4. Sahabat Baru

Jam baru menunjukkan pukul 04.15 namun Nira sudah terjaga, ia lalu merapikan tempat tidur dan segera menuju ke dapur. Satu per satu pekerjaan diselesaikan dengan baik dan sangat hati-hati, takut jika aktifitasnya sampai mengganggu penghuni rumah yang masih terlelap dalam buaian mimpi.

Selesai sarapan Nira berangkat ke sekolah.

"Selamat pagi" sapa Ira yang sudah duluan tiba di sekolah. Ira sudah tidak sabar mau dengar cerita dari sahabatnya.

"Pagi juga" , sambil bergandengan tangan keduanya berjalan menuju ruang kelas. Persahabatan mereka sudah berjalan hampir satu tahun, waktu itu ada teman yang jahil sama Nira, mereka mengerjainya tanpa berfikir kalau hal itu sangat menyakitkan buat Nira, tiba-tiba muncul Ira sebagai pahlawan yang menolongnya, sejak saat itulah mereka akrab. Tak jarang setiap jam istirahat Ira selalu mengajak Nira ke kantin, Nira biasa menolak dengan berbagai alasan karena merasa tidak enak selalu ditraktir sama Ira. Nira memang tidak pernah bawa uang jajan, makanya ia selalu sarapan pagi sebelum ke sekolah. Ira memang tergolong anak yang berkecukupan, orang tuanya punya usaha "Salon Kecantikan" dan mempekerjakan beberapa karyawan. Namun Ira mau berteman dengan Nira yang kerap dijuluki teman sekelasnya ' Anak desa yang kampungan'.

"Cerita dong, Gusdy ngomong apa sih waktu kamu pulang bareng kemarin?" tanya Ira setelah mereka duduk di bangku. " Dia tidak ngomong apa-apa, cuman ngantar aku pulang", jawabnya sambil menatap sahabatnya yang begitu serius.

" Pada hal aku berharap dapat titipan salam dari Gusdy" , sambung Ira dengan kecewa. Sudah lama Ira diam-diam suka sama Gusdy itulah sebabnya ia langsung mengiyakan ketika Nira minta persetujannya saat diajak Gusdy untuk pulang bareng, karena sangkanya Gusdy malu untuk ngomong langsung sama dia. Jadi harus lewat Nira sahabatnya sebagai perantara.

Tiba-tiba Gusdy muncul di pintu kelas, dia baru datang. Ira yang melihat kedatangan Gusdy langsung menunduk dengan malu, malu sama perasaannya. Beda dengan Nira, matanya bertemu pandang dengan Gusdy, sinar mata itu begitu teduh membuat hati Nira jadi damai. Ia pun membalas tatapan Gusdy dengan senyum manisnya kemudian tertunduk malu. Ada rasa bahagia di hati Gusdy melihat Nira masih bisa memberikan senyumnya yang indah pada hal bila ingat kejadian kemarin sepulang sekolah yang disaksikan dengan mata kepalanya sendiri tentang perlakuan ibunya sungguh menyakitkan (mungkinkah Nira adalah anak tiri? Gusdy belum tahu kalau itu adalah tante Rida). Yang jelas hari ini dia bisa bertemu lagi dengan Nira dalam keadaan baik-baik saja.

"Selamat pagi anak-anak," sapa guru matematika yang sudah siap ngajar pagi ini, membuat siswa segera duduk dengan teratur pada bangku masing-masing.

"Pagi Pak", jawab siswa serentak. Ira yang duduk di sebelah Nira tampak gelisah. Bukan kali ini saja dia seperti itu, setiap jam pelajaran marematika ia selalu keringat dingin , memang kalau perhitungan otaknya agak beku. Walaupun Pak guru sudah menjelaskan berulang kali dia tetap tidak ngerti.

" Tenanglah, nanti aku bantu jelasin sama kamu". kata Nira yang langsung membuat hati Ira sedikit tenang. Dalam hati Ira sangat bersyukur punya sahabat sebaik Nira, sahabat yang sudah banyak membawa pengaruh positif dalam dirinya. Nira gadis yang cantik, kulit sawo matang dan bersih, berpenampilan sangat sederhana.

''Makasih yah Nir", sambil memeluk sahabatnya dengan erat yang dibalas Nira dengan sebuah anggukan penuh ketulusan.

Tidak terasa bel berdentang tanda jam istirahat telah tiba. Ira langsung menggandeng tangan Nira menuju kantin yang terletak di belakang sekolah. tanpa sepengetahuan mereka ternyata diam-diam Gusdy membuntuti dari belakang.

''Boleh aku gabung?" katanya sambil memandang Nira dan Ira secara bergantian minta persetujuan.

"Tumben, ya bolehlah" jawab Ira dengan gembira, baru kali ini ia bisa sedekat ini dengan Gusdy. Nira lalu menyodorkan sebuah kursi plastik untuk Gusdy.

"Hari ini aku yang traktir" kata Gusdy membuat Nira dan Ira saling berpandangan. Sambil menikmati apa yang sudah tersaji di hadapan mereka sesekali terdengar gelak tawa yang menandakan bahwa mereka begitu menikmati kebersamaan yang baru saja terjalin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!