Nasib Nasib...

Dikampus

"Hawa, nanti kamu jangan pulang dulu" Mr Hadi Sumarto, dosen killer yang mengejar cinta Hawa

Hawa hanya diam, dan berjalan terus menuju parkiran

"Hawa tunggu" Panggil Hadi sambil berlari supaya bisa mendahului langkah Hawa

"Huff.. Gerren lagi, Gerren lagi" Hawa

"Bapak maunya apa sih?" Hawa

"Tunggu. Kamu kenapa sih, selalu menghindar" Hadi

"Aku tidak ingin diikuti bapak. Aku sibuk, pekerjaanku banyak" Hawa

"Memang banyak itu pekerjaanmu apa?" Hadi

"Macul ( Nyangkul )" Hawa berlari

"Hawa !!!" Mr Hadi teriak, dan habis itu, garuk garuk

"Mister... Mister mencari siapa?" Sriponirah

"Eh Pon, tidak apa apa" Hadi langsung berbelok menjauhi Ponirah

"Mister.... Iiiih, mister kenapa sih. Kenapa selalu menghindar" Ponirah gejuk gejuk

Ini kasus kejar kejaran. Sriponirah mengejar Hadi, Hadi mengejar Hawa, Hawa mengejar pria yang bernama Adam. Tapi Author sengaja tidak memunculkan Adam.

Lanjut

Hawa pulang tergesah gesah

Siiitttt

"Yah, lampu merah" Hawa celingak celinguk sambil membuka kaca helm, biar tidak sumpek

Tiba tiba disamping kanan, sebuah mobil hitam yang ketabrak tadi siang, berhenti disamping Hawa "Busyetttt... Itu orang yang bentak bentak aku tadi siangkan?" Hawa langsung menutup kaca helmnya, dan tidak bernafas "Ya Allah, menghilang menghilang menghilang" Hawa berdoa sambil merem biar bisa menghilang seperti difilm Aladin, agar tidak ketahuan

Hawa merasa, menunggu lampu beruba hijau itu, seperti menunggu empat tahunan seperti tahun kabisat.

Keringat jagung sudah membasahi badan, jantung berdebar seperti bola behel yang loncat loncat.

Lampu berubah hijau "Yesss" Hawa langsung tancap gas 40, 60, 80 Ngoeeennngggg

Motor Hawa tidak ada giginya, ompong semua, jadi, tinggal poressss

Beberapa menit kemudian

Ukluk ukluk ukluk

"Apa ini..." Hawa panik, motornya batuk batuk "Yaelah Astagfirullah.... Bensin lenyap"

Hawa turun dari motor ingin menangis. Untung pom bensin terlihat dari Hawa berdiri. Tapi, walaupun terlihat, tetap saja ratusan meter, harus narik motornya yang beratnya kayak kebo mogok nggak mau jalan

"Ya Allah tledornya aku..." Hawa mengutuki nasibnya sendiri, sambil menggandeng pacarnya yang batuk batuk

-

Malamnya

Badan Hawa seperti digebukin maling satu kampung. Kaki linu semua, ingin nangis tapi nangisnya sama siapa.

-

Sementara ditempat lain

Flashback

Fariz tetap tinggal dirumah papi dan maminya Setelah pulang dari studynya. Fatih, Hanan dan Husayn, mereka mengenyam pendidikan magister semua. Karena mereka tidak mau menjadi dokter umum. Sedangkan Fariz, dia tidak ingin melanjutkan kuliahnya, hanya S1 saja jurusan management.

Kejadian diatas, itu 4 tahun silam, sebelum kakak kakaknya menjadi dokter spesialis.

Fariz pulang keindonesia, setelah lulus sarjana penuh

Papi sebenarnya muring muring "Jaman dulu saja, papi, dan papamu, berpendidikan S2 semua, Kenapa kamu yang bau kencur, anak jaman sekarang, malah S1. Mlorot nggak karuan" Omel Anand

"Fariz ingin usaha aja pih"

"Apa, jadi QC lagi ?? Nggak bisa. Sudah ditempati orang. Papi nggak mungkin pecat orang tanpa salah" Anand bersungut sungut. Padahal, Anand orangnya super sabar

"Terus, Fariz bagaimana pih?"

"Kuliah lagi. Mau apa? mau nikah !! Nggak usah monyok !! Kalau kamu mau kuliah lagi, papi masih sanggup biayain kamu"

Akhirnya, dengan terpaksa, Fariz pulang lagi kenegara inggris, untuk kuliah S2 nya

-

Dua tahun kemudian

Setelah lulus dari S2, Fariz kembali kerumah Anand lagi. Pagi itu, tak sengaja Fariz membuat Roti tawar isi selai. Dan selainya, ia bikin sendiri dengan resepnya.

Anand dan Wahidah mulai duduk

"Kamu makan apa?" Anand

"Roti pi.. Coba pih, tadi aku bikin selai anggur, dan capucino" Jelas Fariz

"Mami yang rasa anggur nak" Wahidah minta dibikinkan rasa anggur

"Kalau begitu, papi yang rasa cappucino" Anand

"Ok ratu, dan tuan raja yang ganteng dan cantiknya tak terkira"

Oles oles oles

Akhirnya "Tarraaaaa.. Silahkan dimakan" Fariz

Fariz memberikan roti tersebut sambil bernyanyi

"To deewani to deewana🎶🎶"

"Kau dewiku kau dewaku🎶🎶"

"Ahaha ada ada kamu, nyanyi india segala.." Anand akhirnya memakan roti buatan Fariz, begitupun Wahidah

"Ih enak sayang... selainya lembut, dan pas manisnya" Wahidah

"Bener mih?" Fariz

"Asli mami nggak bohong" Wahidah

"Punyaku juga iya mi pas pas enak. Belajar darimana kamu?" Anand sedikit menyipitkan mata

"Ehehe... Dari kafe pi"

"Hanya pelanggan, kamu bisa membuat resep lembut seperti ini? papi tak percaya" Anand masih butuh jawaban

"Sebenarnya, Fariz bekerja dikafe pi.. Hanya paruh waktu saja pih. Tapi bener enak kan mi, pi ?" Fariz sudah berkaca kaca

"Mami yes" Wahidah

"Papi juga yes. Tapi, papi butuh penjelasanmu. Kenapa, kamu harus bekerja paruh waktu. Apa kiriman papi kurang?" Anand

Fariz geleng geleng sebagai jawaban tidak

"Kenapa kau lakukan?" Anand

"Fariz kan punya pacar. Lalu uang kencan, apa papi mengirimnya juga? kan nggak cukup" Ucapnya sendu

"Ahaha, lalu pacarmu, sekarang mana? Saudara saudaramu semua, pulang langsung minta dilamarkan. Padahal mereka belum membayar lelah keringat orang tuamu. terus, mana pacarmu?" Anand

Fariz dingkluk menatap rotinya sambil dicubles cubles ( Colok) pakai garpu "Fransiska, temanku waktu SMA, dia selingkuh pih.. Dan Dona, pacar waktu kuliahpun sama. Capekku dibalas perselingkuhan" Mata Fariz merah berkaca kaca

"Kau tau sendiri?" Anand

"Iya pih.. Mereka hamil" Fariz

Tes tes tes

Airmata Fariz menetes

"Sudah, jangan menangis. Masih banyak cewek yang lebih baik dari Fransiska dan Dona" Anand menepuk nepuk pundak Fariz "Besok, datanglah kerumah papamu. Buatkan roti ini untuknya"

"Harus pih?"

"Harus.. Kalau perlu, papi ikut kamu kesana"

"Ok pih"

Malamnya, Fariz datang disambut kedua orang tuanya dengan hangat.

"Menginaplah disini, papa juga ingin ngobrol denganmu Fariz" Ilham sudah bisa menerima Fariz, meskipun berbeda profesinya, ia harus legowo. Tentunya berkat kakaknya yang mengajarkan Fariz mandiri.

Paginya, Fariz mengusir para pelayan yang ada didapur. Ia berkutat membuat beraneka macam selai. Dari rasa, nanas, mangga, strawberry, pokoknya, yang ada dikulkas ia buat

Sifa keluar kamar bersama Ilham "Bau apa ini, manis manis begini " Sifa, begitupun Ilham

"Maaf nyonya, hari ini, kami tidak bisa menggunakan dapur" Ucap Bedah agak takut

"Ada den Fariz nyonya" Sambungnya

Sifa langsung berjalan menuju dapur. Selai sudah tertata pada toples berbagai macam warna, dan rasa.

"Kamu yang membuatnya nak?" Sifa merangkul pinggang Fariz

"Iya ma, ayo ma. Dicicipin" Fariz menggiring Sifa, kemeja makan

"Mbok, buatkan minum saja mbok. Biar sarapannya roti ala Fariz saja" Ilham dengan senyum ikhlas "Ma, buatkan Roti untuk papa"

"Biar Fariz yang bikinkan pa" Fariz

Oles oles oles

Dengan cepat, Fariz menyajikan tiga tumpuk roti, dengan beraneka macam rasa

"Wah enak ma" Ilham tidak percaya

Dan, dari sinilah, Fariz membuka usaha roti tawar isi selai. Dengan harga yang terjangkau, relatif murah. Lalu ia setorkan dipasar tradisional yaitu ditoko ciki atau makanan kecil

BERSAMBUNG........

Terpopuler

Comments

Namika

Namika

nama2 tokohnya juga unik2 wkwkkwk

2024-03-01

0

Namika

Namika

aku mampir lagi karna ceritanya kocak

2024-03-01

0

Tryn_123

Tryn_123

ngakak tragedi motornya Hawa

2022-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Kripiiiiiikkkkkkk
2 Nasib Nasib...
3 Awal Fariz Menjadi Bos
4 Bertemu
5 Mencabut Singkong
6 Digerebek
7 Akhirnya Menikah Juga
8 Gara gara Fariz
9 Sekarang Wahidah Akhirnya Tau
10 Apartemen Baru
11 Apartemen Baru Part 2
12 Kedatangan Mama Papa
13 Mimpi buruk
14 Akhirnya, Fariz Menemukan Hawa
15 Akhirnya, Fariz Mengantarkan Hawa
16 Fariz Menunggu Hawa
17 Malam Liona, Siang Lion
18 Semuanya karena Fariz
19 Bertemu Papa Ilham
20 Pokoknya Gratis
21 Perawan Vs Bujangan
22 Hampir
23 Hawa Fariz
24 Keinginan Wahidah
25 Keinginan Terakhir Wahidah
26 Seminggu Kepergian Mami
27 Pertama Kalinya, Hawa Dikasih Duit Papi
28 Tidak bisa Tidur
29 Ketahuan Papi
30 Lomba
31 Hawa Ngantuk Gara Gara Fariz
32 Menginap Diapartemen
33 Menginap Diapartemen part 2
34 OH??
35 Ganteng Ganteng Kok Muntah
36 Fariz sakit
37 Menjelang pesta
38 Fariz Ngidam simpatik
39 Resepsi
40 Surat Wasiat Mami
41 Pesta Sudah Usai
42 Bulan Madu
43 Bulam Madu Part 2
44 Nggak Tau Judulnya
45 Masih Bulan madu
46 Malam Terakhir Dikota London
47 Mandi Bareng
48 Papih Bosan Nasi
49 Sehari Bersama Papi
50 Masih Dengan Papi
51 Papi Bernostalgia
52 Hawa Kenyang Jeweran Anand
53 Suara Asing Bikin Anand Tak Bisa Tidur
54 Teringat Wahidah
55 Kesedihan Anand
56 Anand Masuk Rumah Sakit
57 Kembarnya Mirip Sekali
58 Xander Kembali
59 Anand Siuman
60 Hawa Anak Kesayangan Papi, Dan kesayangan Semua
61 Anggur
62 Anand dan Hawa Mendapat Surprise
63 Keluarga Somplak
64 Menuruti Kemauan Hawa
65 Hawa Menggoda
66 Hapus Nggak !!
67 Hawa Kumat Lagi
68 Hadiah Buat Hawa
69 Anand Dan Hawa Akur Kembali
70 Kaos Hawa Ngejek Semua Orang
71 Hawa Jalan Pagi Bersama Papi
72 Hawa Mendadak Menjadi Bos
73 Patung Perut Hawa
74 Gara gara Belly Cast Pregnancy
75 Gunjingan Ringan
76 Cerita Lis
77 Hawa Ingin Belanja Bang...
78 Melahirkan
79 Rumah Anand Hidup Kembali
80 Aqiqah
81 Derita Lis Mulai Terurai
82 Masalah Klir Satu Persatu
83 Terkuak
84 Serba Serbi
85 Kebingungan Hawa
86 Anand Galau
87 Masalah Terjawab
88 Berjumpa
89 Gara gara lebah
90 Undangan Membingungkan
91 Anand Vs Xander
92 Simalakama
93 Jangan Cabut Nyawa Putraku Tuhan
94 Permintaan Xander
95 Surat Untuk Tuhan
96 Terpaksa Anand Menginap
97 Kepergian Lis
98 Angel Angel....
99 Aina Kritis
100 Entahlah
101 Baby Imran Zayn Alhanan
102 Akhirnya Tamat
103 Ekstra Part 1
104 Ekstra part 2 End
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Kripiiiiiikkkkkkk
2
Nasib Nasib...
3
Awal Fariz Menjadi Bos
4
Bertemu
5
Mencabut Singkong
6
Digerebek
7
Akhirnya Menikah Juga
8
Gara gara Fariz
9
Sekarang Wahidah Akhirnya Tau
10
Apartemen Baru
11
Apartemen Baru Part 2
12
Kedatangan Mama Papa
13
Mimpi buruk
14
Akhirnya, Fariz Menemukan Hawa
15
Akhirnya, Fariz Mengantarkan Hawa
16
Fariz Menunggu Hawa
17
Malam Liona, Siang Lion
18
Semuanya karena Fariz
19
Bertemu Papa Ilham
20
Pokoknya Gratis
21
Perawan Vs Bujangan
22
Hampir
23
Hawa Fariz
24
Keinginan Wahidah
25
Keinginan Terakhir Wahidah
26
Seminggu Kepergian Mami
27
Pertama Kalinya, Hawa Dikasih Duit Papi
28
Tidak bisa Tidur
29
Ketahuan Papi
30
Lomba
31
Hawa Ngantuk Gara Gara Fariz
32
Menginap Diapartemen
33
Menginap Diapartemen part 2
34
OH??
35
Ganteng Ganteng Kok Muntah
36
Fariz sakit
37
Menjelang pesta
38
Fariz Ngidam simpatik
39
Resepsi
40
Surat Wasiat Mami
41
Pesta Sudah Usai
42
Bulan Madu
43
Bulam Madu Part 2
44
Nggak Tau Judulnya
45
Masih Bulan madu
46
Malam Terakhir Dikota London
47
Mandi Bareng
48
Papih Bosan Nasi
49
Sehari Bersama Papi
50
Masih Dengan Papi
51
Papi Bernostalgia
52
Hawa Kenyang Jeweran Anand
53
Suara Asing Bikin Anand Tak Bisa Tidur
54
Teringat Wahidah
55
Kesedihan Anand
56
Anand Masuk Rumah Sakit
57
Kembarnya Mirip Sekali
58
Xander Kembali
59
Anand Siuman
60
Hawa Anak Kesayangan Papi, Dan kesayangan Semua
61
Anggur
62
Anand dan Hawa Mendapat Surprise
63
Keluarga Somplak
64
Menuruti Kemauan Hawa
65
Hawa Menggoda
66
Hapus Nggak !!
67
Hawa Kumat Lagi
68
Hadiah Buat Hawa
69
Anand Dan Hawa Akur Kembali
70
Kaos Hawa Ngejek Semua Orang
71
Hawa Jalan Pagi Bersama Papi
72
Hawa Mendadak Menjadi Bos
73
Patung Perut Hawa
74
Gara gara Belly Cast Pregnancy
75
Gunjingan Ringan
76
Cerita Lis
77
Hawa Ingin Belanja Bang...
78
Melahirkan
79
Rumah Anand Hidup Kembali
80
Aqiqah
81
Derita Lis Mulai Terurai
82
Masalah Klir Satu Persatu
83
Terkuak
84
Serba Serbi
85
Kebingungan Hawa
86
Anand Galau
87
Masalah Terjawab
88
Berjumpa
89
Gara gara lebah
90
Undangan Membingungkan
91
Anand Vs Xander
92
Simalakama
93
Jangan Cabut Nyawa Putraku Tuhan
94
Permintaan Xander
95
Surat Untuk Tuhan
96
Terpaksa Anand Menginap
97
Kepergian Lis
98
Angel Angel....
99
Aina Kritis
100
Entahlah
101
Baby Imran Zayn Alhanan
102
Akhirnya Tamat
103
Ekstra Part 1
104
Ekstra part 2 End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!