.
.
.
David hanya diam mencerna kata demi kata yang di utarakan adiknya itu.
" Lo mau gak temenin gue nyusul papa, gue paling males ngurusin persawahan, perusahaan papa yang disini aja udah bikin kita mumet." Kata David kepada adiknya
Leo berfikir sejenak, ia adalah orang yang pandai mengatur time frame
" Ya udah gue temenin, sekalian nanti kita refreshing di kampung." Jawab Leo
Akhirnya mereka berdua berangkat menuju kabupaten B menggunakan mobil dan tentunya bersama pak Umar si sopir.
David dan Leo sama sama memiliki paras yang tampan, namun memiliki sifat yang berbeda, David lebih cuek dan bicara seperlunya sementara Leo orang yang ramah dan periang.
5 jam mereka tempuh perjalanan dan tiba di desa P pukul 4 sore, tidak sulit menemukan lokasi karena pak Umar sebelumnya sudah pernah ketempat tersebut.
*********
Sementara di rumah sederhana khas pedesaan, yang terlihat sudah memerlukan perbaikan disana sini .
Jessika dan mbok yah tengah menanak nasi di Luweng ( tungku memasak berbahan bakar kayu) karena agar hemat, penggunaan kompor gas hanya untuk memanaskan sayur saja.
Tidak ada barang mewah yang terlihat, kulkas, dispenser, kitchen set atau bahkan perabot yang terlihat biasa di beli kaum milenial jaman now.
Definisi dari kearifan lokal yang sebenarnya.
" Nduk tadi Bu lastri bilang kalau hutangnya Minggu depan harus dilunasi, hasil Mak wek jualan bulan ini cuma bisa nyisihin 500 ribu."
ucap mbok yah.
Mbok yah berjualan cenil di pasar, cenil adalah jajanan tradisional berbahan dasar singkong dengan kucuran gula merah dan kelapa parut, hanya inilah yang bisa dilakukan mbok yah untuk bisa membantu mendapatkan pundi pundi rupiah.
"Sudah wek, insyaallah cukup ,yadi pas pak Edy datang beliau bilang bahwa kita semua dapat bonus karena harga cabai mahal, mungkin pak Edy untung banyak. Tapi nunggu pak mandor sis nanti yang bayar ke kita mudah mudahan cukup Yo wek"tukasnya.
" Iya, amin.. habis ini kamu belikan Mak wek sabun Yo nduk Ning warunge buk Nanik, tadi Mak wek lupa mau beli". pinta mbok yah, yang dibalas anggukan Jessika tanda setuju.
Mereka hidup dengan sederhana, rumah mereka pun juga sangat sederhana, Jessika adalah orang yang mau menerima keadaan, ia sadar betul sedari kecil ia dipaksa keadaan untuk hidup apa adanya.
Bahkan tak jarang ia memendam segala bentuk keinginan lantaran ia harus berdamai dengan kehidupan sulit yang membelenggu hingga saat ini, baginya prioritasnya saat ini adalah agar bisa segera bebas dari rentenir itu.
Karena selain mengganggu pikirannya saat menjelang tidur, rupanya menjadi bahan bicaraan orang lain bukanlah hal yang di sukai Jessika.
Ia kini tahu bahwa meminjam uang ke rentenir sama saja dengan menambah persoalan hidup, belum lagi bunga yang begitu tidak wajar dan mencekik itu.
***********
Sementara di belahan tempat lain
" Assalamualaikum" ucap Leo sesaat setelah ia sampai di rumah milik papanya yang khusus digunakan apabila keluarganya datang berkunjung ke persawahan tersebut.
Rumah luas bergaya klasik, dengan dominasi kayu jati yang menambah kesan indah untuk siapa saja yang memandang.
Terlihat ada satu set kursi kayu minimalis di selasar rumah besar itu
" Walaikumsalam" ucap pak sis kepala mandor yang sedari pagi menemani pak Edy.
"Udah sampai Den, mari masuk "kata pak Sis kembali.
"Iya pak, huft lumayan capek juga untung bang David gak nyetir tadi, kalau dia yang nyetir bisa bisa ngomel sepanjang jalan dia, hahaha".
Jawab Leo.
"papa senang akhirnya kamu mau nyusul papa kemari".umUcap pak Edy tiba tiba keluar sambil berjalan ke arah Leo dan David"
"Papa apa kabar" ucap Leo sambil memeluk tubuh sang papa kemudian diikuti David.
" Iya tadi si Leo yang maksa, sebenarnya aku kurang minat pa kesini" jawab David dengan nada malas dan apa adanya.
Bukan tanpa alasan ia tak suka dengan desa karena baginya tidak ada yang asik di desa belum lagi dia pasti akan mendapat masalah lagi dengan bertambahnya durasi ngambek dari sang kekasih Sherly.
"David, kamu anak tertua papa, papa harap kamu bisa menjalankan semua bisnis papa, termasuk pertanian. Kamu harus belajar, jika tidak kalau suatu saat nanti papa pergi siapa yang akan meneruskan usaha papa" pak Edy berkata dengan penuh kesedihan.
Ada rasa sesak di hati Leo saat papanya berkata akan pergi, entahlah mungkin Leo adalah adik, tapi secara emosional Leo lebih baik dari pada David.
David sejenak terdiam, ia juga merasa sesak di dada tatkala sang papa berbicara seperti itu.
" Papa ga usah ngomong aneh aneh pa, pokoknya papa akan sehat terus sampai anak anak papa menikah dan kasih papa cucu yang lucu lucu". Ucap Leo mencairkan suasana
Seketika raut wajah pak Edy berubah mendengar kata cucu, " apa kalian sudah ada calon?"
Tanya pak Edy dengan menatap kedua anaknya secara bergantian.
" Duh pa, tadi nyuruh aku kesini buat belajar ngurus cabai atau ngomongin cucu sih, udah ah David mau mandi dulu mau istirahat, capek pa, nanti kita ngobrol lagi" jawab David asal.
Lalu David langsung saja meninggalkan papa dan adiknya kedalam. Ia sudah tak tahan dengan badannya yang lengket karena 5 jam ada di dalam mobil.
" Pa, papa mau Sampek kapan disini?"Tanya Leo kepada sang papa.
" Entah lah Leo, papa senang aja disini hawanya sejuk, papa rasanya seperti bernostalgia dengan mendiang mamamu dulu, mamamu sangat senang kalau ku ajak ke desa seperti ini, berbeda dengan kakakmu itu." Jawab sang papa.
Lain dengan David ia malah bingung dimana letak kamar mandi karena ternyata kamar mandi harus terpisah dengan kamarnya, kamar mandi berada di sebelah dapur.
" Bik, bik Darmi..." Panggil David kepada ART yang bekerja di rumah tersebut.
"I-iya den" jawab bin Darmi tergopoh- gopoh.
" kamar mandinya diluar semua bik?" tanya David kembali.
" Betul den, maklum bangunan di desa ya begini den..." jawab mbok Darmi sopan.
"CK..jadi aku harus keluar masuk gitu"
David mengumpat kesal karena rumah yang ia tinggali saat ini sangat berbeda dengan rumahnya di kota.
Mendengar suara ribut ribut papa dan Leo masuk kedalam.
" Kenapa sih bang, baru juga nyampek udah ribut? "Tanya Leo.
" Papa kok gak bilang sih, kamar mandir harus keluar gak ada ya yang kamar mandinya di dalam kamar?" ucap David dengan sedikit kesal
Pak Edy hanya menggeleng - gelengkan kepala karena heran dengan anak sulungnya tersebut, pak Edy juga ingin mengajarkan kepada anak anaknya pentingnya hidup bersahaja.
" David, biasakan diri kamu ini di desa bukan di hotel, lagipula kamu tinggal kebelakang saja, kamar mandinya memang diluar semua tapi kan ada banyak diluar juga ada, kenapa begitu saja kamu jadikan masalah" ucap pak Edy dengan penuh kelembutan.
Akhirnya David kalah ia sudah tidak mau mendebat sang papa, ia sudah lelah dan ingin segera mandi lalu beristirahat.
.
.
.
like dan vote nya ya biar author semangat ngetiknya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Nazka Aditya
belum aja ketemu sama bunga desa.....😁
2022-11-03
0
Dewitrisna_id
saran kecil aja kak author, maaf. nama kotanya gak usah pakai inisial biar halu nya makin mantap 😁😁
2022-02-09
1
tin
aku kok gak lihat visual nya ya? 🤔🤔🤔
2021-12-10
0