-4- Kejahatan Yang Tidak Asing 2

“Kap, saya mendapatkan rekaman cctv dari minimarket terdekat.” Charly berlari dari arah kejauhan, ia melaporkan yang ia dapatkan ke Juna.

“Coba lihat,” cetus Juna melihat rekaman yang sudah diputarkan Charly.

“Orang ini benar-benar mencurigakan, apa yang dia bawa di karung sebesar itu,” gumam Juna mengerutkan dahinya waktu menonton rekaman cctv di hp Charly.

“Oh... kerja bagus, tetapi kita tidak bisa hanya menangkap seseorang hanya dengan rekaman, untuk sementara ini bawa rekaman ini ke Agen J, cari tau siapa dia dan kita akan pantau terlebih dahulu, jangan biarkan dia lolos, baru kalau ada hasil dari forensik dan mengarah ke dia, baru kita tangkap,” puji Juna, atas apa yang sudah di temukan Charly.

“Baik, Kap.” Charly yang mendengarkan kata-kata Juna langsung menjauh dan melaksanakan apa yang dikatakan Juna.

“Dimana aku pernah melihat cara pembunuhan seperti itu? Aku yakin pernah melihatnya diwaktu yang lama,” gumam Juna yang tertunduk lesuh, karena tidak mengingat sesuatu yang penting ketika ia butuhkan.

Tim forensik terus bekerja, dari kejauhan para petugas forensik memasukkan mayat kedalam mobil jenazah, yang akan dibawa ke gedung BFN untuk dilakukan otopsi

“Tunggu dulu Pak! Saya ingin memastikan sesatu,” teriak Juna menghentikan langkah tim forensik.

Juna tanpa ragu berjalan dengan cepat menuju dua petugas forensik yang sedang menandu mayat korban, Juna yang sudah berada di sebelah mayat tanpa rasa ragu merogoh mulut mayat itu, dan benar saja Juna menemukan...

“Aawww, benar dugaan ku... permen mint? Pembunuhnya benar-benar kejam, dia meletakkan ini supaya jejaknya semakin menghilang,” gerutu Juna yang masih bisa didengar oleh petugas forensik.

“Pak, bawa ini sekalian. Suruh Dokter yang mengidentifikasinya memeriksa permen ini juga,” ujar Juna, ia langsung mengembalikan permen itu kedalam mulut korban.

“Aaauuuww… apa Kapten tidak mersa jijik ya? Meskipun dia memakai sarung tangan karet, tapi tetap saja masih berasa apa yang dipegang dan tersentuh dengan jari nya,” guman Marco merasa jijik sendiri.

“Dia semakin mirip dr. Kais, Agen M sebaiknya kamu saja yang ikut ke BFN, aku lagi males bertemu dengan dr.Kais,” ucap Yuyun, yang langsung menjauh keluar area garis polisi.

“H... hei... bagaimana bisa seperti itu, Agen Y... Agen Y,” panggil Marco terhadap Yuyun, tetapi tidak digubris oleh Yuyun.

Juna melangkah mendekati Marco. “Tidak ada petugas lain disekitar sini, berarti kamu yang akan menemani saya ke BFN,” ajak Juna.

“….” Marco diam saja dan tidak bergerak dari tempatnya.

“Kenapa? Ada yang salah? Kenapa kamu masih tetap diam disana Agen M?” tanya Juna yang berbalik, karena dia merasa Marco tidak mengikuti langkahnya.

“Anu... Kap... aku... eeemm,” gagap Marco yang takut untuk menolak.

Juna hanya bisa menghelah nafas panjang melihat sikap Marco. “Aku akan traktir makanan apapun yang kamu inginkan setelah ini berakhir,” bujuk Juna.

“O... o... oh... benar ya, Kapten harus tepatin janji,” seru Marco yang kembali bersemangat dan menikuti langkah Juna.

“Iya.” Juna melempar senyumnya ke Marco yang mulai terlihat semangat kembali.

“Kalau begitu kita ke BFN sekarang,” ajak Juna sebagai kapten tim nya.

Mereka berdua berangkat ke BFN, sementara itu Charly dan Yuyun kembali ke kantor.

Sesampainya di Gedung BFN (Badan Forensik Nasional)….

Juna dan Marco masuk, mereka langsung berjalan menuju ruangan tunggu sekaligus berguna untuk melihat otopsi.

“Oo! Marco kamu sudah disini,” sapa seseorang yang sudah berada diruangan tunggu otopsi.

“Ho... hai, aaa... kenalin ini Kapten baru tim ku,” balas Marco, ia juga memperkenalkan Juna ke orang yang sudah ia kenal tersebut.

“Oh, halo Kapten. Aku Jaguar sohib nya dia.” Jaguar menatap laki-laki berambut coklat yang sedang berdiri disebelah Marco, ia juga dengan sopan langsung mengulurkan tangannya untuk mengajak Juna berkenalan.

“Kap, dia teman akrab ku namanya Jaguar,” ucap Marco.

“Salam kenal, saya Juna Kapten tim baru golden time,” ujar Juna membalas uluran tangan Jaguar.

“Tumben kamu mau ke sini? Biasanya kalau dr. Kais yang mengotopsi, kamu tidak mau datang.” Jaguar menarik ujung bibirnya, ia mencetak senyum nya dan menatap ke arah Marco.

“Tunggu dulu, kata dia tadi apa? Dokter Kais?” sahut Juna mendengar pembicaraan Marco dan Jaguar.

“Aaa... iya Kap, Dokter yang mengotopsi itu namanya dr. Kais, dia Dokter yang cukup... eeemm,” jawab Marco yang merasa bingung sendiri ketika akan mendefinisikan dr. Kais.

“Cukup galak maksud Marco Kap, karena dr. Kais sendiri orang nya cukup disiplin dan….” Kata-kata Jaguar terpotong karena mendengar keributan dari dalam secara tiba-tiba.

Sementara itu yang terjadi didalam ruang otopsi….

“Hei… foto yang bener!! Sudah berapa kali saya bilang, foto tiap saya melakukan gerakan!!! Agus, saya sudah bilang berapa kali untuk memfoto bagian penting saat otopsi saya!” murkah dr. Kais terhadap asistennya yang bertugas untuk mengambil foto.

“M... m... maafkan saya Dok,” gagap Agus yang takut melihat wajah dr. Kais, hingga ia terus menunduk.

“Agus meskipun kamu masih baru, tapi kamu sudah sering mengikuti otopsi saya kan? Seharusnya kamu belajar dari kesalahan, bukan malah terus melakukan kesalahan seperti ini!!” cetus dr. Kais sekali lagi dengan sangat marah.

“Maaf Dok, maafkan saya sekali lagi, saya akan berusaha lebih keras kembali,” jawab asisten yang bernama Agus terus menunduk.

“Sudahlah, saya tidak mau rugi dan waktu saya terbuang percuma, jangan pernah coba ikut otopsi saya lagi sebelum kebiasaan jelek kamu hilang. Jesica, panggil Jaguar sekarang!” pinta dr. Kais tanpa melihat asisten yang ia suruh.

Asisten yang bernama Jesica itu langsung berjalan menuju ke ruangan sebelah, karena dia tau Jaguar sedang melihat otopsi dari tadi.

Setelah di panggil Jaguar langsung masuk ke dalam ruang otopsi dan otopsi kembali dilanjutkan.

Beberapa jam kemudian akhirnya otopsi selesai….

Dokter Kais dan dua asistenya keluar dari ruang otopsi, dan langsung menuju ke ruangan tunggu yang berada disebelah.

Akhirnya dr. Kais bertatapan langsung dengan Juna, di tempat yang kurang tepat dan dengan kondisi yang tidak terduga.

“Bagaimana hasil dari otopsinya Dokter?” tanya Juna yang langsung maju, karena dia melihat Marco sepertinya agak sedikit takut dengan dr. Kais.

“….” Dokter Kais tidak merespon, ia hanya terus menatap Juna tanpa bisa berkedip sedikitpun.

Juna menghelah nafas dan tersenyum sinis. “Saya tau saya tampan... tapi ini BFN,” ujar Juna yang langsung meyadarkan dr. Kais dari lamunannya.

“Haah... maaf anda mengingatkan saya pada sahabat saya yang sudah lama tidak saya temui,” jawab dr. Kais membalas senyuman Juna.

“Hasil menunjukkan, kepala bagian atasnya hancur, semua sidik jarinya terkelupas dan ada memar di tiga bagian, pipi sebelah kanan, tepat dibawa rusuk dan yang terakhir pada bagian kaki. Semakin anehnya bekas memar atau bagian yang hancur selalu menunjukkan bentuk yang sama,” jelas dr. Kais.

“Pada awalnya saya pikir itu mungkin cuman kebetulan, tetapi kalau dipikirkan kembali tidak mungkin ada yang sangat kebetulan seperti itu, jadi saya berani berasumsi kalau luka-luka yang ada di tubuh korban adalah luka pukulan benda tumpul, lalu kalau dilihat sekali lagi itu bukan cuman sekedar benda tumpul biasa, melainkan senjata yang jarang digunakan oleh kebanyakan orang,” imbuh dr. Kais pada penjelasannya.

“Aaa... kemungkinan itu senjata pembunuhnya,” tambah dr. Kais lagi.

“Apa ada lagi yang akan kalian tanyakan?” tanya dr. Kais.

“Tidak ada,” celetuk Marco yang langsung menjawab karena melihat Juna terdiam.

“Baik, kalau begitu kita permisi terlebih dahulu.” Kais berjalan akan meninggalkan ruangan, tetapi....

“Dokter Kais saya ingin bicara dengan Anda, apa Anda punya waktu sebentar?” panggil Juna, yang langsung membalikkan badannya menatap dr. Kais yang akan pergi dari ruangan.

“Sebenarnya saya hari ini cukup sibuk, tapi saya rasa bisa luangkan waktu sebentar, kalau begitu kalian duluan saja,” balas dr. Kais dan menyuruh dua asisten nya pergi meninggalkan ruangan, sementara dia masih tetap di dalam ruangan.

“Agen M, kamu tolong tunggu diluar... ah, kalau tidak keberatan kamu langsung saja ke mobil,” pinta Juna.

Marco melangkahkan kaki nya dan pergi dari ruangan, lalu sekarang hanya tersisa mereka berdua yang sedang berdiri berhadapan.

Juna menghelah nafas lega setelah hanya tersisah mereka berdua di dalam ruangan.

“Hei tolong bantu aku untuk menyentuh mayat korban secara langsung.” Juna segera mengutarakan keinginannya yang dari tadi ia pendam.

“Juna, cuman itu kata-kata yang kamu ucapkan pertama kali ke aku yang lama gak ketemu ini?” tanya Kais, yang ternyata adalah....

.

.

.

.

.

Bersambung….

***********************************************

*Cuplikan episdode 5*

“Kap code zero, ada gadis berusia 23 th bernama Elva, dia mengaku diculik dan disekap didalam bagasi mobil dan saat ini mobilnya sedang melaju di jalan raya, karena polisi patroli gagal mengahadangnya, mobil pelaku masuk kedalam jalan tol. Polisi patroli masih sedang mencoba….

