Rosse berjalan ke arah neneknya,dan membantu mengangkat barang bawaan neneknya.
Rosse membawanya menuju dapur.
Neneknya menunggu didapur "Rosse..!" Panggil neneknya.
Rosse menoleh " Ya nek," Jawab Rosse.
"Kemari sebentar," Ucap neneknya.
Rosse mendekat.
"Bagaimana dengan orang itu. Dia sudah sarapan tidak?" Tanya neneknya.
"Sudah nek," Jawab Rosse.
"Sampai kapan dia disini?" Tanya si nenek.
Rosse duduk disebuah bangku2 terbuat dari kayu "Tadi dia sudah menghubungi seseorang minta di jemput. Mungkin siang ini dia akan pergi," Jelas Rosse.
Si nenek langsung diam. Rosse berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan dapur dan menuju kamar.
......................
Matahari semakin terik,tapi suasana dirumah itu tetap sejuk dan mendamaikan. Angin berhembus semilir,daun2 bergoyang didahannya. Membuat sebuah suara riuh seperti paduan suara.
Sebastian yang merasa betah dengan tempat itu seakan ingin tidur dan melepaskan rasa lelahnya. Dia duduk di sofa tempat dia tidur sebelumnya. Tanpa dia sadari matanya terpejam,terbawa hembusan sepoy2 angin yang masuk. Dia tertidur dengan posisi duduk.
Si nenek melangkah keruang tamu. Pandangan si nenek tak sengaja melihat sosok Sebastian tertidur dalam posisi duduk.
Si nenek berjalanan kekamar "Rosse...!" Panggilnya.
Rosse tersentak "Iya nek..!" jawab Rosse.
"Laki2 itu tersandar tak sadar diri disofa," Ucap neneknya sedikit ragu.
"Mungkin dia hanya ketiduran nek..!" Jawab Rosse meyakinkan.
Si nenek tidak percaya "Kamu coba periksa dulu,kalau terjadi apa2 dengannya kita yang dituntut nanti," Ucap nenek gusar.
Si nenek menunggu didalam kamar.Rosse menuju keluar kamar. Dia berjalan ke arah sofa tempat lelaki itu tertidur. Rosse meraba2 bagian sofa, dan tangannya tepat berada di atas paha Sebastian.
Sherlin terus meraba tubuh Sebastian untuk memastikan dia masih hidup. Dia meletakkan tangannya di bagian hidung. Ternyata masih ada hawa nafas yang hangat keluar.
Rosse tersenyum,sedari tadi dia merasa cemas . Apabila tamunya itu betul2 sekarat.
Sebastian yang terbangun ketika tangan Rosse menyentuh pahanya. Hanya terdiam tanpa gerakan dan suara.
Rosse masuk kedalam kamar "Nek,dia masih hidup. Dia hanya tertidur saja," Ucap Rosse.
Si nenek mengelus dadanya "Terima kasih Tuhan,kau sudah menjauh kami dari masalah," Mengucap syukur.
Sebastian yang sedari tadi terbangun,hanya bisa mengingat apa yang dilakukan oleh Rosse tadi.
Terdengar suara deringan ponsel, itu adalah ponsel Rosse.
Rosse mengangkat "Hallo...!"
"Hallo...!" Sebuah suara yang asing untuk Rosse.
Rosse ragu "Kamu.....siapa?" Tanyanya.
"Tadi bos saya menghubungi pakai nomor ini," Ucap suara tersebut.
Rosse langsung faham,orang yang di maksud adalah tamu nya. Rosse bergegas keluar kamar dan menuju sofa.
"Maaf tuan,ada pannggilan untuk anda...!" Ucap Rosse sembari memberikan ponselnya.
Sebastian mengambil dan mendekatkan ketelinganya "Ya...bagaimana...?" Tanya Sebastian.
"Semua sudah saya atur tuan. Saya juga sudah membawa pakaian ganti untuk tuan. Sekarang saya sudah berada dilokasi yang tuan kirim. Tapi tuan ada dimana,tidak ada orang yang bisa ditanya," Ujar suara ditelepon.
"Kamu dimana,saya yang akan menghampirimu?" Tanya Sebastian kembali.
"Saya berada didataran yang lebih tinggi tak jauh dari jalan," jawab nya.
"Baiklah nanti saya hubungi lagi," Ucap Sebastian.
Sebastian mengakhiri teleponnya "Apa kamu tahu dataran tinggi di tepi jalan?" Tanya Sebastian pada Rosse.
Rosse yang sedari tadi berdiri disana "Saya tahu,tanah yang dia maksud. Berada di bagian barat," Jawab Rosse.
