We And Problems

We And Problems

Chapter 1 : Celotehan Ree

Hidup adalah masalah utama setiap manusia, termasuk yang dirasakan oleh ku saat ini.

Masalah hidup itu banyak, jika disebut satu-satu dan uraikan akan habis kertas di dunia hanya untuk menguraikan masalah hidup.

Tetapi banyak yang bilang, 'kamu saja yang terlalu banyak mikir' kepadaku.

Aku menatap orang-orang di sekitar, berlalu lalang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hey! ada yang sedang tertawa di sana padahal tidak ada yang lucu.

Ah! rupanya orang gila.

Itu juga masalah tetapi bagi orang lain.

Baiklah Ree, untuk apa kamu memikirkan masalah hidup jika kamu cukup bernafas melalui hidung?

Awalnya seperti itu, hidupku hanya aku yang berkehendak bagaimana menjalaninya dengan bantuan Tuhan yang biasanya membuka jalan baru dan mengharuskan aku melalui serta menyelesaikannya.

Hingga semuanya seolah menjadi meja terbalik dan mengobrak-abrik hidup tenangku. Badai yang membuatku selalu menangis ketika mengingatnya. Memori yang sangat inginku hilangkan dari kepalaku, malah semakin lekat seiring waktu.

Bahkan setiap memejamkan mata mimpi buruk itu datang dan membuatku bergetar ketakutan. Seolah terjaga dan membangunkan sisi gelap dari diri yang bisa berbuat hal mengerikan.

Mungkin orang-orang melihatku seperti baik-baik saja, perempuan yang selalu tertawa dan mudah menjalin relasi.

Tetapi di balik semua tawa dan keramahan itu, diriku dengan rapat menutup emosi yang tidak boleh diketahui oleh siapapun, termasuk keluargaku.

Rasa sakit dan tertekan disebabkan oleh orang tua dapat membuat anak menjadi terluka hingga trauma seperti yang aku rasakan hingga detik ini.

Itu benar, aku mengakui jika keluargaku bukanlah tempat yang harmonis dan hangat seperti orang lain.

Di sini juga bisa mengerti bahwa cinta adalah sesuatu yang bodoh dan tidak berguna. Meski mulut berucap 'cinta' itu hanya membuatku semakin marah dan dongkol.

Rasa sakit itu bukan hanya satu-dua tahun ku rasa, semasa dari aku mulai bisa mengerti ucapan hingga saat ini sakit itu belum pernah terobati oleh siapa pun di dunia.

Meski hanya meringkuk sendirian menangisi kesakitan yang dirasakan setiap malam dan terus berdoa, tetap saja aku hidup di lingkungan yang banyak orang.

Terkadang kenyataan memukulku dan menegurku untuk membutuhkan orang lain.

Aku benci mengakui itu, tetapi nyata adanya aku butuh manusia lain untuk bersamaku.

Meski aku tidak tahu bagaimana memulai. Aku memiliki rasa takut yang berlebihan atau bisa dikatakan fobia.

Orang lain mengatakan bahwa aku terlalu cuek dan tidak peka dengan sekitarku, karena mereka berkata sesuai dengan apa yang mereka lihat, kenyataannya itu hanya alasan saja di balik kebenaran yang sesungguhnya.

Kelihatanya memang begitu, egoisnya semua orang adalah ingin di mengerti. Tidak apa-apa jika tidak satupun orang bisa mengerti diriku. Agar aku dapat tahu, sampai kapan pembatasan diriku akan berakhir.

Karena keterbatasan ini, aku hanya bertanya kepada perempuan normal lain yang dapat mudah bertahan menjalin hubungan atas nama cinta atau semacamnya dan seringkali ku menemukan mereka tersakiti karena kebodohan mereka sendiri.

“Tidak semua laki-laki sama.”

Banyak yang mengatakan itu, entah dari kaumku sendiri dan sebelah. Pembenaran tentang watak manusia memang sulit di cari jawaban pasti karena manusia ku katakan memiliki lebih dari satu ‘wajah’. Jangan munafik, kalian di luar sana pasti paham tentang makna ‘wajah’ yang ku maksud.

Jangankan kalian, aku saja punya lebih dari dua ‘wajah’.

Aku memerlukannya untuk kepentingan dan keegoisan diri yang tidak pernah cukup. Meski harus menyakiti satu sama lain, asal tidak ketahuan aku akan berada di zona aman.

Benar, jangan biarkan orang asing masuk ke privasi yang harus kamu simpan. Meski seseorang terbuka sekalipun, tetap ada satu atau dua hal yang menjadi hal penting dan tidak di publikasikan pada orang-orang.

Kenapa begitu? Alasannya tidak akan menjadi hal penting untuk orang lain.

“Ree, kamu tidak pernah membuka hati.”

Kata-kata itu seringkali muncul dari orang-orang terdekatku. Apakah aku secara tidak sengaja menciptakan dinding tembus pandang namun begitu terasa keberadaannya hingga semua orang menjaga jarak denganku?

Permasalahan ini seringkali muncul dengan bodohnya karena ada beberapa orang yang ingin berkenalan denganku. Hingga otomatis diriku menciptakan aura yang membuat orang lain merasa sangat tidak enak.

Aku hanya diam, tersenyum seadanya untuk basa-basi setelah itu akan kembali seperti biasa, sunyi sampai waktu yang tidak ku tentukan.

“Ree! Coba lihat! Dia sangat tampan.”

Satu lagi yang menjadi masalahku, jujur saja laki-laki akan sangat sulit menjadi tampan di mataku. Ini bukan alasan untuk mencari perhatian atau semacamnya karena pada dasarnya aku menghindari kerumunan dan pandangan orang.

Entah itu pemikiranku seorang yang aneh atau bagaimana.

Apa karena aku yang terbiasa melihat perempuan dengan tampang tampan di akademi membuatku menjadi menyamaratakan semua orang? Aku bingung sendiri.

“Entahlah, mereka biasa saja.” jawaban absolut yang belum pernah tergantikan hingga sekarang.

Definisi rupawan itu seperti apa? Aku hanya menilai semua orang memiliki ketampanan serta kecantikan masing-masing yang mencerminkan diri mereka sendiri.

Itulah kenapa, aku tidak minder dengan wajahku yang ku anggap cantik ini.

Bagaimana tidak, aku bersyukur Tuhan memberiku dua mata dengan bola mata kecoklatan yang indah seperti kacang hazelnut, hidung yang tidak maju maupun mundur secara berlebihan, bibir yang mudah untuk memberi senyuman hangat serta mengumpat dalam satu waktu, rambut lurus hitam yang selalu gagal di keriting.

Aku suka rambut bergelombang, tetapi Tuhan memberiku rambut lurus.

Cukup dengan curhatanku, tetapi yang paling penting adalah menjadi diri sendiri. Meski memiliki ketakutan yang tidak biasa dan sulit menyembuhkannya, tetaplah mencintai diri sendiri sampai akhir.

Maka, setelah 21 tahun aku hidup di dunia yang fana dengan menyandang nama Ree aku bertahan sampai sekarang dan menjadi salah satu murid sebuah Akademi di suatu kota pesisir bernama kota Litore Kerajaan Pulchra.

Kerajaan Pulchra yang dipimpin oleh raja Luxius I, merupakan kerajaan dengan banyak gunung dan bibir pantai dengan empat musim yang rutin berganti setiap tahunnya. Sejak bergantinya raja membuat kedudukan penduduk biasa dan bangsawan disamakan, dengan beberapa ketentuan.

Itulah membuat semua keluarga campuran seperti ku bisa hidup sejahtera dan berkecukupan hingga kedua orang tua ku mampu mengirimku ke Akademi.

Namun, ada hal yang terburuk yang kupikir akan ku alami didalam hidupku untuk beberapa waktu kedepan.

“Pertukaran pelajar?” tanyaku ketika melihat Profesor Roche memberikan sebuah surat rekomendasi dari Akademi di ibu kota tempat pusat kerajaan berada padaku.

“Kamu memenuhi persyaratan Ree, pelajar tingkat akhir dan tahun depan kamu bisa lulus dengan nilai serta kemampuan yang sangat luar biasa jika kamu ikut program ini.” ujar wanita paruh baya yang identik dengan rambut merah bergelombang dan sudah beruban itu.

Aku mengambil surat rekomendasi tersebut dan membaca lebih jeli apa yang tertera.

“Dari sekian banyaknya pelajar perempuan di Akademi ini, kenapa harus saya?” tanyaku lagi.

Itu karena aku bersekolah di Akademi putri, membuatku heran kenapa Profesor Roche menawarkan padaku.

“Jika kamu tidak ingin, saya bisa menawarkannya pada orang lain.”

Tetapi aku menjauhkan surat itu dari jangkauan Profesor Roche dan menatapnya untuk tidak dulu membuat keputusan tersebut.

Aku tertarik, karena aku suka hal yang baru. Tetapi, aku cukup ragu melangkah karena Akademi yang dituju merupakan La Priens.

Akademi putra La Priens, baru-baru ini menyatakan akan membuka pendaftaran untuk putri di tahun pelajaran yang baru dan tujuan program pertukaran ini adalah untuk menguji coba kelayakan serta kesiapan salah satu pusat pendidikan terbaik di kerajaan.

Tunggu, ini seperti kami menjadi objek percobaan.

“Tidak hanya dari Akademi kita, kota-kota lain di luar ibukota juga mengirim muridnya untuk mengikuti program ini.” jelas Profesor Roche membuat aku menjadi sedikit berani untuk mengambil langkah.

Itu berarti aku tidak sendirian.

Namun satu masalah yang harus aku selesaikan dengan diriku sendiri disini.

Aku benci beriteraksi dengan laki-laki dan aku sangat menghindari kaum adam itu.

Kenangan pahit, luka lama, serta ingatan tidak menyenangkan terus menghantui pikiran dan mempengaruhi perasaan. Aku sepenuhnya sadar apa yang aku putuskan dengan Profesor Roche bukan hal sepele karena kedepannya, pada hari-hari yang sulit aku terka akan datang.

Suka serta duka, datanglah padaku.

Agar aku tahu bagaimana cara mengatasi luka lamaku.

 

To Be Continued.

