Para pria bertubuh kekar terlihat berdiri tegas di area depan sebuah gedung pencakar langit. Di ketahui pada gedung itu tengah di selenggarakan sebuah acara pernikahan. Bukan sembarang acara, tapi acara itu adalah pernikahan dari seorang pengusaha sukses di kota X.
"Woah, lihat dia!"
"Dia siapa ? Sepertinya aku mengenalnya?"
"Tampan sekali dia"
"Iya-iya, tampan sekali aslinya dari pada di TV!"
"Ya ampun, benar-benar keren!"
Beberapa teriakan dan histeris para wanita langsung terdengar.
Joshua Bram, keluar dengan santai dari dalam mobilnya. Sepertinya dia hendak menghadiri pesta pernikahan teman lamanya.
Mungkin memang benar, jika dia memiliki rupa yang begitu dan dan juga menawan. Namun jangan sampai kita tertipu dengan wajahnya.
Joshua Bram merupakan seorang pimpinan pada sebuah Mafia yang terkenal di China. Bahkan tak ada polisi yang bisa menyentuhnya.
Dia juga disegani oleh beberapa pemimpin tinggi di Indonesia. Dikarenakan Ayahnya memang sangat terpandang dalam bisnisnya.
Sejauh ini hanya segelintir orang yang berani berurusan dengan Joshua.
"Silahkan Tuan"
Seorang pria paruh baya menghampirinya serta menyapanya dengan ramah.
"Tuan Bram, selamat datang kembali di Indonesia." Sapanya dengan ramah. "Silahkan masuk, Tuan Raynaldi sudah menunggu kehadiran Tuan didalam." Lanjutnya.
Pak Deni merupakan asisten pribadi Direktur Raynaldi. Dia sangat mengenal sekali seorang Joshua Bram.
Terlihat seorang pengawal tengah berdiri dengan mata yang siaga dibelakang Joshua, dia sangat berjaga-jaga jika ada sesuatu yang tiba-tiba saja bisa menyerang majikannya.
"Tuan Bram, kenapa kamu meninggalkanku sendiri?
Seorang gadis berlari dari arah belakang serta tiba-tiba mengalungkan tangannya pada lengan Joshua.
Joshua menoleh sekilas dan hanya tersenyum tipis pada gadis tersebut.
Maura —seorang model cantik kelas atas itupun berhasil Joshua dapatkan hanya untuk di ajak menjadi pasangannya malam ini.
"Kamu lupa jika membawa pasangan?"
"Tidak, aku hanya lupa tidak membukakan pintu untukmu" balas Joshua datar.
"Kamu snagat buru-buru, sampai melupakan kehadiranku"
Joshua tidak membalas, dia sangat malas menghadapi sikap Maura yang terlalu berlebihna itu.
Dia kembali menatap Pak Deni yang juga sedang melihatnya dengan tatapan selidik. Maura mengikuti arah pandangan Joshua, gadis itu kemudian tersenyum kearah Pak Deni dan menyapanya.
‘Selamat malam Pak”
“Selamat malam juga Pak Deni”
Pak Deni begitu takjub melihat kecantikan Maura secara langsung, karena selama ini ia hanya bisa melihatnya dari layar Tv saja.
Tidak disangka Maura bisa menggandengnya ke acara putrinya.
Entah kejutan apalagi yang akan diberikan oleh seorang Joshua Bram setelah ini.
“Tidak disangka, malam ini anda menjadi pasangan Tuan Bram.”
Gadis itu merekatkan tubuhnya pada Joshua, seolah ia tak ingin terlepas dari pria disampingnya. Ia ingin menunjukkan pada dunia jika malam ini, pemuda tersebut adalah miliknya.
"Iya, malam ini dia adalah milikku, dan tidak ada yang boleh menyentuhnya selain aku."
Joshua hanya tersenyum miring mendengar ocehan Maura yang membuatnya memuakkan tersebut.
“Tentu Nona, kalian adalah pasangan yang sangat serasi malam ini” puji Pak Deni.
Belum selesai mereka mengobrol, seorang pria tiba-tiba memanggil nama Joshua dan menghampirinya.
“Josh!”
Ketiganya menoleh, Joshua mendesah pelan. Ternyata itu hanya Ryan, tangan kanannya yang berasal asli dari Indonesia.
“Josh, aku ada informasi penting!"
“Informasi apa?”
“Tentang gadis yang difoto”
Joshua mendelik, ia langsung mendekatkan wajahnya pada Ryan. Agar Ryan membisikkannya dengan pelan-pelan.
Ryan yang paham, sontak membisikan sesuatu yang membuat Joshua terkejut.
"Gadis itu ada disini, aku tadi melihatnya baru datang"
Joshua menatap. “Kamu serius?”
Dengan sangat yakin, Ryan Kembali mengangguk. Joshua tersenyum, kemudian ia kembali membisikkan sesuatu pada Ryan.
Dari reaksi wajah Ryan, pemuda itu sedikit kaget dengan rencana yang akan dilakukan Joshua. namun karena ia hanya bawahan, ia tidak menyetujui perintah Ben.
“Baik, akan aku lakukan”
"Kerja bagus"
Maura yang sedari tadi di samping Joshua, tentu merasa bosan karena diabaikan. Namun ia tidak berani menyela . Karena kalau Joshua sudah marah, ia akan sangat menyeramkan.
Disisi lain, Embun dan dua temannya tengah menikmati jamuan yang disajikan sepupu Karin. Apalagi makanan yang tersaji sangat menggiurkan mata para tamu untuk segera menyantapnya.
"Sepupu kamu orang yang kaya ya Rin" Mila terlihat paling antusias, mata sipitnya terlihat lucu karena membelalak.
"Iya, aku sendiri juga baru tau kalau Om Ray ternyata sekaya ini" balas Karin.
Embun hanya tersenyum menanggapi dua sahabatnya tersebut, ia lebih focus pada area dansa yang memperlihatkan beberapa pasangan tengah berdansa bersama.
“Bun, gak mau minum?” tanya Karin.
Lamunan Embun buyar. “Eh em iya boleh”
Ketiganya mendekat pada meja saji, banyak sekali pilihan minuman yang membuat mereka bingung. Mila hendak mengambil sebuah minuman yang berwarna sedikit coklat.
Namun Embun segera menghadangnya. “Jangan! Itu ada alkoholnya, kamu tidak mau mabuk disini kan?”
Mila hanya menggeleng lemah, Karin tersenyum melihat sikap sahabatnya tersebut. Karena kasihan pada Mila, ia memberikan jus jeruk kepadanya.
“Nih, minum ini aja”
“Makasih Rin”
Embun berjalan sendirian, ia memutuskan untuk berjalan-jalan melihat acara pesta besar tersebut.
Sebenarnya ia bisa datang keacara seperti karena dipaksa oleh sahabatnya Karin, Jika tidak, mana mungkin orang sederhana sepertinya bisa sampai kemari.
“Hah, rasanya ingin sekali, kelak saat aku menikah bisa membuat acara seperti ini. Apakah bisa?’ gumamnya sembari berkhayal.
Seseorang tiba-tiba menyentuh bahunya, Embun yang terkejut sontak menyikut perut pria tersebut. Namun bukannya terlepas malah ia sendiri yang kini terkunci oleh pria asing tersebut.
“Ka—kamu siapa? Mau apa?”
Pria itu berbisik. “Aku mau kamu”
Embun sontak mendelik, ia berusaha melepaskan diri tanpa berteriak. Ia tidak ingin semua orang melihat mereka, apalagi jika sampai dirinya yang menyebabkan kekacauan.
“Kamu diam aja!”
Pria yang tidak ia ketahui wajah dan namanya tersebut, terus menariknya paksa menuju ke area dansa. Dengan tenaganya yang lebih besar, pria itu memeluk pinggang Embun dari belakang dan menyandarkan dagunya di bahu sang gadis.
Embun bisa mendengar lenguhan dari bibir pemuda itu, namun ia tidak bisa melihat wajahnya.
“Kamu siapa? Kenapa kamu memeluk saya?!”
“Kelinciku! Apa kamu bisa diam? kalau kamu diam, aku tidak akan melakukan hal lain. tapi jika kamu terus saja berbicara, aku akan mencium mu sampai jatuh!”
Mendengar penuturan yang begitu mengancamnya, Embun memilih untuk diam. walau ia tidak mengenal siapa pemuda yang berdansa dengannya tersebut.
“Aroma rambutmu masih sama, dan aku suka itu” bisiknya lembut.
Embun sedikit menoleh. “Kita sudah pernah bertemu?”
Cup
Bukannya jawaban yang dia terima, malah sebuah kecupan di pipi kanannya. Gadis itu melepas paksa, namun kini ia malah terkunci dengan posisi saling berhadapan.
“Kamu gila ya?!” geram Embun.
Namun pemuda itu hanya tersenyum miring, dan semakin mendekatkan wajahnya.
To Be Continued
Jangan lupa Klik Favorit.
Tinggalkan Like, Komen dan Subscribe ya. Terima kasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
mampir
2021-08-03
2
Trua Yohanes
hem
.. mungkin namanya lebih eksotis lagi dari tokoh.... karena nya bayangan ku memang dia.. tapi dengan membayangkan nama yang tidak sesuai akan merubah imajinasi... up... semangat...
2021-07-29
1