"Bisakah kamu memberi saya petunjuk,bagaimana caranya kesana?" Tanya Sebastian.
"Saya akan mengantarkan tuan sampai sana," jawab Rosse. "Apakah tuan ingin kesana sekarang?" Tanya Rosse kembali.
"Iya..teman saya sudah menunggu disana..!" Jawab Sebastian.
Rosse bergegas menuju kamarnya,dan mengambil tongkatnya.
Setelah keluar "Baiklah,kita pergi sekarang..!" Ajak Rosse.
Mereka pun bergegas "Nenek, Rosse mengantarkan tamu kita keluar," Ucap Rosse.
"Ya.. bawa Coko," Ucap nya dari dalam.
Rosse menghampiri kandang Coko. Dan membuka kandangnya. Mereka meneruskan perjalanan. Coko yang terlihat senang di ajak jalan oleh majikannya . Dia berlari2 kecil diantara langkah kaki Sebastian dan Rosse.
Setelah berjalan 10 menit,mereka akhirnya sampai di tempat tujuan.
"Tuan,berjalan sedikit ke atas,mungkin teman tuan tersebut ada di atas," Ucap Rosse.
Sebastian berjalan menuju tanah tinggi yang dari kejauhan terlihat seperti bukit. Setelah berada di atas. Sebastia menolehkan pandangannya pada sekeliling. Tiba2 dari arah yang jauh. Seorang pemuda dengan pakain hitam dan badan yang gagah ,melambaikan tangan pada Sebastian.
Sebastian menghentikan langkahnya.Orang tersebut berlari dengan terburu2 ke arah Sebastian berdiri.
"Kamu tunggu sebentar disini,saya kebawah sebentar," Ucap Sebastian.
Dia pun berjalan menuju ke bawah dan menghampiri Rosse "Orang yang menunggu berada di atas,saya akan pergi," Ucap Sebastian.
Rosse tersenyum "Selamat jalan tuan,hati2 dijalan...!" Ucap Rosse.
"Terima kasih atas kebaikan kalian. Suatu hari nanti saya akan datang demi membalas jasa baikmu," Ucap Sebastian.
"Tidak perlu seperti itu tuan. Kami hanya melakukan apa yang sepatutnya kami lakukan," Jawab Rosse.
Kata2 Rosse membuat hati Sebastian tersentuh. Jarang sekali baginya ada orang tulus membantu tanpa imbalan.
"Saya pergi sekarang," Sebastian pun pergi meninggalkan Rosse dan Coko.
"Coko,ayo kita pulang," Ajak Rosse pada anjingnya.
Coko menoleh "Guk..guk...!" Sahutnya mengerti.
Rosse dan Coko berjalan menuju pulang. Sedangkan Sebastian menyuruh anak buahnya untuk menunggu diluar mobil. Dia berganti pakaian di dalam mobil.
Setelah selesai Sebastian menurunkan kaca mobil "Rico,kita pergi sekarang," Ajak Sebastian.
"Baik tuan," Jawabnya.
Rico pun segera masuk kedalam mobil dan menghidupkan mesin. Mereka melaju dengan sangat kencang.
"Rico,siapa saja yang tahu saya tidak berada dirumah?" Tanya Sebastian.
"Hanya saya dan nyonya besar tuan," Jawab Rico singkat.
"Apa kamu melihat ada sesuatu yang mencurigakan didalam rumah ?" Tanya Sebastian lagi.
"Saya tidak melihat sesuatu yang mencurigakan," Jawab Rico.
"Baiklah,tentang kejadian ini. Jangan beritahu siapa pun..! Sebastian menekankan perintah.
"Baik tuan," Jawab Rico.
Pembicaraan mereka berdua berakhir sudah. Rico hanya fokus pada mobil yang dia bawa. Sedangkan Sebastian memeriksa setiap CCTV yang berada dikantornya melalui laptop kerjanya yang dibawa oleh Rico.
Dia melihat beberapa pergerakan mencurigakan dari beberapa orang di luar gedung perusahaan. Berulang2 dia mengamati wajah orang dan mobil yang berada disampingnya. Sebastian mengingat ciri2 mobil yang mengikutinya tadi malam. Ternyata mobil itu lah yang mengikutinya. Nomor plat dan warna sama. Sebastian mencari tahu siapa pemilik dari nomor plat tersebut. Dia menghubungi seseorang.
"Hallo...tolong selidiki nomor ini. Siapa yang punya?" Perintah Sebastian dan menutup teleponnya.
Rico membawa Sebastian menuju perusahaan. Para pekerja tercengang melihat wajah Sebastian yang penuh dengan goresan2 kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments