Setelah puas berpose dengan berbagai adegan-adegan, yang mengikuti berbagai pose adegan film. Tak tanggung tanggung Chandra menyewa makeup artis, dan fotografer profesional. Bahkan Chandra juga mengabadikan melalui video. Mereka berdua tampaknya memanfaatkan ketenaran mereka beberapa bulan lalu, untuk membuat blog pribadi, demi menambah pundi pundi uang mereka.
Saat ini mereka bak melakukan foto sesi after wedding, dengan sangat menyenangkan, mencoba berbagai pose, mengikuti adegan di dalam film. Aliya terkekeh melihat foto mereka yang benar benar anti mainstream.
"Keren semua ya, nanti kita upload, pasti banyak yang nonton, cuan kita bakalan nambah cil," kata Chandra semangat.
"Wih boleh nih, merasa bangun pabrik duit gue, nikah sama lo," Aliya terkekeh menertawakan isi pikiran mereka yang tak jauh jauh dari uang.
Ah, bukan kah mereka sungguh pasangan yang sangat serasi? Bahkan dalam keadaan seperti ini saja mereka sempat sempatnya memikirkan tentang uang. Keadaan yang seharusnya mereka gunakan untuk bermesraan, justru mereka manfaatkan untuk menggali pundi pundi uang, menambah angka nol di depan titik.
"Pabrik anak juga dong," Chandra menggoda Aliya sembari menarik turunkan alisnya, Aliya hanya menggeleng melihat suami sablengnya, yang terkadang mesum terkadang juga matre.
"Eleh jadi investor aja bangga setengah mampus," ejek Aliya sembari mencebikkan bibirnya.
"Kenapa tu bibir minta di gigit, gue mah ok ok aja," kata Chandra meletakkan telapak tangannya di atas kepala Aliya. "Ingat lo ya, kalau ga ada gue, ga jalan tu pabrik," Chandra segera merangkul leher Aliya sembari mengecup sebentar rambut Aliya.
"Ya elah kalau gue mau, gue bisa cari investor lain," goda Aliya, sontak membuat Chandra melotot sebentar, kemudian terkekeh. "Lah lo ketawa, kita tadi lewatin pohon kan? Yang di dekat kuil?"
"Ah... Al gue makan lo di sini, biar keluar suara emas ah ah ah lo," bisik Chandra sembari me*nde*sah, sontak membuat Aliya merinding di buatnya.
"Somplak lo," kata Aliya melepaskan rangkulan Chandra, Chandra hanya terkekeh melihat wajah memerah Aliya. Chandra segera menyusul Aliya dan kembali merangkulnya.
"Ah, ah, ah ketagihan gue, semalam lo hit banget," kata Chandra si suami somplak dari Aliya. Aliya bahkan hanya mendelik kesal dengan kata kata Chandra. Aliya saja sangat malu, namun juga puas dengan goyangan maut tanpa musik tersebut, hanya suara vokal saja yang terdengar. Karena terbukti suaminya sangat puas, bahkan menagih meminta lagi.
"Suwe' otak lo, me*sum banget jadi orang," kesal Aliya malu malu kambing.
"Besok pagi kita pergi nemuin klien, cuman satu kok, tapi ini penting banget. Lo bisa kan kayak kemarin ngomong nya?" Chandra memandang Aliya seksama.
"Iya lo santai aja," kata Aliya santai, sembari memandang ke arah Chandra. Aliya terkejut ketika melihat Chandra memandangnya secara seksama. "Lo kenapa? Gue kok jadi merinding ya?"
Chandra dengan santai segera mengecup bibir Aliya, kemudian terkekeh melihat wajah terkejut istri cantiknya itu. "Gue mau ngajak lo perawatan di sini, ada yang bagus katanya," kata Chandra mengalihkan perhatian.
"Terus ngapain lo nyium nyium gue segala?" Aliya kesal memandang Chandra, yang se enak jidatnya mengecup bibir miliknya di depan umum. Ah, sepertinya Aliya lupa ini berada di Korea bukan di Indonesia.
"Gemesin bibir lo, minta cium mulu dari tadi," kata Chandra terkekeh. Chandra segera menggandeng tangan Aliya untuk mencari tempat makan yang menyediakan makanan halal. "Ayo gue lapar, kebetulan untuk sesi hari ini udah selesai, besok sore lagi kita ke pantai."
"Wih serasa liburan beneran gue," Aliya tanpa malu memeluk lengan Chandra dengan erat kemudian mengecup pipi suaminya.
"Ih tumben lo," Chandra terkekeh segera mengusap lembut pipi Aliya.
"Kok tumben?" Aliya justru bingung dengan maksud dari Chandra.
"Engga ayo pergi," Chandra kembali menarik tangan Aliya agar mengikutinya. "Kita langsung makan malam, habis itu balik ke penginapan, soalnya besok mau ketemu klien."
"Cie yang ngajak ke penginapan, ah mau dong bang. Di invest lagi dengan abang yang perkasa luar dalam," kata Aliya balik menggoda Chandra.
"Elah giliran di giring ga mau," ledek Chandra, sesungguhnya dirinya ingin menahannya, karena besok akan ada meeting dengan klien, belum lagi Chandra harus menguasai isi proposal tersebut.
"Ah, ah, ah kangen dengan si Tono di bawah," kata Aliya menggoda Chandra, hendak membalas perbuatan Chandra yang tadi. "Yakin deh Tono juga kangen sama Jubaidah."
Chandra benar benar terpancing di buatnya. Chandra menghentikan langkahnya, dan menarik pinggang Aliya untuk mengikis jarak mereka. Aliya dapat merasakan sesuatu yang yang berdiri di sana. "Lo memang harus di kasih pelajaran."
"Dasar di goda dikit aja langsung ngacung si Tono, ga kuat iman di Tono. Ini gara gara sahabat karibnya yang sableng," ejek Aliya berusaha memisahkan diri, pasalnya mereka saat ini menjadi pusat perhatian.
"Kalau gue sableng lo apa? Somplak?" Chandra sedikit mengerang ketika mengatakan hal tersebut. "Ayo balik sekarang, gue mau nginves."
Sesampainya mereka di penginapan Candra segera melepas pakaiannya, sembari menarik tengkuk Aliya, untuk segera me*lu*mat Bibir seksi Aliya. Chandra kemudian membantu Aliya melepas pakaiannya. Saat mereka sama sama polos, tiba tiba ponsel Chandra berbunyi, membuat Aliya segera berlari ingin mengenakan pakaiannya.
"Eh mau kemana? Ayo sini," Chandra menarik Aliya ke dalam pelukannya. Aliya sangat malu, tapi Chandra tetap tak ingin melepaskannya. "Jangan malu, udah gue hapalin semu."
"Halo," Chandra segera mengangkat telfon tersebut, yang ternyata dari sekertaris nya.
"Bos saya sudah mengirim email kepada anda, silahkan di periksa," kata sekertaris Chandra mencoba tenang, ketika melihat rambut panjang sedikit mengenai wajah bosnya. "Maaf bos sedang apa?" Ah, sekertaris Chandra ini kenapa harus penasaran sih?
"Lagi konser tanpa penyanyi tanpa penonton," kata Chandra santai. "Sayang masukin sekarang," Chandra sedikit ambigu ketika mengatakan hal tersebut.
Sekertaris Chandra menjadi malu sendiri karena Chandra, sepertinya ia sudah tahu kalau sedang mengganggu konser tanpa penonton yang di maksud kan oleh bosnya. "Ah maaf bos silahkan di teruskan, saya cuman mau bilang begitu."
"Hm, lanjutkan," racau Chandra yang memang tak tahu malu, bisa bisanya dia membuat sekertaris nya yang polos dan suci itu menjadi ternodai. Sontak saja sekretarisnya itu segera mematikan sambungan telfonnya.
"Curut lo buat orang salah faham," kesal Aliya segera memukul lengan Chandra.
"Lah gue kan minta lo masang cincin kawin kita, kok salah," Chandra tanpaknya benar benar menampakkan wajah polosnya. "Ya sudah kita lanjutkan lagi tuk investasinya."
Chandra segera melempar ponselnya ke tempat tidur, agar tak terlalu kencang terkena benturan. Dan menarik Aliya agar melanjutkan suatu yang tertunda tadi.
Sementara si tempat lain, sekertaris Chandra saat ini, yang baru saja menutup telfonnya, malu sendiri mendengar percakapan bosnya di telfon. Ia mengumpat sendiri kepada bosnya, yang menodai kesucian pikirannya. "Dasar pasangan somplak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Ashvia💞
🤭🤭🤭eror bener ni pasangan
2021-09-26
0
delissaa
aduhh bener2 somplak 😂 semangat Thor mampir jg ya 😁
2021-09-03
0
Conny Radiansyah
lanjut 🤣🤣🤣
2021-08-25
1