Shuttt.... satu kata yang Martin ucapkan, ketika jari telunjuknya yang masih menempel di bibir Adelia.
Dengan leluasa Martin memandangi Wajah sang gadis yang sungguh cantik menawan, apalagi sekarang sang gadis sedang keadaannya Melotot kaget.
"Jadilah kekasihku..." Dua kata terucap lolos dari mulut Martin. Sampai sang gadis menaikkan level melotot nya.
"Apa yang kamu inginkan?" Adelia yang sudah menjauhkan jari telunjuk Martin, masih tidak percaya atas apa yang ia dengar barusan.
"Aku ingin kamu jadi kekasihku..." Martin memperjelas ucapan yang tadi ia lontarkan.
"Hahaaa.... Seorang Martin menginginkan aku jadi kekasihnya,?" Adelia bahkan tertawa sampai air matanya keluar.
"Apa anda Sudah di tolak seorang gadis, sampai meminta ku untuk jadi kekasih mu,,?" Adelia memberanikan diri mendekati Martin dengan di naik turunkan pelipis matanya.
"Heii... beraninya kamu mengatai ku..." Martin malah merasa gemas terhadap gadis yang ada di depannya.
"Pernyataanku itu termasuk dari pertanggung jawaban mu, yang sudah tiga kali berani menabrak ku.." Martin malah membuat lelucon.
"Hahaaa...." Adelia kembali tertawa terbahak.
"Sungguh aneh sekali,, pernyataan anda. dengan aku sering menabrak mu sampai kau mau menjadi kekasih ku,??"
"Ini gila,,, bagaimana jika orang lain menabrak mu, apa kamu akan meminta pertanggung jawaban yang sama,?" Adelia masih dengan tertawanya. sampai sosok Martin pun terpana atas gadis di depannya yang menurutnya sangat menggemaskan.
Keterpanaan itu hilang sudah, ketika sang gadis berucap kembali.
"Kalau suka bilang..." Adelia sambil berlalu pergi.
Adelia Sampai di depan ruang perpustakaan, dia tergesa karena takut jam ke dua pelajarannya datang terlambat.
Ternyata ketakutannya hilang, ketika melihat Semua siswa-siswi yang lain masih bersenda gurau.
Jam kuliah habis.
Adelia seperti biasa tergesa-gesa untuk pulang, tanpa menghiraukan Mita dan Desi yang selalu mempertanyakan nya.
"Aneh gak, Adel itu ketika pulang selalu tergesa..." Ujar Desi
"Udah deh, sudah biasa. Adel pengen cepat-cepat ke Rumah Sakit biasanya.." Ucap Mita.
Dan di jawab dengan Anggukan oleh Desi.
"Tapi Adel selalu ceroboh,, ujung-ujungnya nabrak orang.." Desi terus bercicit dan di tambah tawaan Mita.
Adelia sampai di parkiran, dan bergegas keluar gerbang kampus. Dia terus berjalan hingga sampai di Halte Busway. Ia sengaja ingin menaiki Bus karena ingin pulang dulu ke kediamannya.
Tak di Sangka bukanlah sebuah Bus yang datang namun Sebuah mobil Sport mewah menepi di depan halte. Dan keluarlah sosok Tampan berwajah datar dan dingin, Sontak Adelia pun melotot dan gugup.
Ternyata yang keluar itu Martin, dengan terus berjalan mendekati Adelia.
"Tidak akan ada Bus di jam sekarang,," Dengan sok Tahu nya Martin berucap
"Apa peduli mu,,," Adelia sedikit tidak suka karena Martin sekarang selalu saja menemuinya.
"Tentu aku peduli, Mana mungkin aku membiarkan gadis yang aku suka duduk menyedihkan di sini.." Martin dengan seenaknya berujar
"Kau... " Adelia sontak kaget sampai telunjuknya menunjuk sosok Lelaki Tampan di depannya.
"Apa ini yang kamu inginkan,?" Martin malah sengaja menempelkan bibirnya di telunjuk sang gadis dengan seringaian liciknya dan di pegang telunjuk sang gadis sambil terus ia cium.
dan Martin sedikit berbisik
"Start Now, you are my mine Adelia..."
Deg...
Adelia merasakan Dejavu sampai terdiam karena sosok lelaki yang membuat siapapun terpana.
"Sungguh ada perasaan aneh yang aku rasa..." Batin Adelia
Tanpa di sadari dari kejauhan Reyhan dan Dimas melihat semuanya.
"Waah... Lho di Tikung Rey,, " Ucap Dimas dengan cengar cengirnya melihat interaksi antara Martin dan Adelia.
Beda dengan Reyhan tidak menjawab ataupun sedikit tanggapan, dia Melajukan Mobilnya dengan cepat.
"Wooy Kampret... Gue masih pengen hidup" Dimas mengumpat dari kursi samping karena saat itu Dimas numpang naik mobil Reyhan.
"Kalau Lhu cemburu,,, tapi jangan gini caranya,," Cicit Dimas Lagi , yang membuat sang pengemudi Mobil mengerem mendadak.
Ciiiitttt....
"Rey,, Lhu gila" dengan Nafas tersengal Dimas masih berceloteh Ria, tanpa melihat sosok Reyhan yang sudah menjelma seperti se**n.
"Turun Lhoo..."Reyhan memerintah Dimas untuk Turun
"Rey,,, Rey, santai dong broo..." Dimas masih dengan tampang sok polos
"Cepetan,turun... Lho berisik Dimas.."
"Gue lagi pengen sendiri..."
Reyhan dengan sedikit berteriak.
Dan akhirnya Dimas pun turun dengan terpaksa.
"Gila,,, Cinta memang gila" Dimas sambil bergumam di pinggir jalan. Sesekali ia mengamati mobil yang lewat, siapa tahu ada temennya yang lewat, ia berniat nebeng.
Tak lama Mobil Sport mewah milik Martin lewat, dengan sigap tangan Dimas memberhentikannya.
Sampai seseorang gadis yang di dalam mengaduh karena Martin mengerem dengan mendadak.
Martin melirik sang gadis yang sedang duduk cantik di dekatnya, dengan rayuan maut Martin berhasil mengajak sang gadis untuk ikut masuk ke mobilnya.
"Martin.... Gue nebeng" Dimas dengan cepatnya masuk ke jok belakang.
Sampai ia terkaget ada Sosok Adelia yang duduk cantik di depan.
"Hai, Adelia..."
"Apa kalian jadian,?" Dimas langsung memecah keheningan antara Martin dan Adelia.
"Udah gak usah berisik kalau mau nebeng" Martin langsung menimpali Dimas.
Sengaja Martin Menurunkan Dimas terlebih dahulu, karena menurutnya Dimas saat ini tak lebih dari seorang peganggu.
"Thanks broo... " Dimas dengan keluarnya
"Besok Lho jelasin ke kita, atau lebih jelasnya ke Reyhan..." Dimas menambahi ucapannya.
Martin tak tahu saat ini Reyhan sedang Merasakan Cemburu yang hebat, hanya Dimas yang tahu bahkan menjadi korbannya.
Perlahan Mobil Martin pun melaju kembali, dengan sedikit senyum yang tulus karena telah berhasil membujuk sang gadis.
"Kamu mau kemana dulu,,,?"
"Ke Rumah Sakit, atau ke kediaman mu..?" Dengan tulus Martin bertanya.
"Antar aku ke perumahan yang di jalan x.. " Adelia meminta ke Martin.
"Ok.. " Martin pun menyetujui.
Sampailah di perumahan elit namun masih asri.
Adelia pun menyuruh Martin berhenti.
"Aku turun di sini.." Adelia meminta. sambil membuka seat belt nya.
"Aku ikut..." Martin pun turun duluan.
dengan Memeramkan sebentar matanya, karena merasa Jengkel Adelia pun keluar.
Adelia berjalan menuju rumahnya, dan membuka kunci pintunya.
dan meminta Martin untuk duduk di luar menunggunya.
Dengan setia Martin menunggu.
Sampai datanglah sosok Rasya, yang merasa kurang suka karena keberadaan Martin. Dengan Wajah datar Rasya turun dari motornya, dan melangkah menghampiri Martin.
"Adelia nya mana,,?" Rasya bertanya kepada Martin
"Ada di dalam..." Martin pun menjawab dengan tak kalah dinginnya, karena mengingat wajah Rasya. teringat akan hari kemarin dan tadi pagi.
Tanpa sepengetahuan Martin,, Rasya sudah berhasil masuk dan duduk di kursi Ruang Tamu.
Adelia sudah mulai menuju pintu depan, karena niatnya ke rumah hanya mengambil sertifikat rumahnya jadi tak lama Adelia di dalam, namun pandangan Adelia terhenti melihat Rasya yang tersenyum di ruang tamu.
"Rasya,,, kamu ada disini,?" Adelia bergegas mendekati Rasya.
"Iya,, Baru saja aku datang."
"Kenapa kamu tak memberi tahu aku, kalau kamu ingin pulang ke rumah del...?" Rasya yang mulai sedikit tidak suka melihat Adelia dekat dengan seseorang, apalagi seseorang itu sang idola kampus.
"Maaf,,,Rasya, aku tadi Buru-buru.." Adelia dengan sedikit tidak enak karena Rasya yang selalu membantu nya.
"Ekhemmm...." deheman Martin pun memecah keheningan.
"Ayoo,,, apa urusan mu di dalam sudah selesai?" tanya Martin, dan langsung di jawab anggukan kepala oleh Adelia.
"Aku butuh penjelasan mu del..." Ucap Rasya yang berjalan di belakang Adelia. dan berlalu pergi.
Adelia mematung sebentar.
mencerna Apa yang sudah barusan ia dengar dari Rasya,
"Maaf syaa,,, aku tahu semua tentang perasaan mu"
"Maafkan aku, membuat mu kecewa.." Batin Adelia
Adelia sudah duduk di samping Martin, dengan matanya yang masih fokus ke depan..
"Apa hubungan kamu dengan dia,,?" pertanyaan yang Martin ucapkan
"Dia teman baik ku, sejak kecil.." Adelia menjawab.
Martin hanya ber oh ria dengan sedikit kepala di anggukan tanda mengerti atas kedekatan Adelia dan Rasya, Tapi Martin tidak bodoh kalau Rasya yang di sebut teman sejak kecilnya mempunyai perasaan lebih terhadap Adelia.
Martin mulai melajukan mobilnya....
Suara dering notifikasi dari ponsel Martin pun memecah keheningan,
ada pesan dari temannya.
Reyhan
Lhu di mana?
Martin
Gue masih di jalan
Reyhan
Temui gue nanti di tempat biasa
Martin
Apa ada sesuatu?
Reyhan
iya
Martin
Ok nanti gue datang.
Tanpa Martin sadari Seseorang yang di sampingnya sudah terlelap.
Martin mencoba merapihkan rambut yang menghalangi wajah sang gadis, dengan tersenyum
"Sungguh baru kali ini Gue merasakan perasaan aneh seperti ini.." Batin Martin
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments