Brak!
Suara keras di depan pintu membuat mereka terkejut dan sontak menoleh bersamaan. Mungkinkah orang Vila diam diam menguping dan mengetahui rencana mereka? Jika benar maka itu bukan hal baik.
Gagang pintu bergerak kebawah dengan sangat cepat, perlahan pintu pun mulai terbuka. Untuk berjaga jaga Mocca mengisyaratkan Jean untuk segera menyembunyikan buku itu.
Guk! Guk!
Muncul seekor anjing putih dari balik pintu, membuat mereka akhirnya merasa lega kemudian anjing itu berlari ke arah Candy, "Max kau disini?"
Dialah Max, seekor anjing jantan berbulu putih yang sudah menemani si kembar 3 tahun lamanya. Mocca mendapatkannya ketika suatu malam terjadi hujan badai dan mendapati Max yang malang terbaring didepan pintu Vila.
"Mengagetkan saja."
Jean menghela nafas lega, namun Mocca masih merasa ada hal yang tidak beres, dia terus menatap kearah pintu, "Anak anak, untuk saat ini sampai disini saja. Sudah sore, seharusnya bibi sudah siapkan makanan. Ayo."
"Baik, Ma."
Di ruang makan.
Seperti biasa, bibi dan paman pengurus rumah ikut makan bersama. Sebenarnya mereka cukup baik, terlebih pada si kembar, mereka sudah menganggapnya seperti cucu mereka sendiri.
Entah mengapa pasangan tua itu mau tinggal di tempat seperti itu dan menjadi pesuruh ibu Rosi, dan apakah mereka tidak memiliki keluarga di suatu tempat? Apa mereka tidak merindukan seseorang disana?
"Ayo Max, makan yang banyak."
Candy menaruh beberapa daging di tempat makan Max. Itu pun membuat Mocca curiga, selama 7 tahun ini mereka tidak pernah kekurangan apapun terutama bahan makanan, tanpa sepengetahuan Mocca pasti ada seseorang yang keluar masuk Vila.
Kemungkinan memang ada jalan keluar yang bisa membawa mereka pergi dari sana. Semua itu membuat Mocca lebih yakin untuk mendukung Jean membuat kamera terbang, mungkin bisa melihat dengan jelas dari atas sana.
Malam hari.
Sudah menjadi sebuah rutinitas bagi Mocca menemani anak anaknya sebelum tidur, biasanya dia membacakan sebuah dongeng ataupun cerita karangannya. Tapi kali ini berbeda.
"Mama, dunia luar itu seperti apa?"
Mocca tertegun mendengar pertanyaan Candy tersebut, sebagai wanita yang baru dewasa saat itu Mocca memang tidak terlalu banyak bepergian, tidak begitu tahu tentang banyak hal. Sekarang menyesal karna tidak dapat menceritakan hal itu pada anaknya.
Tapi ada sebuah tempat yang pernah dipenuhi oleh kebahagiaan, memang tidak terlalu banyak orang di dalamnya, tapi begitu tenteram dan damai. Tempat itu disebut Rumah.
"Jean, Candy ... Mama janji, akan membawa kalian pergi dari sini. Menunjukkan langsung bagaimana kehidupan diluar sana, kita akan hidup bahagia disana."
Mendengar perkataan Mama mereka pun beranjak dan memeluknya dari kedua sisi, "Mama, ayo kita pergi dari sini. Ajak Max juga," Candy begitu bersemangat.
"Aku akan bekerja keras. Kita pasti bisa pergi dari sini."
Malam yang begitu menenangkan, setelah hari esok mungkin mereka akan lebih sibuk. Sebisa mungkin menyelesaikan perancangan Drone secepatnya dan tentunya tanpa di ketahui oleh orang rumah.
Sempat terbesit dalam pikiran Mocca, merekapun pasti ingin terbebas. Apa mungkin harus ajak mereka juga? Bagaimanapun juga mereka tidak mungkin selamanya tinggal disana.
Hari berganti ...
Jean mulai membuat design Drone melalui pengamatan tajamnya pada sebuah gambar, dibantu oleh Candy yang menjadi otak mereka. Namun Mocca malah tampak kebingungan, kedua anak genius-nya sungguh menakjubkan sampai membuatnya bingung harus membantu dalam hal apa.
Di ruang yang mereka sebut sebagai markas, Jean dan Candy berusaha dengan sangat keras. Mocca mengkhawatirkan mereka dan meminta jangan terlalu memaksakan diri, tapi percuma. Tekad mereka ingin melihat dunia luar sangat tinggi.
