Lo udah temuin Dia?

Pagi-pagi sekali Nadin sudah berangkat, diantarkan Hirlan dengan motor bodongnya. Selain karena takut bertemu polisi, Nadin juga sebenarnya takut bertemu orang yang mobil mewahnya penyok, karena ulahnya kemarin.

Nadin pikir, mungkin saja pemilik mobil itu juga tinggal di komplek perumahan yang sama dimana dia bekerja.

Nadin bisa bernafas lega saat dia sudah tiba didepan gerbang tempat kerjanya. Dia menyuruh adiknya segera pulang, agar tidak bertemu polisi.

..

Melihat ada karyawan yang ingin masuk, pak satpam langsung membuka gerbang.

"Selamat pagi pak satpam!! Sapa Nadin.

"Pagi juga neng!! Rajin amat si neng, jam segini udah dateng aja." Kata satpam itu.

"Hehehe...iya pak, saya sengaja berangkat pagi, takut kejebak macet entar kesiangan, kan saya juga yang dimarahin." Sahut Nadin lalu berjalan menuju gedung tempatnya bekerja.

Pintu gedung masih tertutup rapat, karena produksi dimulai setengah delapan pagi, dan saat ini baru pukul 6.20 pagi. Nadin memutuskan menemui bibinya dirumah sang pemilik konveksi.

Dia langsung menuju dapur kotor yang terletak beberapa meter dari gedung tempatnya bekerja. Dapur itu terpisah dengan dapur bersih yang ada di rumah utama. Nadin yakin saat ini bi Sum pasti sedang ada disana, menyiapkan bahan yang akan dia masak untuk makan siang karyawan.

"Hay bi!! Sapa Nadin.

"Nadin, kamu ngapain pagi-pagi sudah disini?.".Tanya bi Sum sedikit heran.

"Hehehe...aku tadi dianter Hirlan bi, makanya aku udah disini. Aku mau bantuin bibi, boleh kan?." Tanya Nadin.

"Oh tentu saja boleh. Kebetulan banget, bibi emang lagi butuh bantuan. Kamu bisa kan ungkep daging ayam ini, bumbunya udah bibi siapin, kamu tinggal masukin aja semuanya, dan kasih air secukupnya.

Kalau nanti bumbunya udah meresap, dan airnya berkurang kamu langsung matiin kompornya ya. Bibi mau nyiapin sarapan buat majikan bibi dulu. Kamu udah sarapan?." Tanya bi sum.

"Udah bi, nih." Sahut nadin sembari menunjukan plastik berisi nasi yang hanya tinggal sedikit.

"Ya udah, bibi kedalam dulu. Kamu bisa kan melakukan apa yang bibi suruh tadi?."

"Iya bi, aku ngerti. Waah jadi siang ini kami akan makan enak ya bi." Sahut Nadin, lalu dia melakukan apa yang diinstruksikan bibinya.

Tak lama kemudian, Dewi (salah satu art dirumah itu) datang membawa keranjang belanjaan yang berisi sayuran segar.

"Hay Nadin!!" Sapa Dewi.

"Ehh kak Dewi. Dari mana kak?." Tanya Nadin.

"Dari pasar." Jawab Dewi. "Kamu ngapain disini, jam segini?." Tanya Dewi.

"Enggak ngapa-ngapain kak, cuma bantu bibi, sebelum aku masuk."

"Waah, kamu rajin juga ternyata." Puji Dewi.

Mereka pun mengobrol, sambil memotong sayuran yang Dewi bawa tadi. Hingga akhirnya bi Sum datang, dan menyuruh Nadin segera ke tempat kerjanya, karena waktu sudah menunjukan pukul 7.15 pagi.

Nadin bergegas pergi dari sana dan masuk ke gedung tempatnya bekerja, yang berjarak kurang lebih lima belas atau dua puluh meter dari rumah sang pemilik.

...

Sudah tiga minggu Nadin bekerja disana. Sebelum dia mempunyai teman yang akrab, Nadin memang lebih memilih menghabiskan waktu istirahat bersama bibinya, yang bertugas memasak untuk semua karyawan juga untuk keluarga majikannya.

Masakan bi Sum memang sangat enak, tak heran majikannya tidak pernah mau bi Sum berhenti bekerja dari sana, karena menurut mereka, masakannya pas dengan lidah mereka.

Dulu mak Ebah, nenek Nadin juga bekerja disana sebagai tukang masak. Karena usia yang semakin senja, mak Ebah meminta berhenti, dan bi Sum anaknya yang menggantikan posisinya dirumah itu. Keluarga itu tidak keberatan, karena rasa masakan mak Ebah dan bi Sum memang sama enaknya.

***

Seiring berjalanya waktu, Nadin mulai akrab dengan semua karyawan disana. Mereka bercerita, kalau dulu mereka juga sering diomeli dan dimarahi oleh Nina. Rata-rata karyawan memang tidak menyukai Nina, yang sok berkuasa.

"Kenapa kalian nggak melaporkan dia?."Tanya Nadin.

"Kami takut. Dia tuh orangnya pinter banget muter balikan fakta. Lagian bu Ratna juga sangat percaya sama dia. Si Nina juga suka ngancem, bakal bikin kita dikeluarin dari sini, kalau kita berani ngelawan dia. Dia ngaku masih ada hubungan saudara dengan pak Bahtiar." Sahut Novi, teman baru Nadin.

"Pak Bahtiar?."

"Iya pak Bahtiar, pemilik konveksi ini."

"Ohh...tapi biarin aja dia kayak gitu. Cepat atau lambat bu Ratna juga akan tahu, bagaimana kelakuan Nina sebenarnya. Kita lihat aja nanti, kita atau dia yang bakal ditendang dari sini." Ujar Nadin.

Mereka masih mengobrol, sambil menikmati makan siang, di tempat yang disediakan khusus untuk pegawai. Tempat makan itu bersebelahan dengan gedung tempat mereka bekerja. Tempat makan yang berada diruangan terbuka, menghadap ke taman belakang rumah mewah pak Bahtiar.

Jam 12.30 , Nadin dan teman-temannya baru selesai makan siang. Masih ada waktu istirahat setengah jam lagi sebelum masuk. Nadin berniat akan menghampiri bibinya, siapa tahu dia butuh bantuannya lagi.

Saat sedang berjalan menuju dapur, sayup-sayup Nadin mendengar suara tangis anak kecil. Dia mengedarkan pandanganya mencari sumber suara yang ternyata berasal dari belakang kursi taman.

Nadin melangkah mendekati kursi itu, dan dia melihat anak kecil sedang menangis sambil memegangi lututnya yang lecet.

"Astagfirullah dek!! Kamu kenapa? Jatuh ya?." Tanya Nadin, sembari menggendong anak itu, membersihkan lukanya, dan meniup pelan luka di lutut anak itu.

Anak itu tidak menjawab, malah semakin menangis. Nadin sedikit panik, lalu berusaha menenangkannya dan dia berhasil. Anak itu diam, menatap Nadin penuh selidik.

"Kamu nggak usah takut sama kakak. Kakak bukan orang jahat kok. Kakak kerja disini. oh iya, kita belum kenalan. Nama kakak Nadin, nama dedek cantik ini siapa?."

"Mikha." Sahut anak itu, yang usianya mungkin empat atau lima tahunan.

"Waah namanya cantik banget, persis kayak orangnya. Kamu cantik dan lucu banget Mikha." Puji Nadin.Tapi Mikha tidak berkata apa-apa, dia terus saja menatap Nadin.

"Ngomong-ngomong Mikha tadi kenapa bisa jatuh?." Tanya Nadin

"Aku tadi lari, terus jatuh." Jawab Mikha.

"Ohhh...lain kali hati-hati ya sayang, jangan suka lari-lari sendirian." Mikha mengangguk.

