Safana

 

Gadis itu duduk di bangku sebelahnya, diam tak banyak bicara. Pun macet yang terjadi seperti biasa. Safana seperti tak peduli. Ia malah mengambil buku gambar dan pensil di dalam tasnya. Sesekali melihat kedepan lalu menuangkan ke dalam bentuk sketsa.

 

Prapta yang dari tadi hanya mendengarkan radio iseng melirik apa yang dibuat Safana. Dan terkagum begitu menyadari Safana membuat motif batik bertema kemacetan yang mengular.

 

“Bagus“ Prapta memuji.

Safana yang tak menyadari sejak tadi Prapta memperhatikan gambarnya terkejut, Ia buru-buru menutup buku dipangkuannya.

“Kenapa ditutup ?” Prapta heran dengan reaksi Safana.

“Malu“ Safana menjawab jujur.

Prapta geleng\-geleng kepala dan tersenyum lebar.

“Lucu,”

“Kok lucu ?” kali ini ganti Safana yang terheran.

“Iya, Kamu lucu“ Prapta mengulang komentarnya.

Safana mengerutkan keningnya “Masa ?”

Prapta menganggukkan kepala dan reflek mengusap puncak kepala Safana. Safana mematung, tertegun dengan apa yang dilakukan Prapta namun tak berusaha menghindar. Ia mengartikannya sebagai sikap kakak terhadap adiknya seperti yang biasa ditunjukkan Ardi.

“Kalau di pabrik motif apa yang lagi banyak di produksi” untuk mengatasi kecanggungannya Safana mengajukan pertanyaan.

“Banyak sih, nanti kamu bisa lihat sendiri” Prapta kembali menatap lurus ke depan dan mencoba mencari celah jalan diantara kemacetan panjang.

“Kalau di Madura gimana perkembangan batiknya ?” ganti Prapta yang melempar tanya.

Safana menjelaskan panjang lebar tentang batik Madura yang mulai dikenal semenjak jembatan Suramadu di bangun. Sejak jembatan itu ada banyak wisatawan datang ke pulau Madura dan membawa buah tangan berupa batik Madura.tingginya permintaan membuat industri batik Madura bisa bertahan dan memikirkan bagaimana menciptakan motif baru dan olahan baru selain dalam bentuk kain.

Obrolan yang ringan yang dekat dengan minat mereka membuat mereka tak merasa bosan selama perjalanan. Hingga tak terasa mobil yang dikemudikan Prapta sampai juga di pelataran parkir kantornya.

 

Prapta memperkenalkan Safana pada desainer, perajin dan bagian operasional yang membantunya. Setelah itu Mereka baru masuk ke ruang kerja pria itu.

 

Diruang kerja Prapta sudah ada karyawannya yang menunggu. Karyawan wanita, usia sekitar tiga puluhan, dengan make up tebal dan balutan blazer serta rok mini yang dikenakannya. Safana yang melihat tampilannya sedikit jengah, namun coba tak memikirkannya.

“Karyawan baru ?” wanita itu melirik Safana sekilas kemudian melihat ke Prapta.

“Bukan. Anak teman Papa Saya. Ia akan belajar batik printing disini“ Prapta menjelaskan. Ia menyilakan keduanya berkenalan.

“Safana“ Safana mengulurkan tangannya.

“Heidy” wanita tersebut membalas uluran tangan Safana dengan ekspresi dingin.

“Heidy ini designer batik printing disini. Dia yang akan membantumu,“ Prapta menjelaskan pada Safana.

“Mohon bimbingannya“

Heidy masih dengan ekspresi dingin mengangguki. Ia sepertinya tidak senang dengan keberadaan Safana.

Safana menyadari kekurang respekkan perempuan itu, namun Ia mencoba tetap berpikiran postif padanya. Safana merasa tak ada kekurang ajaran yang dilakukannya untuk membuatnya dibenci oleh wanita tersebut.

Heidy menyerahkan beberapa desain batik printing yang sudah dibuatnya pada Arya, mendiskusikannya hingga tuntas mengenai makna dibalik motif\-motif yang dibuatnya. Safana yang juga berada diruangan menyimak dengan seksama isi dari perbincangan tersebut. Setelah diskusi tuntas Heidy mengajaknya ke ruang kerjanya, melihat bagaimana kerja kreatifnya dilakukan lewat program yang ada di laptop.

