Willy melepaskan tangan Mita. Kini kedua tangannya memegang setir. Di kantor Willy paling tidak bisa dibantah atau dilarang. Tapi beberapa jam sama Mita, Willy menurut. Kini bukan hanya Alda yang membuatnya tidak bisa berkutik.
Beberapa menit kemudian, Willy memarkirkan mobilnya di depan rumah Mita. Tentunya setelah Mita memberitahu detil alamatnya. Rumah tanpa pagar itu sangat sederhana.
"Makasih ya om," kata Mita hendak turun dari mobil tapi langsung ditahan Willy.
" Aku masih mau berlama lama denganmu baby. Tetap di sini. Sebentar lagi," kata Willy sambil mengecup kedua punggung tangan Mita. Sangat romantis. Mita tersipu tetapi senang. Sungguh cinta pada pandangan pertama yang memabukkan.
"Kan masih ada waktu hari esok om," jawab Mita dengan malu malu.
Nenek Ratmi yang mendengar suara mobil yang berhenti, membuka pintu. Matanya memicing karena lampu sorot mobil. Mita yang melihat nenek Ratmi memberi kode ke Willy lewat matanya. Willy mematikan mesin mobilnya dan menyuruh Mita keluar duluan.
"Mita, kamu darimana saja nak?. Nenek sangat khawatir menunggu mu dari tadi." Nenek Ratmi bernafas lega melihat Mita sudah di depan matanya. Sebelumya nenek Ratmi bolak balik mengintip keluar rumah. Berharap Mita pulang.
"Hujan lebat dan angin kencang nek, jadi di tunggu dulu reda," jawab Mita bersamaan dengan Willy yang sudah menutup pintu mobilnya. Nenek Ratmi menoleh ke arah suara. Dan sang nenek juga terpesona melihat ketampanan Willy. Sampai mulutnya menganga.
"Nek...."Mita menyenggol tubuh neneknya. Nenek tersadar dan malu.
"Siapa dia Mita?"
"Kenalkan nek, saya Willy." Willy mengulurkan tangannya dan dengan senang hati nenek Ratmi menerima uluran tangan sang nenek.
"Kamu gurunya Mita atau calon suami Mita?" tanya nenek membuat Mita malu dan Willy hanya tersenyum.
"Coba tebak nek!. Cocok mana?. Guru untuk Mita atau calon suami untuk Mita," jawab Willy menggoda nenek dan Mita semakin malu.
"Kalau menurut nenek sih, cocok nya calon suami untuk Mita. Kamu ganteng dan cucuku cantik," jawab nenek tanpa malu.
"Nek...." Mita kembali menyenggol nenek.
"O iya, nak Willy masuk dulu. Mari!. Ajak nenek basa basi berharap Willy menolak karena sudah larut malam tidak baik untuk menerima tamu. Apa kata tetangga nanti.
"Kalau nginap boleh ga nek?" tanya Willy bercanda hanya berniat menjahili Nenek. Nenek terkejut dan menyesal basa basi tadi. Mita melotot ke Willy. Willy yang paham langsung pamit pulang.
"Maaf nek, ternyata sudah larut. Aku pamit ya!" kata Willy akhirnya setelah melihat kode dari Mita.
"Baguslah kalau kamu sadar, ini sudah larut. Nenek juga tidak mau besok digosipkan tetangga punya brondong," jawab nenek dan masuk ke rumah.
" Baby, nenek kamu, nenek jaman now ya," kata Willy setelah nenek tidak terlihat lagi. Dia tidak tahu bahwa nenek mengintip dari balik gorden.
"Ga usah di masukin ke hati om, nenek niatnya bercanda," jawab Mita.
Cup
Willy mencium pipi Mita kemudian masuk ke dalam mobilnya. Mita kembali tersenyum malu.
Willy dan Mita saling melambaikan tangan. Mita masuk ke rumah setelah mendengar nenek memanggil.
Pagi hari di kediaman Willy. Alda menuruni tangga lengkap dengan seragam dan ranselnya. Tangga yang sedikit berbelok membutuhkan beberapa menit untuk sampai di lantai dasar. Kebiasaan yang tak pernah terlupa yaitu serapan pagi. Alda menuju meja makan. Roti dan susu sudah tersedia. Willy juga sudah ada dibtempat itu.
"Pagi ayah," sapa Alda kemudian mencium pipi ayahnya. Dan duduk dekat Willy.
"Pagi tuan putri."
"Ayah, antar aku ke sekolah ya!. Si kakek encok nya kumat," pinta Alda yang langsung disetujui Willy. Bagaimana pun pagi ini, dia bagaikan mendapat durian runtuh. Sedari tadi berpikir mencari alasan untuk mengantar Alda ke sekolah kini memintanya untuk mengantar. Mulai dari bangun tidur tadi di pikirannya hanya Mita.
"Dengan senang hati tuan putri," jawab Willy. Alda sangat senang. Takut terlambat, Alda segera menghabiskan serapannya.
Alda mengernyitkan keningnya ketika Willy berdiri. Hari ini penampilan Willy jauh lebih keren dibandingkan hari hari sebelumnya. Biasanya memakai stelan jas. Hari ini Willy mengenakan kemeja sedikit ketat dan celana bahan denim. Fresh dan mempesona.
"Ayah, ayah gak salah pakaian?" tanya Alda heran.
"Gak, Napa?. Keren kan?" tanya Willy balik. Alda mengacungkan kedua jempolnya.
"Sangat keren ayah, tapi ayah kan ke kantor. Gak salah pakai itu ayah?. Biasa pake jas," jawab Alda.
"Kantor, kantor siapa?. Suka suka ayah donk."
"Sombongnya kumat. Ayo!' ajak Alda sambil menggandeng tangan ayahnya.
Mobil Willy berhenti di gerbang sekolah. Willy berharap melihat Mita. Tapi harapannya sia sia, berkali kali Willy mengedarkan pandangannya tetapi Mita tidak kunjung terlihat. Sebelum turun Alda merapikan poninya yang sedikit berantakan.
"Ayah, cari siapa?. Alda bertanya sambil membetulkan tali sepatunya.
"Gak ada. Ayah hanya melihat para lelaki itu. Diantara mereka siapa ya?, yang bakalan jadi mantu ayah?. Willy berbohong, jelas dia mencari Mita tapi tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Willy menggoda Alda bermaksud mengalihkan pembicaraan.
"Tak satupun di antara mereka," jawab Alda kemudian mengambil tangan kanan Andre dan menciumnya. Alda turun dari mobil dan memasuki gerbang sekolah. Willy masih tetap di tempatnya. Dia yakin Mita akan muncul sebentar lagi.
Yang di tunggu akhirnya muncul, Willy senang setelah melihat Mita masih jauh dari mobilnya. Wajah Willy berubah setelah melihat seorang laki laki berlari untuk mendekat ke Mita. Willy dapat melihat Mita menoleh ke arah laki laki itu dan tersenyum.
Mita dan laki laki tersebut beriringan menuju gerbang sekolah dan sesekali tertawa bersama, membuat Willy marah dan cemburu. Ingin rasanya dia menarik laki laki itu dan menghajarnya. Willy semakin marah ketika terlihat laki laki itu menyenggol tangan Mita pelan, lalu keduanya tertawa. Tidak tahan menahan cemburu akhirnya Willy keluar dari mobil dan memanggil Mita. Mita menoleh dan menyuruh laki laki itu duluan.
"Kamu duluan ya, itu ayahnya Alda. Mungkin mau menitipkan surat izin," kata Mita, tanpa curiga laki laki tersebut terus berjalan Sampai melewati gerbang.
Mita menghampiri Willy yang berdiri di dekat mobilnya. Sungguh penampilan pria dewasa itu membuat Mita kagum dan semakin tergila gila.
Mita dan Willy saling menahan diri untuk tidak saling memeluk.
"Om ganteng amat. Kalah tuh pemuda India," kata Mita memuji penampilan Willy.
"Kamu suka?" tanya Willy yang seketika amarahnya hilang ketika Mita memujinya. Mita mengangguk. Mita menjaga jarak dari Willy takut siswa lain atau Alda curiga.
"Om, aku ke kelas dulu!"
"Iya baby. Om tidak suka kamu dekat dekat dengan cowok. Kamu milikku hanya milikku." Willy berkata sambil mendekat ke Mita. Mita langsung membalikkan badan dan berlari. Di gerbang Mita berhenti dan menoleh ke Willy. Mita tersenyum manis. Kemudian Mita berlari menuju kelasnya. Hatinya sangat bahagia dan berdebar debat tidak karuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Desrina Tobing
msaaa puber eaa...yg 1 puber itass yg satu lgi ...puber msaa tuaa 🤣🤣🤣
2022-04-03
0
Dita Novrianti
visulanya
2021-09-27
0
Huang jiahong
berbunga bunga lahhh hati Mita hari ini,,,,
2021-09-10
2