Rosse kembali dengan sebuah baju dan celana.
Rosse mengulurkannya "Maaf hanya ini yang saya punya. Tapi kalau kamu tidak mau,saya bisa ambil pakaian mu lagi," Ucapnya.
Sebastian mengambil "Tidak apa2,saya memakai ini saja," Balasnya.
"Kalau ingin memakainya,kamar mandi ada di bagian ini," Rosse menunjuk kebelakangnya.
Sebastian yang hanya mengenakan selimut segera berdiri,tiba2 selimutnya melorot kebawah. Sebastian gelagapan segera menaikkan selimutnya. Seketika dia sadar bahwa gadis didepannya itu buta.
Tanpa fikir panjang atau takut malu,dia segera menuju kamar mandi.
Didalam kamar mandi ,dia memperhatikan beberapa luka dan lebam karena kecelakaan tersebut.
Playsback
*Sewaktu kecelakaan,mobil Sebastian terjatuh ketepi jalan yang agak curam dan gelap. Setelah mobil mengalami benturan,airbag otomatis terbuka sendiri. Dengan adanya itu mengurangi benturan keras yang akan terjadi pada Sebastian. Walau pun mobil terlihat hancur. Sebastian hanya terluka ringan dan terkilir tanpa cedera parah.
Playsoff*
Sebastian terus memikirkan "Siapa yang mencoba melukai ku?".
Sebastian membersihkan luka2 dibadannya. Dan memakai baju tersebut. Saat didepan cermin yang berada didalam kamar mandi. Dia sedikit bingung dengan gambar yang ada di baju yang dia pakai. Itu adalah gambar boneka beruang.
Dan celana yang dia kenakan hanya sebatas lutut. Dia merasa harga dirinya hilang hanya karena sebuah pakaian. Tapi tidak mungkin dia memakai baju yang sudah koyak sana sini akibat kecelakaan tersebut.
Akhirnya Sebastian keluar juga dari dalam kamar mandi. Dimeja dekat sofa,sudah tersedia secangkir minuman dan sepiring kecil kue buatan nenek Rosse.
Sebastian duduk terdengar suara sofa berbunyi.
Rosse tersenyum "Silahkan di cicipi,teh dan kue nya," Rosse mempersilahkannya.
"Terima kasih," Ucap Sebastian lirih.
Dia memperhatikan kue dan minuman tersebut tanpa menyentuhnya.
Dia masih ragu pada keamanannya.
"Ekhheemmmm....Tenang saja,kami tidak mencampur apapun kedalam makananmu," Ucap Rosse dengan sedikit nada candaan.
Dalam benak Sebastian "Kenapa dia tahu saya belum menyentuh minuman dan kuenya."
Sebastian mengambil cangkir teh tersebut.
"Ssrruuppppp...!" Suara menyeruput teh.
Rosse tersenyum " Silahkan dimakan kuenya. Anda tamu disini,kami wajib memberi makanan dan minuman walau pun hanya sekedarnya," Ujarnya.
Dalam benak Sebastian " Gadis ini begitu ramah dan baik. Tidak takut pada orang yang dia tidak kenal."
"Ssrruuppppp....!" dia kembali menarik tehnya dan mengambil sebuah kue "Kue ini begitu enak,belum pernah saya merasa sebelumnya," dalam benak Sebastian.
Setelah satu dia ambil,kembali dia ambil 2 dan 3 . Sampai yang tersisa hanya piringnya saja.
Sebastian memang lapar, setelah tadi malam belum sempat makam malam.
"Terima kasih atas minumannya," Ucap Sebastian.
Rosse tersenyum " Tidak usah sungkan,sudah kewajiban kami menghormati tamu," Ucapnya.
Setelah cangkir dan piring kue kosong. Rosse membawanya kedapur. Disana si nenek tidak ada terdengar suaranya.
Suara burung terdengar berkicau bersahutan. Mereka seakan bahagia setelah hujan semalam. Sebastian merasa terpanggil dengan suara itu. Dia beranjak dari duduknya dan menuju sebuah jendela kaca yang sudah cukup kuno untuk zamannya.
Sebastian membukanya. Udara dingin menghembus wajah Sebastian. Udara terasa segar setelah hujan membasahi bumi.
Dia melihat disana ada bunga2 dan beberapa pohon yang tinggi. Tak jauh dari rumah tersebut,ada sebuah sungai kecil dan diseberangnya ada bukit yang terlihat indah. Atas bukit itu berkabut seperti awan. Sebastian merasa takjub dengan suasana alam disana.
"Maaf tuan,apakah tuan membutuhkan sesuatu lagi?" Tiba2 sebuah suara mengagetkan lamunan Sebastian.
Sebastian menoleh kebelakang "Apakah kalian punya kotak obat dan perban,? Tanya sebatian.
