2. Kita Harus Bercerai.

Seminggu sebelum persidangan.

“Aku nggak mau Kam, aku nggak mau,” isak Liz sambil melempar map berisikan surat perceraiannya dengan Kama.

Kama mengusap rambutnya dengan keras, Liz bukan wanita yang bisa diluluhkan dengan cepat. Pendiriannya teguh.

“Sayang, aku mau cerai.”

Plak ….

Rasa panas langsung menjalar di pipi Kama, Liz benar-benar marah dengan perkataan Kama.

“Sayang, sakit astaga.”

“Itu nggak seberapa sama sakitnya hati aku. Kamu jahat Kama. Kalau Papih tau dia bakal bunuh kamu,” maki Liz sambil menatap tajam Kama.

“Sebelum aku dibunuh Papih kamu, mungkin aku udah dicingcang Daddy dan Mamih aku, Sayang.” Kama mencoba menenangkan Liz yang murka karena dia menyodorkan surat cerai kehadapannya.

“Kalau tau kamu bakal dibantai keluarga aku sama kamu. Kenapa kamu masih ngelakuin ini?” tanya Liz bingung. Apa yang ada dipikiran suaminya ini, sampai-sampai menggugat cerai dirinya.

“Aku harus, Sayang. Aku harus ngelakuin ini semuanya, aku nggak mau liat kamu menderita,” ucap Kama sambil mencoba memeluk Liz.

Liz berontak, Ia langsung mendorong badan Kama. “Muka aku emang keliatan menderita, Kam?” tanya Liz sambil menunjuk mukanya geram. “Menderita kah?”

“Bukan saat ini Liz, kamu ngertikan kenapa aku lakuin ini semuanya. Ayolah Sayang, jangan pura-pura nggak ngerti,” pinta Kama sambil berusaha untuk mendekati Liz lagi.

Liz terdiam dengan perkataan Kama, Liz tau apa yang dimaksudkan Kama. Jangankan Kama, Liz saja selalu frustasi akan hal itu. Tapi, bercerai? Astaga … Liz tidak pernah berpikir sampai ke sana. Tak pernah terlintas dipikirannya kata perceraian.

“Kama please, I love you so much.”

“Astaga, Liz kamu tau segimana aku cintanya sama kamu. Kamu tau kan? Kamu tau segimana aku sayangnya sama kamu?” tanya Kama pada Liz.

Air mata Liz mulai tergenang dia tidak mau bercerai. Sumpah demi apa pun dia tidak mau bercerai. Kakinya goyah, kakinya seakan tidak mampu lagi untuk menopang tubuhnya.

“Nggak mau Kama, aku nggak mau,” isak Liz sambil terduduk dan menutup wajanya. Isakkannya makin keras saar Kama memeluknya.

“Liz, ini demi kebaikkan kamu. Aku nggak mau kamu sengsara dan nelangsa, aku nggak mau. Aku sayang dan cinta sama kamu, makanya aku mau lepas kamu,” terang Kama sambil mengusap air matanya sendiri. Hatinya pedih bukan main, berat mengajukan surat cerai pada Liz. Dia cinta pada wanita yang sedang ada dipelukkannya ini.

“Kam, aku nggak mau. Aku cinta sama kamu, ayo … kita hadepin semuanya bareng-bareng. Jangan kaya gini, Kam,” pinta Liz sambil merengkuh wajah Kama, mengelus pipinya.

“Aku nggak bisa.”

“Kama, aku maunya sama kamu. Kama, kamu bilang cinta sama aku dari semenjak kita umur tiga belas tahun,” jerit Liz sambil mencium dan menggigit bagian bawah bibir Kama. “Kamu inget nggak perjuangan kamu buat dapetin aku kaya gimana? Inget nggak Sayang? Kama aku nggak mau cerai.”

Liz menautkan kembali bibirnya, mengesap bibit Kama yang manis dan memabukkan. Diselusupkan lidahnya dan dengan pelan menggoda lidah Kama untuk membalas ciumannya. Gayung bersambut, Kama menyesap bibir Liz dengan hangat. Menggigit bagian bawah bibir Liz dengan pelan.

Kama menguraikan ciumannya sambil mengecup kening Liz. “Aku juga sayang sama kamu. Tapi, ini demi kebaikkan kamu, Sayang.”

“Kama aku mohon, aku nggak mau cerai.” Liz mengatupkan kedua tangannya di dada. Dia akan melakukan apa pun juga untuk membuat Kama merubah pikirannya. Bahkan, bila Kama memintanya untuk mengecup kakinya Liz akan lakukan. Liz tidak mau bercerai, hatinya sakit.

“Sayang ini—“

“Aku nggak mau cerai!?” bentak Liz sambil memukuli tubuh Kama dan menjerit juga menangis sekencang-kencangnya.

Kama hanya diam menerima pukulan Liz yang bertubi-tubi dan menggila. Dia akan menerima semuanya ini sudah menjadi konsekuensinya, ini semua adalah hal yang harus diterimanya.

Badan Kama sakit menerima pukulan, gigitan bahkan cakaran dari Liz. Namun, sejujurnya hatinya yang sakit bukan main melihat betapa sengsaranya istrinya itu. Tapi, Kama harus melakukannya. Demi kebaikkan Liz.

“Sayang … denger aku, aku harus lakuin ini,” ucap Kama sambil memeluk Liz dan mengecupi pucuk rambut Liz.

“Nggak mau Kam, nggak mau. Aku nggak mau, aku cinta kamu!?” ucap Liz sambil mencakar bagian punggung Kama.

“Aku juga cinta kam—“

“Terus kenapa kamu cereiin aku? Kamu gila apa? Kalau cinta kamu nggak bakal ceraiin aku!?”

“Liz kamu udah tau jawabannya apa.” Kama mengusap bibir ranum Liz, mata istrinya itu tampak cantik saat berkaca-kaca. Tuhan, dia mencintai istrinya.

“Aku nggak mau Kama, aku mau kamu,” ucap Liz lirik sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya ke dada Kama.

“Liz, Sayang. Aku nggak mau sengsara, nikah itu seumur hidup Sayang.”

“Kita hadapin bareng-bareng Kama, aku mohon. Aku maunya kamu, aku nggak mau CERAI,” jerit Liz diakhir katanya. Lebih baik dia mati daripada bercerai dengan Kama.

Liz menggila dia menjerit dan menangis keras, sesekali ditarik-tariknya rambut miliknya. Beberapa kali Kama menahan tangan Liz yang berusaha mencakar dan memukuli dirinya.

“Sayang, tolong. Udah jangan sakitin diri kamu,” pinta Kama dengan napas tertahan.

“Terus gimana aku nggak mau cerai!?” seru Liz sambil menatap bola mata Kama yang coklat.

“Aku juga nggak mau—“

“Yah, terus kenapa kamu paksa aku buat tanda tanganin surat sialan ini?” ucap Liz sambil menatap kertas yang entah bagaimana caranya sudah terbuka dan di sampingnya terdapat pulpen.

“Karena harus, Liz. Aku yang salah, aku yang bikin kamu nggak bahagia. Aku ….”

“Dan aku nggak peduli!?” potong Liz sambil mencengkeram surat cerainya.

“TAPI, AKU PEDULI!?” teriak Kama keras, membuat Liz terkesiap dan menatap kaget Kama.

“Kama,” bisik Liz tidak percaya kalau Kama berteriak pada dirinya. Selama mereka kenal bahkan memadu kasih tidak pernah Kama berteriak atau membentak dirinya. “Segitu inginnya kamu cerai sama aku?”

Kama terkesiap, dia kelepasan berteriak dihadapan Liz. Kama tidak pernah berteriak pada Liz, semarah atau sekesal apa pun. “Sayang aku ….”

Liz diam mematung, rasa kaget menyergapnya. Sebegitu ingin kah, suaminya itu menceraikan dirinya. Padahal, pernikahan mereka baru berusia tiga bulan. Bahkan seminggu yang lalu mereka baru saja pulang dari Italy. Bertemu dengan keluarga besar Kama dan adik iparnya Kafta yang sudah menyelesaikan kuliahnya.

“Sayang, maaf aku kelepasan,” ucap Kama menyesal, dengan cepat diusapnya rambut Liz dan dikecupinya setiap jengkal wajah Liz.