“Kamu tinggal dimana ?” sambil memperbaiki motif batik yang tadi di kritisi Prapta, Heidy bertanya.

“Di rumah Mas Prapta“ Safana yang berdiri dibelakang kursinya menjawab.

“Dirumahnya ?” Heidy mengulang pertanyaan dengan nada terkejut.

“Iya. Kenapa Mba ?” Safana heran dengan reaksinya.

“Tidak. Hanya bertanya“ Heidy menepis keterkejutannya, Ia seperti menyembunyikan sesuatu. Dan Safana menangkapnya seperti sebuah kecemburuan pada dirinya. Kecemburuan yang menurutnya salah alamat.

Kecemburuan itu makin tersirat dalam sikap Heidy yang seperti setengah hati menjelaskan rule kerjanya. Namun safana tak ambil pusing, ia tetap bertahan menyimak dan mempelajari tiap detail lini yang heidy pegang.

 

Jelang jam makan siang Prapta menghubungi ponsel Safana, Ia menyuruh gadis itu berhenti sejenak mengamati pekerjaan Heidy dan bergabung dengannya untuk mencari makan siang.

Restaurant The Duck King yang menawarkan Chinese food dipilih Prapta untuk mengisi perut Mereka yang keroncongan.

“Restaurant yang bagus“ Safana memuji interior restaurant yang terlihat mewah dan berkelas.

“Disini bebek panggangnya enak. Kau mau coba ?” ketika pelayan mengantarkan buku menu Prapta memberitahu.

“Boleh.“

“Bebek panggang dua“ Prapta menyebutkan pesanannya.

“Anda mau dimsumnya ?” pelayan menawarkan menu selingan direstaurant Mereka.

“Hakau“ Prapta menyebutkan dimsum udang favoritnya.

“Minumnya ?” pelayan kembali bertanya.

“Tea bunga chrysant“ ganti Safana yang menjawab.

“Dua“ Prapta menimpali.

Pelayan berlalu setelah menuliskan semua pesanan, hening diantara Mereka. Safana melempar pandang ke sekeliling resto, mengamati pengunjung yang ramai saat santap siang seperti ini.

Prapta iseng memperhatikannya, menggagumi garis wajah gadis itu yang tampak dari samping. Tak begitu lancip malah cenderung oval tapi menarik, dengan bulu mata lentik, hidung bangir, bibir mungil dan rambut tipis yang tumbuh disekitar telinganya. Rambutnya yang tebal dan hitam dikuncit sederhana ke belakang kepalanya. Sungguh terlihat berbeda dari Heidy dan gadis kebanyakan yang Ia temui.

“Mas suka dimsum ya ?” mendadak Safana menoleh ke arahnya.

Prapta sedikit kaget, tak mengira. Ia seperti maling yang tertangkap basah namun pura-pura tak tahu apa-apa

“Sangat suka. Kalau pulang kantor kadang Saya bawa pulang ke rumah untuk cemilan dikamar.“

“Oh” Safana manggut-manggut.

“Nanti pulang kantor Kita mampir ke supermarket bentar ya.“

“Mau beli sesuatu ?”

“He eh“ Safana mengangguki.

Tak lama dimsum yang Mereka pesan tersaji, Prapta dan Safana mulai menyantapnya.

Terpopuler

Comments

Nia Oetomo

Nia Oetomo

gimana sih cara vote & ngasih bintang 5?

2020-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Destiny
2 Buah Hati Safana
3 Memory
4 Safana
5 Kesan pertama
6 Denganmu
7 Gadis kecil prapta
8 Heidy
9 Prapta
10 Perhatiannya
11 Perjodohan
12 Kamu
13 Cinta
14 Cinta Tertambat
15 Khianati hati
16 Pertengkaran dengannya
17 Khianati lagi
18 Tergoda
19 Perih hati
20 Terluka
21 Membencinya
22 Prahara
23 Perjalanan Prapta
24 Rindu
25 Jerat Heidy
26 Perangkap
27 Sesal
28 Kesalahan terbesar
29 Kesalahan terbesar chapter 2
30 Kesalahan Terbesar Chapter 3
31 Kesalahan Terbesar Chapter 4
32 Kesalahan terbesar chapter 5
33 Kesalahan Terbesar Chapter 6
34 Kesalahan Terbesar Chapter 7
35 Kesalahan terbesar chapter 8
36 Perjalanan Waktu
37 Perjalanan waktu Chapter 2
38 Perjalanan Waktu Chapter 3
39 Perjalanan Waktu Chapter 4
40 Perjalanan Waktu Chapter 5
41 Perjumpaan dengan Dia
42 Perjumpaan dengan Dia Chapter 2
43 Perjumpaan dengan Dia chapter 3
44 Perjumpaan dengan Dia Chapter 4
45 Perjumpaan dengan Dia chapter 5
46 Perjumpaan dengan Dia Chapter 6
47 Perjumpaan dengan Dia Chapter 7
48 Perjumpaan dengan Dia Chapter 8
49 Perjumpaan dengan Dia Chapter 9
50 Merindu
51 Merindu Chapter 2
52 Merindu Chapter 3
53 Merindu Chapter 4
54 Merindu Chapter 5
55 Merindu Chapter 6
56 Merindu Chapter 7
57 Merindu Chapter 8
58 Merindu Chapter 9
59 Merindu Chapter 10
60 Merindu Chapter 11
61 Merindu Chapter 12
62 Merindu Chapter 13
63 Merindu Chapter 14
64 Merindu Chapter 15
65 Cinta kembali
66 Cinta Kembali Chapter 2
67 Akhir Cerita Cinta
68 Akhir Cerita Cinta Chapter 2
69 Akhir Cerita Cinta Chapter 3
70 End Chapter
71 Extra Part : Bulan madu ke 2
72 Winter in London
73 With You
74 Pria Italia
75 Manisnya cinta
76 Malam bersamanya
77 Dinner with Luca
78 Ask about you
79 Sharon
80 Park Terrace
81 Dating
82 Dinner Cruise
83 Cemburu
84 Bad Contract
85 Sanksi
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Destiny
2
Buah Hati Safana
3
Memory
4
Safana
5
Kesan pertama
6
Denganmu
7
Gadis kecil prapta
8
Heidy
9
Prapta
10
Perhatiannya
11
Perjodohan
12
Kamu
13
Cinta
14
Cinta Tertambat
15
Khianati hati
16
Pertengkaran dengannya
17
Khianati lagi
18
Tergoda
19
Perih hati
20
Terluka
21
Membencinya
22
Prahara
23
Perjalanan Prapta
24
Rindu
25
Jerat Heidy
26
Perangkap
27
Sesal
28
Kesalahan terbesar
29
Kesalahan terbesar chapter 2
30
Kesalahan Terbesar Chapter 3
31
Kesalahan Terbesar Chapter 4
32
Kesalahan terbesar chapter 5
33
Kesalahan Terbesar Chapter 6
34
Kesalahan Terbesar Chapter 7
35
Kesalahan terbesar chapter 8
36
Perjalanan Waktu
37
Perjalanan waktu Chapter 2
38
Perjalanan Waktu Chapter 3
39
Perjalanan Waktu Chapter 4
40
Perjalanan Waktu Chapter 5
41
Perjumpaan dengan Dia
42
Perjumpaan dengan Dia Chapter 2
43
Perjumpaan dengan Dia chapter 3
44
Perjumpaan dengan Dia Chapter 4
45
Perjumpaan dengan Dia chapter 5
46
Perjumpaan dengan Dia Chapter 6
47
Perjumpaan dengan Dia Chapter 7
48
Perjumpaan dengan Dia Chapter 8
49
Perjumpaan dengan Dia Chapter 9
50
Merindu
51
Merindu Chapter 2
52
Merindu Chapter 3
53
Merindu Chapter 4
54
Merindu Chapter 5
55
Merindu Chapter 6
56
Merindu Chapter 7
57
Merindu Chapter 8
58
Merindu Chapter 9
59
Merindu Chapter 10
60
Merindu Chapter 11
61
Merindu Chapter 12
62
Merindu Chapter 13
63
Merindu Chapter 14
64
Merindu Chapter 15
65
Cinta kembali
66
Cinta Kembali Chapter 2
67
Akhir Cerita Cinta
68
Akhir Cerita Cinta Chapter 2
69
Akhir Cerita Cinta Chapter 3
70
End Chapter
71
Extra Part : Bulan madu ke 2
72
Winter in London
73
With You
74
Pria Italia
75
Manisnya cinta
76
Malam bersamanya
77
Dinner with Luca
78
Ask about you
79
Sharon
80
Park Terrace
81
Dating
82
Dinner Cruise
83
Cemburu
84
Bad Contract
85
Sanksi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!