"Kami punya,sebentar saya ambilkan," Jawab Rosse.
Rosse meraba2 disekitaran lemari yang berada didekat kamar mandi. Dan dia menemukan kotak tersebut.
"Ini yang tuan pinta," Rosse menyerahkannya kepada Sebastian.
Sebastian menerimanya "Terima kasih," Balasnya.
Rosse pun berjalan menuju keluar rumah.
Sebastian hanya memperhatikan "Walau buta,dia terlihat seperti orang biasa. Berjalan didalam rumah tanpa ada masalah,dan bisa mengerjakan hal2 ringan tanpa kendala..!" Dalam benaknya.
Rose memberi makan Coko,anjing kesayangannya. Coko menggoyang2kan ekornya.
Setelah selesai dengan makannya,Coko menjilati Rosse.
Sementara Sebastian mengobati luka2nya . Banyak luka goresan ditubuhnya bahkan wajahnya.
"Lihat saja nanti. Kalian akan tahu siapa Sebastian," ucapnya penuh dendam. " Kalian membangunkan singa tidur. Jangan salahkan singanya bila menerkam kalian...!" Sebastian bergumam sendiri.
Luka2 ditubuhnya sudah dia obati dan luka yang cukup parah dia tutup pakai perban.
Rosse masuk kedalam rumah dan menuju kamar.
Sebastian ingin melihat2 keluar dan menghirup udara bersih pedesaan.
Dia berjalan menuju keluar pagar. Dia melihat sekeliling,tidak ada satu pun rumah tetangga lainnya. Jarak rumah kerumah tetangga terbilang jauh. Disana hanya ada 3 atau 4 rumah saja.
Sebastian semakin penasaran "Bagaimana cara mereka bertahan hidup,dengan akses yang terbatas?" Fikirnya.
Melihat kesekeliling,dia tidak ingat dari arah mana dia datang. Disana tidak terihat jalan atau kenderaan yang berlalu lalang.
Dia kembali masuk kedalam.
Dia mencari Rosse kebelakang,tapi tidak menemukannya.
"Permisi," Suara Sebastian terdengar .
Rosse yang berada didalam kamar berjalan keluar "Tuan mencari saya?" Tanyanya.
"Dimana pakaian saya kamu keringkan?" Tanya Sebastian.
"Tunggu sebentar,saya akan ambil," Ucap Rosse dan berjalan menuju belakang.
Tak lama Rosse pun datang dan memberikan pakaian Sebastian.
"Ini tuan pakaian anda. Apakah ada yang ingin tuan inginkan?" Tanya Rosse.
Sebastian menerima pakaiannya dan meraba kantongnya. Dia menemukan ponselnya tapi tidak bisa digunakan karena tidak hidup sama sekali.
" Apakah disini ada telepon..?" Tanya Sebastian ragu.
"Saya punya handphone," Jawab Rosse.
"Apakah boleh saya pakai. Saya ingin menghubungi seseorang agar menjemput saya," Ucap Sebastian.
Rosse berjalan menuju kamarnya. Dia mengambil ponsel miliknya.
"Ini tuan," Rosse menyerahkan ponselnya.
Sebastian mengambil ponsel tersebut. Ketika dia menekan fitur Telepon tiba2.
"Anda menekan fitur telepon," Suara dari ponsel tersebut yang di set khusus untuk para penyandang tunanetra.
Rosse tersentak " Maaf tuan saya belum menonaktifkan suara panduannya," Ucapnya.
"Tidak apa,saya hanya ingin menghubungi teman sebentar," Ujar Sebastian.
Sebastian menekan nomor dan menghubunginya. "Tut...tut...tut..!" Belum terdengar ada jawaban.
Kemudian.
"Hallo..!" Balasan sebuah suara pria.
"Rico,ini saya..!" Ucap Sebastian.
Rico langsung mengenal suara dari tuannya tersebut.
"Rico jemput saya. Saya akan men share lokasi," Ucap Sebastian.
"Baik tuan," Ucap Rico.
"Tapi jangan bilang pada siapapun," ucap Sebastian.
"Baik tuan," Jawab Rico.
Sebastian mengirimkan titik lokasi keberadaannya.
Setelah memastikan pesannya terkirim,Sebastian memberikan ponselnya Rosse kembali "Terima kasih," Ucap nya.
Rosse hanya membalas tersenyum. Tak berapa lama terdengar suara pintu terbuka.
Rosse menghampiri "Nenek?" Tanyanya.
"Iya,ini nenek..." Jawab neneknya dengan membawa beberapa barang dan plastik berisi sayur dan bahan2 dapur lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
🌸ReeN🌸
baru mampir thor, ceritanya bagus
2022-10-04
0