"이상한 커플," (pasangan aneh) gumam wanita paruh baya tersebut, memilih untuk meminta koki mempersiapkan makan malam untuk pasangan somplak tersebut.
Mereka saat ini tengah bersiap menyantap makanan, mereka memilih untuk menyantapnya di halaman, agar dapat merasakan angin malam, yang cukup sejuk itu.
"정말 외식하시겠어요?" (Anda yakin ingin makan malam di luar?) Aliya mengerutkan sedikit kepala ketika kepala pelayan menanyakan hal tersebut.
"왜 아줌마?" (Maksud bibi?) Aliya benar benar tak mengerti maksud bibi tersebut.
"오늘 밤에는 아마 눈이 올 것이고, 나중에는 조금 더 추워질 것입니다," (kemungkinan nanti akan turun salju, udara akan lebih sejuk nanti) pelayan tersebut tersenyum ketika mengatakan hal tersebut.
"Dia ngomong apa?" Chandra benar benar penasaran dengan apa yang di bicarakan pelayan tersebut dengan istrinya.
Meski tadi mereka bertengkar hanya karena masalah tidur seperti kebo, dan hingga sekarang belum berbaikan, namun mereka tetap tak bisa saling mendiamkan.
"괜찮아요," (tidak apa,) jawab Aliya, tersenyum ke arah penjaga tempat penginapan tersebut, yang biasa di panggil 아줌마 'ajumma' atau tante/bibi. "감사 해요."
Ajumma (아줌마) tersebut segera pergi dari tempat tersebut. Chandra masih setia memandang Aliya dengan wajah penasaran. "Dia ngomong apa kutil," Chandra masih penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
"Nanti akan turun salju, udaranya bakalan lebih dingin," ucap Aliya santai, sembari tersenyum lucu.
"Oh, nanti juga hangat kalau udah di kamar," kata Chandra dengan keringan manja, ala Chandra.
"Eleh otak om*es," kata Aliya mendorong manja Chandra, sontak membuat Chandra mencuil dagu Aliya dengan genit.
"Ih manjanya istri gue, makin cinta deh. Apalagi kalau di tempat tidur, perkasa," kata Chandra mencubit manja dagu Aliya, sontak membuat Aliya terkekeh geli geli aduhai.
"Ga sia sia dong latihan lapangan gue selama ini," kata Aliya sombong sembari mengedipkan matanya.
"Ah makin kangen adegan hot di ranjang," kata Chandra memonyongkan bibirnya.
"아, 자기야," Aliya berseru dengan manja.
"Ah, chagiya," balas Chandra tak kalah manja, membuat Aliya terkejut seketika. Memandang Chandra dengan pandnagan yang sulit di artikan.
"Idih manja bet suara lo, bikin gue merinding," Aliya segera mengusap lengannya, seolah menidurkan kembali bulu halusnya.
"Buluan lo ya?" Chandra segera mengejek Aliya dengan santai.
"Enak aja lo," Aliya jelas tak terima di bilang buluan.
"Siapa tau kan, entar deh habis makan gue cek lagi," kata Chandra santai segera menyuapi makanan ke dalam mulutnya.
"Enak aja lo," kesal Aliya. Namun Chandra memilih tak menjawab, dirinya justru menyuapi Aliya dengan kimchi agar Aliya segera diam.
"Makan ga baik ribut."
Aliya tak lagi ribut, dirinya justru menikmati makanan khas Korea itu. dan beberapa daging panggang, yang pastinya berlabel halal.
Setelah makanan Aliya dan Candra memilih untuk duduk di halaman, sembari bercerita banyak hal. Mereka memang cocok, tak habis habis habis topik yang mereka bicarakan, meski sekali kali mereka akan berdebat dengan sesuatu hal yang tak penting.
Tak lama kemudian tiba tiba salju turun membuat Chandra dan Aliya memandang dengan takjub, bukannya segera masuk, Aliya justru menengadahkan tangannya ke atas, untuk menyambut salju turun.
Chandra tersenyum melihat tingkah Aliya, entah kenapa istrinya itu semakin terlihat cantik ketika tersenyum apalagi dengan salju, yang menghiasinya. Chandra mendekati Aliya. Chandra segera memegang wajah Aliya, dan mendeketkan wajahnya ke wajah Aliya. Aliya menutup matanya, merasakan hembusan nafas hangat dari Chandra.
Chandra mengecup puncak kepala Aliya, kemudian kedua mata, kedua pipi, lalu hidung, dagu, dan berakhir di bibir. Awalnya hanya kecupan singkat di bibir dan berakhir pada lu*ma*tan lembut. Kini tangan Aliya sudah mengalung di leher Chandra, sementara Chandra terus memeluk pinggang Aliya, hingga mereka tak berjarak. Pelan namun pasti, Chandra segera membawa Aliya ke dalam gendongannya. Dan berakhir pada ruangan tempat mereka tidur. Chandra melepaskan sedikit pa*ngu*tan panas mereka, dan segera menutup pintu ruangan mereka. Di dalamnya sudah ada lampu berbentuk sumbu lampu pada zaman kerajaan.
