Bab 4. Lintah Darat

Hari itu berlalu dengan cepat, sesampainya dirumah Jessika langsung duduk di kursi depan rumahnya yang sederhana itu sembari menenggak sebotol air sisa dari bekalnya kesawah tadi hingga tandas.

"Ahhhh......lega banget rasanya, huft..capek banget hari ini, hutangku masih sekitar 2 juta lagi setelah itu mungkin aku bisa nabung buat beli HP".

Sesekali ia menarik seluruh jari jarinya secara bergantian, berharap rasa linu dan pegal di tangannya berkurang.

Aktivitasnya seringkali membuat tubuhnya sakit semua, tapi ia harus mengikat punggungnya sendiri bukan.

Dia bermonolog sendiri sambil melepas sepatu bots, dan perlengkapan yang biasa dia gunakan ke sawah.

Kota S

Sementara itu di tempat lain seorang lelaki berparas tampan, beralis tebal, dengan rahang yang kokoh serta badan atletis sedang memijit pelipisnya yang terasa pusing.

Bukan tanpa alasan, ia melakukannya lantaran baru saja mendapat telepon dari papanya bahwa dia harus menyusul papanya di desa P.

Ya dia adalah David Syailendra Darmawan, pria berusia 28 tahun dan berstatus singgle. Dia adalah anak sulung pak Edy Darmawan, menjabat sebagai CEO Darmawan Group setelah kursi kepemimpinan papanya harus dilanjutkan olehnya.

" Bang, lu disuruh nyusul papa tuh."

Kata Leo kepada kakak satu satunya itu

" Iya gue tahu, baru aja papa telpon gua. males banget, kenapa gak lu aja sih leo". Jawab David

"Bang, papa bilang bang David kan belum tau areal persawahan yang disitu, itu juga milik papa yang musti bang David kelola kalau papa udah tua nanti".

Jawab sang adik dengan lembut

Leo Prawira Darmawan, anak kedua dan terakhir pasangan Edy Darmawan dan Almarhumah Diah Ayu, berusia 25 tahun.

Wajah tampan, sikap yang santun dan ramah. Cenderung lebih banyak memiliki garis keturunan dari sang papa, yang lebih supel kepada orang lain.

"Gue akhir akhir ini masih sibuk, belum juga aku mau ketemu sama Sherly, ngambek dia udah seminggu ini aku gak nemuin dia."

jawab David kembali

"Bang, lu masih sama wanita itu?" Tanya sang adik mengintimidasi.

" Beberapa bulan ini gue sering bertengkar le, ga tau kenapa Sherly tiba tiba marah gak jelas gitu, jujur le gue udah hampir kepala 3, gue pingin punya istri biar papa bisa happy kalau ada cucu, lu tau kan semenjak mama meninggal papa sering keluar kota cuma biar gak ngerasa kesepian dirumah". jawab David dengan sendu

" Mending bang David putusin si Sherly, entah kenapa gue punya feeling jelek bang". ucap adik seraya pandangannya menerawang keluar jendela

" Apa maksudmu leo, kamu tahu Sherly dan aku sudah 3 tahun menjalin hubungan, kami saling mencintai". Ucap David tak mau kalah

" Terserah bang David, aku cuma gak mau bang David sedih untuk kedua kalinya, setelah kepergian mama kita seperti keluarga yang aku sendiri gak tau harus memberi nama apa, papa selalu sibuk, bang David selalu menyendiri, aku cuma ingin keluarga kita seperti dulu bang." Ucap Leo sambil berkaca kaca.

Dia paham betul David adalah orang yang sulit sekali bangkit dari keterpurukan, oleh karena itu ia ingin David bahagia, bukan tanpa alasan ia pernah melihat Sherly di sebuah cafe bersama lelaki lain.

Namun ia tidak mau memberi tahu David karena saat itu keluarga mereka masih berkabung selepas kepergian sang mama.

Ia lebih memilih membiarkan sambil berharap David akan mengetahui keburukan kekasihnya, karena sekeras apapun Leo memberitahu, David tidak akan mudah percaya jika dia tidak melihat sendiri.

Namun Leo juga tidak tinggal diam, Ia bahkan sudah menyuruh seseorang untuk membuntuti Sherly, dan mengawasi setiap pergerakannya.

Dia tidak ingin keluarganya kembali dirundung kesedihan hanya karena wanita itu, cukup sepeninggal mamanya membuat semua keluarga Leo menjadi terpuruk, bahkan cukup lama bagi sang papa untuk bisa move on dari takdir Tuhan yang amat pedih itu.