Sementara itu.
Di negara I, keluarga Domino dilanda konflik internal yang lagi melibatkan Leon. Semua sanak saudara mendesak Leon untuk segera menikah dan memiliki anak agar mereka merasa adil karna nenek memberikan harta lebih besar untuknya.
"Leon sudah hampir kepala 3, segeralah menikah dan berikan kak Alex (ayah Leon) seorang cucu," cibir paman Danial.
Dia tahu betul penyakit Leon dan malah mengatakan hal itu, bersamaan dengan itu dia memamerkan perut buncit istrinya yang dia nikahi dua tahun yang lalu. Jika anak paman Danial lahir, maka Leon tidak akan menjadi cucu satu satunya keluarga Domino lagi.
"Benar yang pamanmu katakan. Leon cucuku, nenek mempunyai seorang kenalan, lusa pergilah kencan dengannya, ya."
Benar benar pembicaraan yang sangat membosankan, dengan memasang wajah tak senang Leon kemudian beranjak, "Aku tidak tertarik." Setelah itu dia pergi.
"Heh? Begitu saja? Leon keponakanku tersayang, tunggu beberapa bulan lagi, aku percaya anakku pasti bisa menggeser posisimu terutama di hati ibu. Aku akan bersabar sampai waktunya tiba," batin paman Danial.
Sejak mengetahui penyakitnya, diam diam Leon sering pergi untuk melakukan pengobatan. Menyembunyikan hal itu dari publik bahkan dari orang tuanya, namun entah kenapa paman Danial bisa mengetahui hal itu. Juga belum tahu apakah masih ada orang lainnya yang tahu tentang hal itu.
Tapi kejadian malam 7 tahun lalu sangat mengganjal di hati Leon, terlebih menghilangnya wanita itu bak ditelan bumi, kemana pun dia mencari tetap tidak bisa ditemukan.
Siapa wanita itu? Bagaimana bisa penyakitnya sembuh saat bersamanya, tapi setelah itu, semua kembali seperti sebelumnya, "Ini sudah 7 tahun, apa mungkin dia sudah mati?"
Lalu bagaimana dengan sepatu hitam bermotif kupu kupu keemasan itu? Apa harus melakukan sayembara seperti seorang pangeran yang mencari Cinderella melalui sebuah sepatu?
Di koridor, Leon berjalan dengan pikiran yang terus berputar, tapi bagaimanapun dia berusaha tetap saja tidak mendapatkan pencerahan sedikitpun.
"Tuan muda Leon."
Panggil seseorang, seorang bawahan Leon datang dengan tergesa dan napas terengah, "Tenanglah, katakan pelan-pelan." Leon berjalan pelan melewati bawahannya itu.
"Tuan, kami menemukan petunjuk mengenai sepatu itu."
"Apa?" Segera dia pergi mengikuti bawahannya itu. Mungkin tuhan sdsng berbaik hati padanya hari ini.
Suatu laman situs di Internet mengatakan, sepasang sepatu itu hanya ada satu satunya di dunia karna merupakan rancangan seorang wanita tua yang tidak diketahui namanya itu.
Pada 60 tahun yang lalu telah di lelang di sebuah tempat di New York dan dibeli oleh seorang pengusaha terkaya pada masa itu, pengusaha itu berasal dari negara I.
Kemudian dalam suatu acara besar, pria pengusaha itu melamar seorang gadis dan menjadikan sepatu itu sebagai hadiah untuknya, wanita itu bernama Amaria Dazh yang kemudian meninggal pada usia 35 tahun karna mengidap suatu penyakit.
"T-Tuan, bagaimana ini?"
Informasinya masih tidak cukup. Jika wanita itu telah meninggal mungkin dia telah mewariskan sepatu itu untuk seseorang, mungkin anaknya. Tapi siapa?
"Ah? Siapa nama pria pengusaha itu?"
Jika wanita itu menikah dengan pria itu dan berganti marga, mungkin akan lebih mudah menemukannya.
Pencarian kembali di lakukan.
Beberapa saat kemudian.
"Tuan! Pria pengusaha itu bernama ... Juan Yola!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
zhafira
cerita yang menarik untuk dibaca
2022-07-02
0
Mien Mey
untung bukan sepatu dr kaca ..
2021-08-25
4
Aisya Nur Asyfa Suparjo
semoga cepat ketemu ya tuan muda
2021-08-25
1