Episodes
1 -1- Akar Dari Semua Tragedi
2 -2- Awal Baru, Keluarga Baru
3 -3- Kejahatan Yang Tidak Asing
4 -4- Kejahatan Yang Tidak Asing 2
5 -5- Kehidupan Seperti Membuka Kotak Hadiah
6 -6- Kehidupan Seperti Membuka Kotak Hadiah 2
7 -7- Terdapat 2 Rasa Coklat, Manis Dan Pahit
8 -8- Sebuah Undangan Masa Lalu
9 -9- Flashback
10 -10- First Day In Seoul
11 -11- Love Lock
12 -12- Coklat Panas Penjawab Keraguan
13 -13- Takdir Dari Sebuah Kecelakaan
14 -14- Special Night
15 -15- I'm Not Loser
16 -16- Sahabat Bagai Rama Shinta
17 -17- Sahabat Bagai Rama Shinta 2
18 -18- Sweet Moments In N Tower
19 -19- Lotte World
20 -20- Menyusun Kepingan Puzzel
21 -21- Sebab Dan Akibat
22 -22- Back To Jakarta
23 -23- Badai Setelah Pelangi
24 Informasi Baru !!!
25 -24- Hero
26 -25- Anjing Liar
27 -26- Memory Rumah Lama
28 -27- Kesalahpahaman
29 Pengumuman/Diperhatikan Sebelum Membaca !!!
30 -28- Tanpa Kabar
31 -29- Pentingnya Sebuah Kejujuran
32 -30- Pelangi Sebelum Hujan
33 -31- Perburuan
34 -32- Awal Dari Perburuan Besar
35 -33- Badai
36 -34- Perpisahan Terakhir
37 -35- KAPTWO
38 -36- 1 Night In Seoul
39 -37- Married
40 -38- Petunjuk Baru??
41 -39- Kecil Tak Berdosa Mengalami Hal Pahit
42 -40- Kecil Tak Berdosa Mengalami Hal Pahit 2
43 -41- Sikap yang Beku dan Hati yang Hangat
44 -42- Serpihan Cerita Lama
45 -43- Menjerat Kambing Hitam
46 -44- Menjerat Kambing Hitam 2
47 -45- Hujan Belum Redah
48 -46- Kepingan Memori
49 -47- Lembaran Memori
50 -48- Malam Penuh Bintang
51 -49- Rumah Kenangan
52 -50- Mimpi
53 -51- Meninggalkan kenangan lama, Membuat kenangan baru
54 -52- Persiapan Awal
55 -53- Dokter Lucky
56 -54- Status Hubungan
57 -55- Tim Beta
Episodes

Updated 57 Episodes

1
-1- Akar Dari Semua Tragedi
2
-2- Awal Baru, Keluarga Baru
3
-3- Kejahatan Yang Tidak Asing
4
-4- Kejahatan Yang Tidak Asing 2
5
-5- Kehidupan Seperti Membuka Kotak Hadiah
6
-6- Kehidupan Seperti Membuka Kotak Hadiah 2
7
-7- Terdapat 2 Rasa Coklat, Manis Dan Pahit
8
-8- Sebuah Undangan Masa Lalu
9
-9- Flashback
10
-10- First Day In Seoul
11
-11- Love Lock
12
-12- Coklat Panas Penjawab Keraguan
13
-13- Takdir Dari Sebuah Kecelakaan
14
-14- Special Night
15
-15- I'm Not Loser
16
-16- Sahabat Bagai Rama Shinta
17
-17- Sahabat Bagai Rama Shinta 2
18
-18- Sweet Moments In N Tower
19
-19- Lotte World
20
-20- Menyusun Kepingan Puzzel
21
-21- Sebab Dan Akibat
22
-22- Back To Jakarta
23
-23- Badai Setelah Pelangi
24
Informasi Baru !!!
25
-24- Hero
26
-25- Anjing Liar
27
-26- Memory Rumah Lama
28
-27- Kesalahpahaman
29
Pengumuman/Diperhatikan Sebelum Membaca !!!
30
-28- Tanpa Kabar
31
-29- Pentingnya Sebuah Kejujuran
32
-30- Pelangi Sebelum Hujan
33
-31- Perburuan
34
-32- Awal Dari Perburuan Besar
35
-33- Badai
36
-34- Perpisahan Terakhir
37
-35- KAPTWO
38
-36- 1 Night In Seoul
39
-37- Married
40
-38- Petunjuk Baru??
41
-39- Kecil Tak Berdosa Mengalami Hal Pahit
42
-40- Kecil Tak Berdosa Mengalami Hal Pahit 2
43
-41- Sikap yang Beku dan Hati yang Hangat
44
-42- Serpihan Cerita Lama
45
-43- Menjerat Kambing Hitam
46
-44- Menjerat Kambing Hitam 2
47
-45- Hujan Belum Redah
48
-46- Kepingan Memori
49
-47- Lembaran Memori
50
-48- Malam Penuh Bintang
51
-49- Rumah Kenangan
52
-50- Mimpi
53
-51- Meninggalkan kenangan lama, Membuat kenangan baru
54
-52- Persiapan Awal
55
-53- Dokter Lucky
56
-54- Status Hubungan
57
-55- Tim Beta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!