"Tolong lepaskan saya!" bisik Embun dengan penuh tekanan.
Gadis itu merasa sangat risi, kini dia telah menjadi pusat perhatian semua orang. Sebentar lagi, kedua temannya pasti akan melihatnya disini. Jika sampai mereka melihatnya, habis sudah hidupnya malam ini.
“Tuan Bram, siapa pasanganmu malam ini?” tanya seorang gadis yang juga tengah berdansa.
“Cantik bukan?” sahutnya singkat.
“Em, kalian pasangan yang serasi malam ini”
Embun mendelik kaget, ia menatap lekat pemuda didepannya. Bram, sepertinya nama itu tidak asing untuknya.
“Bram?” gumam Embun.
“Hm, kamu mengatakan sesuatu?”
“Lepaskan aku! Dasar brengsek!!”
Embun mendorong tubuh Joshua hingga melangkah mundur jauh. Dibelakangnya terdapat meja minuman yang alhasil Joshua menabraknya sehingga jasnya basah akibat terkena minuman.
“HEY! KAMU AWAS YA!”
Seorang pria bertubuh tegap langsung menghampiri Embun dan menahan kedua tangannya. Embun kelabakan akibat bingung. Dia tidak mengenal siapa orang-orang yang tengah menahannya.
“Kalian siapa?! Lepaskan aku!” berontak Embun.
“Berani sekali kamu menyerang Tuan Joshua Bram!” bentak pria itu.
Pemuda itu tersenyum miring. “Kelinci, sekarang kamu mengetahui siapa aku?”
Embun terkejut bukan main, tidak mungkin jika dia Joshua Bram. Pemuda terkaya yang menempati 5 besar di dunia. Sedangkan akhir-akhir ini ia sering disorot karena kematian Ayahnya 2 tahun silam yang menjadikannya pewaris tunggal seluruh kekayaan Bram.
Konon katanya, dia sendiri yang sudah membunuh Ayahnya hanya demi kekayaan keluarga Bram. Sangat miris bukan, hal itu menunjukkan bagaimana sangat berbahaya orang tersebut.
Dan kini dia tengah berhadapan langsung dengan orang hebat itu. Embun kembali memberontak.
“Lepaskan aku! Aku tidak mengenalmu!” mohon Embun.
“Kenapa kamu malah menjadi agresif seperti ini kelinci?”
“Jangan panggil aku kelinci! Aku punya nama!”
Joshua semakin tertarik dengan tingkah pemberontak Embun. Pemuda itu menarik kembali Embun kedalam pelukannya. Dia menahan tubuh gadis itu sehingga terus menempel padanya.
“Beritau aku namamu, aku akan melepaskanmu” bisik Joshua.
Embun merasa merinding, karena Joshua berbisik dengan jarak sangat dekat. Bahkan bibir pemuda itu sampai menyentuh daun telinganya.
Dia benar-benar terjebak sekarang, tenaga pemuda itu sangat kuat.
Joshua menghela napas gusar, ia berlagak seolah lelah menunggu jawaban Kenala.
“Baiklah, kalau kamu tidak mau memberi tau”
Joshua sedikit menjauhkan wajahnya, dari balik topengnya. Mata tajam itu mengamati bibir ranum Embun, ia mengunci dua tangan Embun kebelakang. Sedangkan satu tangannya memegang dagu gadis itu.
“Kamu mau apa?!”
Joshua tidak menjawab, ia hanya tersenyum miring sembari terus mengusap lembut bawah bibir Embun. Gadis itu merasakan sengatan listrik di seluruh tubuhnya.
“Apa yang kamu lakukan?” tanyanya dengan nada berat.
“Apa kamu menyukai sensasinya? Aku tidak menyangka kamu sangat sensitive, tapi aku sangat menyukainya”
Embun membulatkan mata, Ketika Joshua mulai mendekatkan wajahnya. Dia benar-benar tidak bisa melepaskan diri, napas keduanya saling bertabrakan, Embun bisa merasakan wajahnya yang hangat begitupun Joshua.
