Ketahuan

### Episode sebelumnya ...

Afnan masih melihat dengan teliti kecantikan Zaya walaupun perempuan itu sudah duduk di sofa.

Zaya melambaikan tangan nya di depan wajah Afnan.

"Mas? Mas Afnan? Halo"

"Eh ... eh ... iya cantik", Afnan menggaruk leher di belakang kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"terimakasih lagi Mas atas pujiannya"

"ehem, sama-sama dek Zaya. Ups", laki-laki tampan dengan pakaian kemeja warna biru tua yang melekat pas di tubuh kekar dan celana hitam kain. Dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan nya.

"Eh, Dek?", pertanyaan itu bukan dari Zaya, tapi Arlan.

"kok om panggil bunda, dek? kan bunda bukan adek-adek tap ibu-ibu. Aku anaknya", Arlan menggaruk pelan pelipis kanannya.

"Aha, maaf saya salah bicara"

Zaya tersenyum malu-malu sambil menundukkan kepalanya. Entah kenapa, detak jantung wanita itu berdetak dengan cepat.

*__*

Seperti hari-hari sebelumnya, Arlan selalu menulis surat untuk ayahnya. Anak laki-laki kecil itu selalu berdoa dan berharap dia bisa bertemu dengan ayahnya. Tetapi, dia merasa ada yang berbeda ketika mengunjungi lapangan dan dibawah pohon rindang, tempat biasa untuk menulis surat nya.

"Kenapa perasaanku tidak enak ya", Arlan berpikir sambil berjalan pelan ke arah pohon yang tumbuh subur dan berdaun lebat.

Ketika Arlan telah sampai di tempat favoritnya, dia langsung mengecek batu besar yang biasa dia gunakan untuk menyimpan semua surat-surat nya untuk ayah yang sangat dia harapkan sejak dulu.

"Lho? kok suratnya hilang semua?", Arlan berusaha mencari di sekitar tempat itu dan hasilnya, bersih. Tidak ada apa-apa di sana, kecuali rumput dan tanaman liar lainnya

"Arlan", tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nya dari arah belakang bocah laki-laki nan tampan dan menggemaskan.

"Lho, Om?", Arlan kaget. Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Om pembeli pulsa langganan bundanya.

"Ngapain di sini?", tanyanya dan berjalan pelan dan lebih dekat dengan anak dari perempuan yang mulai dia sukai, Zaya.

"Afnan", laki-laki itu menyadari dari raut muka Arlan yang terlihat bingung. Jadi, dia menyebutkan namanya lagi.

"Ah iya, Om Afnan. Om ngapain di sini? mau beli pulsa ya? kan yang jual pulsa itu Bunda, bukan Arlan", bocah dengan lesung pipit yang sangat terlihat imut, masih celingak-celinguk di sekitar tempat nya berdiri untuk mencari surat-surat nya.

"Bukan. Om mau ketemu kamu. Hmmm, kamu mencari ini?", Afnan menunjukkan sebuah kertas yang terlipat menjadi bentuk pesawat kertas.

"Itu seperti ....", sebelum melanjutkan ucapannya. Afnan berbicara terlebih dahulu.

"Surat untuk Ayah dari Arlan", ungkapnya dengan senyuman lembut di bibir merah yang cukup se*y dengan pemilik, Afnan. Hahahaha.

"Kenapa surat itu ada di Om, jangan-jangan Om yang sudah mengambil surat-surat ku?", Arlan pintar ya, bisa menebak pikiran kakak Macan. Xixixi.

"Betul ... betul ... betul"

Tanpa Afnan duga.

"Balikin suratnya. Om jahat", Arlan tiba-tiba menghampiri Afnan dan berusaha mengambil surat yang di pegang Afnan.

Laki-laki itu sedang dalam posisi berdiri, jadi Arlan sangat kesulitan untuk mengambil barang berharga nya.

"Eh ... eh ... eh ... lho kok malah nangis. Jagoan ga boleh nangis", Afnan berusaha menghibur Arlan yang sudah mulI menangis karena tidak bisa menggapai surat itu karena badannya yang masih kecil, sedangkan tubuh Afnan lumayan tinggi. Hehehe. (Arlan pendek ✌️✌️✌️)

Arlan masih menangis.

"Om jahat, kenapa suratnya di ambil, hiks, nanti kalo ayah datang gimana, nanti Ayah tidak tahu kalo Arlan ada dan rindu Ayah. hiks hiks hiks" , bocah itu masih menangis dan menutup kedua matanya dengan lengan kanannya.

"Hey, kata siapa Ayah tidak tau kalo Arlan adan dan rindu Ayah, hm?", Afnan mengelus pelan puncak kepala Arlan. Entah kenapa, dia sangat sedih melihat bocah laki-laki tampan itu menangis.

"Om bukan Ayah, hiks hiks hiks"

"Kata siapa?"

"Om tidak tinggal bersama Arlan dan Bunda seperti keluarga, hiks hiks seperti Kakek itu ayah nya Bunda dan hiks hiks, nenek itu ibunya Bunda, mereka keluarga dan tinggal bersama. hiks hiks tapi Om bukan"

"Arlan, duduk sini", Afnan menepuk pelan pahanya, dia sedang duduk bersila dan menyandarkan tubuhnya di pohon yang lumayan besar itu.

Arlan menggelengkan kepalanya sambil menggosokkan lengannya untuk menghapus air matanya, namun sia-sia. Dia masih menangis.

"Arlan", akhirnya Arlan duduk di atas paha, dan dia langsung menyenderkan kepalanya di dada bidang Afnan.

"Nah kan kalo gini, Arlan tidak kecapean kalo menangis lagi. capek tau, nangis sambil berdiri", Afnan memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman.

"Arlan rindu ayah ya?", tanyanya sambil mengelus pelan puncak kepala dan punggung Arlan.

"Hiks iya", anak itu menangis lagi.

"Ayah itu adalah seorang laki-laki dewasa yang bisa menjaga dan melindungi anak dan bundanya, yang selalu membuat mereka tersenyum bahagia, yang selalu menghapus air mata anaknya jika sang anak menangis", ucapnya sambil menghapus bekas air mata di pipi merah Arlan sesudah menangis.

"Hmmm", Arlan menikmati usapan lembut dari Afnan.

"Nah, Om kan selalu buat Arlan dan Bunda tersenyum, jadi Arlan boleh panggil Om, Ayah Afnan, hm?"

"Boleh?", Arlan mengangkat kepalanya untuk melihat raut wajah Afnan, apakah dia bersungguh-sungguh?

"Tentu saja boleh, Sayang. Om sayaaaaang banget sama Arlan dan uhuk ... Bunda Zaya"

Hening.

"Arlan?"

"Ayah", Arlan memeluk erat leher Afnan. Dia menangis lagi.

"Lahhh, kok nangis lagi"

"Ndak, Arlan nggak nangis. Arlan bahagia. Arlan punya Ayah, Allah kabulkan do'a Arlan", senyuman manis terukir sangat indah di bibir pink milik Arlan.

"entah kenapa, kamu sangat mirip dengan Om ketika masih kecil dulu. Om takut sesuatu yang Om cari selama ini, sudah ada di dekat Om", gumamnya di dalam hati.

"bros itu ... apakah milik Zaya?"

"Ayo Om pulang, Arlan mau bilang sama Bunda, kalo Ayah Arlan sudah datang", meskipun pintar, Arlan tetaplah seorang anak kecil yang polos dan sangat merindukan ayahnya.

#_#

❤️❤️❤️ Macan

Like dan klik tombol Favorit yaaa teman-teman, mohon dukungannya.

Jangan lupa mampir di novel aku lainnya, CINTA PERTAMA dan MATAHARI TERBENAM DENGAN CINTA.

Semoga aku sering update ya ... Amin.

*_*

.

.

.

.

.

.

.

.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!