"Kalau kakak boleh tahu, kenapa Mikha lari-lari?."

"Aku pengen ngumpet."

"Kenapa ngumpet sayang? Kasihan entar mamanya nyariin lho."

"Aku nggak punya mama." Jawab Mikha cepat, membuat Nadin terkejut dan refleks menatapnya. Nadin tersenyum melihat wajah Mikha yang cemberut, karena menurut Nadin wajah Mikha sangat lucu.

Tiba-tiba senyum Nadin sedikit memudar saat dia melihat mata polos Mikha yang sepertinya sangat sedih dan kesepian.

"Non Mikha." Teriak seseorang mengejutkan Nadin dan Mikha.

"Oh rupanya non Mikha disini. Suster udah cari non Mikha kemana-mana. Ayo masuk non!! Nanti suster dimarahin ibu lagi, non Mikha gak kasihan sama suster?." Ucap suster Wati, baby sitter Mikha, sembari menuntun tangan Mikha.

"Makasih ya Nadin, kamu udah temuin Mikha."

"Iya, sama-sama kak."

Nadin tersenyum tipis, menatap kepergian Mikha dan susternya. Namun tiba-tiba Mikha membalikkan badan ke arah Nadin, lalu dia melambaikan tangan dan tersenyum kepadanya.

Nadin membalas lambaian tangan Mikha, dan tersenyum tulus kepadanya. Setelah itu, Nadin kembali masuk ke gedung untuk bekerja. Dia tidak jadi menemui bi Sum, karena sebentar lagi jam masuknya tiba.

.

❀❀❀❀❀.

Sejak hari dimana mobilnya dilempari batu oleh Nadin, Panji semakin disibukkan dengan semua pekerjaannya, hingga dia sedikit melupakan kejadian itu.

Dia lupa menanyakan pada Adam, apakah Adam sudah mencari tahu siapa gadis yang sudah melempari mobil mewahnya, dan Adam juga tidak pernah membahasnya, walau sebenarnya dia masih ingat dengan perintah Panji.

Menurut Adam, masih banyak pekerjaan yang lebih penting daripada harus membuang waktu mencari gadis itu. Belum tentu juga gadis itu mau bertanggung jawab, membayar ganti rugi mobil Panji, seandainya dia menemukannya.

Adam yakin benar, gadis pelaku pelemparan batu itu tidak memiliki banyak uang seperti dirinya dan Panji. Menurut Adam, Panji hanya membesar-besarkan masalah, toh dia juga bisa dengan cepat membuat mobilnya kembali seperti semula, kenapa harus ribet-ribet nyari gadis itu, buang-buang waktu aja. Atau dia sengaja ingin membuatku stres?. Kata Adam dalam hatinya.

"Dam."

"Iya pak." Sahut Adam. Panji menoleh saat Adam menyebutnya 'pak.'

"Gak usah pake pak, segala. Gue bukan bapak lo."

"Maaf pak Panji!!. Apa bapak lupa, kalau ini dikantor?."

"Gue tahu ini kantor, tapi tidak ada siapapun disini. Jadi jangan bikin gue emosi. Lo tau sendiri gue paling nggak suka orang manggil gue bapak. Gue belum punya anak."

Adam terkekeh mendengar ucapan Panji."Tapi gue gak keberatan kok jadi anak lo. Adopsi gue lah plis." Goda Adam, yang disambut tatapan tajam dari Panji.

Lirikan matamu menarik hati.Oh senyumanmu manis sekali. Sehingga membuat aku tergoda..ahaa...Sebenarnya aku..."

Peletak....

"Aww" Pekik adam, saat Panji melayangkan pulpen yang ada di mejanya tepat mengenai kepala Adam yang sedang bernyanyi.

"Lo bisa serius nggak sih Dam?." Tanya Panji dengan wajah dinginnya.

"Iya sori..sori. Gue kan cuma nyanyi, nggak perlu juga kan lo lempar tuh pulpen ke jidat gue."