Hidung mereka sudah bersentuhan, akhirnya Embun memejamkan mata. Dia tidak berani melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Sedangkan Joshua tengah menatap lekat wajah gadis tersebut. Hanya beberapa detik, terlihat jelas raut wajah Joshua yang sangat hangat.
“Dasar ******!”
Seorang gadis menarik paksa Embun sampai ia terlepas dari pelukan Joshua. Dengan sekuat tenaga, perempuan itu menampar Embun dengan sangat keras.
Plak!!
Sangat panas, semua mata menyaksikannya. Embun tidak bisa berbicara apa-apa, dia hanya bisa terdiam dengan mata yang memanas.
Bahkan topeng yang dia pakai sampai terlepas akibat kerasnya tamparan tersebut.
“MAURA!” Sentak Joshua.
“Kenapa kamu merebut pasanganku hah? Kamu sengaja ingin membuatku malu hah?” bentak Maura pada Embun.
Gadis itu mengabaikan panggilan Joshua, kali ini urusannya dengan Embun. Dia sangat kesal pada gadis tersebut.
“Kamu! Kamu benar-benar dalam masalah!”
Mata Maura memerah karena marah, pasalnya karena Joshua lebih memilih berdansa dengan gadis lain. padahal sudah jelas saat datang dia bersamanya.
Tentu hal itu sangat berpengaruh terhadap citra dan imejnya seorang model besar seperti dia. Semua media kini menyorot kearahnya, karena ia sudah ditinggalkan Joshua demi gadis biasa ini..
“Nona, apa maksud kamu? Siapa yang ingin mempermalukan mu?”
“Tidak usah basa-basi! Mulai sekarang, kamu tidak akan pernah hidup tenang”
Joshua yang tidak tahan dengan perdebatan dua gadis itu, memilih untuk membawa Embun pergi.
Ketika Joshua menarik tangan Embun, semua mata menyaksikannya. Beberapa media yang berada didepan Gedung langsung memotret moment mereka bersama. Karena memang berita seperti inilah yang akan menjadi perhatian negara.
“Kamu mau bawa aku kemana ?!”
"Diam!”
Kali ini Joshua benar-benar menunjukkan sikap aslinya, hal itu membuat Embun langsung merasa ketakutan.
Joshua melirik sekilas kearah Ryan yang berada tak jauh darinya, ia memberi sebuah isyarat yang langsung dimengerti oleh pemuda tersebut.
...***...
Aliran tenang dari sungai didepannya tidak semata-mata langsung membuat Embun merasa tenang. Apalagi jam tangannya sudah menunjukkan pukul 11 malam, sudah sangat larut bukan.
Embun menaikkan nada suaranya. "Untuk apa kesini? aku mau pulang !" pekiknya keras.
Joshua menempelkan jari telunjuknya ke bibir gadis tersebut —isyarat untuk diam, ia tidak ingin ada kebisingan di tempat setenang ini.
"Kamu diam dulu, nanti saya kasih tau"
Entah kenapa ia semakin tertarik dengan sikap pemberontak gadis tersebut.
Namun Embun berbeda, Joshua tau jika Embun tidak mengenalnya sama sekali. Karena itu, semua terasa semakin menarik baginya. Ia ingin sekali mempermainkan gadis polos ini.
Embun sudah merasa lelah. "Apa yang kamu mau? biar kamu membiarkan saya pergi?"
"Saya hanya ingin kamu disini, boleh?"
"Kenapa?"
"Tidak ada penolakan!"
"Bukan itu yang aku maksud, kenapa kamu aneh sekali. Kita tidak saling mengenal bukan? Kenapa aku harus menemani kamu disini? Itu, perempuan mu sedang mencari mu!"
Joshua menyeringai. "Gadis nakal, kamu bisa tidak untuk diam saja dan tinggal disini!"