Terpopuler

Comments

Rhea Rin

Rhea Rin

likee 💕😍

2021-07-29

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Celotehan Ree
2 Chapter 2 : Start Line
3 Chapter 3 : Kelas Berburu
4 Bertemu dengan...
5 Chapter 4 : Buruan Pertama
6 Chapter 5 : Heittblood bersaudara
7 Chapter 6 : Kekurangan Ree
8 Chapter 7 : Perhatian Seorang Saudara
9 Chapter 8 : Apology
10 Chapter 9 : Alexander and Liliana
11 Chapter 10 : Keputusan Viovarand
12 Chapter 11 : Kelas Berburu Pertama Alexander
13 Chapter 12 : Ree's Rule
14 Chapter 13 : The Bad Day
15 Chapter 14 : Mysterious Person From B Building
16 Chapter 15 : Who Is Servio?
17 Chapter 16 : Masalah dimana-mana
18 Chapter 17 : Kehidupan Seseorang Yang Menyakitkan
19 Chapter 18 : Sisi Misterius Frigid
20 Chapter 19 : Pengorbanan Seorang Frigid
21 Chapter 20 : Bantuan Yang Tidak Terduga
22 Chapter 21 : The Reason
23 Chapter 22 : Tentang Cinta Pertama yang Misterius
24 Chapter 23 : Berburu Di Luar Akademi
25 Chapter 24 : Frigid and Ree
26 Chapter 25 : Hidup Yang Bukan Milik Diri Sendiri
27 Chapter 26 : Hidup yang Dibenci
28 Chapter 27 : Percakapan di Tengah Danau
29 Chapter 28 : Henny dari Litore
30 Chapter 29 : Hidup Normal Bagi Ree
31 Chapter 30 : Mangkuk Bunga Matahari
32 Chapter 31 : Pertemuan Kedua
33 Selingan
34 Chapter 32 Frigid and Smith
35 Chapter 33 : Rasa Sakit Frigid
36 Chapter 34 : Balasan Ree Untuk Servio
37 Chapter 35 : Kunjungan Henny
38 Chapter 36 : Kekasih Servio??
39 Chapter 37 : Sesuatu Dalam Obat Frigid
40 Chapter 38 : Suatu Alternatif
41 Chapter 39 : Tamu Kelas Berburu
42 Chapter 40 : Identitas Syricie
43 Chapter 41 : Hancurnya Pertunangan
44 PENGUMUMAN
45 Chapter 42 : The Past
46 Chapter 43 : The Past Part 2
47 Chapter 44 : The Reason
48 Chapter 45 : Keputusan Final Servio
49 Chapter 46 : Akar Masalah
50 Chapter 47 : Kebenaran Servio?
51 Chapter 48 : Luka Lama Ree
52 Chapter 49 : Perasaan Yang Sebenarnya
53 Chapter 50 : Seseorang dan Topengnya
54 Chapter 51 : Kabar baru
55 Chapter 52 : Peralihan
56 Chapter 53 : Seseorang Yang Tidak Terduga
57 Chapter 54 : Kebebasan
58 Chapter 55 : Magang
59 Chapter 56 : Pergerakan Semua Orang
60 Chapter 57 : Obrolan Berat
61 Chapter 58 : Menjadi Bantuan Untuk Orang Lain
62 Chapter 59 : Sebuah Janji
63 Chapter 60 : Servio Visits Litore
64 Chapter 61 : Obrolan Panjang Baru-Baru Ini
65 Chapter 62 : Meet Again at Litore
66 Chapter 63 : Yohan
67 Chapter 64 : Kesan
68 Chapter 65 : Rasa Geram Karena Tingkah Konyol
69 Chapter 66 : Kabur Dari Kenyataan Itu Sulit
70 Chapter 67 : Kebenaran Yang Sebenarnya
71 Chapter 68 : Jangan Sering Melamun Atau Akan Terjadi Sesuatu Yang Konyol
72 Chapter 69 : Rasa Damai Yang Bersamaan Dengan Patah Hati
73 Chapter 70 : Surat Dari Litore
74 Chapter 71 : Tekad Si Kembar
75 Chapter 72 : Tidak Sendirian Berjuang
76 Chapter 73 : Pembicaraan Kakak Adik
77 Chapter 74 : Interogasi
78 Chapter 75 : Hal Yang Sederhana Paling Mudah Dilupakan
79 Chapter 76 : Akar
80 Chapter 77 : Perusak Kencan Orang Lain
81 PEMBERITAHUAN HIATUS
82 Chapter 78 : Long Time No See
83 Chapter 79 : Lumen Family
84 Chapter 80 : Pergi Ke Leafa
85 Chapter 81 : Hukuman Untuk Keluarga Lumen
86 Chapter 82 : Langkah Berontak Frigid Yang Pertama
87 Chapter 83 : Makam Kosong
88 Chapter 84 : Pihak Netral
89 Chapter 85 : Dasar Suatu Hubungan
90 Chapter 86 : Kembali ke Litore
91 Chapter 87 : Menghilang Dalam Kabut
92 Chapter 88 : Reuni Tak Terduga
93 Chapter 89 : Akhirnya, Menyerah?
94 Chapter 90 : Langkah Naif dan Nekat
95 Chapter 91 : Impian Seorang Pangeran Kecil
96 Chapter 92 : Pergi Jalan-jalan
97 Chapter 93 : Menyelinap
98 Chapter 94 : Merinding
99 Chapter 99 : Kediaman Frigid
