Gina mengendarai mobilnya menuju Font, tempatnya bekerja. Fikirannya kacau. Undangan yang ia terima terkait serah terima jabatan presdir R-Company tiba-tiba ada diatas meja kerjanya. Kepalanya mendadak seperti terbakar menyadari perusahaan yang seharusnya jatuh atas namanya, tiba-tiba hilang dalam sekejap berganti pimpinan yang hanya oleh seorang pegawai, bukan pewaris tunggal sebagai mana mestinya.
Tanpa pikir panjang, ia langsung meluncur ke kantor papanya saat itu juga. Dan sekarang jam kerjanya masih berlangsung. Jadi ia kembali lagi.
Memasuki lobi, tampak Faris berjalan ke arahnya. Pria paling sempurna baginya. Lihat saja, setelan jas dan celana panjang warna dark grey sangat serasi melekat ditubuhnya yang tinggi. Wajahnya yang tampan tidak bisa membuatnya berpaling pada pria manapun hingga saat ini. Ia seperti budak cinta yang susah move on dan harus rela menjadi pengagumnya.
Jadi, jangankan Surya yang Gina katakan sebagai pria cupu, teman-temannya yang stylish saja tidak mampu membuatnya jatuh cinta.
"Kau dari mana saja? Tadi aku mencarimu." Faris sudah ada dihadapannya sekarang. Dalam jarak sedekat ini, wajah bersih Faris seolah membuatnya silau.
"Benarkah?" Gina sumringah ternyata Faris seperhatian itu sampai-sampai mencarinya.
"Laporan keuangan bulan ini harus kau revisi, ada beberapa anggaran yang belum kau cantumkan. Kau mau mengkorupsinya?" Faris memasang wajah serius.
"Oh ya? Ku rasa aku sudah memasukkan semuanya."
"Sudah ku suruh seseorang meletakkan di mejamu jadi lihatlah kembali." Ujar Faris sambil menepuk pundak Gina dan mengulas senyum sebelum melangkah menuju pintu keluar. Ia sedikit puas melihat wajah pias Gina mendapat tatapan tajam darinya tadi.
Gina mendadak lemas. Sudah terlanjur percaya diri Faris mencari mungkin sedang merindukannya tapi ternyata ada pekerjaan yang harus ia revisi. Ekspektasi berbanding terbalik dengan kenyataan. Gina melanjutkan langkah menuju ruang kerjanya.
Sementara itu, Surya memasuki ruangan Pak Rangga dan menganggukkan kepala memberi salam.
"Apa yang dia bicarakan denganmu?" Sambut Pak Rangga begitu Surya mendekati mejanya.
"Persis seperti apa yang anda prediksi."
"Anak itu benar-benar." Pak Rangga gemas pada anaknya yang mudah ditebak itu.
"Jadi apa rencananya?"
"Nona Gina ingin kami berpura-pura menjalani persyaratan Bapak."
"Ikuti saja apa maunya. Anak itu masih belum juga pandai. Pikirannya masih saja selalu dangkal." Pak Rangga meletakkan alat tulis di tempatnya.
"Sudah waktunya makan siang. Mari kita pesan makanan yang berasap." Sudah faham apa yang dimaksud Pak Rangga, Surya sudah memiliki gambaran akan pergi ke mana dijam makan siang mereka kali ini.
Mobil mewah Pak Rangga melaju sedang di jalan raya siang yang temperaturnya cukup menyengat.
"Apa dia menanyakan kenapa bisa kau yang ku pilih menggantikanku."
"Iya, Pak." Jawab Surya masih berkonsentrasi dengan jalan di depannya.
"Nona Gina berfikir bahwa mungkin saja saya mengguna-guna Anda." Surya tertawa kecil setelah mengatakan itu. Pak Surya ikut tertawa mendengar kekonyolan putrinya.
"Anak itu kenapa tidak bisa berhenti bersikap konyol. Yang seperti itu, ingin menjadi pimpinan R-Company. Bisa-bisa hancur perusahaan yang susah payah ku rintis. Dia harus belajar banyak untuk hal ini." Pak Rangga ikut melihat ke arah jalanan di depan mobilnya.
"Seandainya kakaknya masih ada, mungkin aku bisa jauh lebih tenang sekarang. Aku juga tidak akan memaksa Gina memegang tanggung jawab sebesar ini. Bagaimanapun juga dia anak perempuan. Ditambah lagi jiwanya yang tidak mudah diatur, itu sangat membuatnya kesulitan menerima tanggung jawab." Surya hanya mendengarkan tanpa menjawab sepatah kata pun semua yang bosnya katakan. Ia tahu pak Rangga tidak butuh jawaban, ia hanya butuh mengungkapkan perasaannya.
"Oh iya, bukankah hari ini Ibu akan kembali dari singapura?"
"Iya Pak, Ibu akan naik penerbangan sore ini."
"Baiklah, hari ini aku ingin pulang lebih cepat. Aku harus menyambut nyonya besar karena telah memenangkan proyek kali ini."
"Baik Pak." Surya tersenyum mendengar penuturan bosnya.
"Kalau diingat-ingat, sebenarnya buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya."
"Maaf, Pak?" Surya tidak faham dengan arah pembicaraan Pak Rangga yang menggunakan kiasan.
"Ya, seperti itulah dulu Mama Gina. Dia juga wanita yang sulit sekali diatur. Dia suka melalukan apa yang ingin dilakukan. Tapi dia wanita yang cerdas dan punya ambisi-ambisi dalam bekerja." Jelas Pak Rangga.
"Lihat saja sekarang. Usianya sudah tidak muda tapi semangatnya benar-benar mengagumkan. Dia itu benar-benar..." pak Rangga menggantungkan kalimatnya karena tidak menemukan kata yang tepat untuk istrinya.
"Keren?" Imbuh Surya membantu Pak Rangga menemukan kata yang mungkin sesuai.
"Ya begitulah." Pak Rangga tersenyum malu sambil mengiyakan. Surya bisa melihatnya dari spion diatasnya.
"Dia keren sekali." Gumamnya seperti pada diri sendiri.
"Anda pasti sangat mencintai Nyonya." Celetuk Surya menggoda bosnya. Karena kedekatannya dengan Pak Rangga, Surya berani bersikap akrab seperti itu. Lagipula Pak Rangga juga terbiasa mengajaknya bercanda diluar jam kerja seperti ini sehingga diantara mereka terjalin keakraban seolah mereka adalah sahabat karib.
"Diusia kami yang sudah tidak lagi muda apalah artinya saling mencintai. Kami ini sudah sangat terbiasa antara satu dengan yang lain. Apalagi kami juga adalah 'korban' perjodohan." Pak Rangga terkekeh saat mengatakan itu.
"Tapi jangan salah faham dan menganggap perlakukanku pada Gina adalah sebuah bentuk pembalasan dendam." Jelasnya. Dan Surya yang memang awalnya berfikir begitu jadi mendapat penjelasan.
"Aku melakukan semua ini karena aku tidak mau Gina semakin menggila dengan masih mengharap Faris dan terperangkap di Font. Padahal dia masih punya kehidupan yang jauh lebih baik daripada hanya mengharapkan Faris. Dan juga R-Company butuh pimpinan untuk membuatnya tetap besar seperti sekarang. Bukan semata-mata untuk kami, jajaran direksi dan para investor tapi kita punya ribuan pegawai yang menggantungkan nafkahnya di R-Company. Kita harus melindungi mereka. Karena mereka memiliki keluarga yang harus mereka hidupi." Pak Rangga mengatakan itu dengan cukup lugas membuat Surya yakin bahwa tindakannya melakukan perintah bosnya ini benar. Ia harus menikahi Gina untuk membantu Pak Rangga menangani perusahaan karena itu adalah salah satu cara untuk membuat Gina bisa berpaling pada R-Company dan berusaha ada di sana karena ia pasti tidak ingin perusahaannya jatuh kepada orang lain dan bukan dirinya.
Sejak Gina mencoba melakukan bunuh diri karena patah hati mengetahui Faris menyukai orang lain, Pak Rangga dan istrinya berusaha memperbaiki kesalahan yang sudah mereka buat, menelantarkan Gina dan membuatnya merasa sendiri karena orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan. Sekarang mereka selalu berusaha meluangkan waktu untuk berkumpul di rumah setiap ada kesempatan.
"Yang jelas, apa kau siap menghadapi Gina?" Tanya pak Rangga kepada Surya untuk ke sekian kali. Karena bagaimanapun juga setelah peralihan kekuasaan, Gina tidak akan tinggal diam dan pasti akan mencari cara untuk merebut tahtanya di perusahaan.
"Siap Pak."
"Benar?"
"Benar."
"Bahkan ketika kau harus menikahi Gina?"
"Iya Pak."
"Kau benar-benar tidak sedang menjalin hubungan dengan gadis manapun bukan?"
"Tidak Pak." Serunya masih memandang depan. Sementara dari kursi penumpang di belakang, Pak Rangga berusaha mencuri pandang pada Surya dari arah samping.
"Baguslah." Pak Rangga menyandarkan kembali kepalanya pada headrest.
"Kau mungkin akan sangat kerepotan menghadapinya nanti. Dia bukan gadis yang mudah diatur. Dia suka bertindak sesuka hatinya. Sangat manja tapi juga sedikit tempramental. Dia juga sensitif dan cengeng. Sangat kekanak-kanakan dan sering membuat orang lain sebal. Yah, begitulah dia. Aku tahu ini karena aku tidak mendidiknya dengan baik. Sejak kecil dia biasa dimanjakan oleh para asisten rumah tangga di rumah. Dia terbiasa diperlakukan bagai putri raja." Ujarnya sambil melihat keluar cendela.
"Tapi walaupun begitu, aku harap kau bisa membuatnya berubah." Lanjut Pak Rangga lalu kemudian ia bisa mendengar Surya menjawab dengan penuh kepatuhan. Pria baik itu, jika Gina menyetujuinya, sebentar lagi akan menjadi menantunya.
🌸🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
vita viandra
nyebelinnya paket komplit🤭🤭🤭
2022-04-20
0
Rofikotul Maula
smpi di part ini syukaaas
2022-04-12
0
Sholihin
lanjuttt thor
2021-07-28
1