Jam Pelajaran pertama telah selesai, 3 jam telah berlalu, waktu istirahat telah tiba.
Seperti biasa, selesai makan di kantin, ia memilih untuk duduk membaca novel sambil menunggu bel masuk berbunyi.
"Eyyoo Lala" sapa Yara yang tiba tiba datang menepuk pundak Lala.
Lala mendongak, menatap ke arah Yara.
"Apa?" Tanya nya singkat.
"Boleh duduk sini" pinta Yara.
'hm' hanya kata yang keluar dari mulut Lala.
"Baca apa sih?" Tanya Yara kepo sambil mengintip buku yang Lala baca.
"Novel" jawabnya singkat.
"Kalo dateng cuma ada butuhnya, mending Lo jangan deket deket gue deh, jangan ganggu gue" ucap Lala dengan juteknya.
"Gue dateng ke elo cuma mau temenan aja beneran, ga ada maksud mau ngambil butuhnya aja" jawab Yara.
Cara Lala meyakinkan ucapan Yara adalah dengan menatapnya lekat lekat, tatap matanya dan cari apakah ada sebuah kebohongan dimatanya. Tetapi Dimata Yara hanyalah ketulusan yang ada, mungkin benar yang dikatakan Yara kalau ia benar benar ingin berteman dengan Lala.
"Lo beneran mau temenan sama gue?" Tanya Lala meyakinkan.
Yara mengangguk "iya"
"Oke, jangan malu punya temen kayak gue, gue cuek, kaku, ga anggun sama sekali, ga tau soal cinta, dan terakhir... gue kutu buku" ucap Lala meyakinkan Yara apakah ia akan tetap berteman dengannya meskipun Lala memiliki karakter yang telah ia sebutkan tadi.
"Iya gapapa, gue ga malu kok" jawab Yara dengan tersenyum.
"Oke gue jujur, sebenernya gue juga kutu buku, tapi kalo dirumah aja, soalnya kalo di sekolah gue gengsi" bisik Yara ke telinga Lala.
"Ngapain gengsi?"
"Ga tau" jawabnya dengan polos.
"Hm"
"Jessica mana?" Tanya Lala.
"Lagi latihan piano, lusa kan dia lomba" jawab Yara.
"Ouh" balasnya singkat
Saat keduanya asik mengobrol, tiba tiba 2 orang cowok menghampiri mereka dan ikut duduk bergabung bersama mereka.
"Ga ada tempat duduk lain apa!" Lala bersikap jutek pada 2 orang cowok tersebut.
"Ga ada, semua penuh, tuh liat" ucap salah satu cowok tersebut dengan menunjuk ke seluruh meja yang berada dikantin.
"Hmm"
"Ja dari mana aja sih kok lama banget, gue nungguin daritadi" ucap Yara dengan kesal pada lelaki yang duduk disampingnya, lelaki tersebut adalah kekasihnya yaitu Raja. Raja membalasnya dengan kata maaf sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Sedangkan lelaki yang duduk disebelah Lala adalah temannya Raja yaitu Angga, Tetapi Lala sangat menjaga jarak duduknya dengan Angga.
"Nama Lo Lala kan?" Tanya Angga pada Lala.
"Hm" jawabnya seraya mengangguk. karena ada Yara, Raja dan Angga. Ia memutuskan untuk menutup bukunya dan mencoba mengobrol bersama mereka.
"Imut" ucap Angga dengan tersenyum menatap Lala.
"Lo jangan goda dia, ada abangnya bisa bisa Lo abis sama abangnya" ucap Raja memperingati temannya agar tak membuat ulah pada Lala.
"Siapa abangnya?" Tanya Angga.
"Bang Willy" jawab Raja.
"What!! Oke fix gue ga akan godain Lo La"
Angga membelalakkan matanya.
"Emang kenapa sih sama bang Willy, kok banyak yang takut sama dia?" Tanya Lala penasaran.
"Bang Willy itu..... jago Taekwondo" jawab Angga. "Jadinya gue takut, gue kan ga bisa bela diri"
"Hah!! Sejak kapan bang Willy jago Taekwondo?" Tanya Lala kebingungan dengan membelalakkan matanya.
"Ga tau, tapi dia sering ikut kejuaraan taekwondo"
"Ohh"
"Ja, katanya dia adiknya bang Willy, tapi kan bang Willy anak tunggal, trus dia anak siapa?" Tanya Angga pada Raja.
Mendengar ucapan Angga, seketika Yara dan Raja tertawa terbahak bahak.
"Bego" gumam Yara diiringi dengan tawa.
"Dia adik sepupunya bang Willy ogeb!" Kekeh Raja.
Sedangkan Lala, ia hanya diam menatap kedua temannya yang tertawa terbahak bahak didepannya.
Angga membalasnya dengan ber 'oh' ria diiringi oleh tertawa garing.
