Cintaku Cuma Satu
Menangis dan meratapi nasib tidak akan pernah dapat mengubah keadaan, hanya kamu yang dapat menghancurkan atau memperbaiki nasibmu!
*****
Kota Cilegon di tahun 1990.
Handoyo Cahyanto masih terlelap di kamar mess " PT Bima Steel" di daerah Cilegon. Baru dua jam yang lalu ia langsung tertidur di kamar itu ketika ia mendengar sayup-sayup ada menggedor-gedor pintu kamar mess-nya. Handoyo awalnya mengabaikan gedoran itu, namun pintu yang bergetar dan suara teriakan makin nyaring mengganggu tidurnya.
"Han... Handoyo... .... Handoyo bangun...Handoyo.." Teriak seseorang tanpa henti dan masih menggedor kamarnya dengan keras.
"Ya...."Sahut Handoyo dengan suara paraunya khas bangun tidur. Matanya masih terpejam dan tubuhnya masih lelah merasa belum cukup beristirahat .
"Handoyo... cepatan ada telpon penting.... segera ke lantai bawah...katanya dari lampung!" Teriak pria itu. Handoyo mulai menyadari yang memanggilnya adalah Juned yang bergantian shift dengannya.
Juned adalah Pria yang begitu serius bekerja dan sering mengambil lembur untuk menambah penghasilan. Ia akan segera menikah sehingga membutuhkan dana yang tidak sedikit, ujarnya beberapa waktu yang lalu.
Sementara Handoyo hanya lembur jika bukan hari Sabtu dan Minggu, karena ia harus pulang ke Lampung menengok istrinya yang sedang mengandung. Handoyopun sama harus mengumpulkan uang untuk biaya persalinan istrinya.
Handoyo segera bangkit dari tidurnya dan melangkahkan kaki menuju lantai 1 tempat messnya. Hanya Telephone penting dari kantornya di sambungkan ke ruangan itu. Fasilitas telephone di mess dapat digunakan bersama oleh seluruh penghuni yang berjumlah 75 orang di mess itu. Hal itu untuk mempermudah komunikasi jika diperlukan dari kantor ataupun keperluan lain yang mendesak.
"Hallo.... "Sapa Handoyo yang mulai tersadar . Sedikit khawatir ia rasakan ketika Juned mengatakan bahwa ini dari Lampung. Ada apa dengan Lidya? Semoga kandungannya baik-baik saja.
"Selamat malam Pak Handoyo, maaf mengganggu di tengah malam begini. namun ini sangat mendesak. Saya Dr Zaenal yang merawat istri dan mertua Bapak di sini. Bisakah Bapak besok hadir ke RSUD H Abdul Muluk, ada keadaan darurat disini, pak, " Suara itu meminta Handoyo untuk segera datang ke kota Lampung.
"Darurat apakah dok?" Handoyo mulai semakin cemas.
"Saya membutuhkan tanda tangan Bapak untuk tindakan medis pak...kalo bisa malam ini juga bapak berangkat dengan segera !'
"Bagaimana keadaan istri saya dok?"
"Nanti saya jelaskan jika Bapak sudah tiba di rumah sakit.... saya menunggu kehadiran Bapak ya!"
"Baiklah... saya segera ke sana, " Sahut Handoyo dengan lirih.
Telephon itu ditutup. Sesungguhnya Handoyo bingung. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan keluarganya? Ia tidak tahu harus menghubungi siapa di Lampung untuk mencari informasi.
Jarang sekali orang di kampungnya yang memiliki telephone. Hanya kantor kelurahan, pemilik pabrik ataupun keluarga terpandang lainnya. Namun ia tidak satupun mengenal mereka. Ditariknya nafasnya. Ia harus meminta ijin atasannya di kantor untuk ijin kerja dan pulang ke lampung.
Malam itu juga ia menuju ruangan admin kantor dan mengajukan permohonan cuti dan mengambil sebagian gaji untuk pengobatan keluarganya dan biaya perjalanan malam itu juga ke Lampung dengan travel yang berada di depan kantornya yang memang buka 24 jam.
*****
Waktu menunjukkan pukul 08.15 ketika Handoyo menjejakkan kaki di depan RSUD H ABdul Muluk. Matahari bersinar cerah dan banyak orang berlalu lalang serta di pinggir RSUD terdapat beberapa kios warung makan, dan Tidak ada rasa lapar di tubuhnya.
Handoyo hanya berfikir bahwa ia harus segera menemui keluarganya yang sedang sakit di rumah sakit ini. Entah tindakan medis apa yang harus dilakukan pada istri dan mertuanya. Apakah istrinya keguguran dan apa yang terjadi padanya.
Rasa takut dan cemas makin menghampiri ketika Dr Zaenal sudah menunggunya di depan ruang praktik . Dokter yang sangat ramah dan menyapanya hangat.
'Wah ...Pak handoyo sudah datang... sudah sarapan pak?" Mari kita sarapan bersama.... saya sudah belikan makanan untuk Bapak.
"Belum dan saya tidak ingin makan.... saya ingin bertemu istri saya.... tapi perawat di meja depan meminta saya menemui Anda terlebih dahulu... cepat katakan ada apa dengan istri dan mertua saya? Dimana mereka?"
"Hemm... baiklah.... saya akan mengantarkan bapak menemui mereka jika Bapak dalam keadaan tenang... hemm.. minumlah teh hangat ini... " Ujar dokter sambil mendorongkan segelas teh miliknya untuk Handoyo yang terlihat kelelahan dan cemas menanti informasi keluarganya.
Handoyo terdiam dan menenggak segelas air teh manis hangat itu hingga habis tak bersisa. "Sudah... katakan pada saya dimana mereka?"
"Saya akan mengantarkan Bapak ke mereka tapi bapak harus tenang dan sabar....ini cobaan dan bapak harus belajar mengikhlaskan..
"Maksud dokter apa ini? Kenapa saya harus mengikhlaskan mereka? " Handoyo makin takut ketika mendengar penjelasan dokter. Ada apa dengan keluarganya?
Dokter Zaenal bangkit dari tempat duduknya dan menepuk pundak pria berumur 23 tahun itu. Tanpa ada kata Handoyo mengikuti langkah dokter Zaenal yang meninggalkan ruangan praktiknya. Dokter melangkah perlahan sehingga Handoyo bisa berjalan bersisian dengan dokter Zaenal.
"Pak Handoyo.... apapun yang terjadi kamu harus tenang dan sabar, saat ini kamu yang sedang diuji.... keluargamu mendapatkan sebuah musibah besar.... kamu bisa melihatnya sendiri nanti. Ingatlah kasus ini juga sedang ditangani oleh polisi. jadi mereka yang akan menjelaskan dari sisi fakta. saya hanya menjelaskan dari sisi medis.
"katakan yang jelas dokter..jangan membuatku makin bingung...apa yang terjadi dengan mereka semua? Bagaimana dengan Lidya dan anakku, dokter?"
Dokter Zaenal menarik nafas perlahan dan menatap pria muda disebelahnya. "Mereka semua telah meninggal dan menjadi korban penembakan di rumahmu dan langsung meninggal di tempat. khusus istrimu.. ia ditambah luka bakar...dan kami memang dilarang menginformasikannya kemarin padamu, nanti akan ada polisi yang menjelaskan khusus kepadamu... ikhlaskan mereka ... biar mereka tenang disana.
Handoyo tertegun mendengar penjelasan dokter. Seluruh tubuhnya lemas dan ia tidak mampu melangkah lagi mengikuti langkah dokter itu. Shock. Dokter Zaenal berbalik dan langsung memapah tubuh Handoyo dan mendudukkannya di kursi panjang di selasar Rumah sakit
"Pak Handoyo....Bapak duduk dulu... saya akan duduk menemani Bapak disini hingga Bapak tenang.. "Dokter Zaenal duduk di samping Handoyo dan dia memandang ke taman di samping selasar.
Handoyo masih terdiam dan tak mampu berkata apapun. Benarkah seluruh keluarganya telah meninggal dan semuanya menjadi korban penembakan. Benarkah Lidya, wanita yang sangat dicintainya benar-benar telah meninggalkannya? Benarkah ia kehilangan keluarganya? Ini pasti cuma mimpi buruk. dicubitnya dagunya sendiri. sakit. ini bukan mimpi.
Handoyo tersentak seolah memperoleh sebuah keyakinan bahwa ia harus berani dan melihat kenyataan yang sebenarnya. Jika bukan ia yang menghadapi kenyataan ini, siapa yang dapat diandalkannya? Ia sendiri adalah seorang anak yatim piatu dan tidak ada sanak familinya karena ia tinggal dan besar di panti asuhan.
Untuk melanjuitkan sekolah saja ia harus menerima pekerjaan serabutan di sebuah asrama tentara di kota Lampung. Selama ini hanya Lidya yang begitu memperhatikan dan mengurusnya. Wanita itu adalah wanita yang paling baik di hidupnya dan begitu perhatian padanya. Wanita itu suka mengajari pelajaran matematika dan bahasa inggris sebelum tes kelulusan Sekolah menengah atas.
Teringat Lidya sering berkata padanya, Ia harus berani bertanggungjawab pada keluarganya jika mereka menikah. Sedikitnya lapangan pekerjaan di kota Lampung dan kenyataan yang ada di sekitarnya , membuat ia bertekad mengambil pekerjaan di Cilegon demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Ia harus menjadi pria yang kuat. dan bertangguyngjawab
"Dokter... saya mau melihat mereka!" Handoyo berkata pelan. Saya harus melihat apapun keadaan mereka.... saya pasti siap menerima apapun yang terjadi pada mereka.
"ikuti saya !" Zaenal bangkit dari tempat duduknya dan Handoyo mengikutinya
*****
Hai.... Selamat bertemu kembali di novel ke duaku.... Cintaku cuma Satu........semoga masih mau membacanya. Bolehkah berikan komentarnya atau masukan ataupunl like untuk makin menambah semangat dan tentunya dapat memperbaiki penulisanku. Thanks a lot.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Devika Adinda Putri
siap baca maraton dan bom like
2022-09-20
0
Na Gi Rah
Pemimpin penerus ANDRILOS telah datang mengunjungi tempat ini. Senang bisa membaca, di sini.
2022-07-19
0
Nindira
Wah! Tahunnya jauh banget thor, aku aja masih belum lahir tahun segitu mah
2022-04-25
0