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Chapter 1 : Celotehan Ree
2
Chapter 2 : Start Line
3
Chapter 3 : Kelas Berburu
4
Bertemu dengan...
5
Chapter 4 : Buruan Pertama
6
Chapter 5 : Heittblood bersaudara
7
Chapter 6 : Kekurangan Ree
8
Chapter 7 : Perhatian Seorang Saudara
9
Chapter 8 : Apology
10
Chapter 9 : Alexander and Liliana
11
Chapter 10 : Keputusan Viovarand
12
Chapter 11 : Kelas Berburu Pertama Alexander
13
Chapter 12 : Ree's Rule
14
Chapter 13 : The Bad Day
15
Chapter 14 : Mysterious Person From B Building
16
Chapter 15 : Who Is Servio?
17
Chapter 16 : Masalah dimana-mana
18
Chapter 17 : Kehidupan Seseorang Yang Menyakitkan
19
Chapter 18 : Sisi Misterius Frigid
20
Chapter 19 : Pengorbanan Seorang Frigid
21
Chapter 20 : Bantuan Yang Tidak Terduga
22
Chapter 21 : The Reason
23
Chapter 22 : Tentang Cinta Pertama yang Misterius
24
Chapter 23 : Berburu Di Luar Akademi
25
Chapter 24 : Frigid and Ree
26
Chapter 25 : Hidup Yang Bukan Milik Diri Sendiri
27
Chapter 26 : Hidup yang Dibenci
28
Chapter 27 : Percakapan di Tengah Danau
29
Chapter 28 : Henny dari Litore
30
Chapter 29 : Hidup Normal Bagi Ree
31
Chapter 30 : Mangkuk Bunga Matahari
32
Chapter 31 : Pertemuan Kedua
33
Selingan
34
Chapter 32 Frigid and Smith
35
Chapter 33 : Rasa Sakit Frigid
36
Chapter 34 : Balasan Ree Untuk Servio
37
Chapter 35 : Kunjungan Henny
38
Chapter 36 : Kekasih Servio??
39
Chapter 37 : Sesuatu Dalam Obat Frigid
40
Chapter 38 : Suatu Alternatif
41
Chapter 39 : Tamu Kelas Berburu
42
Chapter 40 : Identitas Syricie
43
Chapter 41 : Hancurnya Pertunangan
44
PENGUMUMAN
45
Chapter 42 : The Past
46
Chapter 43 : The Past Part 2
47
Chapter 44 : The Reason
48
Chapter 45 : Keputusan Final Servio
49
Chapter 46 : Akar Masalah
50
Chapter 47 : Kebenaran Servio?
51
Chapter 48 : Luka Lama Ree
52
Chapter 49 : Perasaan Yang Sebenarnya
53
Chapter 50 : Seseorang dan Topengnya
54
Chapter 51 : Kabar baru
55
Chapter 52 : Peralihan
56
Chapter 53 : Seseorang Yang Tidak Terduga
57
Chapter 54 : Kebebasan
58
Chapter 55 : Magang
59
Chapter 56 : Pergerakan Semua Orang
60
Chapter 57 : Obrolan Berat
61
Chapter 58 : Menjadi Bantuan Untuk Orang Lain
62
Chapter 59 : Sebuah Janji
63
Chapter 60 : Servio Visits Litore
64
Chapter 61 : Obrolan Panjang Baru-Baru Ini
65
Chapter 62 : Meet Again at Litore
66
Chapter 63 : Yohan
67
Chapter 64 : Kesan
68
Chapter 65 : Rasa Geram Karena Tingkah Konyol
69
Chapter 66 : Kabur Dari Kenyataan Itu Sulit
70
Chapter 67 : Kebenaran Yang Sebenarnya
71
Chapter 68 : Jangan Sering Melamun Atau Akan Terjadi Sesuatu Yang Konyol
72
Chapter 69 : Rasa Damai Yang Bersamaan Dengan Patah Hati
73
Chapter 70 : Surat Dari Litore
74
Chapter 71 : Tekad Si Kembar
75
Chapter 72 : Tidak Sendirian Berjuang
76
Chapter 73 : Pembicaraan Kakak Adik
77
Chapter 74 : Interogasi
78
Chapter 75 : Hal Yang Sederhana Paling Mudah Dilupakan
79
Chapter 76 : Akar
80
Chapter 77 : Perusak Kencan Orang Lain
81
PEMBERITAHUAN HIATUS
82
Chapter 78 : Long Time No See
83
Chapter 79 : Lumen Family
84
Chapter 80 : Pergi Ke Leafa
85
Chapter 81 : Hukuman Untuk Keluarga Lumen
86
Chapter 82 : Langkah Berontak Frigid Yang Pertama
87
Chapter 83 : Makam Kosong
88
Chapter 84 : Pihak Netral
89
Chapter 85 : Dasar Suatu Hubungan
90
Chapter 86 : Kembali ke Litore
91
Chapter 87 : Menghilang Dalam Kabut
92
Chapter 88 : Reuni Tak Terduga
93
Chapter 89 : Akhirnya, Menyerah?
94
Chapter 90 : Langkah Naif dan Nekat
95
Chapter 91 : Impian Seorang Pangeran Kecil
96
Chapter 92 : Pergi Jalan-jalan
97
Chapter 93 : Menyelinap
98
Chapter 94 : Merinding
99
Chapter 99 : Kediaman Frigid

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!