Sesampainya di bandara Maroko keesokan paginya, Humairah memberi kabar kepada keluarganya bahwa dia telah sampai di Maroko.
****Telepon Abah****
"Assalamualaikum abah" ucap Humairah
"Wa'alaikummussalam nduk, sudah sampai?" Tanya Abah
"Alhamdulillah sudah Abah, ini Humairah masih di bandara" jawab Humairah
"Ya sudah kamu cepat ke apartemen ya, nanti setelah sampai kabari Abah lagi. Umi dan yang lain sedang mengajar nduk sekarang" ucap Abah
"Baik bah, assalamualaikum"
"Wa'alaikummussalam warahmatullahi wa barakatuh" jawab abah seraya mematikan teleponnya
Tak lupa dia menghubungi gusw irham yang sudah berjanji untuk menjemputnya di bandara
****Telepon gus irham****
"Assalamualaikum gus, saya sudah sampai" ucap Humairah di telfon kepada irham
"Wa'alaikummussalam, kamu dimana?" Tanya Gus irham
"Saya di pintu kedatangan nomor 8" jawab Humairah
Tanpa mematikan teleponnya gus irham berjalan ke arah Humairah, ia sebenarnya sedari tadi memperhatikan Humairah dari pintu keluar namun orang yang diperhatikan tidak sadar..
"Assalamualaikum Humaira" ucap gus irham mengagetkan Humairah
"Astaghfirullah gus, wa'alaikummussalam warahmatullah" Humaira menjawab salam dengan malu-malu
Ini kali pertama mereka bertemu setelah satu tahun berpisah, humairah tidak berani memandang Irham lama-lama begitu juga irham...
irham memberikan se buket bunga kepada humairah
"ucapan selamat datang" ucap irham seraya tersenyum
"terimakasih gus" jawab Humairah
"khem-khem" terdengar deheman dari belakang irham
"kak Ilyas" ucap Humairah dengan tersenyum
Ilyas adalah kakak sepupunya, anak dari kakak abah nya. dia dan irham memang se umuran dan sama-sama menempuh studi di negara ini.
Dipihak irham sebagai teman hanya Ilyas saja yang mengetahui hubungan antara irham dan Humairah, Ilyas sudah beberapa kali menasehati irham untuk terus terang kepada kedua orang tuanya namun dia memilih untuk merahasiakan itu semua sampai Humairah tamat dengan pendidikannya...
"yaudah yuk jalan" ajak Ilyas
irham dan Humairah hanya mengangguk. sesampainya di mobil irham duduk di samping kursi kemudi dan Ilyas yang mengemudi, sedangkan Humairah duduk di belakang...
senyum dari Humairah tampak mengembang, tak sedikit pun pudar sedari tadi. dia bahagia bisa bertemu kembali dengan sang pemilik hati...
mereka menyempatkan diri untuk makan terlebih dahulu sebelum menuju apartemen yang sudah dibeli oleh orang tua Humairah, apartemen itu dulu juga dipakai oleh kakak-kakaknya saat kuliah di negeri ini...
mereka memilih makan di restoran yang menyediakan masakan Indonesia...
"duduk di sana saja, bisa melihat pemandangan sekitar" ucap irham
"oke" jawab ilyas
"aku ke kamar mandi dulu ya" ucap Ilyas kepada humairah dan irham , mereka hanya mengangguk men iya kan
sepeninggal Ilyas ke kamar mandi, Humairah dan irham tampak gugup. memang bukan pertama kalinya mereka makan bersama, namun sudah lama sekali mereka tidak seperti ini...
"Gus" panggil Humairah memecah keheningan
"ya?" jawab irham
"berapa lama panjenengan disini?" tanya Humairah serius
"mungkin 1 tahun" jawab irham
"saya akan berada disini 2 tahun, apakah kyai Abdillah dan umi Isti...." ucap Humairah terpotong oleh kata-kata Irham, ia menghembuskan nafas panjang
"aku tahu apa maksudmu, fokuslah kepada pendidikan mu humairah. bukan aku tidak mau memberikan mu kepastian, namun aku ingin kamu menyelesaikan semuanya dulu" ucap irham
"gus..." lagi-lagi ucapannya di potong oleh irham
"aku akan menunggumu menyelesaikan semuanya" ucap irham kemudian berfokus kepada handphonenya
Humairah tetaplah humairah, dia bukan wanita yang bisa memaksa seseorang untuk memberikannya sesuatu yang dia inginkan...
