Dua kucing betina

"Kalau menurut gue sih, kayaknya dia bukan penghuni di komplek itu." Kata Adam.

"Gue nggak minta pendapat lo. Gue tanya, lo udah nemuin dia atau belum? Atau jangan-jangan lo belum nyari dia." Tukas Panji.

"Gue udah suruh orang nyariin gadis itu, tapi mereka belum menemukannya." Bohong Adam.

"Lo yakin? Lo nggak bohong kan Dam?." Tanya Panji memastikan, matanya menatap Adam penuh selidik.

Adam tersenyum kikuk. "Yakin...lah." Sahut Adam, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ruangan Panji.

"Gue tau lo bohong kan Dam." Kata Panji saat Adam baru saja memegang handle pintu.

Adam menghentikan langkah, dan membalikkan badan, sembari nyengir kuda. Dia malu dan takut Panji akan memarahinya. Walau sebenarnya dia sudah terbiasa menghadapi amarah Panji. Adam lupa sejenak orang seperti apa Panji. Dia tidak akan mudah bisa dibohongi.

"Buang muka jelek lo, dan temukan gadis itu secepatnya."

"Oke, gue akan temukan dia buat lo" Sahut Adam dengan senyumnya, lalu dia keluar dari ruangan Panji.

..

Adam sudah berada di ruangannya sekarang. Dengan segera dia meraih ponsel disaku celana dan menghubungi anak buahnya.

"Hallo!!

"Hallo bos!! Ada apa?."

"Gue ada kerjaan buat lo pada."

"Kerjaan apa bos?."

"Gue minta kalian cari seorang gadis yang udah ngelempar batu sembunyi tangan."

"Apa sih maksudnya bos, gua kagak ngarti?."

"Gue minta lo cari gadis yang udah ngelempar mobil bos Panji, tolol. Masa lo nggak ngerti."

"Perasaan tadi bos nggak ngomong kayak gitu."

"Diem lo, jangan banyak alesan. Dasar oon lu. Nyalah-nyalahin gue lagi. Mau gue cip*k lu?."

"Mau bos, mau."

"Eh kampret lo."

Terdengar tawa cekikikan di sebrang sana, anak buah Adam mentertawakan bosnya sendiri.

"Lo ngetawain gue?. Mau gue sunat ampe buntung lo?.

"Ampun bos, gua nggak berani."

"Cepetan cari gadis itu dan temukan dia secepatnya. Ngerti lo?."

"Bos, gua minta ciri-cirinya."

Adam lalu menyebutkan ciri-ciri si gadis sesuai dengan apa yang dia lihat sore itu.

"Apa bos tahu nama gadis itu?."

"Gue nggak tahu. Kalau gue tahu, gue nggak akan nyuruh lo."

"Atau fotonya barangkali."

"Nggak ada. Lo bisa mulai cari dia di komplek xxxxx. Lo lihat apa ada cctv disana. Kalo ada, lo harus bisa minta rekaman cctv itu. Dengan begitu, lo akan tahu wajah gadis itu."

"Oke bos, gua ngerti."

"Bagus." Adam memutuskan sepihak sambungan teleponnya.

𑁍𑁍𑁍

Kembali ke ruangan Panji

Dara, sekretaris Panji memberitahukan kalau Wily ingin bertemu dengannya. Panji meminta Dara mempersilahkan kakaknya masuk.

"Ada apa? Tumben kak Wily datang kesini?." Tanya Panji.

"Aku ingin meminta bantuan kamu Panji."

"Bantuan? Apa yang bisa aku bantu?."

"Besok aku harus terbang ke Belanda. Aku minta sama kamu, kamu bersedia mengawasi produksi jaketku selama aku disana."

"Kenapa harus aku, bukankah papa dan Sambaru yang biasa mengawasi disana?."

"Please panji. Aku mohon sama kamu. Kamu tahu sendiri ini order Jepang yang kualitasnya harus 110 persen. Aku nggak mau kena komplen nanti. Lagi pula papa sudah jarang turun ke lapangan, apalagi mengecek orderan ku. Dia akan turun kelapangan, hanya mengecek orderannya saja. Aku sangat percaya sama kamu."

"Baiklah, aku usahakan."

"Thanks Panji. Aku tahu, kamu bisa diandalkan." Ucap Wily lalu dia pergi dari kantor adiknya.

.

"Segera ke ruangan saya, dan bawa semua dokumen yang saya minta tadi pagi." Perintah Panji pada Dara, sekretarisnya, melalui interkom dimeja kerjanya.

"Baik pak." Sahut Dara.

"Dam, gue minta lo buat laporan pembangunan mall itu, sekarang. Dan serahin sama gue secepatnya."

"Siaapp." Sahut Adam, melalui interkom.

Tok...tok....tok...."Masuk." Titah Panji. Pintu terbuka bersamaan dengan masuknya Dara, sekretaris Panji, membawa beberapa dokumen ditangannya.

"Maaf pak!! Ini dokumen yang bapak minta."Ucap Dara sembari menyerahkan semua dokumen itu.

Panji memeriksa satu persatu dokumen yang dia terima. Dia sepertinya senang dengan apa yang dilihatnya. Panji bisa tenang, karena kondisi perusahaannya sangat stabil saat ini. Adam benar-benar bisa dipercaya.

Senyum tipisnya mengembang saat itu, sukses membuat Dara terpesona melihat kejadian langka ini.

Ya Tuhan senyum pak Panji manis banget. Batin Dara.

"Kamu boleh pergi sekarang." Titah Panji pada Dara.

"Apa pak Panji yakin tidak perlu apa-apa lagi?. Kopi misalnya?." Tanya Dara memastikan.

"Tidak." Jawab Panji cepat.

Dara beranjak dari kursi dan melangkah menuju pintu. Namun dia kembali berbalik, melangkahkan kakinya mendekati kursi atasannya.

Dengan tidak tau malunya, Dara menyimpan kedua tangannya dipundak Panji, dan mulai memijatnya dengan gerakan sedikit sensual.

"Sepertinya pak Panji sangat lelah. Saya pijitin ya, biar pak Panji lebih rileks." Ujarnya.

Panji tersentak kaget dengan kelakuan sekretaris yang begitu berani kepadanya. Untuk sesaat Panji diam menatap Dara, dengan tatapan yang sulit diartikan. Panji membiarkan Dara, ingin tahu sampai dimana kenekatan yang akan dilakukannya, walau sebenarnya hatinya merasa jijik.

Merasa tidak ada penolakan dari atasannya, Dara semakin berani. Tangannya sesekali turun meraba dada Panji, membuat Panji ingin sekali menepis tangan lancang Dara.

Panji sudah tidak bisa menahan amarahnya, dia bersiap ingin menepis kasar tangan Dara yang sedang meraba dadanya. Namun tiba-tiba pintu ruangannya kembali terbuka, bersamaan dengan munculnya sesosok gadis cantik yang sangat terkejut melihat adegan didepan matanya.

"Sedang apa kalian?." Teriak wanita itu emosi, membuat Panji dan Dara terkejut. Dara langsung menjauh dari kursi Panji, sedangkan Panji hanya memasang muka datar, saat dia tahu siapa wanita yang sudah memergokinya.

"Jawab aku. Apa yang sedang kalian lakukan?." Tanyanya lagi.

"Sa- ss saya tadi hanya ...."

"Seperti apa yang kamu lihat Jovanka. Kami sedang bersenang-senang." Sahut Panji memotong ucapan Dara, membuat Dara dan Jovanka sangat terkejut, terutama Dara. Tapi keterkejutan Dara tidak berlangsung lama, karena sekarang dia merasa senang, karena dia pikir sudah berhasil menggoda Panji.

"Menjijikan. Kamu melakukan hal menjijikan dikantor kamu sendiri Panji?." Teriak Jovanka

Panji tidak membalas perkataan Jovanka, karena dia tidak peduli apapun yang dipikirkan gadis itu. Panji justru senang seandainya Jovanka menganggapnya laki-laki playboy atau semacamnya. Dengan begitu, Panji pikir Jovanka akan berhenti mengejarnya.

"Kamu ternyata laki-laki munafik Panji." Ucap Jovanka.

"Makanya kamu jangan mau sama aku Jo." Sahut Panji.

"Ini semua pasti gara-gara lo cewek murahan."

Sungut Jovanka, lalu menarik rambut Dara, dan mencakar pipi mulusnya. Dara tidak tinggal diam, dia menjambak rambut Jovanka yang terurai panjang.

Dan akhirnya kedua kucing betina itu saling cakar, dan Panji hanya menonton adegan itu, dengan senyum mengejek, seolah mengatakan kalau kedua wanita di depannya itu tidak tau malu.

"Ke ruangan gue sekarang juga, cepaaat!!. Titah Panji kepada Adam.

Dari nada suara Panji, Adam tahu ada yang tidak beres. Dia segera ke ruangan Panji, dan wow...dia tercengang saat melihat adegan cakar mencakar antara dua kucing betina di depan matanya. Adam tersenyum miring, menikmati sesaat perkelahian itu.

" Menurut lo, siapa yang bakalan menang, Ji?." Tanya Adam.

"Cepet bawa mereka keluar dari ruangan gue, bodoh.!!" Sergah Panji.

"Oke siap!!." Sahut Adam, sedikit tersentak. Dia menyeret kedua kucing itu keluar dari ruangan Panji, dan menyerahkannya pada sekuriti yang sudah ada diluar ruangan, lalu Adam kembali masuk, menanyakan apa yang terjadi.

"Gue mau lo pecat dan suruh Dara pulang sekarang juga.," Titah Panji.

"Apaa?? "

"Gue nggak perlu mengulang kata-kata gue kan Dam?."

"I-i-i-iiiya oke. Gue akan pecat dia sekarang juga. Tapi kalau Dara dipecat siapa yang akan gantiin posisi dia?."

"Elo."

"Gue?."

"Iya elo. Kenapa lo keberatan?" Tanya Panji

"Bukan gitu Ji. Tapi masa iya gue sih. Gue kan asisten pribadi lo, masa gue juga harus jadi sekretaris lo."

"Gue nggak mau tau, dan gue nggak mau dibantah."

"Oke..oke gue mau, tapi sementara oke?. Gue akan cari sekretaris baru buat lo. Lagian kenapa sih lo pake pecat Dara? Kerjanya kan bagus?."

"Percuma kerja bagus tapi tidak punya attitude. Gue butuh sekretaris, bukan cewek penggoda."

Adam diam seketika. Dia sekarang mengerti kenapa Panji ingin memecat Dara. Adam yakin Dara sudah menggoda bosnya, dan itu adalah kesalahan fatal yang tidak bisa dimaafkan. Adam sudah sering memecat sekretaris, hanya karena masalah seperti itu.

"Sekarang gue minta, lo atur jadwal gue supaya besok gue bisa pergi ke konveksi, mengawasi produksi jaket orderan kakak gue." Pungkas Panji, lalu dia pergi ke kamar mandi yang ada diruangan pribadi dikantornya. Dia mandi dan mengganti bajunya, yang sudah terkontaminasi bau parfum Dara.

TBC🌻

Jangan lupa vote, like dan komentarnya ya manis🤗**

Terpopuler

Comments

Reny Septiyanti

Reny Septiyanti

wah...seru ne panji ketemu nadin

2021-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kekesalan Nadin
3 Aku memang pelakunya
4 Lo udah temuin Dia?
5 Dua kucing betina
6 Tentang Mikha
7 Tidak mengenali
8 Ganti rugi
9 Satu alasan lagi
10 Temui aku sekarang juga
11 Ancaman Panji
12 Menyesal
13 Teko Panci
14 Gajian ke dua
15 Dasar Siluman Panci
16 Memuji
17 Ingin menemui
18 Lo kenapa sih
19 Mati Aku!!
20 Bahasa kalbu
21 Seblak Tulang.
22 Satu sama
23 Suster Pengganti
24 Suster pengganti
25 Menjemput Mikha.
26 Siluman Belut
27 Siapa lelaki itu
28 Saya Bukan Maling
29 Pembela Kebenaran
30 Kamu mau menggodaku
31 Perubahan Sikap
32 Keajaiban dunia ke sembilan
33 Maafkan Dia kak
34 Terima kasih Nadin
35 Menginap
36 Kekesalan Panji
37 Kekesalan Panji part 2
38 Kenapa dia ada disini?.
39 Aku masih mencintaimu
40 Berhenti jadi Pengasuh.
41 Bagai burung lepas dari sangkar
42 Menghindari
43 Urusan kita selesai kan?
44 Perasaan lain.
45 Kembali tak karuan
46 Aku gak suka dia
47 Ingin melihat
48 Ajarin aku
49 Kamu itu pacarku
50 Bertukar posisi.
51 Kamu pinter Nadin.
52 Fitnah
53 Berhenti Kerja
54 Kedatangan Panji.
55 Kagum
56 Aku cinta kamu Nadin
57 Aku mencintaimu
58 Kucing merah
59 Makasih Nadin
60 Senyum kamu meresahkan
61 Siapa Siluman Panci?
62 Cepat Kembali my lovely
63 Merindukan
64 Jalani saja.
65 Jangan marah ya!!
66 Siluman Panci, my lovely
67 Kapan Pulang?
68 Kemana sih dia?.
69 Vila Kaca
70 Gagal misi
71 Kamu mau nikah sama aku
72 Tebak-tebakkan
73 Siapa nama gadis itu.
74 Kamu nggak pernah ciuman ya?
75 Diam-diam menghanyutkan
76 Tentu saja aku mencintainya.
77 Kenapa minta maaf
78 Makan malam
79 Tentang Lampu merah
80 Apa yang kamu takutkan
81 Dia calon istriku
82 Jangan menghina calon istriku
83 Aku akan tetap menikahi kamu Nad
84 Dipecat
85 Kedatangan Jovanka
86 Aku sayang kamu
87 Saya tidak bersalah
88 Ditahan
89 Merasa bersalah
90 Aku mau putus.
91 Melupakan tujuan
92 Bu Ana
93 Cemburu
94 Tamu istimewa
95 Kejadian tragis
96 Wanita itu memang pembunuh
97 Bu Soraya di tahan
98 Namanya salsa
99 Namanya Salsa part 2
100 Aku yakin dia Nadin
101 Salsa memang Nadin
102 Nadin calon istriku
103 Ini beneran kamu?
104 Kejutan terindah
105 Tentang bu Ana
106 Hari pernikahan
107 Malam pertama
108 Malam pertama part 2 ( Tamat)
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Kekesalan Nadin
3
Aku memang pelakunya
4
Lo udah temuin Dia?
5
Dua kucing betina
6
Tentang Mikha
7
Tidak mengenali
8
Ganti rugi
9
Satu alasan lagi
10
Temui aku sekarang juga
11
Ancaman Panji
12
Menyesal
13
Teko Panci
14
Gajian ke dua
15
Dasar Siluman Panci
16
Memuji
17
Ingin menemui
18
Lo kenapa sih
19
Mati Aku!!
20
Bahasa kalbu
21
Seblak Tulang.
22
Satu sama
23
Suster Pengganti
24
Suster pengganti
25
Menjemput Mikha.
26
Siluman Belut
27
Siapa lelaki itu
28
Saya Bukan Maling
29
Pembela Kebenaran
30
Kamu mau menggodaku
31
Perubahan Sikap
32
Keajaiban dunia ke sembilan
33
Maafkan Dia kak
34
Terima kasih Nadin
35
Menginap
36
Kekesalan Panji
37
Kekesalan Panji part 2
38
Kenapa dia ada disini?.
39
Aku masih mencintaimu
40
Berhenti jadi Pengasuh.
41
Bagai burung lepas dari sangkar
42
Menghindari
43
Urusan kita selesai kan?
44
Perasaan lain.
45
Kembali tak karuan
46
Aku gak suka dia
47
Ingin melihat
48
Ajarin aku
49
Kamu itu pacarku
50
Bertukar posisi.
51
Kamu pinter Nadin.
52
Fitnah
53
Berhenti Kerja
54
Kedatangan Panji.
55
Kagum
56
Aku cinta kamu Nadin
57
Aku mencintaimu
58
Kucing merah
59
Makasih Nadin
60
Senyum kamu meresahkan
61
Siapa Siluman Panci?
62
Cepat Kembali my lovely
63
Merindukan
64
Jalani saja.
65
Jangan marah ya!!
66
Siluman Panci, my lovely
67
Kapan Pulang?
68
Kemana sih dia?.
69
Vila Kaca
70
Gagal misi
71
Kamu mau nikah sama aku
72
Tebak-tebakkan
73
Siapa nama gadis itu.
74
Kamu nggak pernah ciuman ya?
75
Diam-diam menghanyutkan
76
Tentu saja aku mencintainya.
77
Kenapa minta maaf
78
Makan malam
79
Tentang Lampu merah
80
Apa yang kamu takutkan
81
Dia calon istriku
82
Jangan menghina calon istriku
83
Aku akan tetap menikahi kamu Nad
84
Dipecat
85
Kedatangan Jovanka
86
Aku sayang kamu
87
Saya tidak bersalah
88
Ditahan
89
Merasa bersalah
90
Aku mau putus.
91
Melupakan tujuan
92
Bu Ana
93
Cemburu
94
Tamu istimewa
95
Kejadian tragis
96
Wanita itu memang pembunuh
97
Bu Soraya di tahan
98
Namanya salsa
99
Namanya Salsa part 2
100
Aku yakin dia Nadin
101
Salsa memang Nadin
102
Nadin calon istriku
103
Ini beneran kamu?
104
Kejutan terindah
105
Tentang bu Ana
106
Hari pernikahan
107
Malam pertama
108
Malam pertama part 2 ( Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!