Huft membosankan sekali kalau berada di rumah.
Lucas merebahkan tubuhnya sambil menatap atap rumahnya dengan pandangan kosong. Pandangannya menerawang mengingat kakaknya yang sudah setahun tidak pulang. Setiap kali Lucas menelpon, tidak pernah ada jawaban dari Louise. Entah kenapa Louise begitu bencinya kepada Lucas, tapi tidak sedikitpun Lucas membeci laki-laki seayah dengannya itu.
Cekrek.
Pintu kamar Lucas terbuka, membuyarkan lamunan Lucas akan kakaknya. Lucas melirik ke arah pintu yang terbuka, kaki lurus mungil ibunya yang mulai melangkah mendekatinya. Lucas masih berbaring tanpa menoleh kearah Fanny yang sudah duduk di dekatnya.
"Kenapa kau sering pergi dari rumah, apa kau tidak mau berbagi dengan Ibu? "Fanny mengelus rambut Lucas yang sedikit memanjang.
" Apa Ibu bisa mengerti Lucas kalau Lucas berbicara kepada Ibu? " Lucas memiringkan tubuhnya membelakangi Fanny.
" Kalau yang kau inginkan tinggal di apartemen sendiri, Ibu tidak bisa mengizinkan. Kau masih tergantung dengan kami semua Lucas "
" Aku bisa Bu, aku tidak tahan berada di rumah kalau ayah terus menekan Lucas untuk belajar bisnis, Lucas masih ingin bebas menikmati masa muda Lucas Bu "seru Lucas sambil membalikkan badan menatap Ibunya.
Fanny menghela napas merasakan kesedihan anaknya, tapi Fanny tidak memiliki kuasa untuk membela anaknya. Semua keputusan di luar maupun di dalam rumah ada di tangan Angkasa suaminya, juga Leticya sebagai orang kedua di keluarga Wayne setelah Angkasa.
"Sudahlah Lucas, keinginanmu tidak akan bisa kau raih sayang, ayahmu terlalu keras kepala, apalagi Leticya tidak akan mungkin mengizinkan keinginanmu itu"
" Kalau ada kakak, dia pasti akan membantuku " raut wajah kecewa Lucas terlihat di mata Fanny.
" Louise membencimu, bagaimana dia bisa membantumu "
" Apa Ibu lupa, Louise dulu menyayangiku, baru beberapa tahun ini dia jadi membenciku, aku yakin ada sesuatu yang membuat dia salah paham kepadaku "
Fanny mengangguk menyadari apa yang dikatakan Lucas.
" Sudah istirahatlah, Ibu keluar dulu " Fanny menepuk kaki Lucas lalu berdiri meninggalkan kamar Lucas.
" Rumah ini seperti penjara bagiku " gumam Lucas sambil mengacak-acak rambut yang hampir memanjang itu.
Lucas menatap ke arah pintu, sebuah ide terlintas di benaknya. Menurutnya ide itu benar-benar briliant.
Lucas berdiri dan membuka pintu mengintip keluar. Tidak ada siapapun. Lucas menutup pintu kembali dan menguncinya rapat-rapat.
Dia memegang ponsel dan mengetikkan sebuah nama, lalu memencet icon berwarna hijau bersiap untuk menelpon nama itu.
" Hallo, Lucas, ada apa? "
" Jemput aku di seberang jalan sekarang, aku akan segera menemuimu ! "
tut tut tut
Aku belum menjawab, kenapa dimatikan, huft dasar Lucas.
Lucas celingukan mengintip dari balik jendela kamar. Dia keluar kamar melalui jendela, dan melipir melewati jalan yang sangat sempit, berusaha mencari jalan untuk turun dari lantai dua.Banyak usaha dia lakukan, sampai akhirnya usaha itu tidaklah sia- sia.
" akhirnya aku bisa turun " gumam Lucas. Dia masih mengendap endap mencoba menghindar dari para penjaga yang masih berkeliaran.
Apa mereka tidak pernah tidur. Dasar penjaga sialan.
Lucas benar-benar kesulitan keluar dari rumah sendiri yang dia rasa penjara untuknya.
Dia memanjat pagar dinding di sebelah rumah yang tertutup tanaman tinggi.
Akhirnya aku bisa keluar dari sini.
Lucas berjalan di tepi jalanan rumahnya sambil menunggu Samuel.
Tak lama sebuah mobil melintas di sebelahnya.
" Lucas, masuklah " teriak Samuel
Lucas memasuki mobil Samuel, sebelum mobil itu melaju kencang meninggalkan kawasan rumah Lucas.
" Kau mau kabur lagi? " tanya Samuel yang masih fokus menatap depan.
Lucas menyandarkan kepalanya yang terasa penat.
" Menurutmu bagaimana, kalau aku tetap disana Ayah pasti akan terus menyuruhku mempelajari bisnis keluarga. Aku masih ingin bebas, semua bisa kulakukan saat aku sudah lulus kuliah nanti "
" Kau benar, Ayahku juga sering bicara begitu, tapi dia tidak mengekangku "
" Itulah bedanya kau dan aku "
" lalu sekarang, aku mengantarmu kemana? "
" Ke rumahmu " Samuel menatap tajam mata Lucas.
