Tidak ada yang mudah untuk didapatkan di dunia ini, lakukan dengan kerja keras dan terus berusahalah !"
*****
Handoyo terbangun karena mendengar suara mobil menderu di depan rumahnya. Ia segera bangun dan keluar dari kamarnya, ia cuma mendapati sebuah kertas di meja makan dengan nasi bungkus di atas meja. Diambilnya kertas itu dan dibacalah pesan yang berupa guratan pena dari pria yang baru dikenalnya kemarin.
Tulisan itu sangat rapih. Tidak seperti tulisan pria pada umumnya. Guratan tangan Warmen yang dicoretan itu dibaca dengan seksama oleh Handoyo.
\=\=\=\=\=
Handoyo, aku pamit.
Sarapan dulu sebelum melalui harimu.
Amunisi tetap harus disiapkan dalam menentukan langkahmu.
Jangan patah semangat.
Berjuanglah dalam menggapai mimpimu !
Aku harus jalan duluan, ada hal penting yang harus kuurus.
Terimakasih atas semuanya.
Warmen Amsterdam Sitompul
\=\=\=\=\=
Handoyo tersenyum membaca tulisan pria yang baru dikenalnya kemarin. Handoyo sudah memantapkan hati akan menentukan langkah ke depannya dan menyusun strategi dengan lebih matang Pertemuannya dengan Warmen memantapkan langkahnya dalam membalaskan dendam atas kematian keluarganya. Ada banyak rencana besar berputar di kepalanya.
Aku pasti berhasil menggapai mimpiku. Handoyo tersenyum dalam kesendiriannya. Langkahnya menjadi lebih ringan dan mantap.
Jangan panggil Handoyo jika aku tidak berhasil. Lihat saja nanti Andi Setiono! Mayatmu juga tidak akan dikenali orang. Aku balaskan setiap darah yang tertumpah di rumah itu. Keluargamu akan menyesalinya nanti.
Handoyo mengemas barang-barangnya dan bersiap untuk pergi meninggalkan kota Lampung. Ketika ia menutup pintu, ia terdiam sejenak. Ia teringat oleh ketiga anak yang kemarin ditemuinya. Mereka sendirian dalam rumah mereka. Entah apakah mereka bisa makan. Ibu mereka sudah lama meninggal dan ayahnya dirawat.
Ditariknya nafasnya perlahan dan ia mantapkan langkahnya menemui anak-anak yang tinggal di sebelah rumah mertuanya.
*****
Pintu bercat coklat itu tertutup rapat. Handoyo melangkahkan kaki menuju pintu itu . Diketuknya pintu itu beberapa kali. Hingga anak perempuan yang paling besar, yang kemarin ditemuinya itu membuka pintu.
"Pak.... Pak Handoyo...
"kalian sudah makan ?"
"ini beras kami terakhir dan sudah kami jadikan bubur.... kami gak tahu besok mau makan apa?'" Perempuan kecil itu menunduk. "Besok saya akan ke pasar, mencari pekerjaan disana...
"Siapa namamu ? " Tanya Handoyo pada anak perempuan itu.
"Shinta, pak !'
"Dengarkan saya Shinta....ini ada sedikit uang untuk biaya hidup kalian selama ayah kalian di rawat.... kalian gunakan dengan baik...beli makanan untuk kalian . Nanti akhir bulan saya akan kirimkan sedikit uang untuk biaya hidup kalian.... tapi ada syaratnya!"
"Apa pak syaratnya?"
"Tugasmu adalah membersihkan rumah mertuaku setelah garis kuning dicabut, apakah kau paham?'
"Paham pak.... hari ini juga saya sudah menyapu halaman rumah dan tadi kami bertiga sudah nyekar ke makam mbak Lidya, Bapak dan Ibu Pramono, ko,Pak!"
"Bagus... mungkin minggu depan polisi akan mencabut garis pembatas berwarna kuning itu, ...nah tugas kamu dan adik-adikmu adalah membersihkan setiap bagian rumah itu... kau boleh nonton televisi yang ada di ruang makan, tapi bereskan kembali setelah kalian menggunakannya.... ingat aku akan datang beberapa kali dalam setahun untuk mengontrolnya.. tidak boleh ada yang hilang atau rusak... bisakah kau berjanji menjaganya?"
"Bisa pak.... kami bisa membersihkan rumah Bapak dan ibu Pramono, biasanya adik saya juga bertugas mengepel disana... setiap hari kami akan membuka jendela agar udara tetap bersih ya pak!"
"Baik ... lakukan saja yang bisa kau dan adikmu lakukan.... dan satu lagi... jika ada waktu..pergilah nyekar ke makam mereka semua. Ini kunci rumahnya dan lakukan tugasmu, jika ada yang mencari ataupun ada apa-apa dengan rumah itu, kamu hubungi aku di nomor telephone kantor ya!" ujar handoyo sambil menyerahkan kertas bertuliskan angka angka dan sejumlah uang.
'Iya pak... saya mengerti.
"Sekarang saya akan ke rumah sakit melihat ayahmu dulu, mudah-mudahan beliau sudah sadar....oh ya, saya juga sudah bilang sama Pak RT bahwa kalian yang akan membersihkan rumah itu... dan Pak RT juga berjanji akan membantu mengawasi rumah ini dan membetulkan pagar rumah yang rusak... dan satu hal yang penting, pastikan adikmu tidak berbicara tentang kejadian yang kalian lihat beberapa hari kemarin.
"Iya pak.... pak RT juga sudah mengingatkan kami tadi pagi.
"Baguslah jika pak RT sudah mengingatkan kalian ... Shinta , ingatlah setiap akhir bulan , aku akan kirim wesel dan kamu bisa menukarnya di kantor pos di dekat balai desa... kamu bisa bertanya caranya dengan petugas yang ada disana... gunakan uang yang kukirimkan untuk kalian makan dan sekolah selama 1 bulan..., ingat kalian harus belajar dengan baik dan sungguh-sunguh!' Kalian harus jadi orang yang bisa berguna dan menghidupi diri kalian sendiri !"
"baik pak... saya akan berusaha melakukan semuanya. Sekali lagi terimakasih atas bantuannya !"
Handoyo langsung pergi tanpa kata meninggalkan Shinta yang masih berdiri si samping pintu rumahnya. Tekadnya sudah bulat, setelah menemui ayah dari Shinta, ia akan kembali ke Cilegon dan menjadi pribadi yang berbeda. Hidup memang tidak mudah tapi ia akan berusaha dalam mencapai mimpinya.
*****
Sebelum ke RSUD, Handoyo mampir ke Asrama tentara yang ada di kota Lampung, Ia menemui salah satu temannya yang menjadi penghuni Asrama itu.
Dulu ketika masih sekolah, Handoyo pernah dibantu oleh Bapak Prawiro yang merupakan salah satu tentara disitu sehingga ia memperoleh pekerjaan serabutan. Pria itu pulalah yang pernah mengajari menembak burung di sore hari. Pria yang tegas dan baik hati. Kesibukannya di tentara membuatnya jarang bisa ditemui.
"Hormat untuk Pak Prawiro... " Sapa Handoyo sambil mengangkat tangannya memberikan hormat ketika melihat pria itu sedang mencuci motornya di halaman. Pria itu terkejut dan akhirnya tersenyum ketika melihat Handoyo.
"Handoyo... kamu Handoyo.... sudah lama sekali, han..... kamu kelihatan baik-baik saja... syukurlah!" Semalaman aku memikirkanmu , Han...
"Siap... terimakasih atas bantuan dan perhatian Bapak Prawiro pada saya.
" Han.... Kamu harus sabar dan ikhlas ya.... Tuhan pasti tahu semua yang terjadi tapi percayalah cobaan ini diberikan kepadamu, cobaan ini tidak melampaui kekuatanmu !" Aku baru mengetahuinya tadi pagi, maafkan aku tidak bisa membantumu untuk kasus ini.
"Siap pak !" Boleh saya bertanya pak?" Handoyo berkata lebih pelan dari yang sebelumnya.
'Katakanlah !"
"Dimana saya bisa belajar menembak burung dengan tepat?"
"Kamu sudah tahu resikonya, Han ?"
"Ya pak ... saya harus belajar dengan sungguh-sungguh dan menata hidup saya kembali dan pastinya saya harus melindungi diri saya dari mereka.
"Baiklah jika tujuanmu untuk melindungi diri..... kamu temui temanku yang tinggal di daerah Cilegon juga.... dia bisa melatihmu dan tahu dimana mendapatkan senjata. Kamu bawa surat dariku, maka ia akan mengajarimu dengan baik.... dia seorang Sniper hebat dan baik hati... kalau dia bertanya, katakan kau keponakanku.
"Terimakasih pak Prawiro... saya tidak akan melupakan bantuan bapak .
"Hanya ini yang bisa kulakukan untukmu, Handoyo!" .... bersabarlah selama "Sang Jendral " masih berkuasa !" Kata Prawiro dengan pelan. "Bijaklah dalam bertindak dan berkata.... jangan terlalu banyak bicara pada orang yang tidak dikenal.... percayai orang yang memang bisa menjadi temanmu !" Aku akan selalu mendoakanmu !"
Prawiro memeluk Handoyo erat. Tanpa dikatapun, Prawiro paham apa yang akan diperbuat oleh Handoyo. Ia memeluknya karena mungkin ini adalah pertemuan mereka yang terakhir. Jika ia menjadi Handoyopun, ia akan melakukan langkah yang sama. Ini masalah Harga Diri seorang laki-laki.
"Terimakasih atas bantuan Bapak selama ini !"
"kamu sudah kuanggap sebagai anakku.... aku pasti mendukungmu !" Pergilah dan lakukan tugasmu dengan baik!"
"Siap pak" Handoyo memberikan hormat sekali lagi pada Prawiro dan pria itu juga memberikan balasan yang sama.
*****
Happy Reading guys...... semoga masih berbaik hati membacanya dan mau meninggalkan jejak di sini.
Temans, jangan lupa tetap jaga kesehatan dan jalani aktifitas dengan baik dan penuh semangat!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Nindira
Like sudah mendarat
2022-05-03
0
Ufuk Timur
mengantar kiriman seikat bunga untukmu kak❤️❤️❤️
2021-12-19
0
ANAA K
Aku mendukungmu kak. Mari kita saling mendukung yah😋👍🏾
2021-11-13
0