Chandra segera melepas baju mereka satu persatu, dan akhirnya tanpa mereka sadari mereka sudah polos bak bayi. Chandra sudah siap dengan sesuatu yang memabukkan, yang pasti akan membawanya ke surga dunia, Chandra segera menempatkan dirinya di dalam Aliya, dan kita semua tahu apa yang terjadi. Goyangan heboh nan hot tanpa musik pun terjadi. Meski di luar sudah mulai semakin dingin, karena salju semakin lebat, namun sesuai kata Chandra tadi, kamar mereka akan tetap hangat.
"Ah enak banget cil, gue sayang banget sama lo," kata kata mutiara yang sangat sulit keluar dari bibir Chandra akhirnya keluar, di erangan terakhir. "Istirahat lima sepuluh menit dulu cil baru kita mulai duet mautnya," kata Chandra enggan beranjak dari atas tubuh istrinya.
Benar saja lima menit kemudian mereka kembali beraksi, dengan kali ini di pimpin oleh Aliya, dan giliran Chandra yang menikmatinya. Ritual malam ini bisa di bilang sangat berhasil, dan benar benar luar biasa. Terlebih dinginnya malam tak terasa bagi keduanya.
......................
Pagi tiba Chandra terbangun terlebih dahulu, Chandra kembali teringat aksinya malam tadi, dengan goyangan hot Aliya, mampu membuatnya kembali on fire, dan sudah siap amunisi kembali untuk berperang, Chandra segera menarik selimut hingga tersingkap, dan memulai aksinya dengan menambah stempel kepemilikan di tubuh istrinya. Chandra sadar bahwa dirinya akan mengambil foto di tempat yang telah di tuju, maka dari itu ia tidak memberikan stempel di daerah tertentu.
"Ah," erangan Aliya membuat Chandra semakin bersemangat untuk menggarap istrinya. Chandra semakin cepat memasukkan senjatanya, meski istri nya belum bangun. Aliya terbangun dan mendapati suaminya tengah memacu dirinya, dengan semangat.
"Ah, tidur lagi cil," kata Chandra mengecup bibir Aliya dengan sensual, memasukkan lidahnya ke dalam mulut Aliya. Aliya tentu tak akan menolak kegiatan yang mengenakkan ini, dirinya juga menyambut hal tersebut. Kini mereka yang sama sama amatir mulai berkembang seiring berjalannya waktu.
Setelah melakukan olahraga yang mengenakkan, Aliya kembali tertidur. Sementara Chandra segera keluar meminta pekerja untuk membawakan makanan ke kamar mereka. Untung saja antara pintu kamar dan tempat tidur mereka memiliki sekat, sehingga mereka tak langsung melihat tubuh Aliya, dan Chandra merasa tenang, karena Chandra tak akan rela seseorang melihat tubuh tubuh mulus istrinya, meskipun itu sebatas pundak saja yang terekspos. Chandra bisa di katakan silent bucin, bucinnya diam diam, posesif nya diam diam, dan cara menunjukkan kasih sayangnya pun berbeda.
......................
Aliya terbangun di siang hari, sehingga Chandra memutuskan untuk pergi jalan jalan bersama dengan Aliya di siang hari menjelang sore. Chandra menjadwalkan mereka akan jalan jalan ke taman nasional Gyeongju.
Sesuai rencana saat ini mereka berada di taman nasional Gyeongju, yang merupakan ibu kota di Korea pada masa Dinasti Silla. Gyeongju merupakan satu-satunya taman nasional bersejarah di Korea. Selain bisa melihat salah satu arsitektur tertua. Aliya dan Chandra pun bisa menikmati keindahan kolam Anapji sembari berpegangan tangan, meski beberapa kali Chandra meminta untuk di potret di beberapa tempat bersama Aliya, Aliya tidak lah keberatan. Bahkan mereka beberapa kali melakukan pose mesra, dengan menyewa pakaian tradisional, hingga seperti drama kolosal Korea, Chandra memeluk sesekali mencium bibir Aliya, dirinya bak remaja yang tak tahu tempat, bermesraan sepanjang perjalan. Tempat terakhir yang mereka kunjungi di taman itu adalah Kuil Bulguksa. Mereka juga melakukan berbagai pose, bahkan Aliya mengganti bajunya dengan gaun putih, bak pemeran gomihoo, dalam film my girl friend is gomihoo. Beberapa adegan bahkan terlihat benar benar lucu dan konyol, karena tingkah kedua sepasang suami istri somplak ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
sangat menyenangkan
2021-08-25
0
🏁Nyno_Ever🏁
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-08-16
0
Quora_youtixs🖋️
semangat kak
2021-08-13
1