“Juna, cuman itu kata-kata yang kamu ucapkan pertama kali ke aku yang lama gak ketemu ini?” tanya Kais, yang ternyata adalah sahabat Juna, sejak ia pindah ke Seoul.
“Maaf, tapi aku buru-buru. Karena aku memikirkan sesuatu tentang pelaku yang membunuh dia,” balas Juna, menatap mayat korban yang ada di ruang otopsi.
“Kenapa? Ada apa? Apa kamu tahu siapa pembunuh nya?” tanya Kais lagi.
“Aku kan….” Belum sempat menyelesaikan perkataan nya, tiba-tiba saja hp Juna berbunyi.
“Kap code zero, ada gadis berusia 23 th bernama Elva, dia mengaku diculik dan disekap didalam bagasi mobil dan saat ini mobilnya sedang melaju di jalan raya, karena polisi patroli gagal mengahadangnya, mobil pelaku masuk kedalam jalan tol. Polisi patroli masih sedang mencoba kembali masuk ke jalan tol, tapi untungnya korban sempat melihat nomor plat mobil nya.” Kokoh yang langsung menelepon Juna ketika ada keadaan genting yang ia hadapi.
“Oke, aku akan segera kesana. Akan aku hubungi kembali ketika sudah dalam perjalanan,” balas Juna yang langsung mengakhiri panggilan setelah mengatakan kata-kata terakhir nya.
“Aku akan kembali lagi, aku permisi dulu," pamit Juna terburu-buru setelah mendapatkan telepon dari Kokoh.
Juna berlari untuk keluar dari gedung BFN dan ia langsung masuk mobil begitu sudah sampai di parkiran, sedangkan Marco sudah bersiap dengan menyalakan mesinnya jadi mereka bisa langsung berangkat.
Ketika mobilnya sudah melaju di jalan raya….
“Kita sudah ada dijalan untuk mengejar pelaku, kirim lokasi pelaku sekarang,” pinta Juna yang berkomunikasi melalui mini phone.
“Pelaku sudah keluar dari jalan tol dan sekarang melaju dijalan biasa yang ada di jl. Kalimantan,” sahut Jiny memberi laporan kepada Juna tentang lokasi pelaku.
“Oke, kita langsung menuju kesana sekarang,” balas Juna.
“Kita juga sudah berada di jalan Kap,” celetuk Yuyun yang suaranya muncul dari mini phone.
Tim golden time terus mencoba mempercepat laju mobil nya, hingga beberapa menit kemudian…
“Ko center, berapa nomor plat mobil pelaku?” tanya Juna.
“B4546LA Kap,” jawab Kokoh.
“Okey, kita semakin dekat,” gumam Juna.
“Agen M salip mobil itu dan percepat laju mobilnya,” ucap Juna yang mengarahkan Marco yang memegang kemudi, sembari dia terus menatap ke depan.
“Siap Kap,” jawab Marco dengan singkat, ia mengemudian mobilnya ke kanan dan ke kiri untuk menyalip semua mobil yang ada dihadapan mobilnya.
Pada akhirnya mobil yang mereka kendarai sudah berada tepat di belakang mobil pelaku.
“Mobil SUV biru dengan plat nomor B4546LA tolong menepi, sekali lagi mobil SUV biru dengan plat nomor B4546LA dimohon untuk menepi!!” teriak Juna mencoba memberi perintah melalu megaphone yang bersuara keras.
Orang yang mengendarai mobil itupun menepikan mobilnya sesuai dengan perintah, setelah mobil itu berhenti Juna dan Marco turun dari mobil, lalu mereka mendekat ke mobil yang sudah berhenti itu.
“Tolong buka pintu nya, kita ingin memeriksa kartu identitas Anda.” Juna mengetok-ngetok kaca mobil SUV yang tertutup rapat itu.
Setelah beberapa kali mengetok-ngetok, tidak ada tanggapan dari pengendara mobil dan tidak ada suara dari pengemudi.
“Woy... Saya bilang buka pintunya, atau paling tidak buka kaca mobil Anda, kita dari kepolisian, kita tidak ingin bercanda, kita ingin memeriksa identitas Anda,” ucap Juna sekali lagi dengan nada yang sedikit meninggi.
Ketika Juna sedang sibuk di pintu depan, tiba-tiba dibelakang terdengar sesuatu…
“Eeemm... eeemmm....”
“Braack... braaack....”
“Suara apa itu dibelakang? Woy Pak tolong buka bagasi belakangnya sekarang juga!” bentak Juna yang sudah terpancing emosi.
“Buka bagasinya sekarang woy!!!” teriak Marco yang menggedor-gedor pintu bagasi belakang mobil.
"Hei! Buka pintu mobil nya sekarang... o... o... o kenapa malah... heei!!!” teriak Juna yang mulai sangat emosi, dia sudah berhasil membuka pintu mobilnya sedikit, tapi ia harus berakhir dengan rasa kekecewaan, karena usahanya ternyata sia-sia.
“Masuk mobil! Kita kejar dia sekarang!” teriak Juna sambil berlari dan masuk kedalam mobil.
Mereka bedua kembali masuk kedalam mobil, dan kejar-kejaran pun kembali dimulai. Mereka terus berusaha mengejar mobil pelaku dengan semakin mempercepat laju mobilnya dan menyalip semua mobil yang dihadapan mereka, tetapi tiba-tiba saja.…
“Brack... ccciiiitttttt....”
Mobil yang mereka tumpangi ditabrak oleh sebuah truk dari arah samping setibanya di persimpangan, kecelakaan itu cukup parah karena sesudah di tabrak, mobil mereka berputar-putar beberapa detik dan akhirnya berhenti karena menabrak pembatas jalan.
“Aaaahhh... Agen M... Agen M... Marco!” teriak Juna yang terlihat panik melihat Marco tak sadarkan diri, ia juga terus mencoba membangunkan Marco.
Marco yang cedera cukup parah, akhirnya dibawa ke rumah sakit dan segera ditangani dokter, sedangkan Juna hanya mengalami luka ringan dan hanya mengalami sedikit cedera pada kepala dan lengannya.
“Iya, ada apa?” Juna menjawab telepon yang masuk.
“Kapten tidak apa-apa, bagaimana dengan Agen M?” tanya Yuyun menunjukkan rasa khawatirnya yang terdengar dari suaranya.
“Aku gak apa-apa, tapi sepertinya Agen M cukup parah,” jawab Juna memasang wajah yang penuh rasa bersalah.
“Apa pelaku sudah tertangkap?” tanya Juna penasaran.
Yuyun mendesah kesal. “Belum Kap,” jawab Yuyun.
“Aku akan balik ke kantor sekarang,” tutur Juna yang langsung menutup teleponnya.
Juna segera kembali ke kantor sendiri dengan menaiki taxi, sedangkan Marco masih ada dirumah sakit melakukan perawatan.
Setibanya di Kantor polisi….
“Aaww… Kap katanya tidak apa-apa, tapi lihat ini tangan dan jidat kapten sampai terluka seperti ini?” cetus Yuyun yang menatap setiap detil bagian tubuh Juna yang terluka.
“Ini masih biasa aja, jadi bagaimana apakah lokasi pelaku sudah kamu ketahui?” tanya Juna yang sudah sangat penasaran.
“Belum Kap, tapi aku sudah menemukan siapa pemilik mobil nya,” balas Jiny.
“Siapa pemiliknya?” Juna langsung duduk di salah satu kursi yang ada diruangan itu.
“Namanya Alvaro usianya sebaya dengan korban dan setelah aku gali lebih dalam, dia adalah pacar korban, aaahh... ini foto nya Kap.” Jiny menyodorkan sebuah foto laki-laki yang bernama Alvaro ke Juna.
“Bukan dia, bukan dia orang yang ada didalam mobil tadi, aku memang cuman melihat sekitas sewaktu pintu mobilnya terbuka, tetapi aku sangat yakin yang aku lihat tadi bukan dia,” sangkal Juna meletakkan foto yang diberikan Jiny ke meja.
“Haah... apa itu artinya itu mobil curian?” gerutu Jiny sendiri yang masih dapat di dengar rekan satu tim nya.
“Belum tentu, bisa saja dia punya kaki tangan,” sahut Juna menatap ke arah Jiny.
“Sebentar Kap, aku tadi menemukan mobil yang dikendarai pelaku dari rekaman cctv, ini.” Jiny mengarahkan layar monitor menghadap ke arah Juna, agar ia dapat melihatnya.
“Lalu apakah ada rekaman cctv lain setelah rekaman ini?” Kedua mata Juna masih tidak melepas dari layar monitor sedikitpun.
“Aku sudah cek cctv yang jaraknya paling dekat dengan cctv ini, tapi tidak ada yang lewat meskipun sudah satu jam lebih,” ungkap Jiny menunjukkan semua yang ia temukan.
“Aneh, apa disekitar sana ada jalan pintas lain? Jalan yang ditutup dan sudah tidak digunakan lagi?” tanya Juna.
“Sebentar Kap.” Jiny kembali mengotak-atik komputer nya untuk mencari tahu.
Beberapa menit kemudian….
“Ada Kap! Sebelum persimpangan menuju tol, ternyata ada jalan yang ditutup. Dulu jalan itu dibuka, tapi karena sering ada kasus pembegalan, jadi jalannya sekarang ditutup dan tidak difungsikan.” Jiny menjelaskan apa yang sudah ia temukan.
“Oke, kita kesana, tapi ingat! Karena kita tidak tahu di tempat itu hanya untuk lewat atau markas penjahat itu, jadi jangan bunyikan sirine dahulu, agar kita lebih cepat menagkap pelaku dan menyelamatkan korban, kita berangkat sekarang!!” juna memberi anggota tim nya arahan sebelum berangkat agar tidak salah langkah dan lebih cepat menyelamatkan korban.
Mereka semua berangkat menuju lokasi yang disebutkan.
Setibanya di lokasi mereka semua turun dari mobil dan melihat hanya ada hamparan alang-alang sepanjang mata memandang.
“Aku akan ke sana, Agen Y dan agen C kesana... oke,” bisik Juna.
Kedua anggota nya mengangguk dan langsung melaksanakan, mereka terus mencari dengan langkah perlahan dan akhirnya setelah beberapa menit kemudian, Juna menemukan pelaku terlebih dahulu yang sedang….
.
.
.
.
.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments