Tepat pukul 03.35 keluarga Hendrawan melakukan makan sahur dengan tenangnya begitupun juga keluarga Dirga, ayah Tian. Adik pertemuan Tian yang melihat kakaknya terus menahan senyum sambil bermain ponsel pun di buat heran karena jarang sekali Tian melakukan hal seperti itu.
Dengan melangkah seperti seorang pencuri gadis berusia 11 tahun itu berjalan ke arah Tian dan berhenti tepat di belakangnya. Ia berdiri di belakang Tian tanpa di sadari oleh laki-laki itu. kedua orang tuanya yang melihat tingkah kedua anaknya pun hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Teh? siapa itu teh? wahh pa ma, kakak kirim pesan hati pada Teh." kata Rahel dengan senyum jahilnya ke arah Tian.
Sontak saja perkataan Rahel membuat Tian terkejut dan langsung menyembunyikan ponselnya setelah itu dia menjitak kepalanya adiknya dengan keras.
"Omong kosong mu tidak akan di percaya. sudah sana duduk dan makan." seru Tian dengan mendorong adiknya untuk menjauhinya.
"Heh siapa pacar kakak? teh itu siapa? jangan bilang jika kakak pacaran dengan teh cangkir hahahaha." ujar Rahel dengan tertawa keras.
Tian yang melihat tingkah adiknya pun hanya menatapnya dengan sinis kemudian melanjutkan makannya.
Disisi lain Tea yang saat ini sedang berada di kamarnya di buat tertawa dengan pesan yang di kirimkan oleh Tian. ia juga membalasnya tak kalah lucu dengan Tian. dan keduanya pun sama sama saling tertawa dengan pesan yang mereka kirimkan.
Tak terasa matahari kini sudah bersinar dengan cerahnya. Tea berjemur di balkon kamarnya dengan di temani sebuah laptop bewarna abu-abu kesayangannya.
Jari-jarinya berselancar dengan lincahnya di atas keyboard. dia menuliskan apa saja yang terlintas di dalam pikirannya. Ya gadis itu tengah membuat cerita. ia menekuni kegiatan tersebut sudah hampir 2 tahun. awalnya Tea melakukan kegiatan tersebut sebagai keisengan di waktu malasnya, tapi lama-kelamaan kegiatan itu menjadi hobi sekaligus pekerjaan bagi dirinya. orangtuanya tidak mengetahuinya karena Tea sengaja menyembunyikannya.
Dari atas balkon kamarnya, Tea melihat ada seorang gadis yang melambaikan tangannya padanya. ia pun membalasnya yang membuat gadis tersebut langsung berlari kecil masuk rumahnya.
"Ada di kamar." kata mama Karina yang melihat kedatangan Bianca dengan berlari kecil. tentu ia sudah tau maksud dan kedatangan Bianca ke rumahnya.
"Hehehe Tante seperti peramal. yasudah Bianca ke atas dulu ya." ujar Bianca yang di angguki oleh mama Karina.
Sesampainya di kamar Tea, gadis berambut pendek sebahu itupun langsung melemparkan tubuhnya ke atas kasur empuk milik Tea. ia sudah sangat lama tidak melakukan hal itu.
"Ahhh nyaman sekali. aku sudah lama tidak seperti ini hahahaha." kata Bianca dengan memjamkan matanya.
"Tentu saja. kau kan yang paling sibuk di seluruh dunia." Tea menimpali ucapan Bianca dengan sinisnya.
"Heh berkacalah pada dirimu sendiri. kau sedari tadi terus memegang laptop dan membuat hal aneh." ujar Bianca.
"Aku sedang bekerja lah kau sendiri hanya membuang-buang uang saja." seru Tea yang tak ingin kalah.
"Hei aku seperti ini juga sedang dalam proses. setelah aku kuliah aku akan langsung mencari pekerjaan." kata Bianca dengan bangun dan menghampiri Tea.
"Hah itu sangat merepotkan lebih baik seperti ku. hanya duduk manis seperti ini dapat uang hahaha." ujar Tea.
Mereka berbicara panjang lebar dan menceritakan apa saja yang sudah terjadi. Bianca adalah sosok teman yang setia dan pengertian pada Tea. umur mereka berdua juga tidak jauh berbeda, Tea lebih muda satu tahun dari Bianca. Walaupun begitu postur tubuh dan sifat mereka berbalik. Bianca selalu bersikap seperti anak kecil sedangkan Tea sudah seperti seorang kakak bagi Bianca.
Tea pun memutuskan untuk menyudahi kegiatannya dan mengajak Bianca untuk turun. Mereka menuju taman belakang dan duduk di sana.
"Lebaran hanya tinggal tiga hari lagi. apa kau sudah menyiapkan semuanya?" tanya Bianca.
"Belum sama sekali."jawab Tea yang membuat Bianca tertawa senang.
"Wahh benarkah. aku juga belum. bagaimana kalau makan angin sebentar setelah itu kita ke mall. aku sangat bosan di rumah." ucap Bianca yang membuat Tea berfikir sejenak.
"Tidak ada salahnya. ayo." kata Tea dengan beranjak di ikuti oleh Bianca.
Tea mengeluarkan motor KLX kesayangannya dari garasi dan menyalakannya. ia menyuruh Bianca untuk menunggu sebentar kemudian ia pergi ke kamarnya mengambil tas selempang miliknya. tak lupa juga dua helm juga di bawa.
"Mau kemana sayang?" tanya mama Karina ketika melihat Tea yang sudah rapi dan membawa dua helm di tangannya.
"Mau makan angin ma hehehe sekalian belanja kan sebentar lagi lebaran." jawab Tea.
"Padahal mama sudah merencanakan besok loh sama papa juga. tapi ya sudah lah. berdua kan sama Bianca?" tanya mama Karina.
"Iya ma memangnya teman aku siapa lagi." jawab Tea.
"Yasudah kamu hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut karena jalanan sedang ramai. oh iya nih pakai." kata mama Karina dengan menyerahkan kartu kredit miliknya.
"Benarkah. kalau habis bagaimana?" tanya Tea memastikan.
"Tinggal minta papa lagi kan bisa hahaha." Jawab mama Karina dengan tertawa kecil.
"Yasudah aku berangkat dulu ma." ujar Tea dengan berlalu keluar.
"Nih pakai." kata Tea dengan menyerahkan helm pada Bianca.
"Oke ke rumahku dulu ya. aku mau mengambil tas dan uang." kata Bianca yang di angguki Tea
Tea pun langsung menaiki motornya di susul Bianca yang duduk di belakangnya. Seperti kebiasaan mereka , mereka selalu berteriak sebelum benar-benar berjalan.
"Les't go." teriak keduanya dan Tea pun mulai mengendari sepeda motornya.
Tea mengendarai Motornya dengan pelan dan juga terus berbincang-bincang dengan Bianca. mereka berencana untuk mengitari taman kota beberapa putaran seperti yang sebelumnya pernah mereka lakukan jika sedang bosan di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments