Malam hari tiba
Aku duduk di depan teras rumah sambil menikmati angin malam yang sejuk.
🎶📲 Nada dering masuk ponselku berbunyi.
📞"Halo!"
📞"Hai cantik! Lu udah mau tidur?"
📞"Eh.. Elu Harry. Tumben lu telepon gue. Gue belon tidur. Kenapa?"
📞"Malam ini lu mau terima job gak? Lagi ada jam kosong nih. Kebetulan ada yang gak masuk. Gue mau minta tolong elu buat isi acara tar malam."
📞"Jam berapa?"
📞"Jam 23.00 lah."
📞"Okelah, gue nanti ke sana. Gue siap-siap dulu."
📞"Thanks ya. Gue tunggu. Bye..."
📞"Bye.."
Lumayan lah ada job nge-DJ malam ini. Bukan karena uang aku mau isi acara DJ malam ini, tapi lebih ke senang-senang yang ku dapat. Apalagi Harry salah satu teman baik pemilik tempat itu yang menawarkanku langsung, mana mungkin aku menolaknya.
Aku segera ganti pakaianku dan bermake-up. Walaupun aku bekerja sebagai seorang DJ, aku tetap menjaga pakaianku. Mungkin hanya aku salah satu DJ yang kurang seksi. Tapi ya... itulah aku. Aku takut mata-mata nakal memandangku rendah jika pakaianku terlalu terbuka, karena hiburan malam seperti ini banyak sekali tamu-tamu yang nakal.
Masih pukul 22.30 aku sudah tiba ke club malam Harry. Aku masuk ke ruangan Harry dan menemukannya sedang merokok sambil bermain dengan ponselnya.
"Her!" sapaku saat sudah melihatnya.
"Hei, Angel!" Dia menyambutku langsung sambil mematikan puntung rokoknya yang baru saja dihisapnya.
Seperti biasanya kami bertemu pasti saling berpelukkan hangat selayaknya teman akrab. Aku dapat mengenal dunia malam berkat Harry semenjak tiga tahun lalu. Tapi dia sangat menjagaku jika ada tamu yang nakal ingin menggodaku. Selalu ada bodyguardnya yang siap sedia melindungiku. Harry bukan orang biasa. Dibelakangnya banyak orang penting yang selalu melindungi dan mensupportnya.
"Sudah siap?" tanyanya yang masih merangkulku.
"Mm.." jawabku singkat sambil mengangguk.
"Kita ke sana dulu! Masih ada dua puluh menit lagi untuk tiba giliran elu."
Kami ke tempat hall dance floornya. Di bawah lampu diskotik yang kelap-kelip dan banyak pengunjung yang ramai sedang ngedance ria mengikuti alunan house musik DJ yang sedang diputar. Kami yang baru tiba pun ikut bergoyang juga.
Beberapa menit kemudian
Giliranku untuk tampil. Aku sudah menggunakan headset di kepalaku. Siap dengan piringan hitam dengan lagu pilihanku 'Way Back Home' untuk menemani para pengunjung hari ini. Aku menyetel turntable (alat dengan banyak tombol untuk memutar piringan hitam) dan musik pun dimulai.
"Are you ready, guysssss???" tanyaku lantang dengan sebuah mic yang tercantol pada headsetku.
"Yeahhhh!!!!" jawab mereka serempak sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.
"C'mon!" seruku yang sudah memutar lagunya dengan sound yang sangat keras dan bassnya menggelegar.
*Angel
Aku dan mereka sama-sama ngedance dengan gaya kami masing-masing. Tenang saja, di sini tidak ada penari erotis. Tapi tetap saja ada wanita penghibur yang siap menemani para tamu yang butuh ditemani minum.
🌺Darren Pov🌺
Malam ini sangat suntuk karena kerjaan di kantor sangat banyak. Yuda dan Putra mengajakku untuk ketemuan malam ini di sebuah club malam yang sudah mereka tentukan.
Club malam yang kudatangi malam ini baru saja buka beberapa bulan. Dengar-dengar, tempatnya sangat oke. Aku segera mencari keberadaan Yuda dan Putra. Kebisingan suara house music yang diputar sudah tidak asing lagi di telingaku. Semenjak menikah, baru kali ini kembali ke tempat ini.
"Hei, bro!" sapa Putra yang sudah melihatku.
Aku segera duduk diantara mereka. Di sebuah kursi dengan bantalan empuk yang agak memanjang dan telah disiapkan beberapa botol alkohol di atas meja tempat kami duduk.
"Hei!" jawabku sambil bersalaman dengan mengepalkan jemari tanganku dan bersentuhan dengan tangan mereka bergantian.
"Halo cowok-cowok ganteng! Mau ditemenin gak?" tawar dua orang gadis cantik dengan pakaian minim mereka yang menghampiri tempat kami.
"Mau ditemenin gak tuh?" tanya Putra pada Yuda dan aku.
"Boleh lah. Gak nolak," jawab Yuda yang bikin aku geleng-geleng kepala.
"Gak takut kepergok bini elu?" tanya Putra mengingatkannya yang sekarang sudah berstatus suami orang.
"Elu tadi nawarin, sekarang malah nakutin. Mumpung malam ini kita di sini, kita bersenang-senang dulu. Urusan rumah jangan dibawa kesini. Ya gak, bro?" tanya Yuda yang minta pendapatku.
"Terserah elu dah," jawabku sembarang sambil membuka salah satu tutup botol bir untukku.
"Sini gadis cantik, temani kita malam ini!" kata Yuda sambil membentangkan kedua tangannya menyambut mereka.
Dengan gaya centil kedua gadis itu, salah satunya duduk disamping Yuda dan satunya lagi di antara aku dengan Putra. Tapi sebenarnya cewek itu menemani Putra, bukan aku.
"Bro, lu mau ditemenin gak? Kalo mau, gue suruh mereka panggil temennya kesini," tawar Yuda yang tangannya sudah kegatelan merangkul cewek disebelahnya.
"Gak! Gak!" tolakku cepat.
"Dasar lu! Uda duda, jual mahal lagi," ledek Yuda.
Aku tidak memasukkan ke hati ejekkannya tadi. Hanya bisa tersenyum saja mendengarnya sambil menikmati minuman ditanganku.
"Eh bro, lu cuma minum doang?" tanya Putra.
"Ya, minum doang. Emang mau ngapain lagi?"
"Gak turun ke dance floor?" tanyanya lagi.
"Gak," jawabku singkat dan malas.
"Gak asyik lu. Yud, ayo ah kita ngedance bentar! Olahraga dikit biar keluar kringat," ajaknya pada Yuda dan langsung di iyakan oleh Yuda.
Mereka turun ke dance floor sambil merangkul mesra cewek-cewek tadi. Sedangkan aku hanya duduk bermalasan sambil memegang sebotol bir ditanganku dan menikmatinya pelan-pelan. Aku menyenderkan kepalaku di kursi empuk yang sedang kududuki sekarang sambil memejamkan mataku menikmati musiknya.
Tiba-tiba aku merasakan ada yang meraba wajahku dan merasakan aroma manis didekatku. Aku membuka kedua mataku dan melihat ada sosok cewek cantik dengan rambutnya sebahu sudah duduk disebelahku. Ia mengenakan dress mini dengan belahan dada yang sangat turun kebawah. Kedua bukitnya hampir menyembul keluar karena saking minimnya dress yang ia kenakan.
"Hai, tampan! Sendiri? Boleh aku disini nemenin kamu?" katanya dengan gaya menggodanya.
"Maaf, aku sedang ingin sendiri," tolakku dengan tegas.
"Ayolah! Jangan malu-malu!" katanya lagi sambil meraba bagian dadaku yang masih mengenakan kemeja kerjaku. "Aku akan berikan gratis untukmu kalo kamu mau aku temenin kamu menghabiskan malam ini. Dijamin bakal ketagihan," lanjutnya lagi sambil menggigit bibir bawahnya agar aku terpesona olehnya.
Aku menurunkan tangannya yang sedari tadi meraba dadaku. Aku juga menggeser sedikit posisi dudukku darinya. "Maaf, aku gak perlu kamu temenin. Cari pria lain saja!" jawabku dingin.
"Oke kalo gitu!" katanya kecewa sambil beranjak dari tempat duduknya dan berlalu pergi.
Aku masih menikmati alunan musik yang diputar dan tanpa terasa minumanku sudah habis. Aku membuka tutup botol kedua lalu melanjutkan minum lagi. Di atas panggung DJ, tampak kejauhan aku melihat sosok yang mirip dengan Via. Aku terkejut sesaat dan mengucek kedua mataku agar lebih jelas melihatnya. Karena aku merasa itu adalah Via, aku langsung jalan ke sana untuk mengeceknya langsung.
Dengan gaya dancenya yang mengikuti musik, ia sibuk sambil bermain turntablenya. Ia tampak sudah ahli dalam bidang DJ ini.
"Via!" seruku yang tidak terdengar olehnya.
Dia sibuk memutar lagu berikutnya sambil bergoyang kembali. Via yang aku lihat sekarang benar-benar beda dari sebelumnya. Aku berdiri diam di hadapannya yang berjarak lumayan jauh, tapi setidaknya posisiku sekarang ada di paling depan.
Sekarang dia sadar aku menatapnya daritadi. Dia langsung berhenti bergoyang dan berbisik pada pria disebelahnya. Setelah pria itu mengangguk, dia langsung menaruh headphonenya dan pergi meninggalkan arena DJnya.
Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia sedang berjalan tanpa peduli dengan kehadiranku. Aku mempercepat langkah kakiku agar bisa mengejarnya.
"Via!" panggilku saat sudah menangkap pergelangan tangannya dan membuat langkahnya terhenti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments