Alunan musik masih berputar dengan semestinya, berdengung kencang menyelimuti seisi ruangan. Akan tetapi para pria berjas yang semula sibuk berdansa dengan pasangannya, kini lebih tertarik untuk mengamati ke arah seorang gadis yang tengah ditahan oleh beberapa pria.
"Aku beneran gak sengaja, maaf" lirih Embun.
Pria didepannya masih tetap diam. Ia melepas jas nya yang sudah basah. Salah seorang pria bernama Ryan menyuruhnya untuk berganti pakaian sebelum melanjutkan acara pesta.
"Josh, aku sudah menyiapkan jas baru. Kamu bisa menggantinya sekarang"
"Gadis ini tidak perlu mendapat masalah besar, kita bisa melepaskannya"
Embun hanya berani menunduk dalam, ia merasa tertekan dengan tatapan tajam pria yang tak diketahui nama dan wajahnya itu. Tetapi tatapan pria itu sangat menakutkan baginya.
"Tidak! Gadis ini yang harus menggantinya" balasnya dingin karena suara rendahnya.
"Apa yang harus aku ganti?" Embun bertanya dengan sarkastik.
Tentu saja, menurut Embun ia tidak harus membayarnya. Embun bisa mencucikan nya hingga kembali menjadi bersih, apa pria didepan ini tidak mengerti bagaimana susahnya Embun untuk mencari uang.
Please, Embun bukannya merobek atau membuat bolong pakaiannya. Itu hanya basah, dan masih bisa dicuci. Jadi menurutnya, pria itu tidak harus sampai berlebihan seperti itu.
"Kenapa? kamu ingin langsung membayarnya?" Joshua bertanya sembari melangkah mendekati Embun.
Ia melirik sekilas pria dibelakang Embun. "Lepaskan dia" tegasnya.
Mendengar perintah itu, mereka langsung melepaskan Embun. Gadis itu masih sedikit kebingungan. Tapi semakin langkah pria itu mendekat, Embun semakin berjalan mundur sembari menggeleng pelan.
"Kenapa? kamu tidak bisa membayarnya?"
Dukk
Embun terpaku saat tak bisa lagi melangkah mundur, dibelakangnya terdapat sebuah meja sajian yang membuat langkahnya terhenti. Joshua masih tak menghiraukan raut takut gadis itu dari pergerakan bibirnya yang terlihat.
"A—aku, ak—"
"Embun!"
Panggilan Karin membuat Embun sontak menoleh kearahnya, Joshua mengikuti pandangan gadis didepannya yang menoleh kearah kearah kiri. Di sana terdapat dua gadis yang langsung berlari menghampirinya.
Joshua sedikit mundur saat dua gadis itu merengsak masuk kedalam celahnya dan gadis yang baru diketahuinya bernama 'Embun'. Dua gadis itu seperti sangat khawatir dengan keadaan gadis bernama Embun tersebut.
"Embun, kamu kenapa malah disini? kamu gak apa-apa kan?" Karin merasa sedikit khawatir.
"Ma—maafin aku ya" lirih Embun merasa bersalah.
"Udah gak apa-apa, yang penting kamu gak kesasar" hibur Mila.
"Ada apa? kenapa semua pada lihatin kamu gini?" Karin merasa heran.
Bukannya menjawab, Embun hanya menunjukkan tatapannya pada seorang pria didepannya. Karin mengikuti arah pandang Embun yang tampak gelisah itu, manic nya menangkap sosok pria tinggi putih dengan topeng yang menutupi wajahnya.
"Dia kenapa? kamu kenal sama dia?"
Ada apa sebenarnya, kenapa banyak pria berbaju hitam aneh dengan tatapan tajam menatap kearah mereka. Embun yang tidak ingin kedua temannya mendapat masalah karenanya, dengan memberanikan diri kembali berusaha berbicara dengan pria tersebut.
"Maaf Pak, tapi aku tidak bisa membayarnya. Tapi sebagai gantinya, aku bisa membersihkan pakaian kamu sampai bersih" ujar Embun dengan tulus.
Mendengar ucapan Embun yang terdengar lucu menurutnya, membuat Joshua langsung menyadari jika gadis itu sebenarnya bukan lah tamu dari David. Karena Joshua tau, seratus persen seluruh tamu David hari ini merupakan para konglomerat.
Tetapi gadis didepannya, malah mengatakan jika ia tidak bisa membayarnya. Senyuman miring kembali ia perlihatkan, Joshua melirik kearah area dansa yang kini masih hening. Semua masih memperhatikan mereka.
"Oh, jadi kamu tidak bisa membayarnya ya"
"Maaf Pak, tapi jas itu pasti mahal sekali harganya"
"Cuma 20 juta, kamu tak punya?"
Dengan terkejut, Embun menggeleng lemah. Joshua tampak berfikir.
"Em, kalau begitu sebagai gantinya, bagaimana jika kamu menjadi pasanganku berdansa?" tawar Joshua tanpa menatapnya.
"Eh? dansa?" ulang Embun yang takut-takut salah dengar.
"Hm, jadilah pasangan dansa ku malam ini. Ku anggap hutangmu lunas. Bagaimana?"
Karin menarik pergelangan tangan Embun. "Embun! kamu gak perlu dansa sama dia, aku masih bisa bayari—"
"Oke, aku gak keberatan buat dansa sama kamu." sela Embun cepat, membuat Joshua tersenyum menang.
"Embun!" pekik Karin geram.
