Episode 4. Film Lawas

Mama Gea seorang dokter bedah. Malam ini adalah jadwal dinasnya. Setelah Mamanya pergi, ia masuk ke dalam kamarnya. Ia berjalan lunglai lalu merebahkan tubuhnya ke atas kasur dengan posisi tertelungkup.

 “Penguntit itu, aku lupa.” Gea duduk dengan cepat. Pikirannya berubah, ia menyadari jika itu semua adalah salahnya sendiri. Dia menari mengunakan bra tanpa menutup rapat jendela kamarnya. Gea kembali merebahkan tubuhnya.

“Lihat saja jika ini terulang. Aku akan mencongkel matamu, wahai penguntit jahanam!!!” Teriaknya histeris seperti orang gila, dan langsung memejamkan matanya. Ia melepas lelahnya hari yang telah ia lalui. Jam menunjukkan pukul 2 malam. Alarm sudah berbunyi sebanyak 2 kali. Sinar senter mulai menusuk-nusuk jendela kamar Gea. Kerikil kecil mulai berhamburan di depan kaca jendela kamar Gea. Itu pertanda, jika Didi dan Ervan sudah menunggu lama. Gea langsung duduk, dan memakai sweater di kursinya, lalu keluar melalui jendela.

“Kau itu sudah di bilang pasang alarm sebelum jam 2. ” Bisik geram Didi pada Gea.

“Maaf- maaf.” Bisik Gea sembari menunduk.

“Maaap-maap.” Cemooh Ervan menirukan wajah Gea yang sok memelas dengan mulut yang lebih menjijikkan.

“Gak gitu juga kalii!” Teriak Gea, dengan cepat Didi menutup mulut Gea dengan telapak tangannya.

“Kau ini, sudah bangun lama, bikin gara-gara lagi. Tuh tetangga baru belum tidur.” Bisik geram Didi sembari membawa Gea berjalan duluan. Sementara Ervan masih menunggu Bimo yang kembali pulang menjemput kunci. Mereka sampai di depan pintu aula komplek.

“Kunci, mana kunci.” Didi menoleh pada Bimo, Bimo langsung memberikan kunci tersebut ke tangan Didi. Kunci tersebut mereka dapatkan setelah menduplikatkan kunci asli yang berada di tangan pak RT. Karena kehebatan dan kelicikan mereka, kunci itu bisa mereka gandakan. Sementara itu, Ervan dan Gea sibuk memantau situasi.

“Aman?” Tanya Bimo pada Ervan dan Gea.

“Yes, aman.” Jawab mereka serentak. Dengan langkah pelan, mereka masuk ke dalam aula komplek. Aula komplek ini berukuran 5x7 meter persegi. Aula ini memiliki beberapa baris kursi yang tersusun rapi dengan satu layar monitor layaknya sebuah bioskop. Bedanya, aula ini memiliki makanan dan minuman kemasan yang melimpah layaknya mini market.  Bimo bergegas menghidupkan lampu depan aula.  Gea memperhatikan barang bawaan Ervan.

“Kenapa kau bawa Laptop? Ingin copy yaa.” Goda Gea pada Ervan. Sementara Ervan hanya cuek dan berjalan menuju kursi pada barisan paling depan. Gea yang curiga mengikuti Ervan dan mulai memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh Ervan. Ervan duduk, membuka laptopnya lalu membuka Google, dan mengetik blog milik Oliv. Tingkah Ervan yang seperti ini, membuat Gea memberikan pemikiran jika Ervan telah jatuh cinta pada Oliv.

“Ceilah, sampai segitunya. Sekarang, jawab aku. Apa kau benar-benar menyukai Oliv?” Tanya Gea pada Ervan dengan mata yang berbinar-binar.

“Cih.”Ervan berdecih lalu memutar layar laptopnya pada Gea. Gea membaca berita yang terdapat dalam layar laptop tersebut.

“Ada artis di komplek kita. Apa si Kevin sudah pulang?” Tanya Gea dengan rancu pada Evan. Bimo dan Didi berjalan mendekat kearah mereka karena penasaran dengan pembicaraan mereka berdua.

“Ternyata ini jawabannya Di.” Ervan memukul pelan perut Didi yang sedang fokus membaca berita dari blog Oliv.

“Tunggu, apa maksud pembicaraan kalian berdua? Jawaban?” Tanya Gea dengan wajah sinis pada Didi dan Ervan. Gea menjadi tampak sangat curiga pada mereka berdua.

“Ada artis yang baru pindah ke komplek kita, yang pasti itu bukan Kevin. Dan si Oliv, sedang mencari tau kebenarannya. Makanya, dari tadi pagi aku sudah curiga dengan gerak-geriknya. Pagi tadi, dia berdiri lama di bawah pohon yang berada di depan rumahmu. Dan tadi waktu pulang les, dia memotret rumahmu. Ya, aku curiga, jangan-jangan dia menjadikan bisnismu sebagai bahan tulisannya pada blog kebenciannya ini.” Jawab Ervan dengan bijaksana.

“Oooh, jadi maksudmu tetangga baru disebelah rumahku itu adalah seorang artis.” Tanya Gea lagi dengan wajah antusias. Gea membayangkan jika artis itu sangat tampan seperti poster boy band di kamarnya. Dia juga membayangkan pertemuan mereka, lalu saling jatuh cinta, dan menikah.

“Bisa jadi.” Jawab ketus Ervan sembari menggaruk-garuk kepalanya.

“Bisa ramai lagi nih komplek kita sama fans tak jelas. Hei kau kenapa?” Didi melirik wajah Gea yang tersenyum malu.

 “Benar, aku masih ingat ketika Kevin pulang dari Amerika. Es dawet sampai ke bawah jendela kamarku karena sangkin ramainya. Satpam yang kekar tak ada gunanya.” Sahut Bimo yang tidak peduli dengan Gea.

“Hoi Gea!” Didi berdiri dan menatap Gea.

“Sepertinya dia membayangkan jika dia akan menjalin cinta dengan artis tersebut.” Ervan menatap aneh pada Gea.

“Jadi rumahnya yang disebelah mana?”Gea menatap Ervan dengan wajah lebih antusias.

“Di sebelah rumahmu, rumah Nenek Rosmini.” Gea tiba-tiba terdiam.

“A-anak te-tangga baru itu.” Gea mengingat pertemuannya kamarin siang dengan anak tetangga baru.

“Kau kenapa lagi?” Tanya Ervan.

“Haaaaaaah. Dia, artis? Tunggu, aku rasa si Oliv salah orang deh.” Gea mengingat wajah tetangga barunya yang memiliki gaya seperti Andika kangen Band pada tahunnya.

“Sudah, jangan terlalu dalam mengurus urusan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan kita. Kau juga Gea, jangan terlalu sering menghayal. Oke, urusan dengan Oliv, selesai.” Didi menutup laptop Ervan dengan jari lentiknya.

“Oke, mari kita mulai film kita pada malam ini.” Bimo melangkah menuju DVD yang berada di sudut depan ruangan. Bimo memasukkan kaset dan duduk dengan wajah antusias. Begitu pula dengan Didi, Ervan, dan Gea.

“Wah, walau warnanya masih kusam, tapi jalan ceritanya sangat menarik.” Kagum Ervan.

“Aku suka Samuel, apa ada pria seperti dia di dunia ini?” Gea menatap pemain  pria di film itu, wajah berharap.

“Prok, prok, prok.” Mereka berempat bertepuk tangan.

“Wajib nih Gea, masuk situsmu. Kau buat iklan besar-besar di grup WA kan, makin banyak yang berminat masuk situsmu.” Didi tampak terpana, 2 jam sudah film lawas ini di putar. Bimo langsung membereskan semua jejak mereka.

“Kenapa kalian hanya diam saja?” Tanya Bimo, pada ketiga temannya yang duduk bermalas-malasan.

“Kau bersihkan saja sendiri Bim, itung-itung bakar lemak.” Jawab Didi dengan mengeluarkan ponselnya.

“Dasar kelompok kedelai dungu.” Bimo membersihkan semua sisa makanan mereka. Setelah itu, mereka berempat melangkah keluar aula, dan kembali menggunci aula tersebut. Angin pagi mulai berhembus.

“Anginnya dingin ey.” Bimo menggulung tangannya masuk ke dalam sweaternya.

“Ini sudah jam berapa sih?” Tanya Didi.

“Setengah empat pagi.” Jawab Gea.

“Ala mak jang, kepagian kita.” Didi mempercepat langkahnya. Sesampai di depan rumah Gea, Didi dan Ervan menunggu Gea hingga masuk ke dalam kamarnya. Sementara Bimo, langsung masuk ke dalam rumahnya. Gea berjalan cepat melewati pagar bonsai rumahnya. Didi menyenter jalan Gea dari kejauhan. Langkah Gea terhenti ketika melirik kamar tetangga baru, atau kamar si penguntit.

“Jam segini dia masih belum tidur. Apa yang sedang dia lakukannya di dalam sana? Apa dia menungguku? Aku penasaran dengan si penguntit ini.”Gea menuju jendela kamar tetangga baru yang berseberangan dengan

jendela kamarnya. Melihat langkah Gea berbelok kearah kanan, Didi langsung memberi kode dengan bersiul.

“Piiwiitt!” Siulan Didi menembus telinga Gea,  membuat Gea menoleh pada mereka berdua. Dengan gaya mengerikan Ervan memberi kode menggunakan jari telunjuknya yang ia sayatkan pada lehernya.

“Apa itu adalah kode jika dia ingin membunuhku?” Tanyanya rancu Ervan menunjuk kamar tetangga baru.

“Oooh, jadi kalau aku mendekat ke jendela ini, mereka akan membunuhku. Berani sekali.” Gea berbelok kearah jendela kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Tanpa pikir panjang, Gea langsung tewas terkapar di atas kasurnya. Sementara itu, Ervan dan Didi berlari kencang menuju rumahnya masing-masing.