" Kau membuatku dalam masalah lagi " Lucas menyambut kata-kata Sam dengan senyuman bahagia.
Samuel masih menjalankan mobilnya di jalanan yang sudah lumayan sepi menuju rumahnya.
***
" Ayo, masuklah! "Lucas melihat sekeliling rumah Sam.
" Sepi sekali, dimana Ayah Ibumu? " Lucas duduk di sofa ruang tamu tanpa disuruh Samuel.
" Mereka tadi siang berangkat ke luar negri, sepertinya agak lama mereka disana, kau mau minum apa? " Samuel mendudukkan tubuhnya di sofa yang berbeda dengan Lucas.
" Terserah kau saja "
" Bibiiiii...... ambilkan air putih ! " Lucas menatap Sam.
" Hanya air putih, kau pelit sekali? "Lucas menautkan alisnya.
" Kau sudah merepotkanku kau masih bisa bilang aku pelit, berteriak kepada Bibi juga butuh tenaga "
" Hah terserah kau saja " Lucas merebahkan tubuhnya di sofa.
" Hei, Lucas, apa Ibumu tidak akan mencarimu? "
" Mungkin Ayahku yang kebingungan mencariku, Ibuku pasti tau aku ada di rumahmu "
kring
Ponsel Lucas berbunyi. Dia segera mengambil nya.
Ibu
" Ada apa Bu? "
" Kau kemana lagi sayang, Ayah mencarimu, dia marah-marah melihat kamu pergi? "
" Kapan - kapan aku akan pulang Ibu, jangan mencariku lagi, aku yang akan menemui ibu! "
Ting Tong
Suara bel rumah berbunyi. Lucas sudah menutup pembicaraannya dengan Fanny.
"Aku akan membukanya" pinta Samuel seraya berdiri.
Samuel membuka pintu, dia terkejut setelah beberapa orang memakai seragam hitam rapi berjajar di depan pintu rumahnya dengan memakai kacamata khas pengawal.
" Apa kau yakin kalau hanya Ibumu yang tau kau bersembunyi di rumahku? Kau membuatku dalam masalah Lucas " Samuel masih memandang orang-orang itu, tapi berbicara kepada Lucas yang menyusulnya dari belakang.
Lucas yang melihat orang-orang itu hendak lari, namun salah seorang dari mereka berhasil menerobos masuk dan menarik paksa Lucas dari belakang.
" Maafkan kami Tuan Muda, Tuan Besar menyuruh kami membawa anda pulang! " seorang pria yang memegang Lucas segera menyuruh yang lain untuk memegangi Lucas. Lucas pun tak bisa mengelak dari pegangan kuat para pengawal.
" Huft, aku pulang dulu Sam, besok kita bertemu di sekolah lagi " Lucas menundukkan wajah memelas sambil berlalu dengan tubuh yang masih di pegangi pengawal.
" Kau seperti tahanan yang tertangkap karena mencoba kabur Lucas " gumam Samuel sambil tersenyum geli.
Saat hendak masuk mobil.
" Aku akan pulang, lepaskan tangan kalian! "
Para pengawal melepas Lucas, namun kesempatan itu dimanfaatkan Lucas dengan baik. Dia memukul seorang yang berada di belakangnya lalu berlari sekencangnya. Pengawal lain segera menyusul Lucas, pengawal lainnya membantu rekannya yang terjatuh ke tanah karena pukulan keras Lucas.
Beberapa pengawal masih mengejar Lucas. Mereka mengumpat kesal setelah menyusuri jalanan tanpa melihat Lucas lagi.
" Berpencar, jangan sampai Tuan Muda kabur lebih jauh, kita yang akan kena masalah nanti !" teriak seorang pengawal.
***
"Aku sudah menelpon Lucas sesuai perintahmu, tapi.... " Fanny menunduk.
" Tapi dia tidak mau pulang, hah anak itu keras kepala "
Sama keras kepalanya denganmu, Memang siapa yang ditiru kalau bukan Ayahnya.
" Kalau dia tidak mau pulang, aku cabut kartu kredit dan mobilnya, dia tidak akan mendapat fasilitas apapun kalau sampai dia tidak segera pulang! " Angkasa berdiri meninggalkan istrinya yang masih mematung mendengar ucapannya.
Lalu bagaimana hidupnya diluar sana nanti
Fanny masih terlarut dalam pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
keren thor... ❤️❤️❤️
🦊ijin promo ya🦊
jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"
kisah cinta beda agama.... 🦊
ku tunggu feed back nya ya 🙏🙏🙏😁
2020-10-01
0
Deasy Ary Taddung
sama cerita nya dgn drakor The Heirs yg di bintangi Lee Min Ho
2020-07-30
0
❄️Ⓝ︎Ⓔ︎Ⓝ︎Ⓚ︎_Ⓝ︎Ⓘ︎Ⓔ︎Ⓔ︎Ⓩ︎🧚♀️
buah ga akan jatuh jauh Dr pohonnya, sifat anak ga akan beda Dr ortu nya
2020-07-24
0