Hello, My Husband
Disebuah kamar yang dihiasi oleh lampu-lampu temaram, juga bunga-bunga yang begitu indah dan harum, seorang wanita sedang menyisir rambutnya yang masih basah karena ia baru saja mencucinya.
Bunga-bunga yang harumnya memabukkan tersusun rapi diatas ranjang empuk itu, yang akan menemani malam pertama dia dengan laki-laki yang baru saja ia
Ia mengingat-ingat pesan mamanya kala itu, sebelum mereka pulang dari tempat resepsi pernikahan tadi.
"Hormati suamimu, selalu menurut apa kata suamimu dan jangan pernah melawannya. Karena kamu adalah tulang rusuknya yang sudah lama hilang yang akhirnya ia temukan."
"Kau tau, suami adalah imam bagi istrinya. Maka maka sudah sepatutnya kau mendengarkan setiap penuturan yang keluar dari mulutnya.
"Iya, ma. Aku akan ingat semua nasehat Mama. semoga aku bisa jadi istri yang baik. lMama jaga diri ya. Aku akan sangat merindukan mama, papa dan juga Dean." Tak terasa setetes bening sudah menempel di pipinya.
"Sudah, sudah. Ini hari bahagia mu. Jangan buang air mata untuk hal yang tidak berguna," ucap wanita yang ia panggil sebagai mama itu lekas.
Sheira melanjutkan mengeringkan rambutnya yang masih basah, setelah ia mengambil handuk yang tergantung di sandaran kursi yang ia letakkan. tadi. pun meraih handuk yang tergantung di sandaran kursi yang ia letakkan tadi.
"Apapun perintah suamimu kelak, haruslah kau turuti. Jangan pernah kau mengadu kepada papa maupun mamamu. Karena keluarganya adalah keluargamu sekarang. Kau adalah bagian dari mereka." Itulah pesan papa Benji kepada Sheira diacara pernikahan tadi.
"Iya, pa. Doakan Sheira, ya semoga Sheira bisa menjadi istri yang baik."
Setelah dirasa Sheira rambutnya sudah tak meneteskan air, ia pun berjalan ke kamar mandi hendak menyimpan handuk yang baru saja ia kenakan.
Tubuhnya kini masih dibalut oleh piyama, enggan rasanya ia untuk melepas piyama itu karena baju yang ia kenakan kini sangatlah minim bahan.
Entah mengapa Deandra, sang adik memberikan itu kepadanya sebagai hadiah dan harus ia kenakan ketika malam pertama. Dan inilah saatnya ia memakainya.
Tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki seseorang memasuki kamar itu. "Pasti itu mas Riansyah," batin Sheira. Dengan penuh semangat ia bergegas membukakan pintu untuk suaminya itu.
"Mas, kamu dari mana? Kok baru pulang?"
Alih-alih menjawab, lelaki yang bernama Riansyah itu tak menggubrisnya, hanya berjalan melewati istrinya itu tanpa sepatah katapun dan tanpa ekspresi apapun.
"Mas Rian kenapa? Kok sikapnya dingin begitu?" batin Sheira.
Ia melangkahkan kakinya mengekori sang suami hingga masuk ke dalam kamar, setelah menutup kembali pintu kamar itu.
"Mas nggak mandi dulu?" Kembali Sheira bertanya lembut.
Namun kembali lagi Riansyah tak menjawab. Ia bahkan membelakangi istrinya itu dan tak ingin menatapnya walau sedetikpun.
"Mas, ada apa sih denganmu? Bisa kan mas cerita sama aku kalau mas ada masalah?"
Riansyah bahkan tetap bergeming. Seolah semua pertanyaan Sheira seperti radio rusak-rusak terdengar di telinganya.
"Mas mandi dulu kalau begitu, biar segar," timpal Sheira lagi.
Tanpa sahutan atau anggukan apapun, Riansyah masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Sheira masih saja memikirkan hal positif tentang perubahan sikap suaminya itu.
"Mungkin dia lelah," batinnya.
Ia duduk termenung ditepian ranjang, menunggu sang suami keluar dari dalam kamar mandi. Setelah tadi ia mengeluarkan baju ganti untuk suaminya itu dari dalam lemari. Ditatapnya baju itu dengan lekat.
"Semoga mas Rian suka pilihanku," gumamnya.
Beberapa menit kemudian, Riansyah pun keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang melilit di pinggangnya.
"Aku udah siapkan baju kamu, mas." Sheira langsung menyambut suaminya itu dengan senyum terbaiknya.
Masih saja Riansyah setia dengan kebisuannya. Lalu Sheira pun akhirnya bungkam. Ia menunggu hingga Riansyah selesai mengenakan baju yang telah disiapkannya. Ia membelakangi suaminya itu karena malu menatap suaminya yang mengenakan baju di depannya.
Usai berpakaian, ia hendak keluar dari kamar itu, tapi Sheira bergegas memeluk tubuhnya dari belakang.
"Mas, kalau aku ada salah cerita dong. Jangan seperti ini," ucapnya manja. Mencoba menggoda suaminya itu agar terbuka kepadanya.
"Menjauhlah dariku!" ucap Riansyah tegas.
Deg.
Jantung Sheira berdegup sangat kencang. Tapi ia masih tak mengindahkan ucapan dari suaminya itu. Ia merasa bahwa suaminya sekarang sedang banyak beban.
"Lepaskan tangan kotormu itu!" bentaknya karena Sheira tak merespon ucapannya yang tadi.
"Mas, kamu kenapa sih? Aku salah apa sampai mas marah begini?"
"Mulai sekarang, jangan kau urusi urusanku. Paham!"
"Tapi kenapa mas?"
"Karena kau nggak pantas mendapatkan cintaku, wanita penipu!"
"Dasar wanita murahan!" hardik Riansyah.
Riansyah keluar dari kamar lalu membanting pintu itu dengan kuat hingga membuat getaran pada dinding kamar itu.
Sheira dari tadi sudah sangat sabar dengan sikap suaminya yang berubah drastis itu. Tapi sekarang ia semakin penasaran dengan semuanya. Kenapa bisa Riansyah berubah? Apa yang membuatnya? Atau apa salahnya? Pertanyaan-pertanyaan itu menari-nari di dalam pikirannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Dado Ndutz
AQ padamu othor... penasaran ma cerita mu😁😁😁
2021-10-26
1
Sky
kok nyesek ya. padahal masih diawal
2021-09-29
0
Hee
awal udah sad... 😭😭
2021-09-20
0