Episodes
1 Episode 1. Ada Yang Baru Nih
2 Episode 2. Bisnis Yang Menjanjikan
3 Episode 3. Paradise
4 Episode 4. Film Lawas
5 Episode 5. Sebuah Pertanda
6 Episode 6. Si Anak Baru
7 Episode 7. Wanita Murahan
8 Episode 8. Prasangka
9 Episode 9. Seorang Timun
10 Episode 10. The Way I Am
11 Episode 11. Terima Kasih
12 Episode 12. Mutiara Dalam Lautan
13 Episode 13. Kutukan Murahan
14 Episode 14. Bos Besar
15 Episode 15. Sebuah Alasan
16 Episode 16. Sebuah Rahasia
17 Episode 17. Trouble Maker
18 Episode 18. Gadis Gila
19 Episode 19. Kalaupun Iya
20 Episode 20. Sebagai Brian!
21 Episode 21. Tingkah Baru
22 Episode 22. Dia Kembali
23 Episode 23 Drama Oliv
24 Episode 24. Kita Ini Jodoh
25 Episode 25. Ternyata
26 Episode 26. Aku Akan Pergi
27 Episode 27. Utang Tetap Utang
28 Episode 28. Anggap Saja Aku Kakakmu
29 Episode 29. Pergi
30 Episode 30. Skandal Pembunuhan
31 Episode 31. Hati Akan Berkata Lain
32 Episode 32. Apa Kau Baik-Baik Saja?
33 Episode 33. Apa Ingatannya Sudah Kembali?
34 Episode 34. Aku Ingin Tau Alasannya
35 Episode 35. Aku Jahat, Aku Tau Itu
36 Episode 36. Terima Kasih Nesi
37 Episode 37. Buku Apa Ini?
38 Episode 38. Catatan Nesi
39 Episode 39. Cinta Pertama Didi
40 Episode 40. Kim Tae Hee
41 Episode 41. Haris Itu Milikku
42 Episode 42. Lia, Kau Harus Jujur
43 Episode 43.Bboom-Bboom
44 Episode 44. Bekas Luka Yang Sama
45 Episode 45. Poster
46 Episode 46. Ciuman Pertama
47 Episode 47. Ini Kencan pertama kita
48 Episode 48. I Love You
49 Episode 49. Aku Lebih Memilih Mereka
50 Episode 50. Walau Menjadi Kakak Iparku
51 Episode 51. Once
52 Episode 52. Raja Skandal
53 Episode 53. Jangan Menungguku
54 Episode 54. Persiapan Reuni Acara Komplek.
55 Episode 55. Persiapan Acara Reuni Komplek (2)
56 Episode 56. Acara Reunian Komplek
57 Episode 57. Aku Akan Berjuang
58 Episode 58. Kevin Maafkan Aku
59 Episode 59. Kau Tidak Salah
60 Episode 60. Dina Dan Dami
61 Episode 61. Misi Cinta Gisela
62 Episode 62. Terlanjur Lope-Lope
63 Episode 63. Ya, Aku Salah
64 Last
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Episode 1. Ada Yang Baru Nih
2
Episode 2. Bisnis Yang Menjanjikan
3
Episode 3. Paradise
4
Episode 4. Film Lawas
5
Episode 5. Sebuah Pertanda
6
Episode 6. Si Anak Baru
7
Episode 7. Wanita Murahan
8
Episode 8. Prasangka
9
Episode 9. Seorang Timun
10
Episode 10. The Way I Am
11
Episode 11. Terima Kasih
12
Episode 12. Mutiara Dalam Lautan
13
Episode 13. Kutukan Murahan
14
Episode 14. Bos Besar
15
Episode 15. Sebuah Alasan
16
Episode 16. Sebuah Rahasia
17
Episode 17. Trouble Maker
18
Episode 18. Gadis Gila
19
Episode 19. Kalaupun Iya
20
Episode 20. Sebagai Brian!
21
Episode 21. Tingkah Baru
22
Episode 22. Dia Kembali
23
Episode 23 Drama Oliv
24
Episode 24. Kita Ini Jodoh
25
Episode 25. Ternyata
26
Episode 26. Aku Akan Pergi
27
Episode 27. Utang Tetap Utang
28
Episode 28. Anggap Saja Aku Kakakmu
29
Episode 29. Pergi
30
Episode 30. Skandal Pembunuhan
31
Episode 31. Hati Akan Berkata Lain
32
Episode 32. Apa Kau Baik-Baik Saja?
33
Episode 33. Apa Ingatannya Sudah Kembali?
34
Episode 34. Aku Ingin Tau Alasannya
35
Episode 35. Aku Jahat, Aku Tau Itu
36
Episode 36. Terima Kasih Nesi
37
Episode 37. Buku Apa Ini?
38
Episode 38. Catatan Nesi
39
Episode 39. Cinta Pertama Didi
40
Episode 40. Kim Tae Hee
41
Episode 41. Haris Itu Milikku
42
Episode 42. Lia, Kau Harus Jujur
43
Episode 43.Bboom-Bboom
44
Episode 44. Bekas Luka Yang Sama
45
Episode 45. Poster
46
Episode 46. Ciuman Pertama
47
Episode 47. Ini Kencan pertama kita
48
Episode 48. I Love You
49
Episode 49. Aku Lebih Memilih Mereka
50
Episode 50. Walau Menjadi Kakak Iparku
51
Episode 51. Once
52
Episode 52. Raja Skandal
53
Episode 53. Jangan Menungguku
54
Episode 54. Persiapan Reuni Acara Komplek.
55
Episode 55. Persiapan Acara Reuni Komplek (2)
56
Episode 56. Acara Reunian Komplek
57
Episode 57. Aku Akan Berjuang
58
Episode 58. Kevin Maafkan Aku
59
Episode 59. Kau Tidak Salah
60
Episode 60. Dina Dan Dami
61
Episode 61. Misi Cinta Gisela
62
Episode 62. Terlanjur Lope-Lope
63
Episode 63. Ya, Aku Salah
64
Last

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!