"Aku dijodohin sama nafa oleh abi dan umi" ucap Irham membuat Ilyas kaget
"apa? sejak kapan?" tanya Ilyas berdiri di hadapan irham
"tenang dulu ya" ucap irham kemudian dia memegang bahu Ilyas
"1 bulan lalu" sambung irham singkat
bagai tersambar petir di siang hari Ilyas mendengar apa yang dikatakan oleh Irham, sudah lama Ilyas mengagumi Nafa dalam diam namun dia tahu kalau Nafa menyukai Irham. dia pikir Nafa hanya menyukai dan tidak ter obsesi untuk memiliki Irham, namun ternyata yang dipikirkan oleh Ilyas salah...
"ham, lo tau kan kalau gue suka sama Nafa" ucap Ilyas
"ya gue tau yas, tapi mau bagaimana lagi? itu udah keputusan Abi sama Umi." ucap Irham mendudukkan dirinya di sofa
"lo kan bisa nolak ham, lo nggak mikirin gimana perasaan Humairah?" tanya Ilyas
"gue nggak mau durhaka sama orang tua" jawab Irham penuh penekanan
"terus Humairah?" tanya Ilyas , dia mengingat betapa sang sepupu sangat mencintai Irham.
Ilyas tau Humairah sangat lah mencintai Irham, bahkan sepupunya itu selalu bercerita mengenai Irham kepada dirinya. setiap mengalami mimpi buruk tentang Irham, Humairah selalu saja takut jika Irham bukan lah jodohnya...
"gue pasti bicara sama dia" ucap Irham mantap
"pikirin lagi ham, kalian udah sama-sama dari lama. lo tau adek gue kayak apa sama lo" ucap Ilyas
"gue udah ambil keputusan dengan ninggalin dia" jawab Irham
Ilyas mulai geram dengan sahabatnya karena dia tidak memperjuangkan apa yang sudah bertahun-tahun dia dan Humairah jalani...
"apa ini alasan lo nggak kasih kepastian ke dia?" tanya Ilyas kepada Irham
Irham hanya mengangguk, tanpa aba-aba Ilyas menonjok wajah Irham. Irham yang mendapat perlakuan seperti itu juga emosi
"Apa apaan sih lo yas" teriak Irham kemudian membalas tonjokan tersebut
"lo yang apa-apaan ha? lo sadar nggak tindakan lo ini buat orang yang dari dulu sayang sama bisa hancur ham. dia bela-belain buat sabar nurutin semua kata-kata lo, tapi apa yang dia dapet? lo malah berfikir mau ninggalin dia." ucap Ilyas yang tak tahan melihat sikap Irham yang tampak acuh
"ini alasan Humairah selalu tanya kelanjutan hubungannya sama lo. lo nggak pernah tau kan kalau dia udah mau di lamar beberapa orang dan dia menolak dengan alasan ingin melanjutkan pendidikannya dulu, dia aja bisa nolak kenapa lo nggak!" sambungnya penuh penekanan
selama ini Ilyas sudah berkali-kali meminta Irham untuk segera memberikan kepastian kepada humairah karena sudah banyak orang yang ingin meng khitbah nya. hal itu tidak diketahui oleh Irham karena setiap bertemu dan membahas tentang kelanjutan hubungan mereka, pasti berakhir dengan pertengkaran...
"sorry Yas, tapi gue tetep pada keputusan gue" ucap Irham
Ilyas akhirnya pergi meninggalkan Irham di dalam apartemennya sendirian, dia memilih untuk kembali ke unit pribadi nya karena dirasa akan sia-sia berbicara dengan Irham...
Saat melewati lorong, Ilyas berpapasan dengan Humairah yang akan pergi ke unit milik Irham dengan membawa se kotak makanan...
setelah termenung di dalam kamarnya beberapa lama Humairah ber inisiatif untuk memasakkan makanan kesukaan Irham dan mengantarnya ke unit Irham, karena saat Humairah menelfonnya tidak ada sahutan dari Irham...
"mau kemana dek?" tegur Ilyas
"aku mau ke Gus Irham kak" jawabnya sambil tersenyum
"eh itu muka kakak kenapa kok memar?" sambung Humairah bertanya
"nggak ini tadi jatuh terus kejedot, jadi gini"
"udah malem, mungkin udah tidur dia" ucap Ilyas yang ingin mencegah Humairah datang ke tempat Irham
"itu cepet di obatin kak, biar nggak bengkak" jawabnya
"aku coba dulu ya kak, dah" pamit Humairah
Humaira meninggalkan Ilyas yang masih berdiri di sana
"Andaikan lo tahu apa yang akan terjadi sama hubungan lo dan Irham, gue yakin lo nggak akan se bahagia ini sekarang" gumamnya
"demi Allah gue akan berusaha buat balikin lagi Irham ke elo dek" batinnya kemudian berjalan menuju ke unit nya
disisi lain Humairah yang sudah sampai di depan pintu apartemen Irham masih mematung, dia tidak yakin untuk memencet bel tersebut mengingat tadi mereka bertengkar...
dengan mengumpulkan seluruh keberaniannya, akhirnya dia memencet bel apartemen Irham...
Ting... Tong...
Ting... Tong...
Ting... Tong...
sudah tiga kali Humairah memencet bel tersebut namun tidak ada sahutan, saat akan memencet untuk ke empat kali tiba-tiba Irham membuka pintu apartemennya...
Rambutnya terlihat basah dan wajahnya terlihat lebih segar seperti habis mandi, namun fokus Humairah tertuju pada luka memar yang ada di sudut bibir Irham...
"Apa?" tanya Irham namun tidak di jawab oleh Humairah yang sedang melamun
"Kalau nggak ada yang penting, aku tutup pintunya" ucap Irham
saat Irham akan menutup pintunya, Humairah tersadar dari lamunannya..
"eh Gus maaf" ucap Humairah menghentikan Irham
"apa?" tanya Irham
"ini Gus, saya mau antar makanan kesukaan panjenengan" ucap Humairah sambil tersenyum
"lain kali tidak usah" jawab Irham datar sembari menerima kotak makan tersebut
"emm iya Gus, maaf Gus itu kenapa bibir njenengan memar?" tanya Humairah
"aku kepleset di kamar mandi, bibirku kepentok wastafel" ucap Irham
"kalau sudah tidak ada hal penting lagi, pulanglah" sambungnya
belum sempat Humairah berbicara, tiba-tiba pintu apartemen sudah di tutup oleh Irham
"Saya sangat ingin berbincang dengan panjenengan seperti dulu lagi Gus, sebelum saya mulai bertanya tentang kelanjutan hubungan kita" gumam Humairah yang masih berdiri di depan pintu Irham
Humairah menyeka air matanya yang menetes tanpa permisi di pipi mulusnya...
"Sabar Humairah, ini sebagian dari ujian hidup manusia sebelum halal dengan pasangannya" ucap Humairah mencoba menguatkan dirinya dan kembali tersenyum
Humairah memilih untuk kembali ke unitnya...
......................
di unit Irham
Irham membuka kotak makan yang diberikan oleh Humairah. kotak itu berisi makanan kesukaan Irham yang sudah lama ia rindukan...
ada sebuah kertas kecil yang di selipkan oleh Humairah di sana...
"Assalamu'alaikum Gus
maaf jika selama ini Humairah membuat panjenengan merasa risih dengan segala pertanyaan yang saya tanyakan...
humairah janji tidak akan bertanya seperti itu lagi, sampai panjenengan sendiri yang berbicara hal itu kepada Humairah...
tolong jangan berkata seperti tadi lagi, ayo kita sama-sama berjuang untuk hubungan ini. cobaan yang datang adalah sebuah ujian yang dapat memperkuat hubungan kita...
jika kita sama-sama bertahan, dan mengusahakan semuanya pasti akan mudah...
oh iyaa, saya ingat apa yang panjenengan sukai jadi ini saya buatkan makanan kesukaan panjenengan, tolong di makan ya😊...
Wa'alaikummussalam
with love :
Humairah Aisya Fatimatuzazzahrah Abdurrahman"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Mamh Syahrul
ceritanya ga jelas
2024-02-02
0