Embun menggeleng cepat, tanpa berbicara ia meraih kembali ganggang pintu mobil untuk berniat pergi. Joshua yang melihatnya segera menahan Embun agar tidak turun dari mobil.
Ia meraih tangan Embun yang berada di ganggang pintu. "Kamu mau kemana? Saya bilang jangan keluar ya jangan keluar!" sentak pria itu. "Saya gak bakal melepaskan kamu begitu saja, dasar gadis nakal!"
Raut wajah Embun terlihat takut, baru pertama bertemu tapi pria ini berani menyentaknya. Embun hanya bisa melihat tatapan tajam dari mata Joshua dan juga senyuman sinis dari bibirnya.
Pria itu belum melepas topengnya sedari tadi, karena hal itulah Embun menjadi takut harus bersama dengannya. Apalagi mereka hanya berdua, ya walau Embun tau jika dibelakang mereka terparkir mobil lain yang ia yakini pasti para pengawal pria ini.
"Kamu sebenarnya siapa?"
Merasa pergerakannya tertahan akibat ulah pria asing yang memegangi tangannya, Embun yang masih ketakutan, berusaha melawan. Gadis itu segera menggigit lengan Joshua sampai membuat pria itu meringis kesakitan. Joshua sendiri tak menyangka jika Embun akan melakukan hal sampai sejauh itu.
"Tolong lepaskan aku Tuan!"
Tangan kirinya meraba tuas yang berada dibawah kursi mobil, setelah mendapatkannya ia menarik tuas tersebut hingga membuat jok kursinya turun. Dengan begini tidak ada lagi yang bisa menghalangi pergerakannya, dengan sangat cepat Joshua sudah pindah ke kursi belakang lalu menahan tubuh Embun dari belakang.
"Ternyata kamu cukup berani ya? Saya jadi tertarik dengan mu!" suara beratnya mengalun ditelinga Embun bersamaan dengan pelukannya yang semakin erat mengikat Embun agar tak bisa bergerak.
"Kamu kenapa? lepaskan aku, kamu sebenarnya siapa? Siapapun Tolong!" Embun menjadi panik karena perilaku Joshua yang sangat berani.
Embun menoleh cepat kearah Joshua, yang membuat dahinya menatap keras rahang pemuda itu. "Pria mesum!"
Sikap keras kepala Embun membuat Joshua sedikit kesal, dengan sekali gerakan ia menarik tubuh Embun ke kursi hingga gadis itu terbaring, lalu dengan cepat ia menindihnya agar Embun tak lagi memberontak. Ia menahan kedua tangan Embun yang terus menerus ingin memukulnya, mata elangnya menatap tajam Embun yang kini mulai diam.
Joshua menatap lekat wajah Embun, salah satu tangannya memegangi dagu gadis itu yang tengah menahan tangis. Senyuman miring menghias wajah Joshua melihat Embun yang ketakutan.
"Kamu tau, saya tidak pernah se tertarik ini pada perempuan. Saya ingin tau, apa kamu tidak mengenaliku? atau kamu hanya pura-pura untuk mendekatiku? Jika itu niatmu, kamu sudah berhasil gadis"
"Maksud kamu apa? aku sama sekali tidak paham, aku juga tidak mengenal kamu."
Pertanyaan Embun tak mendapat balasan, gadis itu tiba-tiba kehilangan kesadaran secara perlahan. Joshua tersenyum sembari mengangkat sebuah alat suntik ditangannya, entah apa yang sudah diberikan pria itu padanya. Namun yang jelas, Embun benar-benar sudah dibuat tidak sadar.
"Kamu harus bertahan, kamu tidak boleh mati dengan cepat. Karena kamu harus menderita, seperti apa yang keluargamu lakukan kepadaku"
To Be Continued...
Jangan lupa Klik Favorit.
Tinggalkan Like, Komen dan Subscribe ya. Terima kasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Siti Afifah
mlh ketemu josh
2021-08-07
1
🦖 Aniedaa
Semangat terus! Ceritanya menarik ada mbak Iren kekeke
2021-08-04
1