"Ini kantor Dam. Kalo lo mau ngamen, sana di lampu merah, jangan dikantor gue." Sarkas Panji.

"Ya elah, kejem amat tuh mulut lo Ji." Sahut Adam.

"Gimana Dam, lo udah tau siapa gadis yang udah berani lempar batu ke mobil gue?." Tanya Panji.

Mampus deh gue. Bisa-bisa dia ngacak wc, kalau gue bilang, gue belum nyari gadis itu.

Gue pikir lo lupa Panji. Dasar Adam bodoh, kenapa lo bisa lupa kalau ingetan Panji emang tajem, ngalahin tajemnya omongan tetangga.

Gue harus cari jawaban yang pas, biar dia percaya. Ayo otak cerdas ku berpikir.

Kata Adam dalam hati.

Terpopuler

Comments

Eti Rahmawati

Eti Rahmawati

adam yg somplak duet sama panji yg beku

2022-01-12

1

Ratu Tety Haryati

Ratu Tety Haryati

Si Adam mah aya2 wae, jadi kena timpuk Panji ka....

2021-07-18

2

Reny Septiyanti

Reny Septiyanti

kocak si adam,cocok deh sama panji yg bnyk diem

2021-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Kekesalan Nadin
3 Aku memang pelakunya
4 Lo udah temuin Dia?
5 Dua kucing betina
6 Tentang Mikha
7 Tidak mengenali
8 Ganti rugi
9 Satu alasan lagi
10 Temui aku sekarang juga
11 Ancaman Panji
12 Menyesal
13 Teko Panci
14 Gajian ke dua
15 Dasar Siluman Panci
16 Memuji
17 Ingin menemui
18 Lo kenapa sih
19 Mati Aku!!
20 Bahasa kalbu
21 Seblak Tulang.
22 Satu sama
23 Suster Pengganti
24 Suster pengganti
25 Menjemput Mikha.
26 Siluman Belut
27 Siapa lelaki itu
28 Saya Bukan Maling
29 Pembela Kebenaran
30 Kamu mau menggodaku
31 Perubahan Sikap
32 Keajaiban dunia ke sembilan
33 Maafkan Dia kak
34 Terima kasih Nadin
35 Menginap
36 Kekesalan Panji
37 Kekesalan Panji part 2
38 Kenapa dia ada disini?.
39 Aku masih mencintaimu
40 Berhenti jadi Pengasuh.
41 Bagai burung lepas dari sangkar
42 Menghindari
43 Urusan kita selesai kan?
44 Perasaan lain.
45 Kembali tak karuan
46 Aku gak suka dia
47 Ingin melihat
48 Ajarin aku
49 Kamu itu pacarku
50 Bertukar posisi.
51 Kamu pinter Nadin.
52 Fitnah
53 Berhenti Kerja
54 Kedatangan Panji.
55 Kagum
56 Aku cinta kamu Nadin
57 Aku mencintaimu
58 Kucing merah
59 Makasih Nadin
60 Senyum kamu meresahkan
61 Siapa Siluman Panci?
62 Cepat Kembali my lovely
63 Merindukan
64 Jalani saja.
65 Jangan marah ya!!
66 Siluman Panci, my lovely
67 Kapan Pulang?
68 Kemana sih dia?.
69 Vila Kaca
70 Gagal misi
71 Kamu mau nikah sama aku
72 Tebak-tebakkan
73 Siapa nama gadis itu.
74 Kamu nggak pernah ciuman ya?
75 Diam-diam menghanyutkan
76 Tentu saja aku mencintainya.
77 Kenapa minta maaf
78 Makan malam
79 Tentang Lampu merah
80 Apa yang kamu takutkan
81 Dia calon istriku
82 Jangan menghina calon istriku
83 Aku akan tetap menikahi kamu Nad
84 Dipecat
85 Kedatangan Jovanka
86 Aku sayang kamu
87 Saya tidak bersalah
88 Ditahan
89 Merasa bersalah
90 Aku mau putus.
91 Melupakan tujuan
92 Bu Ana
93 Cemburu
94 Tamu istimewa
95 Kejadian tragis
96 Wanita itu memang pembunuh
97 Bu Soraya di tahan
98 Namanya salsa
99 Namanya Salsa part 2
100 Aku yakin dia Nadin
101 Salsa memang Nadin
102 Nadin calon istriku
103 Ini beneran kamu?
104 Kejutan terindah
105 Tentang bu Ana
106 Hari pernikahan
107 Malam pertama
108 Malam pertama part 2 ( Tamat)
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
Kekesalan Nadin
3
Aku memang pelakunya
4
Lo udah temuin Dia?
5
Dua kucing betina
6
Tentang Mikha
7
Tidak mengenali
8
Ganti rugi
9
Satu alasan lagi
10
Temui aku sekarang juga
11
Ancaman Panji
12
Menyesal
13
Teko Panci
14
Gajian ke dua
15
Dasar Siluman Panci
16
Memuji
17
Ingin menemui
18
Lo kenapa sih
19
Mati Aku!!
20
Bahasa kalbu
21
Seblak Tulang.
22
Satu sama
23
Suster Pengganti
24
Suster pengganti
25
Menjemput Mikha.
26
Siluman Belut
27
Siapa lelaki itu
28
Saya Bukan Maling
29
Pembela Kebenaran
30
Kamu mau menggodaku
31
Perubahan Sikap
32
Keajaiban dunia ke sembilan
33
Maafkan Dia kak
34
Terima kasih Nadin
35
Menginap
36
Kekesalan Panji
37
Kekesalan Panji part 2
38
Kenapa dia ada disini?.
39
Aku masih mencintaimu
40
Berhenti jadi Pengasuh.
41
Bagai burung lepas dari sangkar
42
Menghindari
43
Urusan kita selesai kan?
44
Perasaan lain.
45
Kembali tak karuan
46
Aku gak suka dia
47
Ingin melihat
48
Ajarin aku
49
Kamu itu pacarku
50
Bertukar posisi.
51
Kamu pinter Nadin.
52
Fitnah
53
Berhenti Kerja
54
Kedatangan Panji.
55
Kagum
56
Aku cinta kamu Nadin
57
Aku mencintaimu
58
Kucing merah
59
Makasih Nadin
60
Senyum kamu meresahkan
61
Siapa Siluman Panci?
62
Cepat Kembali my lovely
63
Merindukan
64
Jalani saja.
65
Jangan marah ya!!
66
Siluman Panci, my lovely
67
Kapan Pulang?
68
Kemana sih dia?.
69
Vila Kaca
70
Gagal misi
71
Kamu mau nikah sama aku
72
Tebak-tebakkan
73
Siapa nama gadis itu.
74
Kamu nggak pernah ciuman ya?
75
Diam-diam menghanyutkan
76
Tentu saja aku mencintainya.
77
Kenapa minta maaf
78
Makan malam
79
Tentang Lampu merah
80
Apa yang kamu takutkan
81
Dia calon istriku
82
Jangan menghina calon istriku
83
Aku akan tetap menikahi kamu Nad
84
Dipecat
85
Kedatangan Jovanka
86
Aku sayang kamu
87
Saya tidak bersalah
88
Ditahan
89
Merasa bersalah
90
Aku mau putus.
91
Melupakan tujuan
92
Bu Ana
93
Cemburu
94
Tamu istimewa
95
Kejadian tragis
96
Wanita itu memang pembunuh
97
Bu Soraya di tahan
98
Namanya salsa
99
Namanya Salsa part 2
100
Aku yakin dia Nadin
101
Salsa memang Nadin
102
Nadin calon istriku
103
Ini beneran kamu?
104
Kejutan terindah
105
Tentang bu Ana
106
Hari pernikahan
107
Malam pertama
108
Malam pertama part 2 ( Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!