"saya takut jika suatu saat apa yang sudah kita jaga dari dulu akan hancur gus, keluarga kita bukanlah keluarga yang membebaskan anak-anaknya untuk memilih pasangannya sendiri. terlebih panjenengan sudah menyelesaikan studi, bukan tanpa alasan jika kyai dan umi akan menjodohkan panjenengan dengan seseorang. bukan saya berfikir yang tidak-tidak dengan kyai dan umi, namun hal itu memang sudah menjadi kebiasaan di keluarga. Humairah takut pohon yang sudah saya pupuk dan berbuah, bukan Humairah yang memetiknya" ucap Humairah dengan nada parau nya
dia menahan untuk tidak menangis di hadapan irham, karena dia ingin terlihat kuat. sudah bertahun-tahun Humairah menunggu kepastian dari irham namun ia tak kunjung memberikannya. yang Humairah inginkan hanya lah irham yang berterus terang tentang kedekatan mereka...
"tunggu lah sampai selesai studi mu" itulah jawaban irham
Ilyas yang sudah selesai dengan urusan toiletnya kembali ke tempat duduk
"maaf ya lama" ucap Ilyas
namun tidak ada seorang pun yang menjawab ucapannya, Ilyas merasa ada yang tidak beres dengan mereka berdua. Irham yang sibuk dengan handphonenya sedangkan Humairah yang menunduk, dia tahu betul pasti Humairah sedang menangis...
"aku harus permisi, ada urusan" ucap irham tiba-tiba
"loh ham kemana?" tanya Ilyas yang kaget tiba-tiba saja Irham berpamitan
"ada urusan penting yas, balik dulu ya" Irham berlalu pergi tanpa berpamitan kepada humairah
akhirnya air mata Humairah pun menetes. itulah irham saat Humairah membahas tentang kelanjutan hubungan mereka, dia tidak bisa memberikan hal yang pasti. sebagai seorang wanita, Humairah ingin irham memberikan kepastian kepadanya hanya sekedar berbicara kepada kyai dan umi itu saja. namun sudah 2 tahun sejak ia menempuh studi S1, Humairah diminta untuk menunggu...
"kenapa selalu seperti ini, aku pikir gus irham sudah memiliki jawaban dari semuanya" batin humairah
Ilyas yang sadar jika sepupunya menangis hanya bisa menenangkan dengan kata-kata wejangan nya..
"sudah, jangan menangis. aku akan bicara kepada irham" ucap Ilyas
Ilyas juga tidak ingin adiknya merasakan sakit karena menunggu kepastian yang tak kunjung diberikan oleh irham, namun dia juga tidak bisa memaksakan kehendak irham...
setelah selesai dengan acara makannya, Ilyas dan Humairah melanjutkan perjalanan menuju apartemen yang akan Humairah tinggali...
mereka membereskan apartemen bersama dan setelah selesai, Ilyas berpamitan untuk kembali ke unit nya. di situ Humairah mulai meratapi apa yang terjadi pada dirinya, setelah irham berpamitan untuk pergi tadi belum ada satu pesan pun yang dikirimkan Irham kepada humairah...
"jika memang panjenengan belum yakin dengan hubungan ini, terlebih dengan saya. mengapa panjenengan selalu memberikan janji-janji manis kepada saya" ucap Humairah , pipi bahkan hijabnya sudah basah dengan air mata yang mengalir sedari tadi
"saya sudah menunggu lama, dan sekarang panjenengan meminta saya untuk menunggu lagi. apakah saya kuat? atau kah panjenengan bisa menjaga hubungan kita" gumamnya
akhirnya humairah memberanikan diri untuk mengirim pesan terlebih dahulu kepada gus irham
--------- whats app gus irham ❤️---------
Humairah Abdurrahman : Assalamu'alaikum gus 🙂
pesan yang di kirim olehnya tak kunjung di jawab oleh irham
Humairah Abdurrahman : saya tahu bahwa sifat saya masih kekanak-kanakan, selalu saja menanyakan hal yang sama di saat bertemu 😊.
......................
......................
......................
......................
......................
......................
......................
jangan lupa vote, like dan komen yaa 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Indah Sitanggang
ok
2022-11-02
0
Nii
kk
2022-11-02
0