Liz mematung, “Kamu nggak pernah bentak aku. Sebiadap apa pun kelakuan aku, kamu nggak pernah teriak ke aku!?”

“Aku kelepasan.”

“Sebegitu jijik kah kamu sama aku Kam? Sampai kamu ingin kita cerai, hanya karena aku be—“

“Nggak, aku nggak punya pikiran kaya gitu,” ucap Kama sambil mengusap rambut Liz berkali-kali.

“Atau karena aku memu—“

“Nggak Sayang, itu hak kamu. Aku nggak bisa larang. Astaga … Liz aku nggak pernah sepicik itu.”

“Terus kenapa kamu mau kita cerai?” maki Liz sambil memukul dada Kama keras hingga tubuh Kama mundur ke belakang.

“SAKIT LIZ!?”

Plak ….

Tanpa sadar Kama menampar Liz, Liz kaget dan Kama pun Kaget. Suasana benar-benar sudah tidak bisa dikontrol lagi.

Liz hanya bisa menatap nanar dan bingung pada Kama. Disentuhnya pipinya, sakit bukan main, ini pertama kalinya dirinya ditampar, papihnya sendiri tidak berani menamparnya. Ini suaminya malah menamparnya. Sakitnya bukan main.

“Liz maaf, astaga aku kelepasan, Sayang.” Kama panik, saking paniknya Kama langsung memeluk Liz dan menciumi pipi Liz sambil menangis kencang. Tubuhnya bergetar hebat, rasa sesal langsung menyergapnya karena sudan menampar wanita yang dia cintai seumur hidupnya. “Maaf.”

Liz diam dia mematung, hati dan pikirannya kacau bukan main. Jantungnya berdetak dan bertalu-talu, dia keget dengan kelakuan Kama yang menamparnya.

“Kamu mau cerai Kam?” desis Liz.

“Liz.”

Didorongnya badan Kama dan dicarinya pulpen dan surat cerainya. Matanya menggila berusaha mencari semuanya, saat menemukannya Liz langsung mengambilnya dan langsung menandatanganinya dengan cepat.

“Kita cerai, aku tunggu kamu di pengadilan!?” seru Liz sambil melemparkan surat cerai beserta pulpennya ke wajah Kama.

Kama terdiam dan hanya bisa menangkap surat cerai dan pulpen yang Liz lemparkan. Napasnya terhenti saat melihat Liz beranjak meninggalkan dirinya keluar dari kamar mereka.

Brak …

Liz membanting pintu dengan keras. Kama terdiam sambil melihat kertas di tangannya. Tanda tangan Liz tertoreh di kertas itu. Sakit.

•••

Xoxo Gallon yang Hobi Kellon.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ADA MASALH APA? BIKIN PNASARAN...

2024-02-17

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

APA KLANJUTAN KATA2 LIZ, LOQ TRPOTONG, BIKIN PNASARAN..

2024-02-17

1

EndRu

EndRu

misteri apa sih.. tapi mewek juga aku

2023-09-30

1

lihat semua
Episodes
1 1. Aku Janda
2 2. Kita Harus Bercerai.
3 3. Saat Ini
4 4. Beli Korek Api di Grand Indonesia.
5 5. Takbir.
6 6. Malu-Malu Mau
7 7. The Truth about Kama Trina Berutti.
8 8. Lelaki Jahanam.
9 9. Aku Harus Gimana?
10 10. Kafta Trina Berutti
11 11. Rencana Kafta.
12 12. Angkara Murka
13 13. Sesak
14 14. Shy Shy Cat
15 15. Istri Kafta
16 16. Manisnya Kafta.
17 17. Akal-akalan Kafta
18 18. Kejujuran Liz
19 19. Bina
20 20. Perasaan Liz
21 21. Richie Joattar Trina
22 22. Bali Here I Come
23 23. Jadi Diri Sendiri
24 24. Sweet Richie
25 25. Godaan Richie
26 26. Miss You So Much.
27 27. Gombalan Receh Aa Kafta
28 28. Wanita berdada Godzilla
29 29. Gombalan Bayi Keju
30 30. Terkutuklah Dada Godzilla
31 31. Mungil!?
32 32. Minggat Kalian Semua
33 33. Makan Kamu
34 34. Bantet
35 35. Bimbang
36 36. Aku Lelah
37 37. Permintaan Tidak Masuk Akal
38 38. Hidup Itu Pilihan
39 39. Pergunakan Aku.
40 40. kenikmatan Duniawi
41 41. Mabuk Janda
42 42. AA Kafta
43 43. Kupatahkan Lehernya, Kafta!
44 44. Kejutan Kecil
45 45. Yakinkan Saya.
46 46. Perasaan Liz
47 47. Terombang Ambing
48 48. Ke Kiri Ke Kiri
49 49. Permohonan terakhir Kafta
50 50. Wanita Wangi Bayi
51 51. BUCIN
52 52. Hilda
53 53. Keputusan Liz
54 54. Wanita Yang Ahli Dalam Bidangnya
55 55. Chit Chat
56 56. Anakmu Anakku
57 57. Kita Nikah
58 58. Berjuang Bersama
59 59. Don’t think just kiss
60 60. Just Touch ….
61 61. I Just Want to Be Happy
62 62. Kembalikan Liz
63 63. Harus CEO
64 64. Kalah Cepat
65 65. Cerita Cinta
66 66. Aksi Terselubung
67 67. Siapa Yang Meninggal?
68 68. Paraseling
69 69. Love Yah ….
70 70. Aku Nggak Marah Sama Kamu.
71 71. Jangan Ganggu Pacar Orang!?
72 72. Kaum mendang mending
73 73. Sekte Dada
74 74. Tuhan, Berikan Aku Janda
75 75. Jodoh Richie
76 76. Menahan Napsuu ….
77 77. Sedikit Tertarik
78 78. Mari Pulang ….
79 79. Dan Mereka Pun Berbahagia
80 80. Menuntut Keadilan
81 81. Itu Wanita Yang Wajib Kamu Hormati!?
82 82. Permintaan Taca
83 83. Kebebasan
84 84. Demimu Kurela Mati
85 85. Teman Macam Apa?
86 86. Kusobek mulutnya !?
87 87. Jantungku Copot
88 88. Persiapan Pernikahan Ala Juan
89 89. Kurelakan Dirimu Tapi ….
90 90. Bang—-
91 91. Keikhlasan Sesungguhnya
92 92. Merry My Wife
93 93. Keindahan Dada Lebih Menggoda
94 94. Pesta Pernikahan Kafta dan Liz
95 95. Sarapan Pagi Penuh Sensasi
96 96. Menikahlah Kalian Semua!?
97 97. Sold Out
98 98. Aku Lapar!?
99 99. Mari Kita Pulang
100 100. Kekagetan yang Hakiki
101 101. Two Hour With You
102 102. Two Hour With You (2)
103 103. Two hour with you (3)
104 104. Suami aku ?
105 105. Siap Boss ….
106 106. Menolong Lelaki Lain
107 107. Happy For You ….
108 108. Aku Berdoa Untukmu Hilda
109 109. Rengekkan Kafta
110 110. Ajakan Makan Malam Bersama
111 111. Runtuh
112 112. Keheningan Yang Mencekam
113 113. Mencoba Mencari Bantuan
114 114. Sebuah Pengorbanan
115 115. Saya suaminya … Saya Istrinya ….
116 116. Please Leave Me Alone ….
117 117. Keinginan Aneh Liz
118 118. Terjeda ….
119 119. Ide Kalila
120 120. Happy With You ….
121 121. Sebuah Kejutan Kecil (Fin)
Episodes

