.
.
.
Edy Darmawan, adalah seorang pengusaha sukses di kota S. Namun dia juga memiliki beberapa anak usaha seperti perikanan dan juga pertanian.
Ia adalah pendiri Darmawan Group, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, pemasaran dan distribusi barang konsumsi termasuk sabun, deterjen, margarin, makanan berbasis susu, es krim, produk kosmetik, minuman berbasis teh dan jus buah dan berbagai kebutuhan lainnya.
Salah satunya di lahan persawahan yang di keringkan dan ditanami cabai rawit di desa P, tempat dimana Jessika tinggal.
Beliau adalah orang yang baik dan bersahaja, sekalipun beliau memiliki harta yang tidak akan habis dimakan 7 turunan, begitu pepatah berkata
Ini adalah kali pertama juragan Edy akan sambang ke persawahan di desa P, banyak sekali persiapan mulai dari penjagaan dan tempat sudah di bersihkan sedemikian rupa guna menarik hati sang juragan.
Tak ketinggalan juga para senior pemetik cabe mereka saling bicara seolah hendak menunjukkan sikap rajin dan baik, menjilat apa yang bisa dijilat agar bisa mendapat kenaikan jabatan.
" Tuh lihat mbak Rita, kenapa juga dia sampai dandan kayak begitu hahaha, ini kan disawah siapa juga yang mau lihat dia."
Ucap Eka dengan nada sewotnya kepada salah satu rekan kerja yang bernama Rita yang selalu berlebihan dalam penampilan.
Eka Resti Rengganis, sahabat Jessika dengan sifat yang begitu bar bar. Ia juga adalah wanita dengan usia yang setara dengan Jessika, namun kehidupannya sedikit lebih baik dan beruntung.
" Kamu aja yang gak tau, juragan Edy kan punya anak yang tampan anaknya ada dua laki semua"
Hah? Masa sih tau gitu aku tadi juga dandan dikit jawab Arin dengan cengengesan.
Tapi tidak dengan Jessika, ia malah sibuk membenahi bajunya yang sudah robek di bagian lengan dengan peniti.
Memang baju yang digunakan untuk kesawah pastilah baju Kumal dan kurang menarik, karena akan sangat rugi apabila memakai baju bagus toh nanti pasti kotor kenal lumpur dan tanah, begitu pikir Jessika.
Yang terpenting bisa membantu paparan sinar ultraviolet tidak langsung menyengat kulit mereka.
"Jes, kamu kok gak tertarik sih ada orang ngomongin cowok ganteng, barangkali anaknya juragan ikut." ucap Arin.
Lalu Jessika menghentikan kegiatannya dan menatap kedua sahabatnya itu,
" Meskipun mereka ikut, meskipun mereka ganteng gak akan juga mereka mau sama aku ataupun kalian, iya kali anak juragan mau sama gadis mambu gombal amoh ( bau baju rusak) ".
Sudah tertanam dalam hati dan jiwanya, ia adalah kecil, tidak punya, sudah pasti tidak akan bisa menjangkau orang lain. Apalagi dengan kasta yang terpampang jelas dan perbedaan mencolok itu.
Hahahaha mereka bertiga tertawa lepas sampai para mandor dan juga karyawan lain melihat ke arah mereka.
"Upsstt....hihihi "
Ucap Jessika seraya mengatupkan tangan dengan maksud memohon maaf kepada semua karena mengganggu.
Baginya hidup adalah untuk bahagia dengan caranya, hidup sulit sudah biasa.
"Sudah lah rek, gak usah berharap lebih. kita bisa kerja disini aja untung, gak usah berharap yang tidak tidak", ucap Jessika menambahi
"Ya bukan gitu Jes, ya kali aja kan bisa di buat cuci mata hihihihi".
Mereka terus saja cekikikan tidak jelas.
Satu jam berlalu, akhirnya juragan Edy datang juga, mobil mewah nan kinclong sukses membuat pandangan semua orang yang sudah berbaris di pinggir jalan persawahan itu takjub bukan main, bagaimana tidak mereka akhirnya bisa bertemu juragan yang selama ini memberinya Rizki lewat pekerjaan di sawahnya
"Selamat datang pak Edy, mohon maaf apabila penyambutannya kurang memuaskan, jalannya masih belum di perbaiki semua pak"
Sambut pak Sis sambil menjabat tangan juragannya itu, pak Sis selaku mandor dan penanggungjawab di area itu.
" Tidak masalah, saya juga minta maaf karena kunjungan saya mendadak dan tidak ada rencana sebelumnya, tapi sepertinya saya akan berada di sini selama beberapa hari kedepan", balasnya ramah.
pak Edy sengaja ke desa P sendiri hanya bersama supirnya, kedua anaknya masih berada di kota S. Ia berniat ingin mengajak kedua putranya kemari setelah Ia memastikan tempat tinggalnya di desa sudah terprepare dengan baik
Para petinggi kerajaan itu saling bersalaman dan berbincang bincang, terdengar para karyawan lain yang berbisik ," apa pak Edy tidak bersama Den David dan Den Leo?" Ucap salah seorang karyawan yang sudah senior di area itu
Sepertinya pak Edy ingin menghabiskan masa tuanya di desa. Penuh ketenangan dan kedamaian.
" Gak tahu juga, tapi mana mungkin mereka berdua tidak ikut, Bapak kan...."
.
.
.
Jangan lupa like dan komen ya kakak🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Erni Fitriana
suka sekali dengan ceeita" mommy eng...nivel yg ke-3 yg ku baca mom
2023-06-06
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
lanjut
2022-08-16
0
Lek Ita
suka alur nya
2022-04-29
1