Gadis itu menoleh pada Karin. "Kamu gak perlu khawatir, aku cuma berdansa sebentar kok. Habis itu, aku bakal menyusul kalian lagi, oke?"
Karin masih tampak khawatir, karena ia tidak tau pria macam apa sosok didepannya ini. Hanya saja pengalamannya tentang orang kaya sangat buruk, bisa saja Joshua sudah menikah dan memiliki istri. Tapi masih bisa merayu gadis lain untuk dijadikan selingkuhannya.
Tapi melihat tatapan Embun yang memohon, Karin tak bisa melarangnya. Ia pun hanya mengangguk sembari tersenyum, Embun yang melihat Karin mengijinkannya tampak ikut lega rasanya.
"Yasudah, kita tunggu di tempat tadi ya. Jangan kemana-kemana lagi" ancam Karin bercanda.
"Iya, aku akan segera kembali" janji Embun yang membuat Karin tenang.
Dua gadis itu pun pergi meninggalkan Embun sendiri bersama para pria aneh itu. Joshua menatap Embun yang kini juga menatapnya, pria itu sudah kembali memakai setelan jas lain. Walau tidak terlalu senada dengan celananya yang awal, namun ia tetap tersenyum kearah Embun, seolah ia tidak marah.
"Mari berdansa" ajak Joshua sembari mengulurkan tangannya.
Awalnya Embun merasa sedikit ragu, karena ini kali pertama baginya berdansa dengan seorang pria. Namun ia sudah terlanjur menyetujuinya, tidak ada jalan untuk pergi.
"Baik, aku bakal berusaha"
Dengan sedikit ragu, Embun menerima uluran tangan Joshua. Pria itu mengajaknya berjalan menuju area dansa sembari menaruh tangan gadis itu di bahunya. Sedangkan tangan yang lain saling menggenggam untuk mulai menari bersama.
Langkah demi langkah Embun ambil dengan susah payah walau ia kesulitan mengikuti irama, ia berusaha sangat keras untuk mengimbangi gerakan Joshua yang sangat luwes. Berbeda dengan Embun, Joshua sangat mahir dalam berdansa.
"Kamu tidak bisa berdansa ya?"
"Ma—maaf , kelihatan sekali ya?" Joshua mengangguk pelan.
Gerakan kaku Embun membuat Joshua menyadari jika gadis ini tidak mahir dalam berdansa. Pria itu mengernyit, ia bisa melihat Embun yang terlalu memaksakan diri. Alhasil pergerakan mereka terlihat tidak cantik.
Joshua menarik pinggang Embun mendekat kearahnya. "Ikuti aku"
Setelah berbisik lembut, Joshua mulai menaruh kedua tangan Embun di area lehernya. Awalnya gadis itu menolak dan berusaha menarik tangannya, namun Joshua segera menahannya dan kembali berbisik dengan suara beratnya.
"Kamu tau, jas yang kupakai itu hanya di produksi 10 pics dalam satu tahun"
Embun berhenti berontak, ancaman Joshua jelas berhasil memperdaya nya. Mendengarnya saja sudah bisa membuat Embun berasumsi bahwa Jas itu pasti sangat mahal, dan juga sudah sangat jelas ia tidak akan bisa menggantinya.
"Baik, kamu menang sekarang" Embun melemaskan kedua tangannya.
"Harusnya dari tadi memang seperti ini"
Joshua melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping Embun. Sedangkan kedua tangan Embun terpaksa harus memeluk leher pria yang tidak diketahui wajahnya tersebut.
keduanya mulai menggerakkan badannya perlahan. Mengikuti irama musik yang mengalun pelan dan juga lembut.
"Ini pertama kalinya kamu berdansa?"
"Iya" Embun mengangguk pelan.
"Bagus kalau begitu"
Suasana romantis diantara keduanya membuat semua mata yang melihatnya merasa iri, begitupula dengan para gadis yang mengetahui siapa sosok pria yang tengah berdansa dengan gadis beruntung tersebut.
"Lihat aku" Joshua berbisik.
"Kenapa lagi?"
"Lakukan saja" suruh nya lembut.
Walau merasa aneh, Embun tetap melakukannya. Gadis itu mendongak untuk menatap Joshua, namun seketika gadis itu memejamkan matanya saat Joshua tiba-tiba mendekatkan wajahnya.
Tuk
Dahi mereka saling menempel, hanya sebatas dahi saja. Embun melepaskan napas yang sempat ia tahan, gadis itu kembali membuka matanya. Astaga, teriaknya dalam hati jika saja ia berani memaki.
"Apa harus seperti ini?"
"Diam! aku sedang menikmatinya"
Keduanya kembali menari sembari mendengarkan musik, banyak pasang mata yang mengawasi pergerakan keduanya. Namun sekarang Embun bisa lebih menikmati dansanya.
Sebuah tangan tiba-tiba menariknya paksa sampai ia terlepas dari Joshua, Embun membelalak kaget ketika sebuah tamparan keras tiba-tiba mendarat di pipi halusnya.
Plak
Sangat panas, semua mata menyaksikannya. Dan kini ia kembali menjadi sorotan dari berbagai pasang mata, Embun menatap tak percaya kearah seorang gadis didepannya yang nampak sangat kesal. Bahkan tamparan itu membuat topengnya terlepas dari wajahnya, membuat wajahnya diketahui banyak orang di sana. Matanya memanas ingin menangis.
To Be Continued...
Jangan lupa Klik Favorit.
Tinggalkan Like, Komen dan Subscribe ya. Terima kasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Trua Yohanes
hem.. i like it
2021-07-30
1