Updated 121 Episodes

1
1. Aku Janda
2
2. Kita Harus Bercerai.
3
3. Saat Ini
4
4. Beli Korek Api di Grand Indonesia.
5
5. Takbir.
6
6. Malu-Malu Mau
7
7. The Truth about Kama Trina Berutti.
8
8. Lelaki Jahanam.
9
9. Aku Harus Gimana?
10
10. Kafta Trina Berutti
11
11. Rencana Kafta.
12
12. Angkara Murka
13
13. Sesak
14
14. Shy Shy Cat
15
15. Istri Kafta
16
16. Manisnya Kafta.
17
17. Akal-akalan Kafta
18
18. Kejujuran Liz
19
19. Bina
20
20. Perasaan Liz
21
21. Richie Joattar Trina
22
22. Bali Here I Come
23
23. Jadi Diri Sendiri
24
24. Sweet Richie
25
25. Godaan Richie
26
26. Miss You So Much.
27
27. Gombalan Receh Aa Kafta
28
28. Wanita berdada Godzilla
29
29. Gombalan Bayi Keju
30
30. Terkutuklah Dada Godzilla
31
31. Mungil!?
32
32. Minggat Kalian Semua
33
33. Makan Kamu
34
34. Bantet
35
35. Bimbang
36
36. Aku Lelah
37
37. Permintaan Tidak Masuk Akal
38
38. Hidup Itu Pilihan
39
39. Pergunakan Aku.
40
40. kenikmatan Duniawi
41
41. Mabuk Janda
42
42. AA Kafta
43
43. Kupatahkan Lehernya, Kafta!
44
44. Kejutan Kecil
45
45. Yakinkan Saya.
46
46. Perasaan Liz
47
47. Terombang Ambing
48
48. Ke Kiri Ke Kiri
49
49. Permohonan terakhir Kafta
50
50. Wanita Wangi Bayi
51
51. BUCIN
52
52. Hilda
53
53. Keputusan Liz
54
54. Wanita Yang Ahli Dalam Bidangnya
55
55. Chit Chat
56
56. Anakmu Anakku
57
57. Kita Nikah
58
58. Berjuang Bersama
59
59. Don’t think just kiss
60
60. Just Touch ….
61
61. I Just Want to Be Happy
62
62. Kembalikan Liz
63
63. Harus CEO
64
64. Kalah Cepat
65
65. Cerita Cinta
66
66. Aksi Terselubung
67
67. Siapa Yang Meninggal?
68
68. Paraseling
69
69. Love Yah ….
70
70. Aku Nggak Marah Sama Kamu.
71
71. Jangan Ganggu Pacar Orang!?
72
72. Kaum mendang mending
73
73. Sekte Dada
74
74. Tuhan, Berikan Aku Janda
75
75. Jodoh Richie
76
76. Menahan Napsuu ….
77
77. Sedikit Tertarik
78
78. Mari Pulang ….
79
79. Dan Mereka Pun Berbahagia
80
80. Menuntut Keadilan
81
81. Itu Wanita Yang Wajib Kamu Hormati!?
82
82. Permintaan Taca
83
83. Kebebasan
84
84. Demimu Kurela Mati
85
85. Teman Macam Apa?
86
86. Kusobek mulutnya !?
87
87. Jantungku Copot
88
88. Persiapan Pernikahan Ala Juan
89
89. Kurelakan Dirimu Tapi ….
90
90. Bang—-
91
91. Keikhlasan Sesungguhnya
92
92. Merry My Wife
93
93. Keindahan Dada Lebih Menggoda
94
94. Pesta Pernikahan Kafta dan Liz
95
95. Sarapan Pagi Penuh Sensasi
96
96. Menikahlah Kalian Semua!?
97
97. Sold Out
98
98. Aku Lapar!?
99
99. Mari Kita Pulang
100
100. Kekagetan yang Hakiki
101
101. Two Hour With You
102
102. Two Hour With You (2)
103
103. Two hour with you (3)
104
104. Suami aku ?
105
105. Siap Boss ….
106
106. Menolong Lelaki Lain
107
107. Happy For You ….
108
108. Aku Berdoa Untukmu Hilda
109
109. Rengekkan Kafta
110
110. Ajakan Makan Malam Bersama
111
111. Runtuh
112
112. Keheningan Yang Mencekam
113
113. Mencoba Mencari Bantuan
114
114. Sebuah Pengorbanan
115
115. Saya suaminya … Saya Istrinya ….
116
116. Please Leave Me Alone ….
117
117. Keinginan Aneh Liz
118
118. Terjeda ….
119
119. Ide Kalila
120
120. Happy With You ….
121
121. Sebuah Kejutan Kecil (Fin)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!