bungkusan di tangan nya.
" Iya, Pak!" jawab Raisa sambil memberikan uang lima puluh ribuan pemberian Faisal.
" Tinggal di mana?" tanyanya yang merogoh uang di kantong untuk kembalian.
" Saya, istri Faisal." Raisa menjawab dengan tersipu malu.
" Oh istri Faisal, yang anaknya bu Leha? " Pak Kodir bertanya.
" Iya, Pak! " jawab Raisa.
" Kok anak itu uda nikah, gak bilang-bilang?" Pak Kodir meledek seraya menyerahkan uang kembalian pada Raisa. Pak Kodir sudah mengenal Faisal sejak kecil. Dia terkejut dengan penuturan Raisa, kalau Faisal sudah menikah.
Karena setahu dia, Faisal memang banyak pacarnya. Tetapi gadis yang sering di bonceng Faisal, tidak secantik gadis yang baru saja berbelanja ke warungnya.
" Terima kasih ya, Pak! " kata Raisa, lalu dia beranjak pergi meninggalkan warung pak Kodir.
"Faisal bisa aja sih nyari istri, cantik banget, " gumam pak Kodir sambil melihat kepergian Raisa.
Kaki Raisa kembali berjalan, menyusuri jalan untuk mencari keberadaan tukang sayur.
Melihat setiap gang, apakah ada tukang sayur yang mangkal atau gerobaknya sedang berhenti.
" Eh, itu dia tukang sayur." Raisa melihat tukang sayur, di depan rumah berpagar hitam dan tembok bercat kuning keemasan.
Raisa menghampiri tukang sayur, dan melihat sayuran apa yang akan dia masak.
Tiba-tiba pintu pagar terbuka, terlihat pemuda berbaju kuning tadi pagi yang menyapa Raisa. Pemuda itu ingin memanaskan mesin mobilnya.
Dia melihat Raisa di depan pagar, sepertinya sedang memilah sayur.
Lalu pemuda tadi menghampiri Raisa, yang terlihat membawa bungkusan plastik berwarna hitam.
" Eh Neng, ketemu lagi, " sapa pemuda itu sambil memilah-milah sayuran Padahal dia hanya berpura-pura, ingin menyapa Raisa
" Eh, si Abang." Raisa menjawab sembari tersenyum ke arahnya.
" Neng, tadi abang mau nanya siapa namanya?" ucap pemuda itu sambil mengibaskan daun kangkung yang di ambil dari gerobak sayur.
" Den Aldo, kamu mau makan kangkung?" tanya wanita paruh baya menghampiri pemuda yang bernama Aldo.
Namanya Revaldo Junior Putra, pemuda yang baru lulus sekolah sama seperti Raisa. Dia terpesona dengan senyum Raisa, yang terlihat begitu manis.
" Neng, siapa namanya?" Aldo menggoda Raisa.
" Memangnya penting?" jawab Raisa seraya mengambil sayur bayam dan sepotong tempe.
" Ya enggak, soalnya abang baru liat Eneng di mari, " katanya dengan logat Betawinya.
" Aku Raisa, " jawab Raisa sembari tangannya memberikan sayur dan tempe kepada tukang sayur. Dan matanya melirik ke arah Aldo.
" Jadi berapa, Mbak?" Raisa mengalihkan pandangan nya ke arah tukang sayur.
" Semua jadi tujuh ribu," jawab tukang sayur yang sudah menghitung belanjaan Raisa.
" Ini ya, Mbak!" kata Raisa sambil memberikan uang sepuluh ribu.
" Kamu tinggal dimana?" tanya Aldo yang masih sangat penasaran dengan Raisa.
" Mau tahu aja, apa pake banget?" Raisa yang menggoda, karena mereka memang terlihat seumuran.
" Kalau mau tahu banget mah jangan deh. Nanti kamu akan kecewa, " tutur Raisa, dia sudah menerima belanjaan dari tukang sayur.
Lalu Raisa langsung pergi, meninggalkan tukang sayur dan juga Aldo.
Aldo terlihat penasaran akan sikap Raisa, dengan parasnya yang cantik namun penuh misteri.
Raisa menuju arah rumah Faisal, ternyata dia sudah cukup jauh melangkah. Hingga bingung dengan arah balik menuju rumah Faisal.
Dalam batinnya, dia ingin akrab dengan mertua dan juga ipar-iparnya. Namun apalah daya, sepertinya mereka lebih suka mengolok-olok Raisa, daripada membimbing nya. Dia berharap ibu mertuanya mengantarkan nya pergi ke warung, karena dia tidak tahu sama sekali daerah tempat tinggal Faisal.
Tapi tidak ada kata basa-basi, ataupun perhatian yang dia dengar selama ini. Nyatanya mereka begitu cuek, dan tak memperdulikan kehadiran Raisa di rumah itu.
Raisa hanya meratapi keadaan nya saat ini, begitu menyesal menikah di usia dini. Yang dia pikir akan hidup bahagia, dan terbebas dari semua aturan keluarga.
Ibarat pepatah mengatakan, keluar dari kandang singa masuk ke kandang buaya.
Faisal cemas, ketika tidak menemui keberadaan Raisa di rumah nya.
" Bu, Raisa kemana?" tanya Faisal pada ibunya yang sedang berada di ruang tamu.
" Gak tahu, dia juga pergi gak pamit, " jawab bu Leha dengan nada ketus.
" Sal ... coba aja dulu kamu mau sama Ita, anak bu haji Merry. Pasti kamu udah hidup enak. Di taksir sama orang kaya, kok mauan sama orang susah." Maria mengejek Faisal sambil menemani ibunya di ruang tamu bersama anak-anak nya.
" Gak usah mencampuri kehidupan ku, urusi saja rumah tangga mu. Kesian suami di omelin mulu tiap kali gak bawa duit." Faisal balik menyindir Maria.
" Eh, kok jadi nyolot kamu, Sal?" Maria geram dan tidak terima dengan perlawanan Faisal.
Faisal langsung menyalakan mesin motor nya, dan mencari keberadaan Raisa.
"Oh, ternyata mereka tidak suka dengan Raisa. Karena aku menolak perjodohan, dengan Ita? " batin Faisal yang kesal dengan celotehan Maria.
Faisal semakin bingung, jika keluarganya membenci Raisa hanya karena masalah status sosial. Memang keluarga nya terkenal matre, kakak-kakaknya semua memang di jodohkan oleh anak orang kaya.
Namun yang kaya itu orang tuanya, tetapi anaknya tidak di bekali dengan usaha dan kerja keras. Di saat usaha dan harta orang tuanya habis, mereka kebingungan. Dan akhirnya Maria hidup berdampingan dengan orang tuanya, karena terusir oleh mertua yang sudah menjual rumah nya.
Faisal mencari keberadaan Raisa, di setiap sudut gang. Dia ingat kalau Raisa meminta uang untuk membeli beras. Motor nya melaju, ke arah warung pak Kodir.
Silakan beri tanda cinta untuk karya ku, dan jangan lupa like setiap cerita ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ratna Waellah
yg bikin tuh iklan nya lho. bolak blik munculnya
2023-03-08
2
mamayot
4 like mendarat thor, semangat
2021-09-07
1
Felice∆
klo hub mertua dan menantu pas d awl udh ga enak mw d akrabpin kex gmn uga canggung
2021-07-31
3