Suatu kebodohan jika kita menyerah, lakukan yang bisa kau lakukan dan buatlah musuhmu menoleh padamu!"
*****
Handoyo mengajak pria yang baru dikenalnya untuk mampir ke rumah kecilnya di pinggir kota Lampung. Pria yang sama-sama sedang terpuruk hati dan mentalnya karena kemarahan pada orang yang sama. Mereka berdua dipersatukan oleh keadaan yang tidak menyenangkan.
Entah kenapa mereka menjadi dekat dan saling memahami karena perasaan menghadapi musuh yang sama. Bermula dari ajakan makan dari Warmen untuk mengisi amunisi sore hati itu dianggap Handoyo sebagai jalinan awal persahabatan mereka.
Warmen Amsterdam Sitompul yang saat itu tidak memiliki apapun kecuali mobil sedan tua yang memang dia gunakan untuk kemanapun dia melangkah. Selepas makan bersama di warung makan di pinggir jalan, mereka merokok dan bingung dalam berfikir untuk menentukan langkah selanjutnya, hingga Handoyo mengajak Warmen untuk singgah di rumahnya.
Dalam perjalanan Handoyo baru mengetahui, selama ini Warmen tinggal di Jakarta dan bekerja di salah satu biro hukum terkenal dan sedang menapaki karir sebagai pengacara. IWarmen pulang ke Lampung ketika dikabarkan salah satu temannya bahwa ibunya bunuh diri di depan tanah makam ayahnya di lahan mereka. Tanah makam itu dibongkar paksa dan mayat ayahnya dibuang entah kemana oleh kroni-kroni si Andi. ironisnya tidak ada satupun warga yang menyaksikan bersedia menjadi saksi mata di depan polisi. Jaringan keluarga Andi Setiono sangat ditakuti oleh mereka.
"Warmen.... inilah bilikku... kecil tapi lumayan tidak akan kedinginan jika malam dan kepanasan jika siang hari ......jika kau mau bermalam tidurlah disini.... tidak perlu menginap di hotel.... ada kursi panjang di sana, dan aku akan ambilkan bantal untukmu...
"Hemm.... apakah kau sudah ingin tidur ?" Tanya Warmen ketika ia melihat lelaki itu memasuki satu-satunya kamar di rumah itu.
"Tidak aku akan mengambilkan bantal saja untukmu dan aku akan buat kopi untuk kita sebagai teman ngobrol malam ini..
"Baguslah.... ada banyak hal yang harus kita lakukan nanti ke depannya. "Sahut Warmen sambil menjatuhkan tubuhnya di atas kursi panjang.
Warmen sedang menghisap sebatang rokok ketika Handoyo membawa dua gelas kopi untuk mereka ngobrol di malam itu. Handoyo akhirnya mengambil sebatang rokok milik Warmen untuk menikmati malam ini.
"Han... kamu belum bercerita masalahmu.... aku egois ya ,Han... aku dari tadi hanya membicarakan masalahku tanpa peduli masalahmu... sekarang coba kau ceritakan kenapa kau bisa berurusan dengan 'Bajingan " itu !"
"Sebenarnya aku tidak tahu siapa Andi Setiono hingga tadi di kantor polisi.... Aku ditelpon pulang oleh salah satu dokter di RSUD dan ketika aku sampai disana... aku melihat mayat ibu dan ayah mertuaku yang ditembak tepat di keningnya .... sedangkan istriku yang sedang hamil .... tidak hanya ditembak dikening tapi dibakar mayatnya di depan pagar rumah mertuaku...aku sendiri tidak bisa melihat wajah cantiknya.... dan ia sedang mengandung, ..tega sekali mereka.
"Biadab sekali pelakunya itu..... kau punya saksi mata yang melihat perbuatan si Bajingan itu!"
"Ada 3 anak kecil dan ayahnya yang sekarang masih terluka parah belum sadarkan diri di RSUD.... mereka menjadi korban kebiadaban si Andi...tahukah kau, Warmen... yang membuatku makin emosi ketika polisi bilang keluarga Setiono sedang menjadi keluarga kuat dan dilindungi...agak susah menyerangnya tanpa bukti-bukti yang memadai ... kenapa mereka seolah tidak tahu apa yang sedang terjadi... benarkan tidak ada yang bisa menghentikan mereka , Warmen?" Bodoh sekali aku.... tidak ada yang bisa kulakukan untuk membalas kematian keluargaku.
"Saat ini mungkin benar... mereka kuat... tapi dua tahun lagi belum tentu " Ujar Warmen sambil menghisap rokoknya kembali.
"Maksudmu ?' Handoyo menatap intens pada pria di depannya. Pria itu sangat santai dan menghembuskan rokoknya kembali.
"Sekarang mereka memang masih diatas angin karena Ayah si Andi itu menjabat menjadi Jendral di Jakarta, tapi tahun depan Sang Jendral akan pensiun.... dan sekarang saatnya kita menguatkan hati, tekad dan mengumpulkan seluruh bukti... Tahun depan kroni-kroni bajingan itu akan mulai meninggalkan Jendral dan saatnya bertindak dan akan kita lawan di pengadilan. Suatu kebodohan jika kita menyerah sekarang , lakukan yang bisa kau lakukan dan buatlah musuhmu itu menoleh padamu!" Ingatlah itu selalu dalam langkahmu !'
"Tapi kalo pake cara kau melawan hingga di pengadilan.. kita tidak akan menang.... pasti masih ada loyalis dari mereka, Warmen.... mungkin yang kau lakukan hanya menyerang harga diri Sang Jendral ....mereka mungkin akan jatuh dan mulai waspada....... aku ingin membunuhnya secara langsung... aku ingin menembaknya mati dan membakar mayat si Brengsek di lapangan alun-alun kota sebagai pengganti nyawa keluargaku...
"Kau harus siap dengan konsekuensinya jika melakukan itu, Han !"
"Aku tidak takut apapun lagi sekarang.... aku tidak punya siapapun di dunia ini.... apa artinya jika aku mati dan tidak ada yang menangisi kematianku !' Teriak Handoyo dengan berapi-api.
"Handoyo.... naif sekali jika kau hanya ingin ada orang yang menangisi kematianmu.... di kampungku ada sekelompok orang yang bisa dibayar untuk menangis jika ada orang yang meninggal... aku akan pesankan mereka untukmu, jika kau ingin ada yang menangis di pemakamanmu!" .... Dengar kita ini masih muda ada hal yang bisa kau lakukan dengan benar ... buat musuhmu kagum akan kesuksesanmu dan tikam dia saat lengah... Itu adalah satu hal yang akan membuat nyawa keluargamu terbayar dengan sempurna!"
" bagus juga idemu, Warmen.... aku akan tetap bekerja seperti biasa dan aku akan belajar menembak hingga mahir dan aku akan pastikan bahwa aku yang akan menembak si bajingan itu..... besok aku kembali ke Cilegon saja dan kau lihat dua tahun lagi ada mayat yang terbakar di alun-alun kota ini.
"Jika kau berhasil melakukan itu.... lakukan dengan bersih... jangan tinggalkan bukti apapun... jangan ada saksi mata dan gunakan semuanya dengan sarung tangan yang baru.... bila misimu sudah selesai, kau bakar semua perangkatmu ditempat yang tidak ada orang ketahui.... jika kau sampai di persidangan... aku akan berupaya membantumu untuk bebas ataupun dipenjara beberapa tahun.
"terimakasih Warmen.... kau akan melakukan apa? Apakah kau sedang mengumpulkan bukti?"
" Ya... tidak semua petugas kepolisian adalah kaki tangan keluarga Si Bajingan itu... kamu tahu salah satu kepala polisi tadi memberikan bukti padaku upaya sabotase kelompok mereka... tapi dia berpesan padaku untuk bersabar selama dua tahun lagi... sekarang aku sedang menempatkan beberapa orang untuk tinggal dan mengamati.... lihat saja di dua tahun lagi ... seluruh media akan memuat kejatuhan mereka.
"Baik lakukan tugas kita masing-masing... aku akan memberikanmu selamat jika kau menang di persidangan..
"ya aku harus menang.... dan saat itu kau buatkan aku kopi yang senikmat ini.. "Warmen tersenyum dan langsung meneguk kopi yang mulai mendingin.
"Tentu.... kita akan saling mendukung tapi tanpa terlihat orang lain....
"Baiklah....tapi aku ada permintaan ...jangan kau sentuh adik terkecilnya si Bajingan itu ya!"
"Kenapa ? "
"Dia anak baik... dia yang melaporkan tindakan kakaknya padaku.... kurasa si adik itu suka padaku.... ha... ha...
"kau gila.... kau mau main hati dengan keluarga Setiono itu?"
"Tidak... aku tidak main hati... aku tidak memberikan harapan pada anak gadis itu... tapi karena anak gadis itu baik padaku....kurasa tidak ada salahnya aku meminta padamu.... jangan ganggu anak bungsu keluarga itu.... namanya Anneke... bisa kau janjikan itu padaku?'
"Ya ... aku tidak akan menyentuhnya jika ia tidak terlibat dalam peristiwa pembunuhan keluargaku.
"Anneke tidak mungkin terlibat dalam pembunuhan... ia begitu lembut dan tangannya pasti bersih... kau tahu keluarga itu mengurungnya sekarang karena ia adalah orang yang menghubungiku ketika ibu bunuh diri dan mengirimkan foto si Bajingan yang berada di depan makam ayahku dengan kroni-kroninya yang sedang menggali tanah makam ayahku.
"Baiklah... aku akan melepaskan dia.... jika aku bisa membawanya keluar dari rumah itu akan kubawa perempuan itu padamu !"
'terimakasih Handoyo atas niat baikmu.... " Sahut Warmen sambil membaringkan tubuhnya di kursi panjang.
Handoyo bangkit dan meninggalkan Warmen di ruang tamu itu. Ia melangkahkah kakinya ke kamar. Ia akan beristirahat di kamarnya dan melanjutkan hidupnya.
"Warmen terimakasih telah menjadi temanku dan memberikan motivasi hidupku kembali ... akan kuingat semuanya... Benar ucapanmu..... suatu kebodohan jika aku menyerah, lakukan yang bisa aku lakukan....dan buatlah musuhmu menoleh padamu!"
Warmen yang sedang berbaring dan menutup mata tersenyum. ia tidak berkomentar kembali dan terlelap karena lelah melalui hari ini.
******
Happy Reading temans.... semoga masih berbaik hati membacanya. Bolehkah tinggalkan jejak di sini?'
Thanks ya!" Tetap semangat dalam menjalani hari dan jangan lupa jaga kesehatan kalian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Nindira
Aku mapir thor
2022-05-03
0
ANAA K
Ceritanya keren👍🏾 semangat selalu kak
2021-11-13
1
Prasetyani
Syukaaaaa ceritnya Thor... bgus... semngaaat
2021-08-20
0