Hidup adalah tentang bagaimana kau mampu bertahan dan belajar menerima, atau pergi dan belajar melupakan."
*****
" Han... kamu beneran? Kamu gak lagi berbohong kan? .....kamu akan datang menemui ayahku ? " Tanya Lidya dengan sedikit ragu. "Kamu benaran berani?"
"Ya... aku harus berani.... aku kan gak mau kehilangan kamu, Lid... lagipula sekarang aku sudah punya pekerjaan tetap meski di Cilegon, aku bisa pulang ke lampung setiap dua minggu sekali..... dan kurasa gajiku cukup untuk keluarga kecil kita... dan emh.... aku juga punya rumah kecil di pinggir kota Lampung dari hasil aku bekerja beberapa tahun ini... tidak besar tapi cukup untuk kita berdua... maukah kamu menjadi istriku, Lid?'
Lidya mengangguk sambil menatap Handoyo . " Aku mau menjadi istrimu ....Tapi bagaimana jika ayah tidak menyetujui kalo aku menjadi istrimu dan tinggal di rumahmu....karena aku hanya anak tunggal dan aku belum pernah berpisah dengan kedua orang tuaku?"
"Jangan kuatir..... selama aku berada di Cilegon...kamu akan tinggal di rumah orang tuamu... dan jika aku pulang bekerja kamu mau kan tinggal di rumah kita meski rumah itu tidak besar? Tapi rumah itu punya halaman yang cukup luas untuk ditanami bunga...kamu suka bunga kan?"
"Aku mau... tapi kamu janji dulu deh , Han...
"Janji apa sayang?"
"Tidak boleh ada wanita lain di hidupmu..... tidak boleh punya istri lebih dari satu dan hanya ada aku saja di hidupmu, bisakah kamu berjanji di hidupku?
"Ya iya dong.... cintaku cuma satu.... aku cuma sayang dan cinta sama kamu, Lidya....
"Gak bohong kan? " Lidya bertanya dan mengangkat jari jentiknya yang lentik.
"Aku tidak akan bohong, Lidya.... cuma kamu yang akan kujaga sampai mati.... dan tentunya anak anak kita nanti!" Ujar Handoyo sambil mengaitkan jarinya dan menarik Lidya ke pelukannya.
Hangat.
Namun itu hanya pada masa itu. Sekarang tidak ada siapapun di rumah ini.
Tidak ada kehangatan. Semua terasa kosong.
Handoyo menangis di dalam rumah kecilnya itu sendirian. Ia menangis tersedu-sedu.
Hatinya sakit mengingat memorinya bersama Lidya. Rumah yang rencananya akan ditempati bersama Lidya.
Rumah itu tidak pernah ditempati oleh Lidya karena Ayah Lidya baru mengijinkan Handoyo menikahi putri tunggalnya jika Handoyo mau tinggal di rumah itu bersama mereka. Dan Handoyo menyanggupinya kala itu.
Dalam posisi berbaring Handoyo masih menangis. Ia terus meratapi nasibnya
"Tuhan.... apa salahku? Mengapa kau ambil semuanya di hidupku dalam satu peristiwa tragis.... Istriku..... anakku yang belum pernah melihat dunia ini dan tentunya kedua orang tua Lidya yang juga menyayangi aku seperti anaknya..... mereka orang-orang baik.... belum cukupkah... jika aku tidak memiliki siapapun di dunia ini.... aku tidak masalah ketika aku hanya dibesarkan di panti asuhan.... aku tidak ingin tahu siapa orang tuaku.... aku tidak pernah menuntut itu padamu.... tapi kenapa engkau mengambil orang-orang yang baik di hidupku...
Handoyo masih terus menangisi hidupnya di kegelapan malam. Matanya tidak dapat terpejam mengigat luka hatinya itu. Sakit dan perih dirasakannya. Marah karena tidak mampu melindungi orang-orang yang dikasihinya.
Tiba-tiba tangisannya terhenti ketika mengingat ucapan anak kecil yang berseragam merah putih kemarin.
Salah satu pelaku adalah mas Andi. Handoyo bangkit dari tempat tidurnya dan berkata sendirian.
Andi....Siapa Andi? " Aku harus cari tahu.... aku harus membalaskan dendam ini.... Jika benar kamu adalah pelakunya Andi... aku yang akan menghabisimu dengan tanganku sendiri.
*****
Setelah mendengar penjelasan polisi bahwa pelaku kejahatan itu ada beberapa orang yang tidak dikenal dan sedang ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
Untuk membuktikan yang terjadi polisi membutuhkan waktu dan mohon pihak keluarga bersabar dan tidak bertindak gegabah. Hanya itu yang dingat oleh Handoyo. Kecewa. Sudah pasti. Tapi ia bisa apa. Handoyo hanya terdiam dan meninggalkan ruang penyelidikan setelah mendengar penjelasan salah seorang polisi..
Diluar ruangan itu Handoyo berpapasan dengan seorang lelaki yang berumur tidak jauh dari usianya. Penampilan pria itu sangat rapih, bersih, berkacamata hitam dan langkahnya itu dikawal oleh beberapa orang. Tipikal orang kaya yang begitu arogan.
Pria itu menatapnya sekilas dengan sinis seraya mengejeknya namun tidak ada ucapan yang keluar dari bibir pria itu. Handoyo membiarkannya dan melangkah keluar pintu ruang penyelidikan. Hidupnya sudah penuh masalah dan ia memilih melupakan pria yang menatapnya dengan sinis.
Handoyo baru saja keluar meninggalkan pintu gerbang Markas Besar Polisi di Lampung, dengan berjalan kaki. Ia harus mencari angkutan umum menuju rumahnya, ketika ia mendengar suara seseorang yang terjatuh di sampingnya dan sedang berteriak memaki seseorang..
Bugh..... akh...
Handoyo menengok kepada sumber suara yang berteriak di sampingnya. Diperhatikan pria berumur kurang lebih sebaya dengannya diseret keluar dari mobil oleh dua pria yang berbadan besar dan dilempar ke jalanan. Pria itu terjatuh tepat di dekat kaki Handoyo.
"Awas Kau Andi.... sekarang kau memang sedang kuat dan merasa di atas angin... kau punya pelindung yang kuat di kekuasaan.......lihat aku akan buktikan bahwa aku bisa menghancurkanmu!"
"Buktikan saja Warmen miskin !' Aku menantimu dengan bukti-bukti bodohmu !' Suara pria arogan itu tertawa dari dalam,mobil. Mobil itu berlalu meninggalkan lokasi kejadian.
Handoyo membantu pria itu berdiri dan membantu membersihkan pasir-pasir yang menempel di tubuh pria itu. Handoyo bertanya ramah pada pria yang penampilannya acak-acakan.
"Kau tidak apa-apa ?" Tanya Handoyo dengan penuh ketulusan.
"Ya seperti yang kau lihat.... belum mati tapi cukup melukai harga diri seorang "Warmen Amsterdam Sitompul "...pantang bagiku dihina begitu.... lihat saja jika aku sudah sukses akan kuhancurkan dia.... dasar pencuri harta keluargaku... penipu.... akan kuhabisi semua kelompokmu !" .....Maaf.... aku lupa .... eh siapa namamu?"
"Handoyo.... kenapa kamu berurusan dengan orang sombong itu ?"
'Dia menyabotase tanah warisan leluhurku dan mengganti sertifikat tanah keluargaku hingga membuat ibuku mati bunuh diri....tanah milik leluhurku... ada makam bapakku disana dan main dia buang entah kemana.... aku sekarang belum bisa membuktikan banyak hal... tapi aku tahu dalangnya si Andi keparat itu... akan kubalas dia!"
'Hei... tunggu dulu.... Andi Setiono yang kau maksud itu?...mungkinkah kita berurusan dengan orang yang sama?" Handoyo makin tertarik dengan penjelasan Warmen.
"Kau juga kena masalah dengan si "Andi Setiono " itu?"
'Entahlah polisi katanya belum bisa membuktikannya...meskipun ada saksi matanya... dan katanya bukti-bukti tidak mendukung .... aku kecewa tapi apa daya kita bukan orang hebat...
'Siapa bilang kita bukan orang hebat? Akan kubuktikan kita adalah orang hebat yang bisa menjatuhkan dirinya... yang kita perlukan waktu untuk mengalahkan si Andi...... Kita perlu waktu.... dan saling mendukung agar dapat menjatuhkan si Andi....Ayo kita siapkan amunisi untuk berperang?"
" Maksudmu?" Amunisi apaan?" Handoyo menatap pria yang baru dikenalnya itu. Pria itu penuh semangat dan baik hatinya.
"Ayo kita makan dulu untuk mengumpulkan energi ... untuk berperang tidak hanya diperlukan otak tapi energi biar kita kuat dalam bertindak... ayo cari makan di dekat sini dan kita buat rencana...
*****
Happy Reading Guys....
Sebagian tokoh ini ada di Novel "Cinta kan Membawamu Kembali" Tapi gak usah khawatir bisa di baca terpisah.... Boleh tinggalkan jejak di sini. Thanks a lot ya temans.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Nindira
Sabar ya Handoyo, aku paham ko gimana sedihnya ditinggal mati sama orang yang kita sayangi. tapi hidup harus terus berjalan meski hati sedih kamu bangkit dan tak boleh berlarut-larut dalam kesedihan
2022-04-25
2
ANAA K
Boomlike hadir thor, jangan lupa mampir yah😉🙏🏿
2021-11-13
0
Cini Kudo
ternyata banyak musuhnya🤔🤔🤔🤔
mulai ada jalan
2021-08-14
3