*****
Jam telah menunjukkan pukul 16.00 semua murid melangkah keluar dari sekolah karena waktu pulang telah tiba, begitu juga dengan Willy dan Lala yang telah siap naik diatas motor trail kuningnya.
Keduanya memutuskan untuk langsung pulang kerumah, motor mulai berjalan perlahan membelah jalanan kota yang cukup ramai.
Sesampai dirumah, tanpa basa basi keduanya langsung masuk kedalam kamar masing masing, membersihkan badan yang dirasa lengket akibat keringat.
Selesai mandi, Lala menghampiri Willy dikamar yang asik bermain game di komputernya.
Tok! Tok! Tok!
Lala mengetuk pintu kamar terlebih dahulu untuk memastikan kalau Willy benar benar ada dikamar.
"Masuk!" Saut Willy dari dalam kamar.
Lalu Lala pun membuka pintu kamar, dan duduk disebelah Willy.
"Main apa sih bang?" Tanya Lala.
"Game" jawabnya singkat sembari terus fokus dengan game nya.
"Oh"
"Sejak kapan Abang bisa taekwondo?" Tanyanya mulai kepo.
"Lama"
"Kok gue baru tau, padahal dulu elo kan cengeng, ga bisa apa apa, penakut lagi" ejek Lala. "Sama bang Adnan aja takut, padahal bang Adnan kurus kerempeng" tambahnya.
"Ahh udah diem, masa lalu jangan diungkit" ucapnya dengan wajah masam.
"Ya ya ya"
"Bang!" Panggilnya lagi.
"Apa lagi sih" ucap Willy kesal.
"Ga jadi deh" kekeh Lala yang langsung berlari keluar dari kamar Willy.
"Huh... Sabar Will adek sendiri, kalo Lo marah sama dia, bisa bisa bunda ngamuk" ucap Willy sambil mengelus dadanya.
Willy telah menganggap Lala sebagai adiknya sendiri meskipun mereka adalah sepupu, Willy sangat menyayangi Lala seperti adik kandungnya sendiri, tak pernah marah yang berlebihan pada Lala, ia slalu mengalah.
Lala berlari menuju ke kamarnya, ia merebahkan badannya diranjang sambil menatap langit langit kamarnya yang di cat berwarna merah. Tante Azizah memang sengaja membuat kamar khusus untuk Lala saat menginap dirumahnya, ia menghias kamar tersebut persis sesuai kriteria kesukaan Lala.
"Gue kangen mama papa yang dulu, yang akur, saling menyayangi, dan peduli sama kebahagiaan gue" gumam Lala dengan wajah sendu.
"Apa mereka ga kangen sama gue? Kenapa selama gue disini mereka ga cariin atau apalah telefon ke gue" tambahnya dengan meneteskan air matanya.
"Ma pa, Lala slalu berdoa semoga kita bisa bahagia lagi seperti dulu, tanpa ada pertengkaran diantara keluarga kita"
Setelah ia puas mengoceh sendirian dikamar, tiba tiba deringan telfon membuyarkan pikirannya, ia segera mengambil handphonenya yang berada dilaci dan mengangkatnya.
"Mama?" Gumamnya saat melihat nama yang tertera diponselnya. Karena Mama nya lah yang menelefon ia dengan cepat langsung mengangkat telfon tersebut dengan perasaan gembira.
📞 Ma
📞 Lala, mama kangen sama kamu
📞 Lala juga ma
📞 Kamu pulang ya nak
📞 Lala ga mau pulang sebelum mama sama papa baikan dan ga akan berantem berantem lagi, Lala bosen, Lala capek denger kalian berantem terus
📞 Iya nak, mama sama papa akan berusaha, tapi kamu pulang ya sayang
📞 Ngga ma, Lala ga akan pulang sebelum kalian bener bener baikan, Lala tau kalau sebenarnya kalian masih aja sering berantem kan
📞 Ngga kok sayang
📞 Ma, Lala mau kita bahagia lagi seperti dulu, Lala mau mama sama papa akur dan ga lebih mentingin pekerjaan daripada anak sendiri, Lala mau kalian lebih fokus ke Lala seperti dulu lagi
📞 Iya sayang mama sama papa akan berusaha ya nak, kamu baik baik dijakarta ya, jaga kesehatan, belajar yang rajin
📞 Iya ma, yaudah Lala tutup dulu telfonnya
📞 Iya nak, salam buat Tante, om sama Abang kamu ya
📞 Iya ma
Percakapan pun berakhir, entah mengapa setelah mengobrol bersama sang mama hatinya merasa sakit, ia menangis tanpa bersuara didalam kamarnya.
Sebenarnya ia sangat merindukan kedua orangtuanya, ia sangat ingin kembali ke Surabaya ke rumahnya, tetapi ia bosan mendengar pertengkaran kedua orangtuanya yang akan membuatnya semakin stress.
"Mama papa, Lala kangen Hiks... Hiks.."
~•~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments